Anda di halaman 1dari 27

Oleh: MIRSANDI YULI DARYONO LEVY GUSTARI TEGAR HANDOKO PUTRA TYAS

Ilmu dalam bahasa arab berasal dari kata alima yang berarti tahu.Dalam

Apakah ilmu pengetahuan dan agama itu?

bahasa inggris disebut science berasal dari perkataan latin scientia yang diturunkan dari kata scire yang berarti mngetahui(to know) atau belajar (to know). Ilmu pengetahuan disepakati sebagai hasil kebudayaan manusia, dimana pola pikir manusia sangat mempengaruhi perkembangannya. Ilmu pengetahuan menghasilkan suatu kebenaran ilmiah sebagai bukan suatu rumusan yang final. Kebenaran ilmu pengetahuan yang diperoleh sekarang merupakan suatu pengembangan dari kebenaran ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Pun kebenaran pengetahuan yang diperoleh sekarang merupakan sebuah langkah untuk menemukan kebenaran di masa datang.

Agama secara etimologis berasal dari bahasa arab

aqoma yang berarti menegakkan.Sementara kebanyakan ahli mengatakan kata agama berasal dari bahasa sanskerta,yaitu a (tidak) dan gama(berantakan),sehingga agama berarti tidak berantakan. Namun ada pula yang mengartikan a adalah cara dan gama berarti jalan. Agama berarti cara-cara berjalan untuk sampai kepada keridhaan tuhan.

Dick hartoko menyebut agama itu dengan religi,yaitu

ilmu yang meneliti hubungan antara manusia dengan sang pencipta. Kata religi berasal dari bahasa latin rele-gere yang berarti mengumpulkan,membaca.Disisi lain kata religi berasal dari riligare yang berarti mengikat.Ajaranajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia.Seseorang yang beragama tetap terikat dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama.

Selain itu di dalam Al-Quran terdapat kata din yang

menunjukkan pengertian agama.Kata din dengan akar katanya dal,ya dan nun diungkapkan dalam dua bentuk yaitu din dan dain. Al-Quran menyebut kata din ada menunjukkan arti agama dan ada menunjukkan hari kiamat,sedangkan kata dain diartikan dengan utang.

Lalu bagaimana Hubungan antara Dua Hal ini

Sains dan Agama pada hakekatnya memiliki prinsip

dan pembenaran sendiri sehingga sering terjadi perbedaan pendapat diantara keduanya.Perkembangan ilmu pengetahuan khusunya sains berjalan dengan sangat cepat.Sementara itu,pemahaman yang terkait dengan sains yang mendasar pada keimanan berjalan lebih lambat.Banyak ilmuwan yang berargument bahwa semua penelitian dilakukan dengan langkah yang dapat dipertanggungjawabkan,sebaliknya para agamawan lebih bnayak membicarakan persoalan akhirat dan pesan-pesan morl.Maka dari itu sering terjadi benturan antara ilmu pengetahuan khusunya sains dengan ilmu agama.

Membahas mengenai hubungan sains dengan agama

tidak akan terlepas dari masalah dasar perdebatan yakni masalah kebenaran dan masalah etika dalam kehidupan.Oleh karena itu untuk menelaah fakta dan kebenaran yang ada dalam kitab suci maupun yang nampak secara fisik di alam ini diperlukan kearifan dan etika dalam proses pemahaman itu.Sikap arif dari manusia yang mencoba mengintrepretasi hukum tuhan maupun hukum alam akan memberikan atas kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks sains maupun konteks religi.

Kebenaran ilmu dan agama dianalogikan sebagaimana

sinar yang satu yang menyinari suatu ruangan yang memiliki jendela dengan beragam warna. Setiap jendela akan memancarkan warna yang bermacam-macam sesuai dengan warna kacanya. Demikianlah ia menggambarkan bahwa kebenaran berasal dari Yang Satu, dan tampak muncul beragam kebenaran tergantung sejauh mana manusia mampu menangkap kebenaran itu. Kebenaran yang ditangkap ilmuwan hanyalah sebagian yang mampu ditangkap dari kebanaran Tuhan, demikian pula kebenaran yang ditangkap oleh agamawan. Dengan demikian, kebenaran yang ditangkap ilmuwan dan agamawan bersifat komplementer, saling melengkapi.

Empat Hubungan antara Agama dan Ilmu Menurut Ian Barbour


Konflik, Hubungan ini ditandai dengan adanya dua

pandangan yang saling berlawanan antara ilmu dan agama dalam melihat satu persoalan.Keduanya samasama memiliki argumentasi yang tidak hanya berbeda tapi saling bertentangan bahkan menafikan satu dengan yang lain. Konflik antara sains dan agama menyebabkan jurang pemisah antara keyakinan agama yang dianut dan sains yang dipelajari.Dampak nyata dari perseturuan ini adalah terciptanya sains tanpa dilandasi moral keagamaan.

Independensi,Pandangan independensi menempatkan

ilmu dan agama tidak dalam posisi konflik.kebenaran ilmu dan agama sama-sama absah selama berada pada batas ruang lingkup penyelidikan Pendekatan independensi ini dinilai cukup aman karena dapat menghindari konflik dengan cara memisahkan hubungan di antara keduanya.pendekatan ini menggambarkan ilmu dan agama sebagaimana jalur kereta yang berel ganda masing-masing memiliki jalan yang indenependen dan otonom.Ilmu dan agama memiliki bahasa sendiri karena menjalani fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia.agama berurusan dengan deduktif,sedangkan ilmu setiap saat bias berubah karena sifatnya yang lebih induktif.Ilmu dan agama berada pada posisi sejajar dan tidak saling mengintervertasi satu dengan yang lain.

Dialog,Pendekatan independensi meskipun merupakan pilihan

yang cukup aman.Namun,dapat menjadikan realitas kehidupan menjadi terbelah.Pendekatan dialog memandang bahwa ilmu dan agama tidak dapat disekat dengan kotak-kotak yang sama sekali terpisah,meskipun pendekatan ini menyadari bahwa berbeda secara logis,linguistic,maupun normatif.Pendekatan dialog ini dapat membangun hubungan yang mutualis.dengan belajar dari ilmu,agama dapat membangun kesadaran kritis dan lebih terbuka sehingga tidak terlalu over sensitive terhadap halhal yang baru.sebaliknya,ilmu perlu mempertimbangkan perhatian agama pada masalah harkat martabat manusia.ilmu bukan satu-satunya jalan menuju kebenaran dan ilmu bukan hanya untuk ilmu tetapi juga untuk kemanusiaan.Agama dapat membantu memahami batas-batas rasio,yaitu pada wilayah adikodrati atau supranatural ketika ilmu tidak mampu menyentuhnya.

Integritas,Integritas ada dua makna dalam tipologi ini. Pertama,bahwa integritas mengandung makna implicit

reintegrasi,yaitu menyatukan kembali ilmu dan agama setelah keduanya terpisah. kedua,integritas mengandung makna unity,yaitu bahwa ilmu dan agama merupakan kesatuan primordial. Makna kedua lebih banyak berkembang di dunia islam karena secara ontologis diyakini bahwa kebenaran ilmu dan agama adalah satu perbedaannya pada ruang lingkup pembahasan,yang satu pengkajian dimulai dari pembacaan al-Quran yang satu dimulai dari pembacaaan alam.kebenaran keduanya saling mendukung dan tidak saling bertentangan.

Lalu berada di bagian manakah hubungan ilmu dan agama itu ?


Apakah terletak diposisi

konflik,independensi,dialog atau integritas kah ?

Mengenai perdebatan ini ,Mulla Shadra seorang

pemikir islam kelahiran persia.Mempunyai pandangan filosofis,terutama dalam bidang ontologis dan epitemologi yang menunjukkan karakter yang kuat pada tipe integritas.
Beberapa prinsif penting integritas tersebut,yaitu: yang mendasari

a.Secara ontologis, hubungan ilmu dan agama

bersifat integratif-interdependentif, artinya eksistensi (keberadaan) ilmu dan agama saling bergantung satu sama lain. Tidak ada ilmu tanpa agama dan tidak ada agama tanpa ilmu. Ilmu dan agama secara primordial berasal dari dan merupakan bagian dari Tuhan, oleh karena Al-Ilm adalah salah satu dari nama Tuhan, sehingga wujud (eksistensi) ilmu dan agama adalah identik dan menyatu dalam wujud Tuhan.

b.Secara epistemologis, hubungan ilmu dan agama

bersifat intagratif-komplementer, artinya seluruh metode yang diterapkan dalam ilmu dan agama saling melengkapi satu sama lain. Dalam pencarian kebenaran ilmu tidak hanya menerima sumber dari kebenaran dari empiris dan rasio saja, namun juga menerima sumber kebenaran dari intuisi dan wahyu. Kebenaran ilmiah juga tidak hanya melalui usaha manusia/capaian (acquired knowlwdge), namun juga melalui pembersihan diri dan pendekatan diri kepada Tuhan sehingga ilmu itu hadir dalam diri manusia (knowledge by presence).

c.Secara aksiologi, hubungan ilmu dan agama

bersifat integratif-kualifikatif, artinya seluruh nilai (kebenaran, kebaikan, keindahan, dan keilahian) saling mengkualifikasi satu dengan yang lain. Nilai kebenaran, yang sering kali menjadi tolak ukur utama ilmu, merupakan kebenaran yang baik, yang indah dan yang ilahiah sekaligus. Justifikasi ilmu tidak hanya benar-salah (nilai kebenaran) saja, namun juga termasuk didalamnya baik-buruk (nilai kebaikan), indah-jelek (nilai keindahan) dan sacral-profan/halalharam (nilai keilahian).

Adanya dua unsure ghaib dan nyata dalam bidang

agama menunjukkan agama tidak bisa sepenuhnya dipahami secara akal(otak) sebab tidak akan mampu menembus pemahaman ilmu ghaib,melainkan wilayah pembahasan hati untuk menangkapnya Baik unsur ghaib maupun unsur nyata di alam dunia ini semua dapat dipahami melalui akal (berfikir).Adapun hubungannya dengan kajian sains (science) bahwa semua bertumpuh pada masalah yang bias diteliti,diamati, dan dipeljari secara seksama.

Artinya

pembelajaran sains pendekatannya menggunakan hal-hal yang kongkrit.Untuk memahami segala macam sains sudah pasti menggunakan andalan akal(otak),sebab ia berhadapan dengan masalah kongkrit(nyata).Dengan demikian antara agama dengan sains ada sesuatu yang sama yaitu sama-sama menggunakan potensi otak untuk berbagai tujuan manusia,seperti mengamati,menganalisa,mengkritisi,membandingkan ,menyimpulkan dan sebagainya

Hubungan agama dengan sains digambarkan dengan grafik


Agama

Sains

Otak

dipahami

Diagram diatas menunjukkan bahwa hubungan antara

agama dan sains sama-sama memiliki dua hal,yaitu dapat dipahami melalui kemampuan otak untuk berpikir dan mendapat kebenaran,dan objek kajian sama-sama bersifat realitas.Sungguhpun agama bersifat realitas,bisa dipahami dengan otak(berpikir),akan tetapi juga bisa dipahami melalui hati (intuisi).Dengan demikian tidak ada disparitas/dikotomi baik cara pemahaman agama dan sains maupun objek kajiannya,semua memiliki kesamaan yaitu dipahami melalui kemampuan otak dan kajiannya bersifat realitas.

Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan


Al-Quran adalah salah satu sumber ilmu

pengetahuan.Kandungan al-quran adalah berisi dasardasar segala ilmu pengetahuan,baik agama maupun umum termasuk sains. Dari segi perolehan,ilmu dibagi dua yaitu: Ilmu aqaly,yaitu ilmu diperoleh melalui penelitian,seperti ilmu biologi,kimia dan sebagainya. Ilmu samaiy,yaitu ilmu didapat melalui pendengaran seperti ilmu bahasa dan sastra.

Agama islam bersumber dari Al-Quran dan

hadist.kedua kitab suci ini yang ditinggalkan rasulullah SAW menjamin manusia selalu pada jalan yang lurus sesuai petunjuk Allah dan Rasul. Rasulullah bersabda Aku tinggalkan dua perkara,kalian tidak akan sesat untuk selamalamanya,selama tetap berpegang teguh pada kedua kitab itu yaitu kitab Allah(Al-Quran) dan sunnah Rasul (Hadist).

kerangka berpikir Menurut Zakiah darajat


Al-Quran

Agama

Sains dipahami

dipahami

Hati Intuisi
Kajian

Otak Berfikir

Otak Berfikir
kajian

Ghaib

Realitas

Realitas

Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang

berbeda tapi dua hal ini memiliki hubungan yang sangat penting. Tidak boleh kehilangan dari salah satunya.Menghilangkan salah satunya dapat melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang dapat merusak kehidupan. Albert Einstein Science without religion is lame,Religion without science is blind

Anda mungkin juga menyukai