Anda di halaman 1dari 24

Pinus Pinus merkusii Jungh.

& De Vr Nama umum Indonesia: Pinus

Pinus Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Coniferophyta Kelas: Pinopsida Ordo: Pinales Famili: Pinaceae Genus: Pinus Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr
Klasifikasi Tumbuhan Pinus merkusii Pinus merkusii

Divisi : Kelas : Bangsa Suku : Marga : Jenis : Sinonim

Coniferophyta Pinopsida : Pinales

Pinaceae Pinus Pinus merkusii : Tidak diketahui : : Tidak diketahui Tidak diketahui

Nama Umum Nama Daerah

Nama Asing :

Tidak diketahui : Tidak diketahui

Kandungan Senyawa Kegunaan Referensi : :

Tidak diketahui Tidak diketahui

Pinus Pinus merkusii Jungh.& De Vr Nama umum Indonesia: Pinus

Pinus merkusii Pinus

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Coniferophyta Kelas: Pinopsida Ordo: Pinales Famili: Pinaceae Genus: Pinus Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr

Klasifikasi Tumbuhan Gnetum gnemon L.

Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis Sinonim Nama Umum Nama Daerah Nama Asing Kandungan Senyawa

Kegunaan

: Gnetophyta : Gnetopsida : Gnetales : Gnetaceae : Gnetum : Gnetum gnemon L. : Tidak diketahui : Melinjo : Tangkil (Sunda) : Spanish joint fir (Inggris) Setiap 100 gram mengandung: Air 30 g, protein 11 g, lemak 1,7 g, karbohidrat : 9,1 g, serat 6,8 g, phosphor 24 mg, calsium 151 mg, besi 2.5 mg dan vit A 10889 IU, Energi 310 kJ/100 g 1. Pucuk daun dan bunga jantan?dan buahnya untuk bahan sayur asam atau lodeh. : 2. Buah yang tua di buat kerupuk emping 3. Buah yang tuda di buat makanan ringan yang ranyah Verheij, E.W.M. & Sukendar.1992. Gentum Gnemon L. In : Verheij, E.W.M. : & Coronel, R.E. Plant Resources of South-East Asia No 2. Edible fruits and nuts. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp. 182 - 184

Referensi

Klasifikasi Tumbuhan Cycas rumphii

Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis Sinonim Nama Umum Nama Daerah Nama Asing Kandungan Senyawa Kegunaan Referensi

: Cycadophyta : Cycadopsida : Cycadales : Cycadaceae : Cycas : Cycas rumphii : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui Alamanda Allamanda cathartica L.

Nama umum Indonesia: Alamanda Inggris: golden-trumpet, common allamanda Pilipina: Kampanilya Alamanda Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Gentianales Famili: Apocynaceae Genus: Allamanda Spesies: Allamanda cathartica L.

Deskripsi Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai +/- 4 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan monopodial, arah cabang terkulai. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 - 15 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, bergetah Bunga majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ketiak daun dan ujung batang, mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) - berwarna kuning, panjang mahkota 8 - 12 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus) Buah kotak (capsula), bulat, panjang +/- 1,5 cm, bentuk dengan biji segitiga, berwarna hijau pucat saat muda - setelah tua menjadi hitam Perbanyaan Generatif (biji), Vegetatif (stek) Bugenvil Bougainvillea spectabilis Nama umum Indonesia: Bugenvil

Bugenvil Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Hamamelidae Ordo: Caryophyllales Famili: Nyctaginaceae Genus: Bougainvillea Spesies: Bougainvillea spectabilis Kerabat Dekat Bugenvil Bayam Duri Amaranthus spinosus L. Nama umum Indonesia: Bayam duri, bayem cucuk, podo maduri (Bugis) Inggris: spiny amaranth Pilipina: Uray, orai

Cina:

Le xian cai

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Hamamelidae Ordo: Caryophyllales Famili: Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus: Amaranthus Spesies: Amaranthus spinosus L. Kerabat Dekat Bayam Tanah, Kastoyan, Senggang Itik, Bayam Cabut, Bayam Tahun

Buku Durian Untuk Kebun Komersial dan Hobi (Onny Untung) Mengebunkan Durian Unggul (Redaksi Trubus) Bertanam Durian (Bernandinus T. Wahyu Wiryanta) Bayam (Yusni Bandini & Nurudin Aziz)

Klasifikasi Tumbuhan Ixora javanica (Blume) DC.

Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis Sinonim Nama Umum Nama Daerah Nama Asing

: Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rubiales : Rubiaceae : Ixora : Ixora javanica (Blume) DC. : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui : Tidak diketahui

Kandungan Senyawa : Tidak diketahui

Kegunaan Referensi

: Tidak diketahui : Tidak diketahu

Informasi spesies
Foto spesies (6) | Diskusi spesies ini (2) Kersen Muntingia calabura L. Nama umum Indonesi Kersen, talok (Jawa), a: keres Inggris: Jamaica Cherry Kersen

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Malvales Famili: Elaeocarpaceae Genus: Muntingia Spesies: Muntingia calabura L.

Informasi spesies
Foto spesies (6) | Diskusi spesies ini (0) Kembang Merak Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz Nama umum Indonesi Kembang merak, merakan (Jawa), patra kembala Kembang

a:

(Sunda), perak kegel (Madura), bunga kacang (Manado)

Merak

Inggris: peacock flower Pilipina: Bulaklak Cina: siak tiek hua

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Caesalpiniaceae Genus: Caesalpinia Spesies: Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz

Kerabat Dekat Secang, Kaniker, Akar Kelinci klasifikasi tumbuhan

Nusa Indah Mussaenda philippica L.


Nama umum Indonesi Nusa a: indah Nusa Indah

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Rubiales Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian) Genus: Mussaenda Spesies: Mussaenda philippica L.

Kerabat Dekat Daun Putri

Jarak (tumbuhan)

?Jarak

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Filum: Magnolioph yta Magnoliopsi da Malpighiales Euphorbiace ae

Kelas:

Ordo: Famili:

Upafamili Acalyphoide

: Bangsa:

ae Acalypheae

Upabang Ricininae sa: Genus: Spesies: Ricinus R. communis

Nama binomial Ricinus communis


L.

Jarak

Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus Ricinus, subtribe Ricininae. Sebutan untuk pohon Jarak di Indonesia berbeda beda disetiap daerah. Di Sumatera, Jarak dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya dengan Gloah. Di Madura, Jarak disebut dengan Kalek.

Ciri-ciri batang, daun, dan buah


Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat merah, sedangkan daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah. Buahnya berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong yang dapat ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali.[1]

Manfaat
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji jarak yang

dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan sesak nafas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh[2]. Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun. Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas.

Lamtoro
?Lamtoro

Klasifikasi ilmiah Kerajaa Plantae n: Divisi: Magnoliophy ta Magnoliopsi da Fabales

Kelas:

Ordo:

Famili:

Fabaceae

Upafami Mimosoidea li: e Genus: Leucaena

Spesies: L. leucocepha la Nama binomial Leucaena leucocephala


(Lamk.) de Wit

Sinonim

Leucaena glauca, (Linn.) Benth Mimosa glauca, Linn. Acacia glauca, Willd.

Lamtoro, petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan[1], dan kemudian menyebar pula ke pulaupulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa. Tumbuhan ini dikenal pula dengan aneka sebutan yang lain seperti plnding, peuteuy slong (Sd.); kemlandingan, mtir, lamtoro dan lamtoro gung (=lamtoro besar; untuk varietas yang bertubuh lebih besar) (Jw.); serta kalandhingan (Md.).[1] Nama-namanya dalam pelbagai bahasa asing, di antaranya: petai belalang, petai jawa (Mly.); lamandro (PNG); ipil-ipil, elena, kariskis (Fil.); krathin (Thai); leucaena, white leadtree (Ingg.); dan leucaene, faux mimosa (Prc.).[2] Nama ilmiahnya, Leucaena leucocephala (='lamtoro berkepala putih') mengacu kepada bongkol-bongkol bunganya yang berwarna keputihan.[3]

Pengenalan

Bunga, polong dan daun-daun lamtoro. India.

Polong yang mengering.

Pohon atau perdu, tinggi hingga 20m; meski kebanyakan hanya sekitar 10m. Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat.[2] Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 310 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah; daun penumpu kecil, segitiga. Anak daun tiap sirip 520 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 616(21) mm 12(5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai.[2][4] Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 1221 mm, di atas tangkai sepanjang 25 cm.[3] Bunga kecil-kecil, berbilangan5; tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm; mahkota bentuk solet, lk. 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas.[4] Buah polong bentuk pita lurus, pipih dan tipis, 1426 cm 1.52 cm, dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan akhirnya coklat kering jika masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 1530 biji yang terletak melintang dalam polongan, bundar telur terbalik, coklat tua mengkilap, 610 mm 34.5 mm.[2][4]

Asal-usul, anak jenis dan persebaran


Tanah asli lamtoro adalah Meksiko dan Amerika Tengah, di mana tanaman ini tumbuh menyebar luas. Penjajah Spanyol membawa biji-bijinya dari sana ke Filipina di akhir abad XVI. dan dari tempat ini mulailah lamtoro menyebar luas ke pelbagai bagian dunia; ditanam sebagai peneduh tanaman kopi, penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak yang lekas tumbuh.[5] Lamtoro mudah beradaptasi, dan segera saja tanaman ini menjadi liar di berbagai daerah tropis di Asia dan Afrika; termasuk pula di Indonesia. Ada tiga anak jenis (subspesies)nya, yakni:[3]

Leucaena leucocephala ssp. leucocephala; ialah anak jenis yang disebar luaskan oleh bangsa Spanyol di atas. Di Jawa dikenal sebagai lamtoro atau petai cina lokal, berbatang pendek sekitar 5 m tingginya dan pucuk rantingnya berambut lebat. ssp. glabrata (Rose) S. Zrate. Dikenal sebagai lamtoro gung, tanaman ini berukuran besar segala-galanya (pohon, daun, bunga, buah) dibandingkan anak jenis yang pertama. Lamtoro gung baru menyebar luas di dunia dalam beberapa dekade terakhir. Serta, ssp. ixtahuacana C. E. Hughes; yang menyebar terbatas di Meksiko dan Guatemala.

Pemanfaatan
Sejak lama lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang cukup subur, lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran dewasanya (tinggi 1318 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang padat (lebih dari 5000 pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20 hingga 60 m perhektare pertahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat tumbuh mencapai gemang 50 cm.[5] Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang paling banyak ditanam dalam pola pertanaman campuran (wanatani). Pohon ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3 10 m, di antara larikan-larikan tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat api, penahan angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit seperti lada, panili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di perkebunan kopi dan kakao.[2] [6] Di hutan-hutan tanaman jati yang dikelola Perhutani di Jawa, lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. [7] Perakaran lamtoro memiliki nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen.
Kayu

Batang lamtoro. India.

Lamtoro terutama disukai sebagai penghasil kayu api. Kayu lamtoro memiliki nilai kalori sebesar 19.250 kJ/kg, terbakar dengan lambat serta menghasilkan sedikit asap dan abu. Arang kayu lamtoro berkualitas sangat baik, dengan nilai kalori 48.400 kJ/kg.[2][5] Kayunya termasuk padat untuk ukuran pohon yang lekas tumbuh (kepadatan 500600 kg/m) dan kadar air kayu basah antara 3050%, bergantung pada umurnya. Lamtoro cukup mudah dikeringkan dengan hasil yang baik, dan mudah dikerjakan. Sayangnya kayu ini jarang yang memiliki ukuran besar; batang bebas cabang umumnya pendek dan banyak mata kayu, karena pohon ini banyak bercabang-cabang. Kayu terasnya berwarna coklat kemerahan atau keemasan, bertekstur sedang, cukup keras dan kuat sebagai kayu perkakas, mebel, tiang atau penutup lantai. Kayu lamtoro tidak tahan serangan rayap dan agak lekas membusuk apabila digunakan di luar ruangan, akan tetapi mudah menyerap bahan pengawet.[2][3][5] Lamtoro juga merupakan penghasil pulp (bubur kayu) yang baik, yang cocok untuk produksi kertas atau rayon.[3] Kayunya menghasilkan 5052% pulp, dengan kadar lignin rendah dan serat kayu sepanjang 1,11,3 mm. Kualitas kertas yang didapat termasuk baik.[2]
Daun

Lukisan menurut Blanco

Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 58 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis.[5] Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 2030% lamtoro.[5] Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering.[8] Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin.[5] Di Jawa, pucuk dan polong yang muda biasa dilalap mentah. Biji-bijinya yang tua disangrai sebagai pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih keras dari kopi.[1] Biji-biji yang sudah cukup tua, tetapi belum menghitam, biasa digunakan sebagai campuran pecal dan botok. Daun-daunnya juga kerap digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau. Daun-daun lamtoro lekas mengalami dekomposisi.

Ekologi dan perbanyakan


Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30C); ketinggian di atas 1000 m dpl. dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik di wilayah dengan kisaran curah hujan antara 6503.000 mm (optimal 8001.500 mm)

pertahun; akan tetapi termasuk tidak tahan penggenangan.[6] Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus; setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam jumlah banyak.[3][9] Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana). Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan habisnya jenis lamtoro lokal di banyak tempat.[5]

Kemuning Murraya paniculata L. Jack


Sinonim Chalcas exotica (L.) Millsp Chalcas paniculata L. Murraya exotica L. Kemuning

Nama umum Indonesi Kemuning, kamuning a: (Sunda), sukik Inggris: Orange jessamine Cina: Jiu li xiang, yueh chu

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Sapindales Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan) Genus: Murraya Spesies: Murraya paniculata L. Jack

Kerabat Dekat Salam Koja

embang Merak Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz


Nama umum Indonesi Kembang merak, merakan (Jawa), patra a: kembala (Sunda), perak kegel (Madura), bunga kacang (Manado) Inggris: peacock flower Cina: siak tiek hua Kembang Merak

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Caesalpiniaceae Genus: Caesalpinia Spesies: Caesalpinia pulcherrima (L.) Swartz

Caesalpinia pulcherima (Bunga Merak) Tanda tanda Penting Tumbuhan Caesalpinia pulcherima (Bunga Merak) Habitus
Berupa Tumbuhan berkayu dengan habitus berupa pohon, dan tinggi mencapai 2 4 m. Akar

Sistem perakaran pada Caesalpinia pulcherima adalah sistem akar tunggang, akar berbentuk bulat,dan berwarna coklat. Batang Batang dari Caesalpinia pulcherima bercabangarah pertumbuhanya tegak lurus dengan pola percabangan menggarpu (simpodial) bentuk batang bulat (teres) dan pada kulit batang terdapat duri. Daun Daun dari Caesalpinia pulcherima merupakan daun majemuk menyirip genap (paripinatus), anak daun bersirip 4-12 pasang, bentuk helaian daun bulat telur (ovatus), ujung dan pangkal membulat, tepi daun rata (integer), panjang helaian daun 1-3 cm, lebar 5-15 mm, pertulangan menyirip (penninervis) terdapat sendi daun (pulvinus) dan terdapat daun penumpu (stipula).

Bunga
Merupakan bunga majemuk dengan karangan bunga berbentuk tandan (racemus) dan termasuk kedalam bunga bisexualis. Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx terdiri dari 5 sepal yang lepas. Corolla berbentuk kupukupu terdiri dari 5 petal yang saling lepas, 1 petal yang besar disebut bendera atau vexilum, 2 sayap atau ala, 2 tunas atau carina satu sama lain terpisah warnanya putih. Benang sari atau stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus) semuanya sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1 sampai banyak ovulum dengan letak ovulum parietalis.

Biji biji dari Caesalpinia pulcherima berkeping dua. Buah Termasuk kedalan buah Polong (legumen), panjang 6-12 cm, pipih,dan berwarna hitam.

Putri Malu Mimosa pudica Duchass. & Walp


Nama umum Indonesi Putri malu, si kejut, a: riyud, Inggris: shame plant, puahilahila Putri Malu

Cina:

han xiu cao

Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Genus: Mimosa Spesies: Mimosa pudica Duchass. & Walp

Putri malu
?Mimosa pudica

(Mimosa pudica) Daun yang perlahan menguncup karena tiupan angin

Klasifikasi ilmiah Kerajaa Plantae n: Divisi: Magnolioph yta Magnoliopsi da

Kelas:

Ordo: Famili:

Fabales Fabaceae

Upafami Mimosoidea li: e Genus: Mimosa

Spesies: M. pudica Nama binomial Mimosa pudica


L.

Putri malu atau dalam bahasa ilmiah Mimosa pudica L. adalah tumbuhan dengan ciri daun yang menutup dengan sendirinya saat disentuh dan membuka kembali setelah beberapa lama. Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi tanaman berbiji tertutup (angiospermae) dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau dikotil. Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki letak daun yang behadapan serta termasuk dalam suku polong-polongan. Tanaman ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut. Di antaranya makahiya (Filipina, berarti malu), Mori Vivi (West Indies), nidikumba (Sinhala, berarti tidur), mate-loi (Tonga, berarti pura-pura mati) . Dalam bahasa Cina tanaman ini berarti rumput pemalu. Pudica sendiri dalam bahasa latin berarti for malu atau menciut.

Gerak tumbuhan
Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan. Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit. Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang

tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.

Daun

Bunga

Mimosa pudica L.(putri malu-maluin..heheh..)

Sinonim : Mimosa asperata Blanco Nama lain : Minangkabau : rebah bangun Manado : daun kaget kaget Jawa : kucingan Taxonomi Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Dicotyledonae Ordo : Rosales Familia : Mimosaceae Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica L. Putri malu merupakan herba memanjat atau berbaring atau setengah perdu dengan tinggi antara 0,3 1,5 m.Putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, tempat tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tumbuhan asli Amerika tropis ini dapat ditemukan pada ketinggian 1 1200 m dpl. DESKRIPSI MORFOLOGI : 1. Daun Daun berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun setiap sirip 5 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6 16 mm, lebar 1 3 mm, berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4 5, 5 cm. 2. Batang Batang bulat, berambut, dan berduri tempel. Batang dengan rambut sikat yang mengarah miring ke bawah. 3. Akar Akar berupa akar pena yang kuat. 4. Bunga Bunga berbentuk bulat seperti bola, bertangkai, berwarna ungu/merah. Kelopak sangat kecil, bergigi 4, seperti selaput putih. Tabung mahkota kecil, bertaju 4, seperti selaput putih. 5. Buah Buah berbentuk polong, pipih, seperti garis. 6. Biji Biji bulat dan pipih.

Anda mungkin juga menyukai