Wm231 Materi Tas
Wm231 Materi Tas
BENCHMARKING
Tujuan utama benchmarking adalah membuka peluang untuk memperbaiki kinerja di bagian-bagian utama. Manfaat benchmarking: - memahami kegiatan-kegiatan dan proses-proses yang merupakan kunci ke arah keberhasilan bisnis dan memuaskan kebutuhan pelanggan - memberi peringatan manajemen apa saja yang dapat menjadikan organisasi terbaik - menentukan standar kinerja tujuan kegiatan-kegiatan kunci untuk menyamai atau melampaui perusahaan (organisasi) yang terbaik - mempelajari bagaimana perusahaan-perusahaan lain mencapai standar yang baik (Tanpa benchmarking sebuah perusahan dapat menjadi picik dan cepat merasa puas. Perusahaan mungkin saja telah menentukan sasaran yang kelihatannya agresif berdasarkan kinerja yang ada sekarang, tetapi tidak menyadari mungkin saja di kemudian hari meleset dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang sangat berhasil) Bidang-bidang benchmarking 1. Kepuasan pelanggan: - kesesuaian produk dengan kebutuhan - keandalan - penyerahan tepat waktu - waktu pengiriman setelah pesanan 2. Kinerja keuangan: - penjualan per pegawai - umur piutang - penanaman modal dalam R&D 3. Distribusi: - biaya kegiatan distribusi - waktu dalam daur distribusi - jumlah tingkat distribusi 4. Pembelian : - jumlah pemasok - pemasok setiap pembeli - pembeli setiap 1000 transaksi - penyerahan terlambat - rata-rata penolakan - kekurangan 5. Manajemen bahan baku:- ruang gudang - persediaan - waktu daur 6. Rancangan (desain):- waktu mengenalkan produk - jumlah perubahan desain 7. Praktik manajemen (mis. Manajemen SDM, manajemen keselamatan kerja, manajemen kualitas, dll.)
-1
BENCHMARKING
Identifikasi kegiatan-kegiatan kunci dapat melalui : 1. survey pasar/pelanggan 2. analisis fungsi, mengidentifikasi tujuan bisnis dan masing-masing fungsinya dalam pengertian memuaskan kebutuhan pelanggan eksternal 3. analisis keuangan menggambarkan kegiatan-kegiatan yang memerlukan biaya besar atau dimana biaya-biaya ketidaksesuain (Non Conformance Cost) paling banyak timbul Siapa pembandingnya? bagian-bagian lain organisasi sendiri: Informasi mudah diperoleh namun dapat menciptakan hasil aman yang dangkal. Pesaing: Informasi sulit diperoleh, kecuali informasi itu ada di tempat umum. industri-industri lain. Indutri lain mungkin saja melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang sama sekali berbeda: Informasi cenderung lebih mudah diperoleh. Sumber informasi a. pelanggan dan pemasok mereka seringkali memiliki informasi tentang pesaing dan kinerja mereka pada bagian tertentu. b. wartawan, akademisi, konsultan dan pialang saham mereka sering memiliki pandangan yang lebih luas tentang industri-industri lain. c. asosiasi perdagangan untuk industri sendiri maupun industri lain. d. para pegawai mereka mungkin memiliki pengalaman yang berguna. e. perkiraan-perkiraan, laporan-laporan yang diterbitkan, majalah-majalah bisnis f. survey pasar Kapan digunakan benchmarking? Terus-menerus perlu untuk: a. membandingkan kinerja dengan hasil benchmarking b. memperbarui bencmarking c. meninjau kegiatan yang diberi benchmarking untuk memastikan bahwa kegiatan itu masih merupakan kunci keberhasilan d. berupaya mengidentifikasi parameter-parameter kunci yang timbul, yang mungkin dapat menyediakan suatu dasar untuk benchmarking di masa mendatang Keterbatasan penggunaan benchmarking: 1. penggunaan benchmarking saja tidak akan memberitahu apa yang sebenarnya dikehendaki para pelanggan. Kalau produk kedaluwarsa, tidak ada perbaikan apapun di dalam proses produksi yang akan membuatnya dapat bersaing 2. penggunaan benchmarking dapat mengarahkan manajemen untuk memusatkan perhatian pada masalah persaingan yang ada. Penting sekali untuk tidak kehilangan pandangan tentang pentingnya meramalkan timbulnya ancaman yang akan datang. 3. penggunaan benchmarking hanya merupakan langkah pertama di jalan menuju perbaikan, perusahaan dapat mengambil manfaat kalau menerapkan perbaikan-perbaikan itu.
WM231 - Manajemen Operasi FE UKSW Salatiga
-2
BENCHMARKING
4. penggunaan bnenchmarking hanya mengidentifikasi tingkat-tingkat kinerja. Manajemen harus berusaha memahami bagaiman kinerja itu dicapai. Bagaimana memulai? dapat dipecah-pecah ke dalam sejumlah tahap kunci: 1. Bentuk sebuah tim benchmarking. Ini akan mencakup para pembuat keputusan dan para ahli proses. 2. Tentukan kegiatan-kegiatan yang merupakan kunci keberhasilan bisnis dan tentukan di mana perbaikan perlu dilakukan. 3. Tentukan pengukuran kinerja untuk perusahaan sendiri bagi kegiatankegiatan kunci. 4. Tandailah perusahaan yang mencapai kinerja baik/terbaik. 5. Kumpulkan informasi tentang standar-standar kinerja perusahaan itu, kalau perlu atur pertemuan dengan pihak perusahaan itu untuk berbicara dengan para manajer/pegawainya bagaimana kinerja itu mereka capai. 6. Identifikasi pelajaran yang diperoleh, dan pikirkan suatu cara untuk menerapkan pelajaran itu . Tetapkan suatu program perbaikan. Catatan-catatan: a. Penting untuk menghindari mengumpulkan terlalu banyak informasi. Pusatkan pada beberapa bagian rawan (penting) saja, daripada pada semua bagian sekaligus. b. Benchmarking merupakan kegiatan yang mahal. Bila dilaksanakan tanpa sebuah rencana tindakan untuk mengendalikan, mengukur dan memperbaiki kinerja, akan menjadi pemborosan waktu dan dana. c. Rincian-rincian bagaimana kinerja baik telah dicapai hanya dapat diperoleh melalui pembicaraan dengan para pegawai perusahaan. Sebuah pernyataan bahwa perbaikan dalam kinerja yang lengkap dan menyeluruh telah dicapai oleh perusahaan lain terbatas penggunaanya, kecuali terdapat informasi yang menyertainya tentang bagaimana hal itu tercapai. d. Penting untuk menyadari bahwa penerapan benchmarking hanya menunjukkan apa yang telah dicapai oleh perusahaan lain. Masalahnya adalah bagaimana menyediakan sebuah program yang berpandangan maju untuk menyediakan standar kinerja untuk waktu (generasi) yang akan datang.
BENCHMARK artinya: tanda untuk menentukan tingginya letak suatu daerah. (kamus Inggris Indonesia, John M. Echols & Hassan Shadily, Gramedia Jakarta, 1990)
-3
Temu 14
1
Manajemen Persediaan
wm 231 - han
Latar Belakang
2
y Perkembangan dunia
industri i d t i yang b berlangsung l cepat. y Meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas dan waktu pengiriman produk. y Persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya.
wm 231 - han
Peranan Manajemen
3
manajemen persediaan proaktif. proaktif y Manajemen persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan maupun tantangan yang y g ada dalam manajemen j persediaan.
wm 231 - han
dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan. y Salah satu caranya dengan meminimasi biaya pembelian.
wm 231 - han
Kasus Khusus
5
mempunyai standarisasi tertentu yang meliputi standar komposisi produk yang dihasilkan maupun bahan baku yang digunakan. y Waktu kadaluwarsa merupakan salah satu p permasalahan y yang gp penting g dan harus dipertimbangkan dalam perencanaan bahan baku.
wm 231 - han
Fungsi Persediaan
6
1 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Untuk memberikan suatu stok barang agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari konsumen. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. U t k menghindari Untuk hi d i d dari ik kekurangan k stok. t k Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik.
wm 231 - han
Jenis Persediaan
7
wm 231 - han
Manajemen Persediaan
8
1. Bagaimana mengelompokkan
produk-produk d k d k persediaan di (di (disebut b t analisis ABC) 2. Bagaimana mempertahankan keakuratan catatan persediaan yang ada. d
wm 231 - han
Analisis ABC
9
tangan ke dalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang (penerapan persediaan dari prinsip Pareto). y Pemikiran yang mendasari prinsip ini adalah bagaimana memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan yang penting. y Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC diukur dari permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya perunit.
wm 231 - han
Analisis ABC
10
y Butir persediaan kelas A :
Persediaan-persediaan yang jumlah nilai uang pertahunnya tinggi. Butir-butir persediaan semacam ini mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari butir-butir persediaan di total, l tetapi i mewakili kili 70% sampai i 80% dari d i total l bi biaya persediaan. di y Butir persediaan kelas B : Butir-butir persediaan yang volume tahunannya (dalam nilai uang) sedang. Butir-butir persediaan ini mungkin hanya mewakili 30% dari keseluruhan persediaan dan 15% sampai 25% dari total biaya persediaan. y Butir persediaan kelas C : Butir-butir persediaan yang volume tahunannya kecil, yang mewakili nilainya hanya 5% dari total biaya persediaan tetapi terdiri dari sekitar 55% dari keseluruhan persediaan.
wm 231 - han
Butir i Persediaan di A 80 70 60 50 40 30 20 10 0 10
Butir Persediaan B
Butir Persediaan C
20
wm 231 - han
system y p produksi dan p persediaan dan memungkinkan g organisasi untuk tidak hanya memfokuskan pada butir-butir persediaan yang dibutuhkan.
wm 231 - han
Penghitungan Siklus
13
persediaan yang dikembangkan lewat analisis ABC. Dengan prosedur penghitungan siklus, butir-butir persediaan dihitung, arsip diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasi secara berkala.
wm 231 - han
y Teknik-teknik yang dapat diterapkan mencakup : { Pemilihan karyawan, y , pelatihan, p , dan disiplin p yang y g baik. { Pengendalian yang ketat atas kiriman barang yang datang. { Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas.
wm 231 - han
y g berkaitan dengan yang g p penyimpanan y p atau p penahanan (carrying) persediaan sepanjang waktu tertentu. Biaya penyimpanan juga mencakup biaya yang berkaitan dengan gudang seperti biaya asuransi, staffing tambahan dan pembayaran bunga. y Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya-biaya pasokan, formulir, pemrosesan pesanan, tenaga para pekerja dan sebagainya. Pada saat produk pesanan dibuat timbul pula biaya pemasangan dibuat, pemasangan. y Biaya pemasangan adalah biaya-biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk memproduksi pesanan.
wm 231 - han
wm 231 - han
beberapa asumsi : { Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan. { Lead time diketahui dan bersifat konstan. { Persediaan diterima dengan segera. { Tidak mungkin diberikan diskon. { Biaya variable yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya penahanan atau penyimpanan persediaan sepanjang waktu. { Keadaan kehabisan stok (kekurangan) dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
wm 231 - han
Tingkat Penggunaan Jumlah yang dipesan =Q (tingkat Persediaan maksimum) Persediaan ditangan rata -rata (Q/2)
Persediaan minimun
0 Waktu
wm 231 - han
Minimalisasi Biaya
19
adalah untuk meminimalisasi biaya total (keseluruhan). (keseluruhan) y Biaya yang signifikan adalah biaya pemasangan (pemesanan) dan biaya penahanan (penyimpanan). y Ukuran pesanan optimalnya adalah Q* yang merupakan jumlah pesanan yang meminimalisasi biaya total. y Jumlah pesanan optimal akan muncul di titik di mana kurva biaya pemesanan dan kurva penyimpanannya berpotongan. Dengan model EOQ, jumlah pesanan optimal akan muncul dititik di mana biaya pemasangan totalnya sama dengan biaya penahanan total.
wm 231 - han
Optimal
wm 231 - han
10
Nilai Q*
21
Q = Jumlah barang setiap pemesanan Q* = Jumlah optimal Q p barang gp per p pemesanan (EOQ) D = Permintaan tahunan barang persediaan, dalam unit S = Biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penahanan atau penyimpanan perunit per tahun
wm 231 - han
Nilai Q*
22
Q*=
2 DS S H
Permintaan D = Jumlah unit yang dipesan Q *
TC =
wm 231 - han
DS QH + Q 2
11
Contoh
23
memasarkan jarum hipodermis kepada rumah sakit, ingin menurunkan biaya persediaan mereka dengan menetapkan jumlah jarum hipodermis optimal untuk memenuhi pesanan. Permintaan tahunan untuk jarum tersebut adalah 1000 unit, biaya pemasangan atau pemesanan adalah $ 10 per pesanan dan biaya penahanan atau penyimpanannya adalah $ 0,50.
wm 231 - han
Jawab
24
perpesanan ?
Q* = 2DS 2 1000 10 = = 40000 = 200 unit H 0,5
wm 231 - han
12
Jawab
25
wm 231 - han
Jawab
26
total ?
TC = DS QH 1000 10 200 0,5 + = + = $ 100 Q 2 200 2
wm 231 - han
13
pengiriman, g , bisa cepat, p , beberapa p j jam atau atau waktu p lambat, beberapa bulan. Keputusan kapan akan memesan biasanya diungkapkan dalam konteks titik pemesanan ulang. Titik pemesanan ulang (reorder point) dicari dengan cara :
ROP = Permintaan per hari Lead time untuk pemesanan baru (dalam hari) = d L
wm 231 - han
Permintaan per hari, d, dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan jumlah hari kerja pertahun.
d= D Jumlah hari kerja per tahun
wm 231 - han
14
Contoh
29
permintaan sebanyak 8000 video setiap tahunnya. Perusahaan ini beroperasi dalam 200 hari kerja per tahun. Secara rata-rata, pengiriman pesanan memakan waktu tiga hari kerja. Tentukan titik pemesanan ulangnya.
d= D 8000 = = 40 unit per hari Jumlah hari kerja per tahun 200
ROP = Permintaan per hari Lead time untuk pemesanan baru (dalam hari) = d L = 40 unit per hari 3 hari = 120 unit
wm 231 - han
Q*
Slope =unit/hari = 0
Waktu utama = L
wm 231 - han
15
g atau terbentuk sepanjang p j g terus-menerus mengalir suatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan atau ketika produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan. y Tingkat persediaan adalah sebagai fungsi dari waktu.
wm 231 - han
Model POQ
32
Bagian dari siklus persediaan di mana produksi terjadi Bagian permintaan dari Siklus tanpa dilakukan produksi
Persediaan maksimum ki
Waktu
wm 231 - han
16
Model POQ
33
pesanan atau produksi optimal bila persediaannya selagi dikonsumsi juga diproduksi.
Q*p =
wm 231 - han
Contoh
34
khusus untuk pasar sekunder mobil eceran. Ramalan N h untuk Nathan k permintaan i pelek l k roda d b berkawat k tahun h depan adalah 1000 unit dengan permintaan harian ratarata 6 unit. Meskipun demikian, proses produksinya paling efisien pada tingkat 8 unit perhari dengan biaya pemesanan $ 10 perpemesanan. Biaya penyimpanannya $ 0,5 perunit pertahun. Dengan nilai di atas, tentukan jumlah unit maksimum perpemesanan.
wm 231 - han
17
Jawab
35
Q*p =
2DS H 1- dp
[ ( )]
wm 231 - han
p g pengurangan g harga g ( (P) ) untuk barang gy yang g dibeli dengan jumlah yang lebih besar. y Peningkatan potongan harga akan mengakibatkan biaya produksi menurun, tetapi biaya penyimpanan meningkat karena pesanannya besar (trade off pada saat mempertimbangkan potongan harga) harga).
wm 231 - han
18
wm 231 - han
permintaan produk tidak diketahui dan dapat di dispesifikasi ifik i lewat l di distribusi ib i probabilitas. b bili y Perhatian penting manajemen adalah mempertahankan tingkat pemenuhan permintaan di tengah ketidakpastian permintaan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kehabisan stok adalah dengan menahan (menyimpan) unit tambahan di persediaan. persediaan
wm 231 - han
19
ROP = (d L ) + SS
wm 231 - han
Contoh
40
kesadaran code blue yang selama periode pemesanan ulang terdistribusikan secara normal. Permintaan rata-rata selama titik pemesanan ulang adalah 350 alat, dan standar deviasinya adalah 10 alat. Regional Hospital ingin mengacu pada kebijakan yang menyebabkan terjadinya kehabisan stok hanya 5% dari waktu yang ada. Berapa stok pengaman yang harus dipertahankan oleh rumah sakit itu ? = permintaan rata-rata = 350 alat = standar deviasi = 10 alat Z = jumlah standar deviasi normal
wm 231 - han
20
Jawab
41
normal 0,95 (atau 1 0,05), digunakan perlengkapan kurva normal yang y g standar. Nilai Z untuk standar deviasi adalah 1,65 , 5 (lihat tabel normal) dari rata-rata. Z = x - = stok pengaman Z = 1,65 = Stok pengaman Stok pengaman = 1,65 (10) = 16,5 alat Jadi titik pemesanan ulangnya menjadi (350 alat + 16,5 alat di stok pengaman)=366,5 p g ) 3 ,5 atau 3 367 7 alat.
wm 231 - han
periode tetap artinya jumlah tetap yang sama ditambahkan ke dalam persediaan setiap kali dilakukan pemesanan.
wm 231 - han
21
Waktu
wm 231 - han
tidak ada penghitungan fisik atas unit yang di dimasukkan kk ke k persediaan di setelah l h ada d unit i yang diambil. y Kerugian diterapkannya system ini adalah tidak ada sejumlah persediaan pada masa periode pengulasan, tidak mungkin bagi perusahaan untuk mengalami kehabisan stok pada periode itu.
wm 231 - han
22
Aggregate Output Planning Master Production Schedul (MPS) Material Requirements Planning (MRP) Loading Sequencing Detailed Scheduling Expediting Shop Floor Control (SFC)
Aggregate Capacity Planning Rough-Cut Capacity Planning (RCCP) Detailed Capacity Planning
1. Konsep Aggregat: Dalam hal yang berkaitan dengan produksi, kata aggregat bisa menunjuk pada makna: 1. Total unit produksi. 2. Total (kebutuhan) persediaan (input). 3. Total kapasitas produksi. pengertian total dapat berarti: a. total produk sebagai kelompok (bukan masing-masing jenis produk); demikian juga total input untuk semua jenis produk, [pada pengertian yang demikian, perencanaan agregat hanya diperlukan pada perusahaan yang menghasilkan multiple product1] b. total (produksi, produk juga input) untuk periode waktu yang relatif lebih panjang 2. Tujuan Perencanaan Agregat Perencanaan produksi agregat dibuat untuk memenuhi permintaan agregat. Perencanaan produksi agregat dapat menuntun kepada pemanfaatan fasilitas produksi secara optimal (bukan over/under utilization)
Biasanya perencanaan produksi agregat dimaksudkan untuk memenuhi permintaan selama 1 2 tahun, namun dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil, perencanaan untuk periode waktu yang relatif lama menjadi tidak bagus, karena ramalan permintaan cenderung semakin tidak tepat, demikian juga jika periode waktu perencanaan terlalu panjang, hal lain yang tidak menguntungkan adalah semakin sulit/rumit-nya perhitungannya. Perencanaan produksi agregat hanya bermanfaat jika ramalan permintaannya tepat.
-1
Aggregate (Production) Planning Jika kata agregat menunjuk pada periode waktu yang lama, maka perencanaan produksi agregat harus dapat diterjemahkan ke dalam perencanaan jangka pendek, jika agregat menunjuk pada kelompok produk, maka perencanaan agregat harus dapat diterjemahkan pada produk individual. 3. Metode metode Perencanaan Agregat 1. A Constant Rate of Output (a plan for level output rate) Metode ini dipilih jika perubahan tingkat produksi membutuhkan banyak biaya. Biaya yang dapat timbul karena perubahan tingkat produksi misalnya: a. perubahan tingkat penggunaan tenaga kerja (jumlah tenaga kerjanya atau jam kerjanya) b. perubahan tingkat penggunaan mesin. over utilization high maintenance cost under utilization cost per unit produk menjadi tinggi, karena constant overhead cost 2. A Chase Plan Output rate chasing (closely following) the demand rate. 3. An Intermediate Plan Mixed of a constant rate of output and a chase plan. An intermediate plan usually is the best method. 4. Pure Strategies of Aggregate Planning a. b. c. d. e. f. g. h. Changing inventory levels Varying production rates through overtime or idle time Varying work force size by hiring or lay-off Subcontracting Using part-time workers Influencing demand back oordering during high demand periods counter seasional product mixing
-2
Example: A refrigerator manufacturer: 100 inventories 20 employees (assemblers) Each assembler produces 10 refrigerators per month Salary per assembler = $1.600 / month Forecast demand: February = 200 unit March = 300 unit Lay-off cost = $ 400 / worker Hiring cost = $ 300 / worker -----------------------------------------------------------1. Costs using a one month planning horizon: Paid Employees Laid-off Employees Month Output Wages Cost Number N (10/emp.) ($1600/emp.) ($400/emp.) Feb 10 100 16,000 10 4,000 Mar 30 300 48,000 0 0 Total 400 64,000 4,000 2. Costs using two-month planning horizon Paid Employees Month Output Wages Number (10/emp.) ($1600/emp.) Feb 20 200 32,000 Mar 20 200 32,000 Total 400 64,000 January:
-3
Perusahaan Go-Rite adalah perusahaan make-to-stock yang membuat wagon dengan tiga tipe, yaitu wagon tipe A, tipe B dan tipe C. Rencana total penjualan menurut marketing's sales forecasts adalah $6.840.000 dengan rencana penjualan dalam triwulan sebagai berikut. Rencana Penjualan wagon dalam triwulan selama 1 tahun
Triwulan 1 Rencana penjualan untuk seluruh produk (3 tipe) - $ Wagon (unit) Tenaga Kerja (jam kerja) 2 3 4 1,080,000 2,640,000 1,960,000 1,160,000 27,000 21,600 66,000 52,800 49,000 39,200 29,000 23,200
Overtime cost = $4 per unit produced Inventory carrying cost $ 1/unit/month Maximum capacity of facility = 1.000 wagon per day with 100 employee (single sift) -------------
Jika digambarkan, permintaan per hari (demand/day) adalah: 6000:21 = 285,7 dibulatkan =286
857 637 499 286
2000 1500 1000 1000 527 500 0 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 182 619 1454 1143 952 682
- -
22 41 62 84 105 126 148 159 180 202 220 241 4,000 14,000 27,000 49,000 73,000 93,000 108,000 124,000 142,000 156,000 165,000 171,000 181.82 341.46 435.48 583.33 695.24 738.10 729.73 779.87 788.89 772.28 750.00 709.54 182 342 436 534 696 739 730 780 773 750 710 790
dibuat grafik:
200000 150000 100000 50000 0 Mar Feb Nov Jan Jun Apr Jul May Dec Aug Sep Oct
-5-
Prod. Month Days Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 22 19 21 22 21 21 22 11 21 22 18 21
Output Rate 790 790 790 790 790 790 790 790 790 790 790 790
Output Demand 17380 15010 16590 17380 16590 16590 17380 8690 16590 17380 14220 16590 4000 10000 13000 22000 24000 20000 15000 16000 18000 14000 9000 6000
Beginning (substractions) Ending Average Inventory to inventory Inventory Inventory* (in units) (in units) (in units) (in units) 0 13380 13380 6690 13380 5010 18390 15885 18390 3590 21980 20185 21980 -4620 17360 19670 17360 -7410 9950 13655 9950 -3410 6540 8245 6540 2380 8920 7730 8920 -7310 1610 5265 1610 -1410 200 905 200 3380 3580 1890 3580 5220 8800 6190 8800 10590 19390 14095 Cumulative Average 120405
Table 2. Monthly plan for variable output rate (chase plan) Prod. Month Days Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 22 19 21 22 21 21 22 11 21 22 18 21 Change in Output Rate
Net Additions
Output Rate 182 527 619 1000 1143 952 682 1454 857 637 499 286
Output Demand 4004 10013 12999 22000 24003 19992 15004 15994 17997 14014 8982 6006 4000 10000 13000 22000 24000 20000 15000 16000 18000 14000 9000 6000
345 92 381 143 -191 -270 772 -597 -220 -138 -213
Beginning (substractions) Ending Average Inventory to inventory Inventory Inventory* (in units) (in units) (in units) (in units) 0 4 4 2 4 13 17 11 17 -1 16 17 16 0 16 16 16 3 19 18 19 -8 11 15 11 4 15 13 15 -6 9 12 9 -3 6 8 6 14 20 13 20 -18 2 11 2 6 8 5 Cumulative Average 141
Table 3. An Intermediate Plan Prod. Month Days Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 22 19 21 22 21 21 22 11 21 22 18 21 Change in Output Rate
Net Additions
Output Demand (in units/day) (in units/day) (in units) (in units) 548 12056 4000 548 0 10412 10000 548 0 11508 13000 1000 452 22000 22000 1000 0 21000 24000 1000 0 21000 20000 1000 0 22000 15000 689 -311 7579 16000 689 0 14469 18000 689 0 15158 14000 689 0 12402 9000 689 0 14469 6000
Output Rate
Beginning (substractions) Ending Average Inventory to inventory Inventory Inventory* (in units) (in units) (in units) (in units) 0 8056 8056 4028 8056 412 8468 8262 8468 -1492 6976 7722 6976 0 6976 6976 6976 -3000 3976 5476 3976 1000 4976 4476 4976 7000 11976 8476 11976 -8421 3555 7766 3555 -3531 24 1790 24 1158 1182 603 1182 3402 4584 2883 4584 8469 13053 8819 Cumulative Average 67277
-6-
Perhitungan biaya:
maka dapat dihitung biaya yang timbul dari ketiga metode perencanaan aggregat tersebut
Metode Constant Rate Chase Plan Jenis biaya Overtime/Lembur Inventory/Persediaan Output Rate Change/Perubahan Tingkat Produksi TOTAL 1=
Intermediate ($) ($) 1 31.988 0 141 62.276 112.000 144.129 28.000 2 90.276
May: 143 units/day 21 days $4/unit = $12.012 August: 454 units/day 11 days $4/day = $19.976 ($12.012 + $19.976) = $31.988 March April: output rate change = 452 units $18.000 July August: output rate change = 311 units $ 10.000 ($18.000 + $10.000) = $28.000
2=
Dengan perhitungan biaya seperti tersebut di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang timbul dari perencanaan anggregat dengan metode INTERMEDIATE adalah yang paling kecil. Jadi, perencanaan aggregat dengan metode INTERMEDIATE inilah yang dipilih. Untuk selanjutnya perencanaan aggregat dengan metode INTERMEDIATE ini yang akan digunakan sebagai dasar untuk membuat Master Production Schedule (MPS)
-7-
Material Requirements Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material, digunakan bagi pengelolaan persediaan yang bersifat dependen (dependent demand inventory). Diperkenalkan pertaman kali oleh American Production and Inventory Control Society. Pelopornya adalah George Ploosl (1973), Joseph Orlicky (1975) dan Oliver Wight (1979). Untuk menyusun dan menyelesaikan tabel MRP, dibutuhkan tiga macam input yaitu, Master Production Schedule, Product Structure Records dan Inventory Status Records. II. Input MRP Master Production Schedule (MPS) --- Jadwal Induk Produksi MPS memberi informasi tentang produk (item) apa, kapan serta berapa banyak harus disediakan/diproduksi. Informasi dari MPS menjadi masukan bagi gross requirements dalam tabel MRP. Product Structure Record/Bill of Materials (BOM) --- Struktur Produk BOM memberi informasi tentang suatu produk/item terdiri dari komponen apa saja, berapa banyak masing-masing komponen itu dibutuhkan, berapa lama menyediakan/membuat komponen-komponen itu demikian juga berapa lama waktu diperlukan untuk membuat/menyediakan produk/item yang bersangkutan. Komponen bagi suatu item dapat menunjuk kepada assembly (major assembly, sub assembly), part, juga raw materials. Contoh product stucture:
end Item (produk A
LT = 1
B (2) C (1)
Level 0
LT = 1
komponen D (2)
LT = 2
E (3)
Level 1
LT = 1
LT = 1
Level 2
Gambar 1. Struktur Produk Keterangan Gambar 1: Kode produk akhir/end item = A Komponen untuk end item A = B, C, D dan E LT = Lead Time; waktu yang diperlukan untuk menyediakan/menyelesaikan suatu item. LT=1 artinya item yang dimaksud dapat diselesaikan selama 1 periode waktu. Misalnya periode waktu yang dipakai adalah harian, jika item A: LT=1, artinya item yang dimaksud dapat disediakan dalam waktu 1 hari. (); angka di dalam tanda kurung menunjukkan jumlah item yang diperlukan untuk membuat item pada level diatasnya. Sering disebut dengan Standard Usage Rate (SUR). Contoh, B (2); berarti diperlukan 2 unit item B untuk membuat 1 unit item A. Item pada level 0 (level tertinggi) tidak memerlukan keterangan ini, karena item pada level 0 merupakan end item (produk akhir). End item tidak selalu berarti produk akhir yang siap digunakan/dikonsumsi. End item di sini menunjuk pada produk akhir dari suatu proses produksi, jika akhir proses
-1
Material Requirements Planning produksi suatu perusahaan menghasilkan barang setengah jadi (yang mungkin akan diproses lebih lanjut oleh perusahaan lain), maka bagi perusahaan ini, barang setengah jadi itu dianggap sebagai end item. BOM dapat juga tidak digambarkan seperti di atas, melainkan ditulis secara indent atau disebut sebagai indented bill of materials. Gambar 1 di atas, dapat pula dituliskan sebagai berikut:
Kode Produk Level 0 1 2 A B C D E Dibutuhkan (SUR) 2 1 2 3 Lead Time 1 1 2 1 1
Keterangan -
LT = 1
B (2) C (3)
Level 0
LT = 1
LT = 2
Level 1
D (2)
E (2)
Level 2
LT = 2
LT = 2
F (1)
G (1)
LT = 2
LT = 2
Level 3
Gambar 2. Struktur Produk Gambar 2 di atas dapat juga dituliskan sebagai indented BOM seperti berikut ini:
Item's Code Level 1 2 B D E F G C Quantity per Assembly (SUR) 2 2 2 1 1 3 Lead Time 1 1 2 2 2 2 2
Description -
0 A
Inventory Status Record (ISR)/ Catatan Status Persediaan ISR berisi catatan tentang semua item yang ada di persediaan atau dengan lain kata, ISR memberi informasi tentang persediaan. Berisi terutama informasi tentang apa saja dan berapa jumlah item di persediaan. Informasi lainnya antara lain berapa persediaan besi (safety stock), apakah ada item yang sudah dialokasikan untuk
-2
Material Requirements Planning kebutuhan tertentu (allocated inventory), berapa lot size-nya1, juga informasi mengenai item yang pada periode tertentu akan masuk ke persediaan (misalnya karena sudah pernah dipesan). Item yang sudah ada di persediaan disebut sebagai on hand inventory, item yang akan ada di persediaan pada periode tertentu disebut on order inventory. ISR kadang juga disebut Inventory Master File. Contoh ISR
Sheduled Safety Product's Lot Size Allocated On Hand Receipts Stock Code A 4 0 1 0 1 B 8 1 1 2/3* 1 B.1 5 0 0 0 1 B.1.1 15 4 4 4/2* 2
Keterangan: Products Code; adalah kode produk/item. On Hand; jumlah item yang ada di persediaan. Safety Stock; persediaan besi, yaitu jumlah minimal yang harus selalu ada di persediaan. Jumlah minimal ini tidak boleh digunakan dalam perhitungan MRP Allocated; sejumlah item yang sudah dialokasikan untuk kebutuhan tertentu, jadi tidak boleh digunakan dalam perhitungan MRP. Safety Stock dan Allocated mengurangi jumlah persediaan (on hand) yang dapat digunakan dalam perencanaan kebutuhan material. Scheduled Receipts; sejumlah item yang sudah dijadwalkan akan diterima (akan ada di persediaan) pada periode tertentu. Item ini akan diterima karena beberapa waktu sebelumnya sudah dipesan atau sudah mulai (sedang) dibuat. Lot Size; ukuran lot suatu item, yaitu jumlah minimal (ekonomis) item itu setiap kali dipesan atau dibuat. 2/3* --- artinya akan ada 2 unit pada periode 3. III. Tabel MRP Tabel MRP yang lengkap adalah seperti di bawah ini:
Lot Size LT On Safety Allocated
LEVEL : PARENT :
Hand Stock
PD
Period 2 3 ...
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
Keterangan: Lot Size, Lead Time, On Hand, Safety Stock dan Allocated; data diperoleh dari Inventory Status Records (input MRP) Level; menunjukkan item yang dimaksud berada pada level berapa. Parent; menunjukkan item apa yang menjadi parent, atau produk level di atasnya. PD; past due, yaitu periode sebelum periode 1 (sebelum periode perencanaan). Berisi jumlah persediaan yang siap digunakan dalam perencanaan.
1
-3
Material Requirements Planning Period; yaitu periode waktu perencanaan. Periode ini dapat mingguan, harian atau bahkan jam, tergantung dari waktu yang ditetapkan oleh perusahaan. Gross Requirements; kebutuhan kotor, yaitu jumlah item yang harus disediakan pada periode tertentu. Bagi end item (item level 0), jumlah item ini menurut informasi dari Master Production Schedule/MPS. Bagi item level 1, 2 dan seterusnya, jumlah Gross Requirements (GR) ini adalah jumlah Planned Order Releases item level di atasnya (parent item) dikalikan dengan Standard Usage Rate/SUR-nya, sedangkan periode GR ini sama dengan periode Planned Order Releases item level di atasnya/parent item. Sheduled Receipts; penerimaan yang sudah dijadwalkan, adalah sejumlah item yang akan ada pada periode tertentu. Sheduled receipts ini ada jika sebelum periode perencanaan (yaitu pada periode past due) sudah pernah dipesan, atau sudah mulai dibuat atau sedang dikerjakan. Projected On Hand/POH; persediaan yang ada, adalah persediaan yang (akan) ada dan siap digunakan dalam persencanaan. Pada periode past due/PD, POH ini berasal dari persediaan yang sudah ada (on hand inventory) dikurangi safety stock (jika ada) dan dikurangi allocated (jika ada). Pada periode 1 dan seterusnya, POH dapat dihitung dengan beberapa kemungkinan yaitu: 1. POH periode sebelumnya (jika periode 1 maka periode sebelumnya adalah periode past due) - Gross Requirements 2. POH periode sebelumnya - Gross Requirements + Scheduled Receipts 3. POH periode sebelumnya - Gross Requirements + Planned Order Receipts 4. POH periode sebelumnya - Gross Requirements + Scheduled Receipts + Planned Order Receipts Projected On Hand disebut juga dengan istilah On Hand Inventory, On Hand at The End Period atau Projected Available Balance. Net Requirements; kebutuhan bersih. Ada jika kebutuhan kotor (Gross Requirements) melebihi persediaan yang ada. Persediaan yang ada berasal dari persediaan (POH) pada periode sebelumnya ditambah dengan persediaan yang akan ada (Scheduled Receipts). Jadi jika POH periode sebelumnya + Scheduled Receipts Gross Requirements < 0, Net Requirements adalah kekurangannya itu. Jika POH periode sebelumnya + Scheduled Receipts Gross Requirements 0, Net Requirements-nya tidak ada (nol). Planned Order Receipts; rencana penerimaan pesanan. Bila ada Net Requirements, maka perlu ada rencana penerimaan pesanan untuk memebuhi kebutuhan bersih itu. Rencana penerimaan pesanan ini tergantung dari lot size item yang bersangkutan. Jika lot size = 1 (disebut juga dengan istilah lot for lot, atau boleh juga boleh disebut tanpa lot size, maka jumlah Planned Order Receipts = jumlah Net Requirements; dalam keadaan demikian, pada periode ini Projected On Hand = 0 (nol) Jika Lot size > 1, Planned Order Receipts adalah sejumlah lot size atau kelipatannya dan Planned Order Receipts ini harus Net Requirements. Pada keadaan Planned Order Receipts > Net Requirements, Projected On Hand pada periode ini adalah selisih antara Planned Order Receipts dengan Net Requirements (Planned Order Receipts - Net Requirements) Planned Order Releases; rencana pemesanan. Adanya penerimaan pesanan adalah karena pernah ada pemesanan. Jumlah yang dipesan diasumsikan dengan jumlah yang (akan) diterima. Jadi jumlah Planned Order Releases selalu sama dengan jumlah Planned Order Receipts.. Perbedaan keduanya hanya pada periode waktunya. Perbedaan periode waktunya yaitu lead time item yang bersangkutan.
Agar lebih jelas, pada bagian akhir ada contoh tabel MRP. Contoh pertama adalah perhitungan MRP secara singkat, sedangkan contoh kedua adalah perhitungan MRP yang lengkap.
-4
Material Requirements Planning IV. Output MRP Dari tabel MRP yang lengkap, dapat diperoleh informasi utama tentang: - produk apa yang akan disediakan (dibuat/dipesan) - berapa banyak produk itu akan disediakan - kapan produk itu akan mulai dan selesai dibuat Berdasarkan informasi utama di atas, tentunya perusahaan dapat merancang pekerjaanpekerjaan selanjutnya, misalnya memilih supplier, kapan membuat order pembelian dsb. V. Penutup
Uraian di atas hanya tentang tabel MRP. Diharapkan dengan uraian tersebut Anda dapat mengerti garis besar MRP serta dapat menyelesaikan tabel MRP dengan benar. Acuan: 1. Tersine, Richard J., Principles of Inventory Management, 2nd ed. North-Holland, New York 1982. 2. Krajewski, Lee J., & Larry P. Ritzman, Operations Management; Strategy and Analysis, Addison Wesley Publishing Co., 1990. 3. Narasimhan, Seetharama L., et al., Production Planning & Inventory Control, 2nd ed., Prentice Hall Int. Inc., New Jersey, 1995. 4. Vollman, Thomas E., et al., Manufacturing Planning and Control System, 3rd ed., Irwin, Boston, 1992. 5. Yamit, Yulian, Drs, Msi., Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, Ekonosia Yogyakarta, 1996.
-5
Material Requirements Planning Contoh Perhitugan MRP secara singkat: Struktur Produk:
A
LT = 4
Level 0
B (1)
C (2)
LT = 3
LT = 2
Level 1
D (1)
E (2)
LT = 1
LT = 1
Level 2
Jika dibutuhkan 100 unit produk A pada periode 8, tidak ada on hand inventory, tidak ada safety stock dan tidak ada allocated inventory dan juga tidak ada penerimaan yang dijadwalkan (scheduled receipts), perhitungan MRP-nya adalah sebagai berikut:
Period e Lead Time 4 A Gross Requirements Planned Order Releases 1 B Gross Requirements Planned Order Releases 100 1 Gross Requirements C Planned Order Releases 2 200 3 4 5 6 7 8 3 2 3 1 2 3 4 100 4 100 5 6 7 8 5 6 7 8 100
Lead Time 3
Lead Time 2
4 200
Lead Time 1
1 2 Gross Requirements 200 D Planned Order Releases 200 1 2 Gross Requirements 400 E Planned Order Releases 400
Lead Time 1
-6
Temu 2 a
1
PRODUKTIVITAS
wm 231 - han
Pengertian g Produktivitas
2
y Menurut Paul Mali { Produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang y g digunakan g bersama di dalam organisasi g untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil. y Menurut ILO { Produktivitas adalah perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan. Elemen-elemen produksi berupa p : tanah, , kapital, p , buruh, , dan organisasi. g y Produktivitas bukan hanya sekedar kerja keras,
p produktivitas selalu berisi elemen-elemen dari pembagian keuntungan, kerja tim, humanity, kepuasan, dan teknologi.
wm 231 - han
perusahaan y Menunjang terwujudnya ter ujudn a hubungan industrial yang lebih baik y Mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja
wm 231 - han
j jaminan sosial y Meningkatkan harkat dan martabat serta pengakuan k potensi individu d d y Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi
wm 231 - han
FaktorInternal Produk
FaktorEksternal Kebijakanpemerintah Kebijakan pemerintah Kondisipolitik,sosialekonomi, Pabrik&Perlengkapannya g p y &hankam Teknologi Tersedianyasumberdayaalam Bahan&Energi Sumberdayamanusia Organisasi&Sistem MetodaKerja Manajemen
wm 231 - han
y Sikap mental (motivasi kerja, kerja disiplin kerja, kerja dan etika y y y y y y y y y y
kerja) Tingkat penghasilan Gizi dan kesehatan Jaminan sosial Li k Lingkungan & iklim ikli kerja k j Pendidikan Sarana produksi Ketrampilan Teknologi Kemampuan manajerial Kesempatan berprestasi
wm 231 - han
Unsur-unsur Produktivitas
7
y Efisiensi { Merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan ( (input) p )y yang g direncanakan dengan g p penggunaan gg masukan yang sebenarnya dilaksanakan. y Efektivitas { Merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas ataupun p waktu. y Kualitas { Suatu ukuran y yang g menyatakan y seberapa p j jauh telah dipenuhi p berbagai persyaratan, spesifikasi, dan atau harapan konsumen.
wm 231 - han
Pengukuran g Produktivitas
8
kontribusi dari pencapaian misi) dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input). (input)
Produktivi tas =
Output
Input
wm 231 - han
Output
9
mana dapat berupa barang jadi atau pemberian layanan. layanan y Output dapat diukur dengan :
{
Nilai fisik :
Jumlah televisi yang diproduksi Jumlah konsumen yang dilayani
wm 231 - han
Input
10
untuk memproduksi barang atau untuk penyediaan layanan. layanan y Sumber daya :
wm 231 - han
Jenis Produktivitas
11
yP Produktivitas d kti it Faktor F kt T Tunggal l (P (Parsial) i l) { Definisi : Rasio dari output terhadap hanya satu input { Contoh C t h:P Produktivitas d kti it pekerja k j di diukur k berdasarkan b d k nilai il i tambah yang dihasilkan atau total output yang dihasilkan oleh masing-masing g gp pekerja j y Produktivitas Multi Faktor { Definisi : Rasio dari output terhadap lebih dari satu faktor input. { Contoh : Mengukur produktivitas dengan mempertimbangkan masukan tenaga kerja dan modal secara bersama.
wm 231 - han
Peningkatan g Produktivitas
12
y Produktivitas P d kti it naik ik apabila bil input i t turun t , output t t tetap t t y Produktivitas naik apabila input turun, output naik y Produktivitas d ki i naik ik apabila bil input i tetap, output naik ik y Produktivitas naik apabila input naik, output naik
tetapi i jumlah j l h kenaikan k ik output lebih l bih besar b d i kenaikan dari k ik input y Produktivitas P d kti it naik ik apabila bil input i t turun t , output t t turun t tetapi jumlah penurunan input lebih kecil daripada turunnya output
wm 231 - han
Tujuan Pembelajaran
Temu 18
1
PEMELIHARAANDANKEANDALAN
1. 2. 3. 4. 5. 6 6. 7. 8.
Menjelaskan pentingnya pemeliharaan Menjelaskan tujuan pemeliharaan Menjelaskan hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemeliharaan Menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan Menjelaskan pentingnya keandalan Menjelaskan grafik keandalan dan kegagalan Menjelaskan fase kegagalan Menjelaskan grafik kegagalan dan risiko
wm 231 - han
wm 231 - han
Pentingnya Pemeliharaan
3
Tujuan Pemeliharaan
4
kerja j yang y g baik sangat g penting p g untuk mencapai p tingkat kualitas dan keterandalan tertentu serta kerja yang efisien. y Kegiatan ini diperlukan dalam setiap pendirian sebuah pabrik. y Untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu investasi.
1 Memungkinkan tercapainya kualitas produk 1. melalui pengoperasian peralatan secara tepat. 2. Memaksimumkan umur ekonomis peralatan. 3. Meminimumkan frekuensi kerusakan atau gangguan terhadap proses operasi. 4. Memaksimumkan kapasitas produksi dari peralatan yang ada. 5. Menjaga keamanan peralatan.
wm 231 - han
wm 231 - han
Jenis-jenis Pemeliharaan
6
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pesanan pekerjaan Rencana kerja Biaya bahan Pengendalian persediaan Biaya tenaga kerja Anggaran gg Arsip Peralatan
Dalam hal ini pemeliharaan menjadi pekerjaan reparasi. y Pemeliharaan pencegahan. Dikerjakan sebelum kebutuhan akan perbaikan muncul dan mengarahkan untuk memperkecil kemungkinan gangguan produksi. y Pemeliharaan yang bersifat prediksi. prediksi Jenis pemeliharaan yang mungkin diantisipasi untuk memperoleh perhatian terus meningkat
wm 231 - han
wm 231 - han
y Tujuan : meminimalkan biaya perbaikan. y Bahan pertimbangan : ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan
{ {
Menyediakan cadangan mesin (stand by machine) bagi mesinmesin yang vital. Data dan informasi perbaikan mesin harus dijaga oleh insinyur. Pada saat dilakukan penyetelan dan perbaikan, maka unit-unit cadangan yang dipakai. Memerlukan tenaga kerja tetap yang banyak. Merupakan sistem perencanaan yang tidak sistematik
Dapat diramalkannya umur mesin Pendeteksian keadaan tidak normal pada mesin sedini mungkin Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin Data dan informasi sehubungan dengan kerusakan mesin dapat terekam secara sistematis Tenaga kerja berkurang sampai 60% dibanding sistem pemeliharaan breakdown
wm 231 _ han
wm 231 _ han
pemeliharaan pada periode waktu yang teratur, y Berdasarkan pekerjaan, yaitu pemeliharaan dilakukan setelah sejumlah jam operasi atau sejumlah volume produksi tertentu, y Berdasarkan kesempatan, yaitu dimana perbaikan atau penggantian dilakukan apabila ada kesempatan untuk itu, y Berdasarkan kondisi terencana, terencana cara seperti ini sangat tergantung pada hasil pemantauan kondisi peralatan.
teknologi, yaitu konstruksi pabrik harus disertai dengan studi kelayakan baru pabrik tersebut dibangun. y Studi kelayakan yang dimaksud juga mempertimbangkan umur dari mesin-mesin yang ada dalam pabrik.
wm 231 - han
wm 231 _ han
Pentingnya Keandalan
12
dipakai y Tipe dan kesulitan pemeliharaan pabrik y Biaya pembuatan dan modal awal pemeliharaan
produk atau jasa untuk terus menerus cocok dengan fungsinya. y Keandalan produk pada saat ini merupakan aspek daya saing yang sangat penting.
wm 231 _ han
wm 231 - han
1.
Kegagalan Kumulatif F (t) 1 00 1,00
2. 3.
Fase kegagalan dini, yaitu ketika tingkat k kegagalan l menurun dengan d cepat, t Fase kegagalan dewasa, yaitu ketika tingkat kegagalan mendekati konstan, Fase kritis, yaitu ketika tingkat kegagalan meningkat.
wm 231 - han
wm 231 - han
wm 231 - han
Waiting Line Models (Queuing Models) WAITING LINE MODELS Common Queuing Situations Situation Arrivals in Queue Supermarket Grocery shoppers Highway toll booth Automobiles Doctors office Patients Computer system Programs to be run Bank Customers Machine maintenance Broken machines Characteristics of a Waiting Line System Arrival Characteristics Size of the source Population - unlimited/infinite cars arriving at a highway toll both - limited/finite copying shop with only eight copying machines which might break down and require service Pattern of Arrivals at the System - random time - known schedule Behavior of the Arrivals Most queuing models assume that an arriving customer is a patient customer. Patient customers are people or machines that wait in the queue until they are served and do not switch between lines. Reneging customer are those who enter the queue but then become impatient and leave without completing their transaction. Waiting Line Characteristics Most system use the rule FIFO (first come first out first come first served) Exception example: patients who are critically injured will move ahead in treatment priority over patients with broken fingers or noses. Service Facility Characteristics Single-channel, single-phase system:
Queue Arrivals Service Facility Departures after services
Service Process Checkout clerks at cash register Collection of toll at booth Treatment by doctors and nurses Computer processes jobs Transactions handled by teller Repair people fix machines
-1
Measuring the Queues Performance Simple System (M/M/1) = Mean number of arrivals per time period = Mean number of people or items served per period of time
Ls =
Average time a unit spends in the system (waiting time + service time) 1 WS =
Lq =
2 ( )
W q = ( )
Utilization factor for the system = Probability of 0 units in the system (that is, the service is idle)
po = 1
Probability of more than k units in the system, where n is number of units in the system
pn>k =
k +1
-2
Pendahuluan
Temu 22
1
Ketika perusahaan beroperasi maka proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan menimbulkan dampak lingkungan. Dampak yang timbul bisa dikelompokkan menjadi 2 bagian :
a) Dampak bio-kimia-fisik (mis : pencemaran air,
p pencemaran udara, , kerusakan keanekaragaman g hayati, atau pengurangan cadangan air tanah) b) Dampak sosial
wm 231 - han
wm 231 - han
y Green consumerism { Perusahaan harus membuat produk produk-produk produk yang berorientasi lingkungan dan harus dibuat dengan proses yang ramah lingkungan. y Non tariff barrier { Diperlukan kaji ulang atas kinerja lingkungan yang telah dilakukan selama ini
Sistem Manajemen Lingkungan adalah salah satu pendekatan d k t yang dibuat dib t untuk t k mengelola l l lingkungan baik di tingkat perusahaan maupun pemerintah. y EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi, evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian sehingga gg tujuan j bisnis p perusahaan/pemerintah /p dan tujuan lingkungan padu dan bersinergi.
wm 231 - han
wm 231 - han
pendekatan :
{
Program)
{
End of pipe
Up the pipe (Mis : Cleaner Production dapat berfungsi sebagai Revenue Generator)
Suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu dan diterapkan secara kontinue pada proses produksi dan produk untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.
wm 231 - han
wm 231 - han
Keuntungan Penerapan CP
7
Penerapan EMS
8
y Peningkatan efisiensi produksi y Penghematan biaya y Kemampuan untuk memenuhi baku mutu dan
Quality Management),
regulasi lingkungan y Sejalan dengan standar ISO 14000 y Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja y Peningkatan g citra p perusahaan
ISO 14001), akan sukses jika : { didukung oleh manajemen puncak { fokus pada peningkatan berkelanjutan { sederhana, fleksibel dan dinamis mengikuti perubahan lingkungan { cocok dengan budaya organisasi { kepedulian dan keterlibatan semua pihak
wm 231 - han
wm 231 - han
Manfaat EMS
9
Meningkatkan kinerja lingkungan { Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan { Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam { Mengurangi resiko { Menarik pelanggan dan pasar baru (yang mensyaratkan EMS) { Menaikkan efisiensi/mengurangi biaya { Meningkatkan g moral karyawan y { Meningkatkan kesan baik di masyarakat, pemerintah dan investor { Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian karyawan terhadap lingkungan
{
wm 231 - han
memperbaiki secara terus terus-menerus menerus kinerja lingkungannya. y ISO 14001 merupakan standar yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan hidup. y Upaya perbaikan kinerja disesuaikan dengan sumber daya perusahaan (sumber daya manusia, teknis, atau finansial)
wm 231 - han
sehingga mencapai baku mutu limbah yang disyaratkan oleh pemerintah. y Perlu waktu beberapa tahun untuk membangun sistem pengolahan limbah (berdasarkan analisis finansial).
manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO (sekalipun perusahaan masih mengotori lingkungan asal ada komitmen untuk melakukan perbaikan secara menerus). y ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian) bukan p b performance ( (kinerja). j ) y ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary).
wm 231 - han
wm 231 - han
y Menurunkan potensi dampak lingkungan y Meningkatkan kinerja lingkungan y Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance)
meyempurnakan sistem manajemen lingkungannya. y Membuktikan kepada pihak lain atas kesesuaian sistem manajemen lingkungannya dengan standar. y Memperoleh sertifikat.
peraturan y Menurunkan resiko pertanggungjawaban lingkungan y Sebagai alat promosi untuk menaikkan citra perusahaan h
wm 231 - han
wm 231 - han
lingkungan telah diterbitkan pada bulan September 1996 yaitu ISO 14001 dan ISO 14004. y Standar ini diadopsi oleh pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi SNI-1914001-1997 dan SNI-19-14004-1997.
wm 231 - han
wm 231 - han
yang berisi tentang spesifikasi persyaratan dan panduan untuk penggunaannya. y ISO 14004 adalah sistem manajemen lingkungan yang berisi panduan-panduan umum mengenai prinsip, sistem, dan teknik-teknik pendukung.
mengikuti aktivitas PDCA dan dijabarkan menjadi 6 prinsip dasar sistem manajemen lingkungan :
Kebijakan dan komitmen lingkungan { Perencanaan { Penerapan dan operasi { Pemeriksaan dan tindakan koreksi { Tinjauan manajemen { Penyempurnaan menerus
{
wm 231 - han
wm 231 - han
1.
pendekatan Total Quality Environmental Management 3. Limbah sebagai issue kesehatan masyarakat Pendekatan Precautionary Principles 4. Limbah sebagai biaya tak terakuntansi Pendekatan d k Total lC Cost Accounting i 5. Limbah sebagai kesalahan perancangan Pendekatan Design for Environment
wm 231 - han
ISO 14001 (berlaku di seluruh dunia) dan Eco Management and Auditing Scheme/EMAS (berlaku di Eropa) 7. Limbah sebagai produk yang tidak terwujudkan Pendekatan Industrial Ecology 8 Limbah sebagai issue moral Pendekatan 8. Sustainable Development
wm 231 - han
AMDAL
21
Lingkungan (Environmental Impact A Assessment) t) merupakan k perangkat k t analisis li i untuk menilai suatu kegiatan (proposal kegiatan) tidak berdampak merugikan lingkungan y Proses AMDAL terdiri dari penyaringan, scoping, pengkajian, mitigasi , pelaporan, peninjauan pengambilan keputusan , peninjauan, pengawasan dan manajemen dan partisipasi publik.
2. 3. 4.
Fisik kimia (Iklim, kualitas udara dan kebisingan, demografi, fisiografi, hidrooceanografi, ruang, lahan dan tanah, serta hidrologi) Biologi (Flora dan fauna) Sosial (Budaya, ekonomi, hankam) Kesehatan Masyarakat
wm 231 - han
wm 231 - han
Hasil kajian dampak penting parameter lingkungan hidup dari setiap kegiatan selanjutnya di diorganisasikan i ik d dalam l 3b buku k laporan l yang terpisah, yaitu : 1. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) 2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) 3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Ketiga dokumen ini disebut dokumen AMDAL. (A li i M (Analisis Mengenai iD Dampak k Lingkungan) Li k )
wm 231 - han
Latihan Soal
AGGREGATE PLANNING Sebuah perusahaan dengan 8 tenaga kerja operasional membuat perkiraan kebutuhan produk X yang dihasilkannya untuk bulan Januari sampai Juni seperti pada tabel berikut: Perkiraan Kebutuhan (unit) 900 700 800 1.200 1.500 1.100 6.200 Banyaknya hari kerja 20 18 20 22 22 20 122 Kebutuhan per hari* 45 39 40 55 68 55
* Perkiraan Kebutuhan dibagi Banyaknya hari kerja. Data lainnya: Biaya penyimpanan persediaan Biaya upah normal (rata-rata) Biaya upah lembur Biaya penurunan produksi Standar jam kerja Satu hari (1 shift) Rp 5/unit/bulan Rp 5/jam (Rp 40/hari) Rp 7/jam Rp 15/unit 1,33 jam/unit 8 jam kerja
1. buatlah perencanaan produksi agregat, dengan metode a. constant rate b. chase plan c. intermediate plan 2. Hitunglah biaya yang diperlukan untuk perencanaan produksi dengan metode constant rate
Selamat Belajar
page 1 of 1
CONTOH SOAL CONTOH SOAL (sama yang di buku halaman 158 160) Sebuah perusahaan mebel, untuk memenuhi pesanan konsumennya, merencanakan untuk membuat MEJA BULAT, pada periode 6, 7 dan 8, masing-masing sebanyak 300, 200 dan 100 unit. MPS (Master Production Schedule)
BOM (Bill of Materials) Tabel 11.7 Catatan status persediaan untuk MEJA BULAT
On Hand (unit) Allocated Scheduled Receipts Lot Size (unit) (unit/periode) 50/2* 60/3** (unit) 2 3 3 4 12
MEJA BULAT 50 DAUN MEJA 100 50 RAKITAN KAKI PALANG ATAS 100 PALANG BAWAH 90 KAKI 100 PASAK 100 keterangan: *) = 50 unit pada periode 2 **) = 60 unit pada periode 3
PD
1 0
2 0 50 100 0 0 0
3 0 100 0 0 0
50
MEJA BULAT
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
6 7 8 300 200 100 0 0 0 200 200 100 200 200 100 200 100 0
50
50 0 0 0
LEVEL : 1 Lot On Safety LT Allocated PARENT : MEJA BULAT Size Hand Stock
PD
1 0
2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0
RAKITAN KAKI
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
8 0 0 0 0 0
0 0 0 0
LEVEL : 1 Lot On Safety LT Allocated PARENT : MEJA BULAT Size Hand Stock
PD
1 0
2 0 50 0 0 0
3 0 50 0 0 350
100
50
DAUN MEJA
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
8 0 0 0 0 0
50
50 0 0 0
LEVEL : 2 Lot On Safety LT Allocated PARENT : RAKITAN KAKI Size Hand Stock
PD
1 0
2 0
3 0 100 0 0 501
100
PALANG ATAS
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
7 0 1 0 0 0
8 0 1 0 0 0
LEVEL : 2 Lot On Safety LT Allocated PARENT : RAKITAN KAKI Size Hand Stock
1 0
2 0 90 0 0 0
3 0 90 0 0 510
90
PALANG BAWAH
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
7 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
90
90 0 0 0
LEVEL : 2 Lot On Safety LT Allocated PARENT : RAKITAN KAKI Size Hand Stock
PD
1 0
2 0
3 0 60 160 0 0 600
100
KAKI
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
7 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
LEVEL : 2 Lot On Safety LT Allocated PARENT : MEJA & RAKITAN KAKI Size Hand Stock
1 0
2 0
12
100
PASAK
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
8 0 4 0 0 0
100 100 100 100 4 4 4 4 0 0 0 1100 1796 1196 296 0 0 0 1104 1800 1200 300 0 0 1104 1800 1200 300 0
LATIHAN
Perhitungan MRP
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases
LEVEL : Lot On Safety LT Allocated PARENT : Size Hand Stock
PD
Period 4 5 6
Gross Requirements Scheduled Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Releases