Anda di halaman 1dari 11

GOOD LABORATORY PRACTICES (GLP)

Monday, 05 March 2012 14:34 | Written by Administrator | | |

Lembaga Pemerintah berkewajiban untuk melindungi masyarakatnya terhadap produk-produk yang membahayakan kesehatan dan lingkungan, untuk menunjang hal tersebut perlu data analitik yang valid dan mampu khusus untuk mengambil keputusan aman tidaknya suatu produk. Berawal dari kondisi inilah dirasakan perlunya penerapan cara laboratorium yang bail Good Laboratory Practices (GLP). Definisi Good Laboratory Practices adalah aturan-aturan, prosedur-prosedur dan praktek di laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan intensistas data analitik yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut. Tujuan GLP adalah sebagai penuntun bagi personal laboratorium untuk merencanakan suatu pengujian secara berhati-hati dan bekerja sedemikian rupa sehingga seluruh proses dapat terdokumentasi secara tepat dan lengkap serta dapat direkonstruksi secara rinci bilamana diperlukan. Ruang lingkup meliputi organisasi, personel, penanganan sampel, metode dan prosedur pengujian, pencatatan dan pelaporan data, serta keamanan laboratorium. Laboratorium mempunyai personel, fasilitas, dan lingkungan yang sesuai dengan pengujian yang akan dilaksanakan. Organisasi Laboratorium Struktur organisasi harus jelas dan mampu membuat laboratorium menjadi efisien serta menunjang tercapainya tujuan untuk memproduksi data analisa yang bermutu dan akhirnya mempengaruhi jaminan mutu analisa. Pembagian laboratorium menjadi sub unit harus demikian rupa sehingga terdapat pembagian tugas yang merata dan sesuai dengan jenis pekerjaan, alokasi tanggung jawab yang tepat, tidak menghambat hubungan antar unit dalam melakukan pengujian terhadap kontrol yang sama. Laboratorium harus mempunyai system dokumentasi yang tertib dan mampu termasuk terhadap catatan kualifikasi, pelatihan, pengalaman, serta uraian tugas dari personel.
Personel

Kualifikasi personel harus dalam bidang pengujian yang bersangkutan serta mampu melaksanakan tugas yang tertulis dalam uraian tugas yang tertulis dalam uraian tugas dengan

pendidikan yang sesuai dengan tugasnya. Kualitas dapat dicerminkan oleh pendidikan terakhirnya yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya adaptasi dalam bekerja di laboratorium. Tetapi latar belakang terletak mutlak, untuk dapat bekerja dengan baik di dalam sebuah laboratorium. Oleh karena itu pendidikan tambahan atau pelatihan akan sangat membantu meningkatkan kualifikasi personel. DI samping kualifikasi jumlah personel yang memadai akan berperan dalam memberikan jaminan mutu analisa. Sebuah laboratorium yang sangat sibuk, tetapi didukung oleh beberapa analisa, maka analis akan bekerja dengan tergesa-gesa dan mungkin akan memberikan hasil analisa yang kurang teliti, sebaiknya dengan jumlah analis yang berlebihan dalam laboratorium yang kurang sibuk akan membuat laboratorium tidak efisien. Laboratorium harus mempunyai program pelatihan dan personel harus diberi pelatihan secara periodik untuk meningkatkan kemampuan pengujian. Kualifikasi, pengalaman, serta pelatihan tiap personel harus didokumentasikan. Kesehatan personel harus dimonitor sesuai dengan peraturan yang ada dan bila ada personel yang kondisi kesehatannya tidak baik tidak boleh bekerja dalam lingkungan yang dapat menambah buruknya kesehatan.
Peralatan/Fasilitas

Umum Laboratorium harus dilengkapi dengan jenis peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan ruang lingkup aktifitas pengujian. Untuk menjamin keabsahan pada waktu digunakan, peralatan harus dipelihara dan dikalibrasi secara berkala. Peralatan ditempatkan pada tempat yang sesuai untuk masing-masing peralatan. Setiap peralatan dengan petunjuk penggunaan alat dan buku catatan pemakaian. Setiap peralatan harus mempunyai tanggung jawab. Semua peralatan harus dipelihara dengan baik dan prosedur pemeliharaan harus didokumentasikan. Semua jenis alat harus dilengkapi dengan rekaman yang mencakup: 1. Nama peralatan

Nama pabrik, identitas jenis dan nomor seri Tanggal penerimaan dan tanggal mulai digunakan Letaknya pada saat ini Kondisi saat diterima Buku instruksi data perusahaan pembuat alat

Tanggal hasil kalibrasi Pemeliharaan secara rinci tanggal dan rencana pemeliharaan yang akan datang Sejarah tentang kerusakan/reparasi

Media/Reagensia Bahan media/reagen yang diperlukan dalam suatu laboratorium kebutuhan sperti pada metode yang digunakan dan sebaiknya berasal dari pabrik yang telah dikenal reputasinya dengan ukuran kemasan yang sesuai untuk penggunaan di laboratorium. Catatan pengadaan bahan-bahan tersebut sebaiknya ada dan cara pengadaaanya diusahakan sedemikian ruopa agar dapat memperlancar dan tidak sampai kehabisan bahan. Pada waktu diterima harus diperiksa seutuhnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan dan penyimpanan bahan kimia dan reagensia antara lain: 1. Tempat penyimpanan

Label/tanda yang tertempel pada tombol reagensia/media Etiket

Media dan reagensia ditempatkan di gudang atau lemari yang sesuai untuk menjaga agar bahan media tersebut tidak rusak dan mudah dicari serta tidak mudah tercemar. Pada penyimpanan juga harus memperhatikan tanda peringatan, tanda bahaya, termasuk toksisitasnya, sifat mudah terbakat stabilitasnya terhadap panas, udara, cahaya, serta reaktifitasnya terhadap zat kimia lain. Pereaksi/media yang sudah dibuat di laboratorium harus diberi etiket yang jelas berisi informasi antara lain: nama pereaksi, kadar, tanggal pembuatan, serta tanda bahaya bila ada. Prosedur penanganan, penyimpanan media/reagensia pereaksi dan pembuangan limbah, ditulis dan didokumentasi. Pembanding Dalam melakukan analisa mutu suatu produk harus menggunakan bahan baku pembanding yang bersertifikat. Salah satu unsur terpenting dalam analisa mutu suatu produk adalah bagian bahan baku pembanding. Bahan baku pembanding yang tepat akan menjamin keabsahan serta keterulangan hasil pengujian yang baik. Penggunaan bahan baku pembanding yang tidak sesuai akan menyebabkan pengambilan keputusan hasik pengujian yang tidak absah atau penyimpang hasil pengujian. Tetapi pada kenyataannya memperoleh bahan pembanding yang sesuai dengan tjuan pengujian banyak mengalami kendala antara lain : 1. Bahan pembanding yang sulit didapat karena tidak semua lembaga penerbit bahan pembanding menyediakan bahan pembanding yang dibutuhkan. 2. Harga bahan pembandinng yang sangat mahal. 3. Kemungkinan bahan pembanding mengalami kerusakan atau terurai selama perjalanan.

Penanganan dan penyimpanan baku pembanding dapat dilakukan dengan cara :

Lebih Lanjut : http://andri0204.wordpress.com/2010/12/13/good-laboratory-practice/ Last Updated (Monday, 26 November 2012 20:45)

Good Housekeeping Practice (GLP Bag.6)


Laboratorium harus mempunyai ukuran, konstruksi, lokasi dan sistem pengendalian yang memadai agar dapat memenuhi tugas dan fungsi laboratorium. Desain yang tidak tepat dan fasilitas laboratorium yang kurang terawat dapat mengurangi mutu data hasil uji dan atau kalibrasi, operasional kegiatan laboratorium, kesehatan dan keselamatan, serta moralitas personel laboratorium. Pemeliharaan kondisi akomodasi dan lingkungan laboratorium yang baik, selain untuk mencapai keabsahan mutu data juga dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia, kebakaran, serta bahaya lain yang timbul. 1. Pengaruh kondisi akomodasi. Kondisi akomodasi dan lingkungan dapat berpengaruh terhadap :

Kondisi contoh yang akan diuji.

Untuk menghindari kontaminasi serta perubahan kondisi contoh, maka ruangan tempat penerimaan contoh, penyimpanan, preparasi, lingkungan pengujian harus bebas dari debu, asap serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap contoh, misalnya tempertatur dan kelembaban.

Kinerja peralatan laboratorium.

Debu, temperatur, kelembaban, getaran dan kestabilan tenaga listrik akan mempengaruhi peralatan laboratorium. Hendaknya peralatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tersebut ditempatkan pada lokasi yang tepat

Personel laboratorium.

Penerangan dan ventilasi di lingkungan pengujian harus cukup serta terhindar dari kebisingan agar memberikan rasa nyaman kepada personel yang melakukan kegiatan operasional

laboratorium. Ruang yang memadai juga harus tersedia untuk melaksanakan administrasi laboratorium, misalnya pencatatan, pelaporan dan kegiatan dokumentasi.

Kesesuaian kondisi yang dipersyaratkan.

Persyaratan kondisi dalam metode pengujian serta peralatan penunjang harus dipenuhi untuk mencapai keabsahan mutu data laboratorium. 2. Fasilitas Laboratorium

Pencahayaan.Untuk mendapatkan cahaya matahari yang cukup disarankan laboratorium menggunakan jendela kaca dengan luas sekitar satu pertiga (1/3) dari luas lantai ruangan. Jika bahan kimia atau peralatan instrumentasi sensitif terhadap sinar matahari langsung gedung laboratorium harus didisain sedemikian rupa untuk mengihindari penembusan langsung sinar matahari yang melebihi intensitas 70 W/m2.Pencahayaan dalam laboratorium yang diperlukan berkisar antara 540 1075 lux atau lumen per m2 pada area kerja. Kualitas dan intensitas pencahayaan harus dikontrol agar masih dalam kisaran yang dapat diterima. Untuk itu, seluruh rekaman pencahayaan dalam laboratorium serta pengendaliannya harus dipelihara. Ventilasi

Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan kontaminasi udara yang terjadi di ruang laboratorium yang disebabkan bahan kimia dapat keluar dan digantikan dengan udara segar. Sistem ventilasi laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan ventilasi alami dan buatan (AC). Jika digunakan AC di ruang laboratorium maka kebutuhan AC pada ruangan tersebut diperhitungkan sebesar 1 PK untuk 20 m2. Penggunaan ventilasi alami tidak dimungkinkan pada ruang instrumentasi, ruang srteril, atau ruang timbang karena akan menyebabkan adanya debu atau pergerakan udara yang dapat mempengaruhi peralatan dan instrumentasi laboratorium. Seluruh sistem ventilasi laboratorium harus dimonitor setidaktidaknya 3 bulan sekali jika pemantauan kontinu tidak tersedia, serta harus dievaluasi ulang ketika ada perubahan pada sistem tersebut

Sumber Energi

Laboratorium harus memastikan bahwa sumber energi cukup untuk kegiatan operasionalnya. Selain itu, laboratorium harus mempunyai jenset untuk cadangan energi apabila sewaktu-waktu ada pemadaman aliran listrik. Jika laboratorium menggunakan peralatan instrumentasi, kestabilan arus listrik adalah hal yang perlu diperhatikan, karena arus listrik akan sangat mempengaruhi kinerja instrumentasi yang mempunyai sensitivitas tinggi. Karena itu perlu dipertimbangkan penggunaan stabiliser, disamping isolated ground circuit dan instalasi listrik yang memenuhi persyaratan.

Persediaan Air

Laboratorium harus memastikan persediaan air cukup untuk kegiatan operasional, baik air destilasi, air bidestilasi, air demineralisasi, air untuk keperluan sehari-hari, misalnya air untuk pencucian peralatan gelas, cuci tangan, atau keperluan di kamar kecil.

Alat Keselamatan

Fasilitas dan peralatan keselamatan harus tersedia untuk menjamin lingkungan kerja yang bersih dan aman, diantaranya meliputi :

almari asam dan almari pengaman informasi safety alat untuk menangani tumpahan bahan kimia pakaian kerja dan alat pelindung diri saluran air dengan kran dan shower saluran gas dengan kran sentral jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus kotak P3K yang berisi lengkap obat nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau, bak berisi pasir kering dengan sekop, selimut anti api fasilitas pembuangan limbah Meja Kerja dan Area kerja Personel Laboratorium

Meja kerja sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam melakukan kegiatan operasional laboratorium. Biasanya tinggi meja kerja sekitar 80 cm, lebar 90 cm, sedangkan panjang disesuaikan dengan ruangan yang ada. Untuk pemilihan meja laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

terbuat dari bahan yang kuat halus dan rata kedap air tahan terhadap bahan kimia mudah dibersihkan.

Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk kenyamanan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Posisi meja kerja sedapat mungkin tidak mengganggu kegiatan personel lain.

Good Documentation Practice (GLP Bag. 5)


Laboratorium harus mempunyai dan mengembangkan sistem dokumentasi dan rekaman yang sesuai dengan kebutuhannya dalam menerapkan Praktik berlaboratorium yang baik (GLP). Rekaman data hasil uji, pemrosesan, serta penerbitan laporan hasil uji merupakan unsur yang sangat penting dalam keseluruhan proses pengujian. Rekaman dapat berupa hard copy atau media elektronik. Seluruh rekaman data yang berhubungan dengan pengujian harus mudah

dibaca, didokumentasikan, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga rekaman tersebut dapat mudah diperoleh kembali dengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan. Selain itu, rekaman tersebut harus disimpan pada lokasi yang memadai untuk mencegah kerusakan, kehilangan dan harus dijamin aman serta rahasia. Biasanya rekaman disimpan selama 5 tahun, dan kemudian dimusnahkan sesuai prosedur yang ditetapkan oleh laboratorium. Laboratorium harus mempunyai prosedur untuk melindungi dan mempunyai rekaman pendukung atau back-up yang disimpan secara elektronik atau komputerisasi serta mencegah adanya akses untuk mengubah rekaman tersebut oleh personel yang tidak berwenang. Pencatatan atau rekaman berfungsi untuk mendokumentasikan apa yang diperoleh dari perhitungan atau pengamatan orisinil tanpa direkayasa. Pengamatan, pencatatan data dan perhitungan harus direkam pada saat pengujian dilakukan serta dapat diidentifikasi untuk pekerjaan tertentu. Untuk meminimalkan kesalahan rekaman, laboratorium harus melaksanakan usaha-usaha, antar lain :

Meningkatkan kesadaran personel penanggung jawab melalui pelatihan atau pengarahan dari atasannya Pemeriksaan oleh operator yang berbeda Pemeriksaan perhitungan oleh orang lain Perhitungan kembali dengan metode yang berbeda Verifikasi data atau hasil perhitungan.

Namun, apabila kesalahan tetap terjadi dalam suatu rekaman, setiap kesalahan harus dicoret. Tidak diperkenankan untuk menghapus atau meghilangkan data aslinya, sehingga membuat tidak dapat terbaca. Cara yang benar adalah : nilai yang salah dicoret, dan nilai yang benar ditulis disampingnya. Karena itu, perlu dihindari penggunaan pensil yang mudah dihapus untuk perhitungan atau pencatatan data di laboratorium. Semua perubahan dalam rekaman harus ditandatangani atau diparaf oleh orang yang melakukan koreksi. Tindakan serupa harus dilakukan pada rekaman yang disimpan secara elektronik untuk mencegah hilang atau berubahnya data orisinil. Untuk menjaga konsistensi antar sistem rekaman dan dokumentasi dengan pelaksanaannya, laboratorium harus melaksanakan prinsip dasar manajemen mutu, yaitu :

Konseptual
Katakan apa yang dilakukan Lakukan apa yang dikatakan

Implementasi
Dokumentasikan seluruh proses kegiatan operasional laboratorium Ikuti seluruh dokumen sistem mutu (panduan mutu, prosedur, metode, instruksi kerja, dll.yang telah dibuatnya)

Tunjukan apa yang telah dilakukan Catat atau rekam seluruh kegiatan

operasional laboratorium yang telah dilaksanakannya Kaji ulang dan tingkatkan Lakukan audit untuk mengetahui penerapan sistem mutu dan kinerja laboratorium Peningkatan sistem mutu secara konsisten dan kesinambungan

Lakukan tindakan preventif untuk menghindari ketidaksesuaian dan/atau tindakan korektif bila diperlukan

Good Measurement Practice (GLP Bag. 4)


Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan instrumentasi yang diperlukan agar pengujian dapat dilaksanakan. Peralatan pengujian, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak, harus dilindungi dari penyetelan atau pengoperasian yang dapat menyebabkan tidak validnya hasil pengujian. Peralatan dan perangkat lunak yang digunakan untuk pengujian harus sesuai dengan tugas dan ruang lingkup pengujian, mampu mencapai akurasi yang disyaratkan, serta memenuhi spesifikasi yang relevan dengan pengujian. Peralatan dan instrument yang tersedia harus diinspeksi secara periodik, dijaga kebersihan, distel dan dikalibrasi sesuai dengan standar. Peralatan dan instrumentasi harus dioperasikan oleh personel yang ahli, terlatih dan ditunjuk. Semua instruksi cara operasi setiap peralatan harus tersedia di tempat. Catatan setiap peralatan harus ada dan disimpan yang meliputi :
1. 2. 3. 4. Nama peralatan, deskripsi dan nomor seri. Tanggal perolehan peralatan (delivery) Data maintenance, kalibrasi dan perbaikan, Keselamatan yang diperlukan bagi setiap peralataan utama.

Bukti bahwa suatu peralatan tertentu menghasilkan data analisa atau test yang sesuai standar dan memadai untuk kontrak atau peraturan. PROGRAM KALIBARASI Semua peralatan ukur dan instrumentasi harus terlebih dahulu dikalibrasi sebelum digunakan dan dikalibrasi ulang secara reguler. Sistem kalibrasi harus memenuhi persyaratan standar. Jika laboratorium menggunakan pelayanan kalibrasi oleh pihak luar ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

Mampu telusur pengukuran harus dijamin oleh laboratorium yang melakukan kalibrasi Laboratorium yang melakukan kalibrasi dapat mendemonstrasikan kompetensinya Dilakukan oleh personel yang qualified Menggunakan prosedur yang tepat.

Sertifikat kalibrasi yang diterbitkan oleh laboratorium yang melakukan kalibrasi harus berisi hasil pengukuran, termasuk ketidakpastian pengukuran dan/atau pernyataan kesesuaian spesifikasi metrologi yang ditetapkan. Standar banding (Certified Reference Materials/SRMs) yang dipakai dalam kalibrasi harus bersertifikasi yang dapat ditelusuri menuju standar pengukuran nasional. Apabila penelusuran tidak memungkinkan (contoh : kalibrasi spektroskopi serapan atom), maka kalibrasi harus divalidasi dengan referensi analisa SRM. Selang waktu antar kalibrasi harus sesuai dengan standar nasional atau internasional. Apabila standar tidak ada, peralatan dikalibrasi pada interval sesuai tujuan standar. Untuk peralatan yang didasarkan pada perbandingan dan bahan pengukuran mutlak, kalibrasi awal harus dilakukan untuk menjamin ketelitian (accuracy) hasil analisa. Catatan tentang kalibrasi peralatan harus ada dan disimpan. Catatan berisi detail prosedur kalibrasi, sertifikat kalibrasi, tanggal kalibrasi dan frekuensi kalibrasi yang diperlukan.

Good Analytical Practice (GLP Bag.3)


Metode pengujian adalah prosedur teknis tertentu untuk melaksanakan pengujian. Tanpa metode laboratorium tidak mungkin melaksanakan kegiatan pengujian, pengukuran atau kalibrasi. Karena itu, laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur yang tepat untuk semua jenis pengujian yang sesuai dengan ruang lingkupnya, termasuk :

pengambilan contoh uji penanganan contoh uji transportasi penyimpanan preparasi contoh/barang yang akan diuji dan/atau dikalibrasi perkiraan ketidakpastian pengukuran teknik statistik untuk analisis data pengujian dan/atau kalibrasi

Untuk memastikan agar pengujian dilakukan dengan benar serta memberikan hasil yang memuaskan dan dapat dipercaya, laboratorium harus menggunakan metode standar internasional maupun nasional. Selain itu, laboratorium dapat juga menggunakan metode non-standar yang mempunyai spesifikasi yang telah diakui serta berisi informasi yang cukup dan ringkas tentang bagaimana melaksanakan pengujian tersebut. Dalam hal ini, tambahan dokumentasi untuk tahapan metode atau detail informasi perlu dilakukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode, antara lain :


semua metode pengujian harus didokumentasikan dan divalidasi; semua metode tersebut harus dipelihara kemutakhirannya dan tersedia untuk personel yang tepat; metode harus diikuti secara benar sepanjang waktu; personel yang bersangkutan harus dilatih dan/atau dievaluasi kompetensinya metode tersebut harus dilakukan secara berkala oleh personel yang bersangkutan untuk memelihara kemahirannya.

VALIDASI METODE Laboratorium harus memvalidasi metode pengujian, termasuk metode pengambilan contoh, sebelum metode tersebut digunakan. Validasi metode adalah konfirmasi dengan cara menguji suatu metode dan melengkapi bukti-bukti yang objektif apakah metode tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai tujuan tertentu. Dengan kata lain, validasi metode merupakan proses mendapatkan informasi penting untuk menilai kemampuan sekaligus keterbatasan dari suatu metode untuk :

memperoleh hasil yang dapat dipercaya menentukan kondisi di mana hasil data uji diperoleh menentukan batasan suatu metode, misalnya akurasi, presisi, batas deteksi, pengaruh matrik, dan lain-lain.

Validasi metode sangat penting karena menyangkut elemen-elemen yang dapat mempengaruhi, seperti personel, peralatan atau instrumentasi, bahan kimia, kondisi akomodasi dan lingkungan, contoh/barang, dan waktu yang semuanya merupakan faktor yang dapat menimbulkan variasi pada suatu pengujian. Tujuan Validasi metode adalah untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan yang tidak dapat dihindari dari suatu metode pada kondisi normal dimana seluruh elemen terkait telah dilaksanakan dengan baik dan benar. Dalam pelaksanaannya, laboratorium harus memvalidasi :

metode non-standar metode yang didesain/dikembangkan oleh laboratorium metode standar yang digunakan di luar ruang lingkup (rentang) yang ditentukan penegasan serta modifikasi metode standar untuk konfirmasi bahwa metode tersebut sesuai penggunaan yang dimaksud.

Hal-hal yang biasanya menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan validasi metode adalah :

keterbatasan biaya, waktu, dan personel kepentingan laboratorium kepentingan pelanggan

diutamakan untuk pekerjaan yang bersifat rutin.

Sebagai bukti bahwa laboratorium telah melakukan validasi metode, laboratorium harus mencatat hasil yang diperoleh, prosedur yang digunakan untuk validasi, dan suatu pernyataan bahwa metodeGood Sampling Practice (GLP Bag. 2)
Menyambung tulisan mengenai GLP, pada bagian 2 ini saya akan membahas tentang Praktik Pengambilan Sampel yang Baik (Good Sampling Practice). Tulisan berikutnya saya akan membahas satu persatu penerapan GLP pada praktik-praktik lainnya. Pengambilan contoh didefinisikan sebagai prosedur pengambilan suatu bagian dari substansi, bahan, atau produk untuk keperluan pengujian dari contoh yang mewakili kumpulannya. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan contoh adalah :

Perencanaan pengambilan contoh Petugas pengambil contoh Prosedur pengambilan contoh Peralatan yang digunakan Lokasi dan titik pengambilan contoh Frekuensi pengambilan contoh Keselamatan kerja Dokumentasi yang terkait

Laboratorium harus mempunyai rencana pengambilan contoh dan prosedurnya, serta harus tersedia pada lokasi di mana pengambilan contoh dilakukan. Perencanaan pengambilan contoh didasarkan pada metode statistik yang tepat dan ditujukan kepada faktor-faktor yang dikendalikan untuk memastikan validitas hasil pengujian. Prosedur pengambilan contoh harus menguraikan pemilihan, rencana pengambilan contoh, preparasi contoh untuk menghasilkan informasi yang diperlukan. Petugas pengamabil contoh harus dilakukan oleh personel yang qualified, dibuktikan dengan pendidikan, pelatihan dan dapat menunjukan keterampilannya dalam pengambilan contoh serta telah ditunjuk atau mewakili laboratorium yang bersangkutan sesuai dengan penggunaan yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai