Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOKIMIA II

KATABOLISME KARBOHIDRAT
D I S U S U N

OLEH

KELOMPOK 4
AMMESOS SORMIN DWI PARAMITA ESALYGNA SITINJAK FENNY NAIBAHO INU SHADRA HANUM VINENDA PARAMITA SIRAIT

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIMED MEDAN

KATA PENGANTAR
Pertama Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga Makalah pada mata kuliah Biokimia Dasar berhasil diselesaikan. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca atau

mempermudah para pembaca dalam mempelajari Biokimia terutama dalam hal Katabolisme Karbohidrat . Pembuatan makalah juga diharapkan juga semakin menambah wawasan bagi semua mahasiswa, agar tujuan pembuatan dan target yang diharapkan tercapai . Selesainya laporan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Melalui prakata ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dosen Kami Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, Ms 2. Semua teman-teman kami di kelas DIK A11 yang telah banyak memberikan motivasi Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi . Semoga makalah pada mata kuliah biokimia dasar ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa jurusan kimia.

Medan ,

Februari 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 4 1.2 Tujuan..................................................................................................................................................... 4 BAB II ISI .......................................................................................................................................................... 5 2.1 Karbohidrat .......................................................................................................................................... 5 2.2 Katabolisme Karbohidrat .............................................................................................................. 10 2.3 Proses Katabolisme Karbohidrat ............................................................................................... 12 BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 24 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 24 3.2 Saran ..................................................................................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 26

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri,berjalan,mandi,makan dan sebagainya energy atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy yang diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat,protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energy. Energy yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energy matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi.untuk lebih mendalam kita akan membahas tentang karbohidrat.

1.2 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan definisi dan komposisi karbohidrat 2. Menjelaskan klasifikasi karbohidrat 3. Menjelaskan metabolisme karbohidrat 4. Mengetahui proses metabolisme karbohidrat 5. Mengetahui kebutuhan karbohidrat

BAB II ISI
2.1 Karbohidrat
Sebagai salah satu bahan makanan sumber energy untuk tubuh, karbohidrat tersebar luas di alam, baik dalam jaringan hewan maupun dalam jaringan tanaman. Melalui proses fotosintesis, bagian-bagian tanaman yang mengandungklorofil dapat membentuk karbohidrat. Nama karbohidrat ditemukan pertama kali oleh para ahli kimia Prancis. Nama tersebut untuk golongan senyawa-senyawa organic yang tyersusun atas unsure karbon, hydrogen dan oksigen dalam senyawa-senyawa ini, dua unsur yang terakhir mempunyai perbandingan 2-1 seperti perbandingan hydrogen dan oksigen pada air. Mereka menganggap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari karbon yang mempunyai rumus perbandingan Cn(H2O)m ;m=n atau kelipatan urutan bilangan bulat seterusnya, misalnya glukosa adalah C6H12O6 atau laktosa adalah C12H12O11. Akhirnya pada tahun 1880an disadari bahwa anggapan hidrat dari karbon merupakan anggapan yang keliru dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau turunan dari keduanya. Meskipun, nama karbohidrat tidak menggambarkan nama yang tepat, nama ini sampai sekarang masih banyak digunakan. Sakarida atau zat gula adalah yang sering dipakai sebagai pengganti nama karbiohidrat. Klasifikasi Karbohidrat Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan pada kompleksitas struktur kimia. Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibagi atas karbohidrat sederhana , yang lebih dikenal dengan monosakarida dan karbohidrat majemuk yang meliputi oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan mempunyai gugus karbonil atau gugus ketin dikenal sebagai polihidroksi keton. Selain itu, ada pula yang mengklasifikasikan karbohidrat menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat Sederhana Karbohidrat sederhana atau monosa, atau monosakarida adalah karbohirat yang molekulnya lebih kecil dan susunan lebih sederhana dibandingkan dengan karbohidrat yang lain. Molekul karbohidrat ini tidak dapat lagi diperkecil lagi dengan cara hidrolisis. Monosakarida adalah suatu persenyawaan yang netral, mudah larut dalam air, kelarutannya dalam alcohol lebih kecil dan tidak larut dalam dietileter. Banyak monosakarida yang mempunyai rasa manis dan apabila dipanaskan mencair sambil mecah, akhirnya membentuk

arang. Dalam saluran cerna monosakarida langsung diabsorpsi ooleh dinding usus halus dan masuk ke dalam aliran darah. Klasifikasi Monosakarida Monosakarida biasanya memiliki tiga sampai Sembilan atom karbon , dan berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya, monosakarida dibedakan atas triosa, terosa, pentose, heksosa, heptosa, oktosa dan nonosa. Monosakarida yang banyak ditemukan di alam adalah pentodan heksosa. Meskipun demikian, triosa, beberapa tetrosa dan beberap heptosa juga berperan penting dalam metabolism hewan, manusia dan tanaman. Selain itu, monosakarida diklasifikasikan beradasarkan pada gugus fungsi atau radikal fungsi yang terdapat di dalam struktur kmianya, yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa (mempunyai gugus formil bebas) Karbohidrat sederhana Ketosa (mempunyai gugus karbonil bebas) Golongan Aldosa Aldosa adalah monosakarida yang mempunyai struktur kimia gugus aldehid bebas atau gugus formil bebas. Aldosa y mempunyai tiga atom karbon disebut aldotriosa, yang mepunyai empat atom karbon disebut aldotetrosa yang mempunyai lima atom karbon disebut aldopetntosa yang mempunyai enam atom kabon disebut aldoheksosa dan seterusnya. Dalam banyak hal, aldosa mempunyai sifat yang sama dengan sifat alkana atau sifat aldehid alifatik. Hal ini disebabkan oleh keduanya mempunyai radikal fungsi formil yng bebas. Golongan aldopentosa yang penting dan terdapat di alam dan telah banyak diketahui sifat-sifatnya adalah ribosa, sedangkan golongan aldoheksosa yang terdapat di alam adalah glukosa, galaktosa dan manosa. D-(+)-Glukosa, dektosa atau gula anggur mempunyai kristal berwarna putih, mencair pada suhu 146C, dan mudah larut dalam air. Aldosa terdapat banyak ditanaman, terutama dalam buah-buahan yang rasanya manis, di dalam akar atau umbi beberapa jenis tanaman. Hidrolisis sempurna maltosa, selobiosa, selulosa, amilum dan glikogen juga menghasilkan glukosa. Hidrolisis sakarosa dan laktosa juga menghasilkan glukosa dan hasil-hasil lainnya. D-(+)-Galaktosa membentuk kristal yng mengandung sebuah molekul air kristal. Kristal hidrat galaktosa yang terbentuk prisma mencair pada suhu 119C. Diperoleh dari hidrolisis galaktan, yaitu polisakarida yang monomernya adalah galaktosa. Hirolisis laktosa dengan asam encer atau dengan katalis enzim laktase akan mnghasilkan galaktosa dan glukosa. Hidrolisis sempurna galaktolipid akan menghasilkan galaktosa dan hasil-hasil lain.

D-(+)-Manosa yang dikenal sebagai karubinosa dapat diperoleh dari hidrolisis manan, yaitu polisakarida yang terdapat di dalam suatu jenis tanaman. Beberapa jenis glikoprotein aatau mukoprotein dalam tubuh mengandung heksosa ini. Kristal manosa murni mencair pada suhu 132C, larut dalam air, rasanya manis, tetapi kemudian menjadi pahit. Ribosa adalah aldopentosa yang sangat penting. Kristal ribosa berbentuk lempeng, mencair pada suhu 87C dan larut denan baik di dalam air. Ribosa dapat diperoleh dari hiodrolisis asam ribanukleat (ARN). Beberapa senyawa organik seperti riboflavin (vitamin B2), sianokobalamin (vitamin B12) dan beberapa koenzim mempunyai unit penyusunribosa dalam struktur kimianya. Golongan Ketosa Ketosa adalah monosakrida yang mempunyai struktur kimia gugus keton bebas atau gugus karbonil bebas, mempunyai struktur kimia yang mengandung tia atom karbon, disebut ketotriosa, empat atom karbon disebut ketoterosa, lima atom karbon disebut ketopentosa, enam atom karbon disebut ketoheksosa, tujuh atom karbon disebut ketoheptosa dan seterusnya. Ketoheksosa yang penting adalah D-(-)-Fruktosa yang dikenal sebagai levulosa atau gula buah. Fruktosa terdapat antara lain di dalam madu dan buah-buahan yang rasanya manis, dapat diperoleh dari inulin (polisakarida yang tersusun atas unit-unit fruktosa) dan selain glukosa, hidrolisis sakarosa menghasilkan fruktosa. Kristal fruktosa yang berbentuk prisma terurai pada 103C-105C, senyawa ini larut dalam air dan larutannya dapat menunjukkan peristiwa mutarotasi, pemanasan fruktosa denan larutan fenil hidrazin dapat membentuk fruktosazon. Karbohidrat Majemuk Karbohidrat majemuk mempunyai susunan yang lebih kompleks dibandingkan dengan susunan karbohidrat sederhana. Karbohidrat mejemuk yan tersusun atas sedikit satuan monosakarida disebut oligosakarida, sedangkan yang tersusun atas banyak satuan monosakarida disebut polisakarida. 1. Oligosakarida Oligosakarida tersusun atas sedikit satuan unit monosakarida. Unit-unit penyusun oligosakarida dapat sama tetapi dapat juga berbeda dan umumnya tersusun atas 2-6 satuan monosakarida. Oligosakarida berupa zat padat berbentuk kristal yang dapat larut dalam air. Oliosakarida yang terdapat di alam disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida. a. Disakarida

Oligosakarida yang tersusun atas dua satuan monosakarida dikenal sebagai disakarida atau biosa. Disakarida umumnya tersusun atas dua satuan heksosa sehingga sering disebut heksodisakarida. Hanya ada beberapa disakarida yang tersusun atas heksosa dan pentosa, misalnya visianosa tersusun atas glukoda dan arabinosa, apiin ayau apiosida tersusun atas glukosa dan apiosa. Disakarida yang tersusun atas dua satuan monosakarida yang sama disebut homodisakarida, sedangkan disakarida yang tesusun atas dua satuan monosakarida yang berbeda disebut heterodisakarida. Apiosa merupakan contoh monosakarisa mempunyai rantai karbon bercabang. Maltosa, laktosa, selaniosa dan sakarosa adalah empat contoh disakarida yang banyak terdapat di alam dan telah banyak diketahui sifat pemakaiannya. Maltosa,laktosa, dan selabiosa mempunyai sifat dapat mereduksi pereaksi fehling atau pereaksi benedict, dapat mengalami hidrolisis oleh pengaruh basa atau oleh pengaruh asam dan dapat menunjukka peristiwa mutarotasi. Maltosa Maltosa terdapat dalam berbagai jenis padi-padian yang sedang berkecambah sehingga maltosa disebut gula berkecambah. Maltosa diperoleh juga dari hidrolisis amilum oleh pengaruh enzim amilase. Maltosa sering ditambahkan pada makanan anak-anak. Maltosa yagn

membentuk kristal yang memiliki sebuah molekul air kristal. Kristal maltosa berbentuk jarum halus berwarna putih. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal a-maltosa dan b-maltosa. Maltosa yang diperoleh dari hidrolisis amilum akibat pengaruh enzim amilase ludah (ptialin) adalah a-maltosa. Struktur kimia a-maltosa tersusun atas residu unit a-D-glukopiranosa yang mengikat residu unit a-D-

glukopiranosa. Ikatan glikosida terjadi antara atom C 1 pada residu unit aD-glukopiranosa yang satu dengan C 4 dari residu unit a-D-glukopiranosa yang lain. Bentuk residu dari maltosa mempunyai gugus formil bebas. Selabiosa Selabiosa dapat diperoleh sebagai hasil antara pada hidrollisis selulosa oleh pengaruh basa encer atau asam mineral encer akan menghasilkan dua molekul glukosa. Struktur kimia selabiosa tersusun atas residu unit b-Dglukopiranosa yang mengikat residu unit b-D- glukopiranosa. Ikatan

glikosida pada selabiosa terjadi antara atom C1 dari residu unit b-D glukopiranosa pertama dan atom C4 dari residu unit b-D-glukopiranosa yang kedua. Bentuk reduksi selabiosa juga mempunyai radikal formil atau radikal aldehid bebas. Laktosa Laktosa terdapat dalam air susu ibu dan air susu hewan mamalia oleh karen itu laktosa sering disebut gula susu. Air susu ibu mengandung 5-8% laktosa, sedangkan air susu sapi mengandung 4-6% laktosa. Laktosa membentuk kristal yang memiliki sebuah molekul air kristal. Bentuk kristal laktosa besar dan kelarutan laktosa dalam air kurang baik. Rasa laktosa kurang manis jika dibandingkan dengan rasa sukrosa. Selama proses pencernaan, laktosa dihidrolisis secara enzimatik oleh laktase yang berasal dari sel-sel mukosa usus sehingga terbentuk ggalaktosa dan glukosa. Struktur kimia laktosa tersusun atas residu unit b-D-galaktopiranosa yang mengikat residu b-D-glukopiranosa. Ikatan glikosida laktosa terjadi antara atom C1 dari unit b-D-galaktopiranosa dengan atom C4 dari residu unit bD-glukopiranosa. Radikal formil bebas terdapat pada struktur kimia bentuk residu laktosa. Sakarosa Sakarosa atau sukrosa banyak diperoleh dari tebu. Sakarosa disebut gula tebu. Kristal sakarosa berukuran besar dengan titik lebur 184C. Disakarida ini larut dalam air, tetapisukar larut dalam alkohol, jika dipanaskan sakarosa dapat membentuk karamel, yakni suatu zat warna yang tidak berbahaya dalam industri bahan makanan. Struktur sukrosa tersusun atas residu unit a-D-glukopiranosa yang residu unit a-D-fruktofuranosa. Ikatan glikosida terjadi antara atom C1 dari residu unit a-D-glukopiranosa dan atom C2 dari residu unit a-D-fruktofuranosa. Akibatnya, sakarosa tidak lagi mempunyai radikal hidroksil laktol yang bebas sehingga sakarosa tidak mereduksi pereaksi Benedict atau pereaksi fehling, tidak dapat membentuk osazon dan tidak menunjukkan peristiwa mutarotasi. (bandingkan dengan maltosa, laktosa, dan selulosa). Trisakarida

Struktur kimia oligosakarida ini terdiri atas tiga unit atau tiga satuan monosakarida. Trisakarida dibedakan atas trisakarida pereduksi dan trisakarida nonpereduksi. Trisakarida pereduksi Manotriosa Monosakarida penyusun Galaktosa, galaktosa, glukosa robinosa Galaktosa, ramnosa, ramnosa ramninosa Galaktosa, ramnosa, ramnosa Melezitosa Glukosa, fruktosa, glukosa gentianos Trisakarida nonpereduksi Rafinosa Monosalarida penyusun Fruktosa, glukosa, galaktosa Fruktosa, glukosa, glukosa

2.2 Katabolisme Karbohidrat Jalur Katabolisme


Katabolisme disebut juga respirasi,merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energi. Untuk dapat digunakan oleh sel, energi yang dihasilkan harus diubah menjadi ATP (Adenosin TriPhospat). ATP merupakan gugus adenin yang berikatan dengan tiga gugus fosfat. Pelepasan gugus fosfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel, yang digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dan lain-lain. Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu dalam reaksi tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi oksidasi bahan organik. Akseptor elektron tersebut diantaranya adalah:

NAD (nikotinamida adenin dinukleotida) FAD (flavin adenin dinukleotida) Ubikuinon

Sitokrom Oksigen

Jalur Anabolisme Jalur anabolisme adalah proses sintesis senyawa organic-organik kompleks dari molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses ini melibatkan tahap reduksi dan memerlukan energy bebas kimia. Zat antara dan energy yang dihasilkan dalam proses katabolisme digunakan dalam proses anabolisme. Penelitian-penalitian mengenai metabolisme berbagai jenis organisme telah membuktikan adanya urutan dan kesederhanaan metabolisme walau ada keragaman dan individualis metabolit yang digunakan dan yang dihasilkan.

Hubungan Katabolisme dan Anabolisme Jalur anabolisme mengadakan transformasi sumber-sumber karbon bahan makanan menjadi zat antara jalur pusat, Sedangkan jalur anabolisme adalah urutan tahap reaksi enzimatik yang memungkinkan komponen bahan pembangun makro molekul dibuat dari zat antara. Jadi jalur katabolisme jelas senyawa awalnya, Tetapi hasil akhirnya tidak jelas. Sedangkan jalur anabolisme, Sebalikkya hasil senyawa akhir jelas sedang senyawa awalnya tidak jelas. Hal penting lainnya adalah jalur katabolisme dan jalur anabolisme jarang mengikuti jalur yag sama secara terperinci. Ini terlihat hasil katabolisme tidak sama dengan sumber karbon alam anabolisme. contoh: Asam amino aromatik di katabolisme menjadi asetil KoA dan fumarat (atau suksnat), sedangkan sintesisnya menggunakan fosfeoenol piruvat dan aldotetrosa fosfat. Hubungan Antara Katabolisme dan Anabolisme Adalah: a) Dari sumber karbon : Hasil-hasil dari kata bolisme, melalui jalur pusat, menjadi substrat dari anabolisme.
b) Dari segi penyediaan energy:

katabolisme menghasilkan energi metabolisme dalam bentuk ATP atau senyawa yang mudah diubah menjadi ATP, sedangkan anabolisme memerlukan energi dan memakai ATP. c) Dari segi daya mereduksi (reducing power).

Kata bolisme pada dasarnya adalah oksidatif, maka akan mengoksidasi dan menghasilkan senyawa dengan daya mereduksi tinggi (reducing power). Sebaliknya untuk anabolisme. Umumnya daya mereduksi yang dihasilkan selama katabolisme dan dipakai selama anabolisme diberikan oleh piridin nukleotida (nikotinamida): NAD+/NADPH dan NADP+/NADPH disamping oleh FAD/FADH.

2.3 Proses Katabolisme Karbohidrat Respirasi Aerob


Ada empat langkah dalam proses katabolisme karbohidrat (respirasi), yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, daur Krebs, dan rantai transpor elektron. 1. Glikolisis

Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi yang berlangsung di sitosol ini menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP.

Pada Proses glikolosis yang disebut juga proses degradasi. Proses degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi enzimatis menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH.

Tahap 1: Rincian Glukosa Glikolisis melibatkan sembilan reaksi yang berbeda yang mengubah glukosa menjadi piruvat. Pada bagian ini, kita akan membahas empat pertama dari reaksi ini, yang mengubah glukosa menjadi gliseraldehida-3-fosfat. Glukosa adalah enam memebered cincin molekul yang ditemukan dalam darah dan biasanya hasil dari pemecahan karbohidrat menjadi gula. Memasuki sel melalui protein transporter spesifik yang bergerak dari luar sel ke dalam sitosol sel. Semua enzim glikolitik ditemukan di sitosol.

Langkah 1: heksokinase
Pada langkah pertama glikolisis, glukosa cincin terfosforilasi. Fosforilasi adalah proses penambahan gugus fosfat ke molekul berasal dari ATP. Akibatnya, pada titik ini dalam glikolisis, 1 molekul ATP telah dikonsumsi.

Reaksi terjadi dengan bantuan enzim heksokinase, enzim yang mengkatalisis fosforilasi banyak enam-beranggota glukosa-seperti struktur cincin. Kinase A adalah nama yang diberikan untuk enzim yang phosphorylates molekul lain. Atom magnesium (Mg) juga terlibat untuk membantu melindungi muatan negatif dari gugus fosfat pada molekul ATP. Hasil fosforilasi ini adalah molekul yang disebut glukosa-6-fosfat (G6P), thusly disebut karena karbon 6 'glukosa mengakuisisi kelompok fosfat.

Langkah 2: isomerase Phosphoglucose

Langkah kedua dari glikolisis melibatkan konversi glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat (F6P). Reaksi ini terjadi dengan bantuan enzim isomerase phosphoglucose (PI). Sebagai nama enzim menunjukkan, reaksi ini melibatkan reaksi isomerisasi.

Reaksi melibatkan penyusunan kembali ikatan karbon-oksigen untuk mengubah cincin beranggota enam menjadi cincin beranggota lima. Untuk penataan ulang terjadi ketika cincin beranggota enam membuka dan kemudian menutup sedemikian rupa sehingga menjadi karbon pertama sekarang eksternal ke ring.

Langkah 3: fosfofruktokinase Pada langkah ketiga dari glikolisis, fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1,6-sphosphate bi (FBP). Mirip dengan reaksi yang terjadi pada langkah 1 dari glikolisis, sebuah molekul kedua ATP menyediakan gugus fosfat yang ditambahkan ke molekul F6P.

Enzim yang mengkatalisis reaksi ini fosfofruktokinase (PFK). Seperti pada langkah 1, atom magnesium terlibat untuk membantu biaya perisai negatif.

Langkah 4: Aldolase Langkah terakhir dari tahap pertama glikolisis memanfaatkan Aldolase enzim, yang mengkatalisis pembelahan FBP untuk menghasilkan dua molekul 3-karbon. Salah satu

molekul-molekul

ini

disebut

gliseraldehida-3-fosfat

(GAP)

dan

lainnya

disebut

dihidroksiaseton fosfat (DHAP).

GAP adalah molekul-satunya yang terus di jalur glikolisis. Akibatnya, semua molekul DHAP yang dihasilkan lebih lanjut bertindak pada oleh enzim isomerase triphoshpate (TIM), yang mereorganisasi DHAP ke GAP sehingga dapat melanjutkan glikolisis. Pada titik ini dalam jalur glikolisis, kita memiliki dua molekul 3-karbon, tetapi belum sepenuhnya dikonversi glukosa menjadi piruvat.

Tahap 2: Konversi ke Piruvat


Pada bagian ini, kita akan melihat reaksi yang mengubah kedua 3-karbon molekul gliseraldehida-3-fosfat (GAP) menjadi piruvat, produk glikolisis. Konversi ini terjadi dalam lima langkah yang kita akan meninjau di bawah ini. Pada titik ini, kita juga akan melihat mana oksigen berperan dalam glikolisis sehingga dalam bagian berikutnya, kita dapat melihat perbedaan antara glikolisis aerobik dan anaerobik. Perlu diingat dalam bagian ini bahwa karena kita telah memisahkan 6-karbon molekul kami menjadi dua molekul 3-karbon, masing-masing reaksi yang terjadi di kedua molekul 3-karbon.

Langkah 5: gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase Dalam langkah ini, dua peristiwa utama terjadi: 1) gliseraldehida-3-fosfat teroksidasi oleh koenzim nikotinamida adenin dinukleotida (NAD); 2) molekul terfosforilasi dengan

penambahan kelompok fosfat bebas. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini gliseraldehida-3fosfat dehidrogenase (GAPDH).

Kimia yang terjadi dalam reaksi ini lebih kompleks daripada reaksi sebelumnya kita telah membahas. Pengetahuan tentang kimia organik diperlukan untuk memahami

mekanisme khusus konversi. Umumnya, enzim GAPDH berisi struktur yang sesuai dan memegang molekul dalam konformasi sehingga memungkinkan molekul NAD untuk menarik hidrogen dari GAP, mengubah NAD untuk NADH. Kelompok fosfat kemudian serangan molekul GAP dan rilis dari enzim untuk menghasilkan 1,3 bisphoglycerate, NADH, dan atom hidrogen. Kami akan kembali ke peran molekul ini NAD / NADH pada bagian berikutnya.

Langkah 6: kinase Phosphoglycerate Dalam langkah ini, 1,3 bisphoglycerate diubah menjadi 3-phosphoglycerate oleh enzim kinase phosphoglycerate (PGK). Reaksi ini melibatkan hilangnya gugus fosfat dari bahan awal. Fosfat ditransfer ke molekul ADP yang menghasilkan molekul ATP pertama kami. Karena kita benar-benar memiliki dua molekul 1,3 bisphoglycerate (karena ada dua 3-karbon produk dari tahap 1 glikolisis), kita benar-benar mensintesis dua molekul ATP di langkah ini. Dengan sintesis ATP, kami telah membatalkan dua molekul ATP pertama yang kita gunakan, meninggalkan kami dengan bersih 0 molekul ATP hingga tahap glikolisis.

Sekali lagi, kita melihat bahwa sebuah atom magnesium terlibat untuk melindungi muatan negatif pada kelompok fosfat dari molekul ATP.

Langkah 7: mutase Phosphoglycerate Langkah ini melibatkan penyusunan kembali sederhana dari posisi gugus fosfat pada molekul 3 phosphoglycerate, sehingga 2 phosphoglycerate. Molekul yang bertanggung jawab untuk mengkatalisis reaksi ini disebut phosphoglycerate mutase (PGM). Mutase adalah enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus fungsional dari satu posisi pada molekul lain.

Hasil mekanisme reaksi dengan terlebih dahulu menambahkan gugus fosfat tambahan untuk posisi 2 'dari phosphoglycerate 3. Enzim kemudian menghapus fosfat dari 3 'posisi meninggalkan hanya 2' fosfat, dan dengan demikian menghasilkan 2 phsophoglycerate. Dengan cara ini, enzim ini juga dikembalikan ke aslinya, negara yang terfosforilasi.

Langkah 8: enolase Langkah kedelapan melibatkan konversi 2 phosphoglycerate untuk

phosphoenolpyruvate (PEP). Reaksi ini dikatalisis oleh enzim enolase. Enolase bekerja dengan menghapus kelompok air, atau dehidrasi yang phosphoglycerate 2. Kekhususan dari saku enzim memungkinkan reaksi terjadi melalui serangkaian langkah-langkah terlalu rumit untuk menutupi di sini.

Langkah 9: kinase Piruvat Langkah terakhir dari glikolisis mengubah phosphoenolpyruvate menjadi piruvat dengan bantuan enzim piruvat kinase. Sebagai nama enzim menunjukkan, reaksi ini melibatkan transfer gugus fosfat. Kelompok fosfat terikat pada atom karbon 2 'dari PEP ditransfer ke molekul ADP, menghasilkan ATP. Sekali lagi, karena ada dua molekul PEP, di sini kita benar-benar menghasilkan 2 molekul ATP.

Kami sekarang telah menyelesaikan pembahasan kita tentang langkah-langkah glikolisis. Jika kita kembali dan mengambil hitungan penggunaan ATP dan generasi kita, kita menemukan bahwa kita telah dikonsumsi dua molekul ATP dan menghasilkan empat untuk meninggalkan keuntungan bersih dua molekul ATP dari glikolisis jalur. Kami telah pergi dari produk kami mulai, glukosa, ke final piruvat kami, produk.

2.

Dekarboksilasi Oksidatif Dekarboksilasi oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan

langkah awal untuk memulai langkah ketiga, yaitu daur Krebs. Pada langkah ini 2 molekul asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil-KoA (asetil koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.

3.

Daur Krebs Daur Krebs yang berlangsung di matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat

atau daur asam trikarboksilat dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang terbentuk pada dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 6 NADH, 2 FADH, dan 2 ATP.

Keterangan:

Substrat siklus krebs adalah asetyl Co-A. Asetyl Co-A akan bereaksi dengan oksalo asetat (OAA) hasilnya sitrat Asam sitrat rumusnya beda dengan asam askorbat (vitamin C), kalau vitamin C itu rumusnya lebih mirip glukosa. Manusia tidak bisa menghasilkan vitamin C karena ada suatu reaksi yang terputus dimana manusia itu tidak mempunyai enzim L-glunoluase oksidase yang mengoksidasi glukosa menjadi vitamin C.

Dari isositrat ke alfa-ketoglutarat membebaskan CO2 dan NADH (koenzim). Kalau menghasilkan NADH pasti membutuhkan NAD. NAD dalam bentuk teroksidasi NADH dalam bentuk tereduksi NAD merupakan derivat vitamin B3. 1. B1 thiamin 2. B2 riboflavin 3. B3 niasin

Koenzim yang terkait dengan ATP hanya vitamin B2 dan B3. Kekurangan vitamin B akan mengganggu metabolisme energi. NADH enzimnya isositrat dehidrogenase. NADH akan masuk ke rantai respirasi melepaskan hidrogen dan menghasilkan 3 ATP. Sedangkan FADH menghasilkan 2 ATP

Dekarboksilasi oksidasi melepaskan CO2. Dari alfa-keto menjadi suksinil Co-A prosesnya dekarboksilasi oksidasi. Dari succynyl Co-A menjadi succinate langsung dihasilkan ATP. Reaksi yang menghasilkan ATP langsung: siklus krebs, glikolisis, fosforilasi oksidatif, dan rantai respirasi.

Lemak penghasil ATP paling banyak tapi tidak menghasilkan ATP secara langsung. Lemak banyak menghasilkan NADH dan FADH.

Dari succinate menjadi fumarate dihasilkan FADH2, membutuhkan koenzim FAD (derivat vitamin B2), dihasilkan 2 ATP. Dari malate ke oxaloacetat dihasilkan NADH 3 ATP. Total ATP untuk 1 putaran (1 asetyl Co-A) siklus krebs 12 ATP. Glikolisis 2 asetyl Co-A Lemak 8 asetyl Co.A 1 mol glukosa 2 kali putaran 1 mol lemak 8 kali putaran Karbohidrat disimpan di dalam becak-bercak sitoplasma di dalam hepar. Hepar dapat bertahan menyimpan glikogen 0,5 gram Berfungsi mengoksidasi hasil glikolisis mjd CO2 dan juga menyimpan energi ke bentuk molekul berenergi tinggi spt ATP, NADH, FADH2 Sentral dalam siklus oksidatif dlm respirasi dimana semua makromolekul dikatabolis (Karbohidrat, Lipid dan Protein)

Untuk kelangsungannya membutuhkan : NAD, FAD, ADP, Pyr (piruvat) dan OAA Menghasilkan senyawa intermedier yg penting asetil Co A, a KG & OAA Asam amino yang dihasilkan dari alfa-ketoglutarat melalui proses transamnasi glutamat. Kalau asam oksaloasetat aspartat Merupakan prekursor untuk biosintesis makromolekul makromolekul Siklus krebs selain sebagai jalur akhir karbohidrat , lemak dan protein, juga merupakan jalur awal ari makromolekul-makromolekul.

Jalur akhir katabolisme mengubah KH asetyl Co.A

Jalur awal anabolisme Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis makromolekul

Jadi Dalam setiap siklus:


1 gugus asetil ( molekul 2C) masuk dan keluar sebagai 2 molekul CO2 Dalam setiap siklus : OAA digunakan untuk membentuk sitrat setelah mengalami reaksi yang panjang kembali diperoleh OAA

Terdiri dari 8 reaksi : 4 mrpkn oksidasi dimana energi digunakan utk mereduksi NAD dan FAD

Dihasilkan: 2 ATP, 8 NADH, 2 FADH2 Tidak diperlukan O2 pada TCA, tetapi digunakan pada Fosforilasi oksidatif untuk memberi pasokan NAD, shg piruvat dapat di ubah menjadi Asetil Co A

4.

Rantai Transpor Elektron Rantai transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini

adalah: setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP.

Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD,

energi yang lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol glukosa yang mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP. Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah pada proses respirasi. Proses Glikolisis Dekarboksilasi oksidatif Daur Rantai electron Total 38 10 2 Krebs 2 transpor 34 6 2 ATP 2 NADH FADH 2 2 -

5. Respirasi Anaerob Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berlangsungnya respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat pada otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces (ragi). 1. Fermentasi asam laktat

Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.

CH3.CO.COOH + NADH > CH3.CHOH.COOH + NAD + E (asam piruvat) (asam laktat) 2. Fermentasi alkohol

Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima H dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP. CH3.CO.COOH > CH3.CHO + NADH > C2H50H + NAD + E (asam piruvat) (asetaldehid) (etanol)

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
1. Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama: yaitu Karbon (C) , hidrogen (H), dan oksigen (O). 2. Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organism dan sel. Metabolism mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. 3. Katabolisme (desimiliasi) merupakan fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang menyebabkan molekul organik nutrien terurai di dalam reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan amonia. 4. Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut: Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami gikolisis (dipecah)

menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu ke siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah. Melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energy jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka

karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan makanan jangka panjang. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energy, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat. Jika glukosa dari diet tidak tersedia dan cadangan glikogen pun habis, maka sumber energy non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah mengenai katabolisme karbohidrat ini,tentu tak luput dari ketidak sempurnaan, untuk itu saran dan kritik dari teman-teman sangat di butuhkan, demi kesempurnaan pembuatan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna & Titin Supriyanti. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press Lehninger. 2000. Dasar-dasar biokimia jilid 2. Jakarta: Erlangga Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I. Jakarta : Buku Kedokteran EGCA Arbianto, Purwo. 1994. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: Dikti

Anda mungkin juga menyukai