Anda di halaman 1dari 8

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 HAMBATAN AKTIVITAS ENZIM DELTA-AMINOLEVULINIC ACID SYNTHETASE ( -ALAD) PADA BIOSINTESA HEME

AKIBAT PAPARAN PLUMBUM David Siagian ABSTRACT


The problem of plumbum polution (Pb) as one of heavy metals is a serious problem in both developed country such as Indonesia. The plumbum can be airborne, water borne, and foodbome, thus it will be very difficult ti fine a free of plumbum enviroment. Plumbum is categorized into metal that form complex ligand with many compounds to inhibit the enzym activities and to cause the demage in certain organs including liver, kidney, and hematoetic system. One ofindicators for heavy metals toxcity in tissue/organs readily observable is change in blood chek value. Plumbum as toxic works on enzim rich of sulfidril cluster (SH) such as ALA dehydratase (ALAD) and mitchondria i.e., ALA synthase and hemesyntetase. Toxicity of plumbum is caused by interaction between plumbum with ligand compound existng in the body, for example enzym-SH cluster of d-ALAD (resulting in accumulation of a-ALA) and heme synthetase enzim (resulting in accumulation of a-ALA and heme synthetase enzim (resulting in accumulation of protoporpitin) and then to cause the resistance of haemoglobin systhesis. Haemoglobin biosyntesa is very vulnerable to increase in plumbum concentration in the body compared to erythosite biosynthesis. __________ Kata Kunci : a-ALAD, biosintesa heme, plumbum

1. PENDAHULUAN
Masalah polusi plumbum (Pb) sebagai salah satu logam berat merupakan masalah yang serius di negara-negara maju maupun Negara berkembang seperti Indonesia. Polusi plumbum di lingkungan hidup berasal dari proses pertambangan, peleburan logam, industri yang menggunakan bahan baku plumbum (misalnya pabrik cat, kabel, enamel, gelas, baterai dan pestisida) dan asap kendaraan bermotor. Pada golongan usia muda senyawa plumbum sangat potensial merusak sistem saraf sehingga pada anak-anak dapat disertai penurunan intelligence quotient (IQ) yang mengakibatkan anak-anak cenderung lamban dalam berpikir dan tidak cerdas.1 Penyebaran plumbum dapat melalui udara, air, dan makanan, sehingga akan sulit ditemukan suatu lingkungan yang bebas plumbum. Plumbum dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran cerna (digestion) dan saluran napas (ingestion). Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut diangkut oleh eritrosit. Selain itu, penyerapan plumbum dan kadmium akan meningkat seiring dengan defisiensi ion Ca, Fe, dan K, sebab penyerapan plumbum dalam tubuh (saluran pencernaan) melalui jalur yang sama dengan penyerapan ion Ca, Fe, dan K. Plumbum termasuk dalam kelompok logam yang akan membentuk ligand kompleks dengan banyak 234 ______________ ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 senyawa yang dapat mengganggu aktivitas enzim dan menyebabkan kerusakan pada organ tertentu termasuk hati, ginjal, dan sistem hematopoetik. Salah satu indikator terjadinya keracunan logam berat dalam jaringan/organ yang paling mudah dan nyata untuk diamati adalah perubahan nilai pemeriksaan darah.2 Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang dibentuk oleh logam Fe (besi) dengan gugus haemo dan globin sintesa dari kompleks tersebut melibatkan 2 enzim, yaitu enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase) atau asam amino levulinat dehidrase dan enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD adalah enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara aktif pada tahap awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Sistem hematopoetik sangat peka terhadap efek Pb. Efek hematotoksisitas Pb adalah menghambat sebagian besar enzim yang berperan dalam biosintesa heme. Diantara enzim yang terlibat dalam heme, enzim aminolevulinik acid dehydrogenase ( ALAD) dan ferrochelatase termasuk enzim yang paling rentan terhadap efek penghambatan Pb. Sedangkan enzim delta aminolevulinic acid synthetase ( ALAD) uroporphyrinogen decarboxylase (UROD) dan coproporphyrinogen oxidase (COPROD) tidak begitu peka terhadap penghambatan Pb 3. Plumbum mengganggu system sintesis Hb dengan menghambat konversi delta aminolevulinic acid (delta-ALA) menjadi forfobilinogen dan menghambat korporasi dari Fe ke dalam protoforforin IX untuk membentuk Hb dengan menghambat enzim delta aminolevulinic acid dehydratase ( -ALAD) dan feroketalase.4 Penelitian tentang efek plumbum pada beberapa species mahluk hidup telah banyak dilakukan. Diantaranya pemeberian senyawa plumbum asetat yang merupakan senyawa anorganik sebanyak 0,5 gr/kg/BB/oral/hari/tikus selama 16 minggu mengakibatkan anemia. Sedangkan pada pemberian senyawa plumbum organic akibat yang ditimbulkan terjadinya penurunan berat badan tetapitidak menimbulkan anemia.1 Toksisitas plumbum disebabkan adanya interaksi antara plumbum dengan senyawa ligand yang ada di dalam tubuh, misalnya gugus enzim SH dari d-ALAD (yang mengakibatkan penumpukan d-ALA) dan enzim heme sintetase (mengakibatkan penumpukan protoporpirin) sehingga terjadi hambatan sintesis hemoglobin. Plumbum juga dapat menghambat enzim ferokelatase yang menyebabkan ion Fe tidak dapat berikatan dengan cincin protoporpirin, oleh karena terjadi kompetisi antara plumbum dengan Fe.5 2. PLUMBUM (Pb) Plumbum (Pb) atau dikenal sebagai plumbum atau timah hitam merupakan logam berat beracun yang bersifat kumulatif. Apabila terhirup atau tertelan oleh manusia di dalam tubuh akan mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi. Manusia menyerap plumbume melalui udara, debu, air dan makanan.6 Lebih dari 95% plumbum bersifat anorganik dan umumnya dalam bentuk garam plumbume anorganik, kurang larut dalam air, selebihnya berbentuk organik. Dalam bentuk anorganik plumbum biasa dipakai untuk industry baterai, cat, percetakan, gelas, polyvinyl, plastic, pelapis kabel dan mainan anak-anak. Dalam 235 ______________ ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 bentuk organic plumbum dipakai untuk industri perminyakan. Plumbum organik ditemukan dalam bentuk senyawa tetraethyllead (TEL) dan tetramethyllead (TML). TEL dipakai untuk anti knocking yang berfungsi menaikkan angka oktan. Jenis senyawa ini hamper tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam pelrut organik seperti dalam lipid.7 Plumbum di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar berplumbum yang dalam pembakarannya melepaskan plumbum oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia dan hewan. Mobil berbahan bakar berplumbum melepaskan 95 % plumbum yang mencemari udara. Debu plumbum dapat menempel pada makanan/minuman jajanan yang dijual di pinggir jalan. Debu plumbum juga dapat mengkontaminasi tanah pertanian. Plumbum dalam air minum dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dank ran air. Kandungan plumbum dalam air sebesar 15g/L dianggap sebagai konsentrasi yang aman untuk dikonsumsi. Plumbum dalam makanan berasal dari kontaminasi kaleng makanan yang bertimbal.8 Keracunan yang ditimbulkan oleh plumbum dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Saluran gastrointestinal dan respirasi merupakan jalur utama absorbsi plumbum, penetrasi melalui kulit hanya sedikit. Organ-organ tubuh yang menjadi sasaran dari keracunan plumbum adalah system peredaran darah, system syaraf, system urinaria, system reproduksi, system endokrin dan jantung.7 Pada orang dewasa kadar plumbum darah 10mcg/dL akan mempengaruhi perkembangan sel darah, kadar plumbum dalam darah 40mcg/dL akan mempengaruhi beberapa fungsi dari kemampuan darah untuk membentuk hemoglobin, gangguan nervous system, menyebabkan kelelahan, irritability, kehilangan ingatan, dan reaksi lambat.9 3. KINETIKA PLUMBUM Setelah diabsorbsi, plumbum didistribusi ke jaringan lunak seperti otak, paru, hati, limpa dan sum-sum tulang sebagai Pb difosfat, kemudian mengalami redistribusi dan disimpan dalam tulang sebagai Pb trifosfat yang sukar sekali larut. Proses ini berlangsung beberapa bulan bila penderita tidak diobati. Plumbum disimpan dan dimobilisasi dari tulang sama seperti kalsium. Dalam keadaan terikat pada tulang dianggap tidak toksik dan toksisitas timbul jika berada dalam keadaan bebas. Pemberian banyak kalsium dan keadaan asidosis akan membebaskan plumbum dari tulang menuju jaringan lunak. Intake fosfat tinggi mempermudah penimbunan plumbum dalam tulang dan mengurangi plumbum dalam jaringan lunak. Sedangkan intake fosfat rendah akan mempermudah mobilisasi plumbum dari tulang dan menambah plumbum dalam jaringan lunak. Plumbum diekskresi bersama urine, tinja dan keringat (sedikit). Ekskresi plumbum ditingkatkan dengan pemberian CaNa2 EDTA atau penisilamin dan dimerkaprol.10

4. PENGARUH PLUMBUM PADA SISTEM PEREDARAN DARAH 236 ______________ ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 Kira-kira 90% plumbum yang masuk ke dalam sirkulasi darah menuju ke eritrosit, ada juga yang ke albumin darah, -globulin dan protein lain. Plumbum mempengaruhi system peredaran darah dengan berbagai cara: 1. Dengan memperlambat pematangan normal sel darah merah (eritrosit) dalam sum-sum tulang, hal ini menyebabkan terjadinya anemia. 2. Mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah. Sel darah merah yang diberi perlakuan dengan plumbum, memperlihatkan peningkatan tekanan osmosis dan kelemahan pergerakan. Selain itu juga memperlihatkan penghambatan Na-K-ATP ase yang meningkatkan kehilangan kalium intraselular. Pengaruh ini menjelaskan bahwa kejadian anemia pada peristiwa keracunan plumbum disertai oleh penyusutan waktu hidup sel darah merah. 3. Menghambat biosintesis hemoglobin dengan cara menghambat aktivitas enzim ALAD dan enzim dan enzim ferroketalase.7 5. PENGARUH PLUMBUM TERHADAP MEMBRAN SEL Pengaruh plumbum terhadap eritrosit telah banyak diteliti oleh karena affinitaseritrosit terhadap plumbum sangat tinggi. Eritrosit meningkat 99% plumbum dalam darah. Plumbum ini menimbulkan distabilitas membran sel, menurunkan fluiditas membran dan meningkatkan kecepatan hemolisis. Plumbum dianggap sebagai agent hemolitik seperti tembaga dan mercury, menyebabkan penghancuran eritrosit melalui pembentukan peroksida-peroksida lipid dalam membran sel. Plumbum berikatan kuat dengan phosphatidilkholin membran sel secara invitro, sehingga phosphatidilkholin membran sel menurun.11 6. BIOSINTESIS HEMOGLOBIN Hemoglobin merupakan protein konjugasi globulin dan heme yaitu suatu kompleks protoforpirin dengan besi. Biosintesis porfirin berasal dari derivate Koenzim A dari asam suksinat pada siklus Kerbs dalam mitokondria dan asam amino glisin. Hasil reaksi kondensasi antara suksinil Ko-enzim A dan glisin adalah asam alfa amino beta ketoadipat yang dengan cepat dikarboksilasi menjadi asam deltaaminolevulenat. Sintesis asam delta-aminolevulenat terjadi di mitokondria. Dalam sitoplasma 2 molekul delta-aminolevulenat dikatalisis oleh enzim deltaaminolevulenic acid dehydratase membentuk 2 molekul air dan 1 molekul porfobilinogen. Dalam sitoplasma 4 unit porfobilinogen mengalami kondensasi membentuk polimer siklik yaitu uroporfobilinogen. Ada 2 isomer uroporfobilinogen, yaitu isomer tipe I dan isomer tipe III. Heme berasal dari isomer tipe III. Uroporfobilinogen III diubah menjadi koproporfirinogen III. Reaksi ini dikatalisis oleh uroporfobilinogen dekarboksilase. Kemudian koproporfirinogen III memasuki mitokondria, selanjutnya diubah menjadi protoporfirinogen. Dari 15 kemungkinan isomer hanya satu yang dibentuk, yaitu protoporfirinogen IX. Protoporfirinogen IX dioksidasi oleh protoporfirinogen oksidase menghasilkan protoporfirin IX. Oksidasi ini menghasilkan ikatan rangkap terkonjugasi yang merupakan ciri porfirin. Tahap akhir pembentukan heme adalah pemasukan ion ferro ke dalam protoporfirin yang dikatalisis oleh enzim ferrokatalase.12 237 ______________ ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 Skema Sintesa Heme: Glisin suksinil CoA ALA sintetase + piridoksal dan asam pantotenat delta amino laevulinic acid (delta ALA) ALA dehidratase Portobilinogen Uroporfirinogen III UP III (--H) Koproporfirinogen III CP III (--H) Koproporfirinogen dekarboksilase Protoporfirin IX Fe+ hemesitetase (ferokhelatase) + glutation + asam askorbat Globin+ Hemoglotiin 7. INTERAKSI PLUMBUM DENGAN HEMOGLOBIN Interaksi logam-logam berat pada oksihemoglobin dinyatakan sebagai sumber pembentukan radikal bebas superoksid (O2) pada eritrosit. Penelitian secara invitro menunjukkan bahwa plumbum secara bermakna memperbesar autooksidasi hemoglobin pada lisosom.13 Anemia merupakan tanda lanjut dan paling sering terjadi pada orang dewasa, biasanya ringan dan selalu hipokrom. Hal ini menunjukkan salah penggunaan Fe dalam sum-sum tulang sehingga Fe darah meningkat. Hal ini mengakibatkan pengurangan inkorporasi Fe kedalam eritrosit dan penimbunan Fe yang berlabihan dalam mithokondria precursor eritrosit. Anemia yang terjadi digolongkan sebagai anemia sideroblastik.10 8. PENGARUH PLUMBUM TERHADAP ENZYM ALAD 238 ______________ ISSN 0853 - 0203 vit A?

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 Plumbum sebagai racun bekerja terhadap enzim-enzim yang kaya akan gugus sulfidril (SH) seperti ALA dehidratase (ALA-D) dan dalam mitokondria yaitu ALA sintetase dan hemesintetase. Toksisitas plumbum disebabkan adanya interaksi antara plumbum dengan senyawa ligand yang ada di dalam tubuh, misalnya gugus enzim SH dari -ALAD (yang mengakibatkan penumpukan ALA) dan enzim heme sintetase (mengakibatkan penumpukan protoporpirin) sehingga terjadi hambatan sintesis hemoglobin. Plumbum juga dapat menghambat enzim feroketalase yang menyebabkan ion Fe tidak dapat berikatan dengan cincin protoporpirin, oleh karena terjadi kompetisi antara plumbum dengan Fe. Akibatnya timbal dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin.5 Pada eritrosit yang matang, plumbum menyebabkan defisiensi Glu-6-PD dan penghambatan enzim pirimidin-5-nukleotidase, sehingga terjadi akumulasi degradasi RNA serta ribosom eritrosit. Hal ini menyebabkan turunnya masa hidup eritrosit dan meningkatkan kerapuhan membrane eritrosit, sehingga terjadi penurunan jumlah eritrosit.5 Penghambatan terhadap Delta Aminolevulinic Acid Dehidrogenase ( ALAD), enzim utama dalam biosintesa heme, menyebabkan peninggian kadar substrat ALA (aminolevulinic acid) baik dalam darah maupun urine individu yang terkena. Peningkatan kadar ALA menyebabkan pembentukan hydrogenperoksida, radikal superokside dan juga interaksi keduanya menghasilkan radikal hidroksil, suatu radikal bebas yang paling reaktif. ALA yang kemudian teroksidasi akan menjadi asam 4,5-dioxovalerat, suatu senyawa yang berpotensi genotoxic.13 ALA mengalami enolisasi dan autooksidasi pada pH 7-8. Tahapan-tahapan pasangan oksidasi ALA dan oksihemoglobin membentuk ROS. Enol ALA (ALA terenolisasi) menjadi donor elektron ke oksigen molekuler bersama dengan transfer electron dari oksihemoglobin ke oksigen. H2O2 dan O2 yang terbentuk berinteraksi membentuk radikal HO yang sangat reaktif. Disamping oksihemoglobin dan logam besi kompleks besi juga memicu oksidasi ALA.14 9. PENGOBATAN KERACUNAN PLUMBUM Pengobatan keracunan plumbum bertujuan mengurangi konsentrasi plumbum bebas dalam darah dan cairan tubuh yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain mencegah absorbs plumbum melalui usus dan paru, memperlancar pengeluaran plumbum dalam urine dan empedu tanpa merusak alat-alat ekskresi. Untuk mengobati keracunan plumbum akut dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Cuci lambung dengan MgSO4 1%. Pemberian 30 gr MgSO4 dianggap sebagai tindakan pertama yang penting jika plumbum terdapat dalam usus. 2. Berikan putih telur, susu atau tannin untuk mengikat plumbum 3. Berikan atrofin atau morfin untuk menghilangkan sakit perut 4. Berikan chelating agent yang biasa dipakai yaitu CaNa2 EDTA10`. 10. KESIMPULAN Plumbum sangat banyak ditemukan di lingkungan hidup dimana pengaruhnya sangat besar terhadap kesehatan manusia. Saluran pencernaan, susunan saraf, system hemapoietik dan ginjal merupakan organ tubuh yang palibg 239 ______________ ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 sensitif terhadap efek toksik plumbum. Enzim yang terlibat dalam sintesa hemoglobin terutama -ALAD dan heme sintatase paling rentan terhadap keracunan plumbum. Efek hematotoksisitas plumbum adalah menghambat aktifitas enzim -aminolevulinat dehydrogenase ( -ALAD) dalam eritroblast sumsum tulang dan eritrosit pada sistesa heme. Plumbum mengikat gugus enzim sulfidril dari ALAD yang mengakibatkan penumpukan -ALA dan enzim heme sintetase sehingga terjadi hambatan sintesa hemoglobin. DAFTAR PUSTAKA Hariono B. Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). J. Sain Vet 2005. Vol. 23 No. 2 Ahamed M, Verma S, Kumar A, Siddiqui MKJ. Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase Inhibition and Oxidatif Stress in Relation to Blood Lead Among Urban Adolescent. Human and Experimental Toxicology 2006; 25: 547-553. Goldstein BD and HM Kipen. Hematologic Disorder. In Levy and Wegman (eds): Occupational Health Recognizing and Preveting Work-Realted Diseases. 1994; 3 rd ed, United Stated of America : Little Brown and Company. Sin Eng Chia; Huijun Zhou; Mei Theng Tham; Eric Yap; Nguyen PD; Nguyen Thi Hong To; et al Possible Influence of [delta]-Aminolevulinic Acid Dehydratase Polymorphism and Susceptibility to Renal Toxicity of Lead: A Study of a Vietnamese Population. Environmental Health Perspectives; Oct 2005; 113, 10 Sugiharto. Pengaruh Infus Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Terhadap Kadar Hemoglobin Jumlah Eritrosit Tikus Putih Yang Diberi Larutan Plumbum Nitrat [(PbNO3)2]. 2004; Berk. Penel. Hayati: 10 (5357) Aminah N. Perbandingan Kadar Pb, Hb, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal Pada Karyawan BBTKL dan PPM Surabaya Bagian Sampling dan Non Sampling. 2006. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.2, No 2 (111-120) WHO. Lead Enviromental Health, Criteria No.3. Published Under The Join Sponsorship Of The United Nation Environment Programe And The World Health Organization, Geneva. 1997 Departemen Kesehatan RI. Kerangka Acuan Uji Petik Kadar Timbal (Pb) Pada Spesimen Darah Terhadap Kelompok Masyarakat Beresiko Tinggi Pencemaran Timbal, Ditjen PPM & PL Depkes RI, Jakarta.2001 Shannon M.W., Clinical Management of Poisoining and Drug Overdose. 3 rd ed., pp.767-784. Philadelphia. 1998 Sjamsudin U., Suyatna F.D., Keracunan Pb. Bagian Farmakologi FK UI. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta. 1998 240 ______________ ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (2) 490 - 497 Shafig-ur-Rehman S., Abdulla M. Impacted Lead on Phospolipids Metabolism in Human Erythrocyte Membrane. Bull J Toxicol Occup Environ Health. 2:35. 1999 Murray K.R., Granner, K.D., Mayes, A.P., Rodwell E.V. Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hal. 343. 2003 Ribarov S.R.,Benov L.C., Benchev I.C. The Effect of Lead on Hemoglobin Catalyzed Lipid Peroxidation. Biochim Biophys Acta. 664: p 453-459. 2001 Bechara E.J. Oxidative Stress in Acute Intermittent Pophyria and Lead Poisoining May be Trigerred by -Aminolevulinic Acid. Braz J Med Biol Res. 29: p 841851. 1996

241 ______________ ISSN 0853 - 0203

Anda mungkin juga menyukai