Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHLUAN
Tujuan Instruksional Khusus :
Memahami hubungan antara sifat-sifat fisik hasil pertanian dengan proses serta peralatan
penanganan hasil pertanian
A. Pendahuluan
Cara penanganan dan pemrosesan produk pertanian antara lain secara mekanis, thermis, elektris,
optis, dan lain-lain. Pada cara-cara penanganan dan pemrosesan tersebut diatas akan diperlukan
informasi tentang sifat-sifat fisik hasil pertanian. Sifat-sifat fisik hasil pertanian secara umum diperlukan
dalam
1. Perancangan alat dan mesin (alsin), proses serta pengendaliannya
2. Analisis dan perhitungan efisiensi
3. Pengembangan produk baru
4. Evaluasi kualitas produk akhir
B. Ciri-ciri fisik produk pertanian
Bentuk, ukuran, volume, luas permukaan, porositas, warna dan lain-lain penting dalam hal perancangan
alsin atau analisis perilaku produk dalam proses penanganannya. Sebagai contohnya pada proses:
1. Heating dan Cooling perlu informasi tentang bentuk dan dimensi untuk membaca kurva serta
perhitungan analisisnya
k
r hs
i
B
.

silinder
Bi kurva Temperatur

k
hsL
i
B
slab
2. Pneumatic Separation perlu informasi tentang bentuk dan dimensi serta density dan luas
permukaan bahan hasil pertanian.
5

2
1
. 3
. 4

'

,
_

C
f
f
p
dp g
t
V


Spherical

f
C
f
p
L g
t
V


.
. . 2

,
_

Thin disk

f
C
f
p
dp g
t
V


. . 2
. .

,
_

Cylinder

Coeficient Drag C

f p Ap Vt
f p w
C


. .
) ( 2

Gambar 1. Pneumatic separator


3. Analisis heat transfer Thermal diffusivity =
e
k
.
4. Pneumatic transport Re-number =

. .v D
berat satuan atau
berat jenis
5. Separation (sedimentation) Settling Velocity
6. Selective harvesting, grading dan sortasi warna permukaan produk
.

Gambar 2. Sorting dan grading berdasarkan karakteristik pantulan cahaya
C. Sifat-sifat mekanik
6
Product diterima
t1
Vacuum wheel
hopper
classifier
light source
Photoelec-tric
cell






















Udara & kotoran ringan keluar
Udara & produk masuk
Produk berat
amplifier
Air ejector
1. Hardness bijian Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimiawi, karakteristik pada proses milling
dan size reduction
2. Kuat tekan, ketahanan terhadap gaya geser dan impact size reduction, cutting modulus
elastisitass, poisson ratio
( )
2
3
2
2
1
2
5
56 , 1

,
_

'

,
_

e
r
R
E
V
B
cr
V


Vcr = Kecp. Impact kritis untuk pemecahan dalam size reduction
3. Wall friction coefficient, Angle of internal friction perancangan silo, screw conveyor, hopper,
flow rate dll.

,
_



R
ky
e
R
h
P

1
;

sin 1
sin 1
+

k
silo
( )( ) { } 9 , 44 89 , 1 16 , 23 tan 29 , 6
93 , 2
.
+ +

d
B Q

laju aliran
D. Sifat-sifat thermis
1. Panas spesifik, konduktivitas panas, surface heat transfer coef,emissivity Heating, Cooling,
evaporation, freezing
T A U q . .
konduksi
2
1
. .......... ..........
2
2
1
1
1
1
hs k
x
k
x
hs U
I
+ + +
( )
4
2
4
1
. . T T A q Radiasi

f

( )

'

k
Ra
hs
a P
x
a
T T
2
.

Freezing
E. Sifat-sifat elektris
1. Conductance, Capasitance, Dielectric Resistance penentuan MC, electrostatic separation,
heating
Conductance = kebalikan dari Resistan penentuan MC
Capasitance = Kemampuan menampung muatan listrik separation
Dilectric Constant = Ratio Capasitance bahan terhadap Capasitance udara untuk heating
7
F. Sifat-sifat optis
1. Warna, pemantulan & penerusan cahaya sortasi, evaluasi kualitas
2. Warna & pemantulan cahaya evaluasi external properties (Gambar 2)
3. Penerusan cahaya evaluasi internal properties
Gambar 3. Peralatan untuk mengukur penerusan cahaya (Transmittance)


Gambar 4. Contoh hubungan tingkat kemasakan dengan transmittance ratio
BAB II
8
Sumber
cahaya
Filter
tomat
320
0
8 10
Waktu ( hari )
( )
( )
545 620
520 670
T T
T T
R

Produk
photomultiplier
BENTUK DAN UKURAN PRODUK PERTANIAN
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan melakukan pengukuran bentuk dan dimensi berbagai
macam produk pertanian
A. Pendahuluan
Beberapa sifat fisik hasil pertanian digunakan sebagai dasar dalam perancangan alat dan mesin
pertanian maupun proses pengolahan hasil pertanian. Sebagai contoh :
- Perbedaan ukuran beras utuh dan pecah indent separator
- Perbedaan berat gabah dengan kotorannya winnower
- Perbedaan berat buah-buahan dan sayuran weight sizer
B. Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran tidak dapat dipisahkan. Untuk menyatakan bentuk suatu produk perlu informasi
tentang ukuran (dimensi). Hubungan matematis antara proses, bentuk dan ukuran dapat dinyatakan
sebagai

( ) S
h
S f I ,
Untuk banyak faktor
( ) dll fn P O S S f I
h
.... .......... .......... , , , ,

C. Kriteria untuk bentuk dan ukuran.
1. Charted standards (Gambar Standards)
- Mengukur penampang memanjang dan melintang Gambar standards
- Contoh bentuk : Round, Oblate, Oblong, Cone dll.
- Sederhana tetapi subyektif
2. Roundness
- Ukuran keruncingan sudut dari suatu bahan padat
- Ada beberapa persamaan 1.
Ac
Ap
R
d

2.
NR
r
R
d

3.
R
r
d
R
3. Sphericity
- Perbandingan antara luas permukaan bola yang mempunyai volume sama
dengan bahan, dengan luas permukaan bahan
- Juga dirumuskan sebagai
de
de

- Asumsi bahan berbentuk elip
Sphericity =
3
1
gi mengelilin yang bola
bahan

,
_

volume
volume

9

=
( )
3 / 1
a
abc

( )
3 / 1
abc
disebut sebagai geometric mean diameter

- Definisi yang lain =
dc
di

4. Kesesuaian terhadap bentuk-bentuk geometris
Bentuk produk pertanian dapat didekati denga bentuk-bentuk geometris tertentu
1. Prolate spheroid
2. Oblate spheroid
3. Right circular cone or cylinder
Setelah menentukan bentuknya, volume dan luas permukaan dapat dihitung :
* Prolate spheroid
( )
2
b a
3
4
V
e
c
ab
b S
1 2
sin 2 2

+
dengan
2 / 1
2
1

'

,
_


a
b
e
* Oblate spheroid

( ) b a V
2
3
4


e
e
e
b
a S

+
+
1
1
ln 2
2
2

* Right circular cone
( )
2 2
2 2 1 1
3
r r r r h V + +

,
_


S
( ) ( ) { }
2 / 1
2 2
2 1 2 1 r r h r r + +
Setelah volume (v) dan lluas permukaan (s) dihitung, faktor koreksi ditentukan
Seg
S
CFs
Veg
V
CF
v
exp
dan
exp

V & S experimen hasil dari pengukuran langsung
a = jari-jari sumbu panjang elip
b = jari-jari sumbu pendek elip
c = eksentrisitas
5. Luas proyeksi rata-rata
Adalah rata-rata luas area terproyeksi dari bahan dimana proyeksi diambil menurut
10
ketiga garis sumbunya. Dinamakan sebagai luas standardt Ac ( criterion area)

Ac=
3
3 2 1 A A A + +
Gambar 5. Diagram skematis cara pengukuran luas proyeksi rata-rata
- Teori convek bodies ( Bannesen dan Fenchel 1948 )
36
1
3
2

S
V

S A
c
4
1

( Polya & Szega51 ), sehingga dengan substitusi :


3
2
.V K A
c

K = Konstanta, untuk bentuk bola
21 , 1
16
9 .
3
1

,
_


K

Gambar 6. Kurva hubungan antara hasil pengukuran luas proyeksi rata-rata
dengan volume bahan
Keterangan :
11
Kamera
bahan
back ground light
Wortel K = 1,76
Kentang K = 1,38
Lemon K = 1,24
Bola K = 1,21
Volume
A
c
- Lemon mendekati bulat
- Wortel mendekati panjang
Gambar 7. Kurva hubungan antara ukuran (volume) bahan dengan
probabilitas kesalahan pengukuran Ac
BAB III
BERAT SATUAN DAN BERAT JENIS
Tujuan Instruksional Khusus :
12
kentang
wortel
lemon
Volume
Keterangan :
- Volume semakin kecil error membesar
- Variasi ukuran besar error juga membesar
P
r
o
b
.

E
r
r
o
r

(
%
)
Mahasiswa dapat memahami serta dapat melakukan pengukuran berat satuan dan berat jenis
dari berbagai macam produk pertanian

A. Pendahuluan
Dalam bidang teknik pertanian kegunaan dari berat satuan dan berat jenis sangat banyak sekali,
antara lain untuk :
- Perancangan alat dan mesin
- Penentuan kemasakan buah
- Evaluasi kualitas produk pertanian
- Grading, separation, dan lain-lain
B. Berat satuan (, density)
Berat bahan dibagi dengan volume yang ditempatinya =
v
m
. Berat satuan turun bila
temperatur naik, sebagai contoh Air pada T = 4c nilai = 1000 kg/m
3
tetapi pada T = 80 nillai
menjadi 971 kg/m
3
Untuk bahan padat dan cair incompressible
Untuk gas dan uap air compressible
Berat satuan bahan-bahan butiran dibedakan 2 macam.
Berat partikel
1. Berat satuan partikel ( butiran tunggal) =
Vol. partikel
(solid/particle density) p

Berat bahan curah


2. Berat satuan curah =
(Bulk density, BD) Volume total termasuk pori-pori
- Apparent (loose) BD tanpa pemadatan
a

- Compacted (tapped) BD dengan pemadatan


c

Hubungan yang timbul akibat adanya


a
dan
c
adalah sebagai berikut
0
0
100 x
c
a
c
C


compressibility
( )
a a c w
C +
working BD/dynamic BD
C. Berat Jenis (BJ, Specific Gravity)
Perbandingan berat bahan terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan
Hubungan dengan
bh
= BJ
bh
x
air
bh = bahan
Hubungan dengan porositas . Porositas dinyatakan secara matematis sebagai
volume udara
volume total bahan curah
13
volume total bahan curah volume bahan padatan
volume total bahan curah
volume bahan padatan
volume total bahan curah
= 1 -
Vt
Vp
Vp =
p
mp

& Vt =
t
mt

, dimana mp = mt
= 1 -
p
t

=
t
t p


p = particle density
t = a atau c (loose or compacted BD)
D. Berat satuan bahan yang tersusun atas beberapa komponen (f)
f =
n
n
j
m
j
m
j
m
..........
1
2
2
1
1
+ +

m
1
s/d m
n =
Fraksi berat masing-masing komponen

1
s/d
n
= Berat satuan masing-masing komponen
Contoh : Sebuah apel diasumsikan tersusun atas 84,4% air ; 14,55% gula ; 0,6% lemak
dan 0,2% protein (%fraksi berat)
Dari Tabel 2-4 (Physical Properties M. J. Lewis, 1987) dapat diketahui nilai untuk masing-masing
komponen, sehingga :
f =
3
1064
1400
002 , 0
925
006 , 0
1590
1455 , 0
1000
844 , 0
1
m
kg

+ + +
E. Berat satuan gas dan uap
Gas merupakan bahan yang compressible berubah karena tekanan dan
temperatur
Mengikuti persamaan gas ideal :
P.V = mRT
14

2
2
1
1
T
V
T
V

P = Tekanan (atm)
V = Volume (m
3
)
m = Jumlah mole (kg mole)
R = Konstanta Gas (0,08206 m
3
.atm./mole. K)
T = Temperatur Absolut dalam (K)
F. Berat satuan produk teraerasi
Beberapa produk makanan dihasilkan dengan mengikat udara ke dalam cairan untuk menimbulkan
buih (foam)., sebagai contohnya : Ice cream, dessert, adonan kue, dan lain-lain
Jumlah udara dinyatakan dengan istilah over run
Penambahan volume
Over run = x 100%
Volume awal
Volume buih volume cairan awal
= x 100%
Volume cairan awal

Dalam praktek dihitung sebagai berikut :
Brt. awal cairan Brt. buih dng vol. yg sama
Over run =
Brt. buih dng vol. yg sama
Es krim dijual berdasarkan volume daripada berat over run yg besar akan menguntungkan
G. Bahan padatan dalam susu
Kandungan bahan padatan dalam susu dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut
C
T
= 0,25D + 1,21F + 0,66 British Standards 1937
C
T
= 0,25D + 1,22F + 0,72 British Standards 1959
C
T
= konsentrasi padatan
( )
brt
brt
F = prosentase lemak (%) D = 1000 (BJ
susu
- 1)
BAB IV
PENGUKURAN VOLUME, BERAT SATUAN,
DAN BERAT JENIS
15
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat memahami dan dapat melakukan pengukuran volume, berat satuan, dan berat
jenis dari berbagai macam produk pertanian
A. Pendahuluan
Terdapat berbagai macam cara serta peralatan untuk menentukan volume, berat satuan, berat jenis,
serta porositas hasil-hasil pertanian. Karena pada umumnya bentuk produk pertanian tidak beraturan
sehingga cara-cara penentuan parameter di atas akan menemuai beberapa keesulitan. Oleh karena itu,
beberapa teknik pengukuran parameter-parameter tersebut di atas sangatlah penting untuk diketahui.
B. Platform scale
Untuk produk-produk pertanian yang ukurannya cukup besar seperti buah, sayur dan lain-lain.
Caranya denganmenimbang produk di udara dan di dalam air, maka
Berat air yg didesak b - c
Volume bahan = =
Berat satuan air air
Berat bahan di udara a
Berat satuan bahan = =
Vol. bahan (b-c)/ air
Berat bahan dlm udara x BJ air a
BJ. Bahan = = x BJair
Berat air yg didesak (b-c)
a = berat bahan udara
b = berat bahan dalam air + kontainer + air
c = berat kontainer + air
sebagai catatan air = 62,4 3
ft
lb
(metric) , 1
lt
kg
(SI) , dan BJair = 1
16
Gambar 8. Platform Scale
C. Timbangan Berat Jenis
Untuk produk yg kecil-kecil : biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buah kecil dan lain-lain. Sedangkan
cara perhitungan sama dengan di atas.
Gambar 9. Timbangan Berat Jenis
Apabila produk lebih ringan dari pada air dipakai bahan pemberat (sinker), sehingga
Vol. bahan =
( ) ( )
air
Ww Wa both Ww Wa

ker sin
Brt. bahan udara
Brt. Satuan bahan =
Vol. bahan
Brt. bahan di udara
BJ. bahan = x BJ air
(Wa-Ww)both (Wa-Ww)sinker
Wa = berat bahan di udara both = bahan + pemberat
Ww = berat bahan dalam air sinker = pemberat
D. Metode Pycnometer
Terutama untuk produk biji-bijian, disini digunakan cairan Toluene (C6H5CH3) bukan air, karena
beberapa keuntungan antara lain BJ rendah, peresapan kecil, tengangan permukaan kecil dan lain-lain.
Cara kerja 1. menentukan BJ Toluene
2. mengukur BJ bahan
17
Berat Toluene
BJ Toluene =
Berat air suling
BJ Toluene x Berat bahan
BJ bahan =
Berat Toluene yg dipindahkan
Gambar 10. Pycnometer
Soal.
Berat sampel bahan udara 4,4598 gr.; berat pycnometer 55,64689 gr.
Berat pycnometer + Toluene 78,2399 gr.; berat pycnometer + Toluene + sampel
79,6226 gr.; berat pycnometer + air = 81,7709 gr. Hitunglah berat jenis sampel.
E. Berat Jenis bahan porous
Untuk bahan porous seperti pakan ternak, rumput-rumputan dan lain-lain dimana terdapat pori-
pori pada permukaan bahan tersebut. Terdapat beberapa istilah BJ yaitu:
BJ bahan kering =
,
_

24 Ww Waw
Wad
X BJ air
BJ bahan basah =
,
_

24 Ww Waw
Waw
X BJ air
BJ bahan padatan =
,
_

24 Ww Wad
Wad
X BJ air
F. Hydrometer
Untuk mengukur berat satuan fluida digunakan hydrometer. Cara pengukurannya yaitu
hydrometer dimasukkan dalam fluida, panjang tangkai yang tenggelam ( x ) dibaca, kemudian fluida
dihitung sebagai berikut :
fluida =
V A
W
+ .
.
18
tangkai
tabung
x
W = Berat hydrometer
A = Luas penampang tangkai
V = Vol. tabung
x = Panjang tangkai yg tenggelam
Gambar 11. Hydrometer

G. Pengukuran porositas.
Gambar 12. Tangki pengukur porositas
- Bijian penuh mengisi tangki 2, klep 2 tertutup udara dimasukkan ke tangki 1, tekanan
pada manometer dibaca (katup 1 ditutup)
P1V1 = M R1T1 P1 = Tekanan Absolut
V1 = Vol. udara pada tangki 1
M = Berat udara pada tangki 1
R1 = Konstanta gas / udara
T1 = Temperatur Absolut
- Kemudian klep 3 ditutup dan klep 2 dibuka, tekanan manometer dibaca P3
M = M1 + M2 M1 = Berat udara pada tangki 1 setelah
Klep 1 dibuka
RT
V P
RT
V P
RT
V P 2 3 1 3 1 1
+ M2 = Berat udarra pada tangki 2 setelah
klep 2 dibuka
19
Volume, V
Tangki 1 Tangki 2
Sampel bijian
Udara keluar
manometer
Udara masuk
Klep 1 Klep 3
Klep 2
- perlu kurva kaliberasi
lebih dulu
3
3 1
1
2
P
P P
V
V
V2 = Voume udara pada tangki 2

Gambar 13. Hubungan antara porositas dengan berat satuan bahan
Packing Factor =
p
a p


p = Particle density
( porositas) a = Bulk density
Contoh :
Untuk mengukur porositas jagung pipil, tangki2 diisi jagung pipil dengan berat satuan
47lb/ft
3
, manometer menunjukkan hasil P2 = 15,2 in Hg dan P3 = 10,4 in Hg
0
0
100
4 , 10
4 , 10 2 , 15
x


= 46,154% pada BD 47
3
ft
lb
BAB V
LUAS PERMUKAAN
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa memahami dan dapat melakukan pengukuran luas permukaan dari berbagai macam
jenis produk pertanian
20
Berat satuan (kg/m
3
)
P
o
r
o
s
i
t
a
s

(
%
)
- perlu kurva kaliberasi
lebih dulu
luas divariasi, tekanan
dibaca diplot pada
kertas grafik
A. Pendahuluan
Luas permukaan produk pertanian merupakan salah satu parameter yang sering kali dibutuhkan
dalam berbagai macam analisis proses penanganan hasil-hasil pertanian. Sebagai contoh :
- Luas permukaan daun Kapasitas fotosintesa & laju pertumbuhan, potensi
produksi (Tembakau, Nilam dll)
- Luas permukaan buah Laju respirasi, evaluasi warna, analisis transfer panas
( pengeringan, pendinginan dll )
B. Luas permukaan daun
Beberapa cara pengukuran :
a. Contact printing planimeter
b. Menggambar pada kertas grafik hitung jumlah kotak
c. Photographic proyector dimensi-dimensi persamaan matematik
d. Mengukur panjang dan lebar dihubungkan dengan luas actual (Suggs. et.al 1960,
Mc.Kee 1964)
Gambar 14. Hubungan p x l & luas daun tembakau
C. Air flow planimeter
21
Luas = 0,64 (p x l)
p x l (in
2
)
blower
Udara keluar
Micro
manometer
Pitot
tube
Screen&sample
- perlu kurva kaliberasi
lebih dulu
luas divariasi, tekanan
dibaca diplot pada
kertas grafik
L
u
a
s

d
a
u
n

(
i
n
2
)
Gambar 15. Airflow planimeter
Gambar 16. Contoh kurva kaliberasi

Contoh soal: digunakan untuk mengecek/mengevaluasi kurva kaliberasi
Pembacaan tanpa aliran udara (blower mati) = 0,049 in H2O.
Pembacaan dengan sampel piringan luas 1,05 in
2
= 0,309 in H2O
Tekanan terkoreksi = 0,309 0,049 = 0,260 in H2O
Dibaca pada kurva kaliberasi = 1,10 in
2
error 5%
Cara modern dengan PIAS (Personal Image Analyzer Sistem)
- Peralatan elektronik = CCD kamera, Video, PIAS, Komputer

Gambar 17. Bagan skematis peralatan PIAS
22
Luas permukaan (in
2
)
luas divariasi, tekanan
dibaca diplot pada
kertas grafik
TV & Video
Kamera
Komputer
PIAS
s
c
= 22,43 + 0,228 (w 131,474)
0,000226 (w
2
- 17848,6 )
T
e
k
a
n
a
n
t
e
r
k
o
r
e
k
s
i
(
i
n

H
2
O
)
Untuk mempercepat planimeter
Gambar obyek di atas kertas dipotong ditimbang kurva kaliberasi berat kertas vs. luas
Jenkin 1966, Air flow planimeter terpercaya dan lebih cepat daripada cara a (contact printing)
dan d (pengukuran panjang dan lebar daun)
Cara a dan d 50 dt/daun
Cara air flow plan 12 dt/daun
D. Luas permukaan buah
- Luas permukaan aktual, pengupasan kulit dengan bentuk lajur sempit kemudian diukur dengan
planimeter
- Secara teoritis, dengan persamaan-persamaan yg melibatkan parameter :
e. Sumbu-sumbu elipsuida (a>b>c)
f. Luas potongan melintang * b, d & f error kecil
g. Luas potongan membujur
h. Diameter melintang
i. Diameter membujur
j. Berat buah
Contoh persamaan
* Apel (Mc. Intosh) s = 7,82 + 0,11 w s dalam in
2
* Pir s = 7,49 + 0,99 w w dalam gram
* Plum s = 2,18 + 0,149 w
Frechette dan Zahradnik (1965)melakukan penelitian tentang perbandingan tiga metode prediksi
s untuk buah apel dengan hasil seperti pada gambar di bawah ini.
23
70
0
200
00
16
0
28
s
s
= 0,87764 w
2/3
s
l
= 7,82 + 0,11w
s
c
= 22,43 + 0,228 (w 131,474)
0,000226 (w
2
- 17848,6 )
Berat apel (gr.)
L
u
a
s

p
e
r
m
u
k
a
a
n

(
i
n
2
)
Gambar 18. Hubungan antara berat dan luas permukaan buah apel
ss luas permukaan bola yang volumenya sama
sl hubungan linear regression untuk extrapolasi
sc hubungan curvilinear regress fitting terbaik
E. Luas permukaan Telur
- Empiris s = k w
m
k = konstanta antara 4,56 s/d 5,07
m = 0,66
s & w dalam cm
2
& gram
- Cara lain : pothographic
prolate speroid
pengukuran langsung
Contoh soal:
Sebuah telur beratnya 60 gr., dengan teknik photographic diperoleh gambar profil seperti berikut ini.
Hitunglah luas permukaan telur tersebut dengan menggunakan tiga metode yang berbeda di atas.

( )
2 8
2
BD
BD
AC
r +
24
1,7
0,222
0,178
2,8
B
D
0
C
A
D
di
1,0
1,0
y = 0,1
A
B C
Gambar 19. Hasil photographic telur
Cara 1.
- Segmen ujung dianggap sebagai bagian bola, bagian tengah sebagai silinder-silinder kecil
dengan tinggi y dan diameter di
- Luas permukaan segmen bola = 2 .r.h
r =
( )
2 8
2
BD
BD
AC
+
- Luas permukaan antar 2 segmen =

n
i
y di
1

= y

n
i
di
1
r atas = 791 , 0
2
178 , 0
178 , 0 8
1
2
+
x
r bawah = 0,674
A segmen atas = 2 (0,791)(0,178) = 0,885 in
2
A segmen bawah = 0,940 in
2
A antara dua segmen diukur untuk setiap y dijumlahkan
= (0,1)

n
i
di
1
= 8,95 in
2
Luas permukaan total = 0,885 + 0,940 + 8,95 = 10,775 in
2
Cara 2 : prolate spheroid
e = " 674 , 0
2
3
, 2
2
7
, 1
1
2
1
2

'

,
_

Luas permukaan =
674 , 0 sin
647 , 0
2
3 , 2
2
7 , 1
2
2
7 , 1
2
1

,
_

,
_

+
,
_



= 11,279 in
2
Cara 3 : Pengukuran langsung
25
Dengan pita tipis & sempit untuk menutup permukaan telur kemudian dihitung
luas total pita tersebut
Luas permukaan = 11,3 m2
Hasil perhitungan menunnjukkan bahwa cara 2 terlihat akurat. Cara ini dapat pula untuk menentukan
nilai k dari telur tersebut.
s = 11,3 in
2
= 70,5 cm
2
m = 0,66
k =
( )
727 , 4
60
3 , 11 5
66 , 0

m
w
dalam range nilai m dari persamaan
F. Permukaan spesifik pada pengepakan porous.
Permukaaan spesifik adalah luas permukaan pori-pori dari media porous yang dihadapkan pada
aliran fluida dinyatakan baik persatuan volume maupun berat bahan padatan.
Kozeny persamaan permeabilitas
K =
2
3
5
cP
Carman memodifikasi persamaaan serta memberikan nilai c = 1/5

Carman Kozeny
K =
( )
2
1 2
3
5 . 5
P
p

p = porositas
s = Specific surface dalam
( )
( )
3
2
L
L
Dari persamaan ini diketahui perlu menentukan porositas & permeabilitas untuk menghitung s.
- Porositas persamaan-persamaan di muka
- Permeabilitas K =
( )
L
P
A

2
K = permeabilitas ( )
2
ft
q = laju aliran

,
_

. sec
3
ft
= Viscositas fluida

,
_

2
sec .
ft
lb
P = perbedaan tekanan

,
_

2
ft
lb
L = panjang packing
( ) ft
A = Luas penampang aliran ( )
2
ft
26
BAB VI
SIFAT-SIFAT THERMIS
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat thermis dari berbagai macam produk pertanian secara
komprehensif
A. Pendahuluan
Telah banyak diktahuii bahwa dalam proses pengolahan hasil-hasil pertanian, maka aplikasi panas
sering digunakan. Untuk dapat menganalisis proses-proses tersebut secara akurat maka akan sangat
27
diperlukan informasi tentang sifat-sifat thermis dari hasil- hasil pertanian yang diproses tersebut.
Sebagai contohnya sifat thermis seperti specific heat, heat conductant, latent heat dan lain-lain
diperlukan dalam analisis proses heating, cooling, freezing dan lain-lain.

B. Unit Surface Conductance (h)
Adalah Konduktivitas panas dari lapisan fluida yang relatif diam yang diasumsikan melekat pada
permukaan bahan padat selama pemanasan atau pendinginan. Nama lainnya adalah koefisien
perpindahan panas, unit film conductance, dan film coefficient.
h =
T A
q
.
- Satuan h adalah
K m
w
0
2
;
K m dt
j
0
2
.
;
F ft hr
Btu
0
2
.
- Konvensi = 1
F ft hr
Btu
0
2
.
= 5,68
K m dt
j
0
2
.
=
C m dt
j
0
2
.
68 , 5
- Equivalent dengan
L
k
pada konduksi panas
- Contoh nilai h :
* Boiling liquid 400 4000
F ft hr
Btu
0
2
.
Evaporasi
* Still air 1
F ft hr
Btu
0
2
.
Refrigerasi
* Moving air 10
F ft hr
Btu
0
2
.
Air drying
C. Latent heat (panas laten)
Adalah panas yang dibutuhkan untuk merubah wujud suatu bahan pada tekanan konstant tanpa
perubahan temperatur
- Untuk food - panas laten pembekuan
- panas laten pencairan
- Untuk air pada tekanan (P) atmosphere
Es Cair uap
- Contoh panas latent beberapa produk :
Lettuce Ka : 94,8% 316,3 (317,6)
kg
kj
Strawberries Ka : 94,0 316,5 (314,9)
kg
kj
28
panas laten
pembekuan 335
kj/kg
panas laten
penguapan 2257
kj/kg
Kentang Ka : 77,8 258,0 (260,6)
kg
kj
* Persamaan Lamb (1976)
L = 355 m
w
m
w
= fraksi berat k.a.
L = panas latent (
kg
kj
)
D. Specific heat (panas spesifik)
Merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
satu satuan berat bahan sebesar satu satuan unit temperatur
T m
q
C

Satuan C =
K kg
kj
0 ;
K kg
cal k
0
.
;
K
Btu
0
16
Konversi
K kg
cal k
0
.
1
= 4,18
K kg
kj
0 =
K
Btu
0
16
Nilai C tergantung temperatur C turun dengan turunnya temperatur
Contoh :
- air t : 59
0
F C : 4,18
K kg
kj
0
- es t : 32
0
F C : 2,04
K kg
kj
0
- susu di atas T beku C : 3,89
K kg
kj
0
- susu di bawah T beku C : 2,05
K kg
kj
0
Air dipakai sebagai cooling medium karena C-nya besar
Hubungan antara panas spesifik dan komposisi bahan.
C = m
w
.C
w
+ m
s
C
s
C
w
= 4,18
K kg
kj
0 Cs = 1,46
K kg
kj
0
m
w
& m
s
= fraksi berat air dan bahan padatan
Miles et al (1983) Cara alternatif
29
C =
( )
K kg
kj
x m m mf
w snf 0
18 , 4 3 , 0 5 , 0 + +
2
,
w
snf f
m m m
fraksi berat lemak, padatan non lemak, dan air
Bila data analisis tersedia
C = mwCw + meCe + mpCp + mfCf + maCa
Panas spesifik dari gas dan uap air.
- Cv = panas spesifik pada volume konstan
- Cp = panas spesifik pada tekanan konstan
-
Cv Cp
dan
ps
Cv
Cp

- Contoh nilai Cp dan
ps
Tabel 8.3, Physical Properties, M.J Lewis 1987
- Hubungan antara panas Spesifik dan temperatur untuk kebanyakan gas
3 2
dT cT bT a Cp + + +
a, b, c, dan d = konstanta
(Tabel 8.5 Physical Properties, M.J Lewis 1987)
T = temperatur absolut
Cp = dalam
K mol
j
0
Contoh : Panas specifik oksigen pada Temperatur 27
0
C (300K)
Jawab : a = 25,46 b = 1,519 x10
-2
c = -0,7150 x x10
-5
Dan d = 1,311 x x10
-9
(Tabel 8.5)
Cp = 29,42
K mol
j
0
=
32
42 , 29

= 0,919
K gr
j
0 (
K kg
kj
0 )
(Tabel 8.3 Physical Properties, M.J Lewis 1987 Cpuntuk O
2
= 0,92
K kg
kj
0 )
- Total energi dibutuhkan untuk menaikkan temperatur gas
CpdT Q
bila Cp = f(T) diketahui
( )dT dT cT bT a Q
T
T

+ + +
2
1
3 2
30
water
karbohidr
at
protein
lemak abu
( ) ( ) ( ) ( )
4
1
4
2
3
1
3
2
2
1
2
2 1 2
4 3 2
T T
d
T T
c
T T
b
T T + + +
E. Thermal conductivity (konduksi panas)
Secara matematis k adalah faktor pembanding pada aliran panas konduksi steady state.
dT
dx
A
q
k
- Satuan
F ft hr
Btu
C m dt
j
K m dt
j
k
0 0 0
. .
atau
. .

.

- Konversi
K m dt
j
F ft hr
Btu
0
0
. .
731 , 1 . .
1

- Faktor komposisi bahan k dapat dihitung berdasar komposisi bahan


Bila sistem terdiri dari padatan dan air
k V k
w w s
+
s
V k paralel
w
w
s
s
k
V

k
V

1
+
k
tegak lurus

w
V &
s
V = fraksi volume dari padatan dan air

w
k &
s
k = kondisi panas padatan dan air
Untuk sistem dengan n komponen
n
k k k k
n 2 2 1 1
V .......... V V + + paralel
n
n
2
2
1
1
k
V
. ..........
k
V

k
V

1
+ +
k
tegak lurus
Contoh soal:
Bila diasumsikan komposisi apel dalam fraksi berat adalah 0,844 air dan 0,156 padatan serta berat
satuan air dan padatan adalah 1000
3
m
kg
dan 1590
3
m
kg
, hitung nilai konduktivitas panasnya.
31
Model paralel
q
A B
Model tegak lurus/seri
q
A
B
Jawab : 104 , 0
1000
844 , 0
1590
156 , 0
1590
156 , 0

w
w
s
s
s
s
s
M M
M
V

V
w =
1-V
s
= 0,896
- Dengan paralel model
( ) ( ) 6 , 896 , 0 26 , 0 104 , 0

xo x k V k v k
w w s s
+ +

K m dt
j
0
.
565 , 0
- Dengan model tegak lurus
K m dt
j
k
0
.
528 , 0 k rata-rata = 0,540
K m dt
j
0
2
.
(pada Tabel k apel 0,422 (green) & 0,513 (red))
k lebih besar daripada tabel karena kandungan udara tidak diperhitungkan
Bila apel diasumsikan mengandung 20% udara
( ) ( ) 437 , 0 025 , 0 2 , 0 540 , 0 8 , 0 + x x k paralel
105 , 0
025 , 0
2 , 0
54 , 0
8 , 0 1
+
k
tegak lurus
k paralel dekat dengan nilai tabel
Catatan :
k udara = 0,025 k protein = 0,20 k es = 2,24
k solrd = 0,260 k karbohidrat = 0,245
K m dt
j
0
2
.
k air = 0,6 k lemak = 0,18
F. Thermal diffusivity ()
Adalah laju dimana panas didefusikan keluar bahan. Secara matematis adalah perbandingan antara
k dengan hasil kali C dan .
dt
atau
dt
j C
k
2 2
ft


m

.

- Secara fisik ukuran kecepatan perubahan temperatur dari bahan pada
pemanasan / pendinginan bila tinggi bahan mudah
panas / dingin (cepat)
- Penting pada proses unsteady state heat transfer.
32
- Contoh : - es = 0,048
hr
ft
2
- apel = 0,0058
hr
ft
2
- kedelai = 0,0049
hr
ft
2
G. Thermal Emissivity ( )
Adalah perbandingan daya pancar suatu bahan terhadap daya pancar dari benda hitam (black body)
- berhubungan dengan perpindahan panas radiasi.
. .
4
T A q
- Nilai : 0 s/d 1 1 untuk black body , air 0,955, kertas putih 0,9
- tanpa satuan
- Panas radiasi yang diserap bahan
. .
4
1
T A q

adalah absorptivity nilainya sama dengan


- Total panas radiasi pada suatu bahan.
q = laju penyerapan laju pemanasan

4
2
4
1
AT - AT

=
( )
4
2
4
1
T A T T1 = Temperatur lingkungan
T2 = Temperatur bahan
H. Coeffisient of thermal expansion
Bila V = volume awal
V = kenaikan volume bahan karena pemanasan
T = kenaikan temperatur karena pemanasan
Maka thermal expansion coefficient (average)
C F T
V
V
Bav
0 0
1
,
1
dalam satuan

Untuk nilai sesaat


( )
p dT
dv
V
B
1

pemanasan sedang terjadi pada p konstan


bila dinyatakan dalam
p
dT
d
B

,
_

1

B mechanical properties seperti ketahanan terhadap keretakan bahan
33
Te regresi linier Te
i
Vs t
I. Mass Transfer Coefficient
Adalah perbandingan antara flux masa uap
( )
A
Ww
, pada sembarang titik y antara bagian
permukaan basah dan kering, terhadap perbedaan konsentrasi dari kedua bagian tersebut.
( )
( )V Cw Cw
A
Ww
h
n
y
p


0
0
hp = koefisient perpindahan massa ( tanpa dimensi)
Ww = laju aliran
( )
hr
lb
A = luas permukaan ( )
2
ft
V = kecepatan massa

,
_

hr
ft
C
w
= konsentrasi

,
_

3
ft
lb
Definisi yang lain :
P A hp W . .
analogi dari
T A h q . .
BAB VII
PENGUKURAN SIFAT-SIFAT THERMIS
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan analisis sifat-sifat thermis dari berbagai macam produk
pertanian.
A. Panas Jenis (Specific Heat)
1. Metode Pencampuran
sampel dengan berat dan temperatur yang diketahui dicampurkan dalam air pada
kalorimeter yang diketahui specific heat, temperatur dan beratnya.
34
Cork
insulation
Vacuum
jacket
Bucke
t Sample
Te regresi linier Te
i
Vs t

( ) ( ) ( )
s e s s e i w w e i e c
T T W C T T W C T T W C +
( ) ( )
( )
s e s
e i w w e i c c
s
T T W
T T W C T T W C
C

.1a
Air dan kalorimeter temperaturnya sama
( )
i
T dan Ts<Ti

( ) ( )
( )
e i s
e i c c w e w w
s
T T W
T T W C T T W C
C

. 2a
Sampel dan kalorimeter temperaturnya

( )
i
T
dan Tw<Ti
Contoh :
Untuk menentukan spc. heat dari jagung, bucket dan jagung dipanaskan sampai temperatur 164
0
F,
kemudian air 70
0
F dituangkan ke dalam bucket.
Diketahui :
F lb
Btu
C
w 0
.
1
,
lb W
w
561 , 0
,
F lb
Btu
C
c 0
.
226 , 0
lb W
c
120 , 0 , lb W 198 , 0
5
, F T
e
0
86
Jawab : dengan persamaan 2a
F lb
Btu
C
s 0
.
44 , 0
-Koreksi panas hilang
Gambar 21. Kurva untuk koreksi panas hilang
35
Te
Saat pencampuran
T panas
T dingin
Te
0
t
T
Heat
lost
Lama pencampuran
T dingin
T panas
T
t
Te3
Te2
Te1
Te regresi linier Te
i
Vs t
Gambar 20. Kalorimeter
2 .Metode Guarded-plate
Sample diselubungi dengan pelat pelindung, dimana dibuat agar Tplate sama
dengan Tsample, sehingga tidak ada panas hilang
panas supply = panas diterima sampel
T CW VIt 41 , 3

T W
VIt 3,41

C
3,41 Faktor konvensi Watt ke
hr
Btu
dan t dalam satuan jam
Gambar 22. Pengukuran dengan metode guarded plate

3. Metode Comparison Calorimeter
.Untuk bahan cairan, satu tabung diisi sampel sedangkan tabung lainnya diisi cairan yang
specific heat-nya diketahui (air). Kemudian dipanaskan didinginkan dalam kalorimeter C
dihitung dari Cooling Curve.
B
B
A
A
t
q
t
q


( )
A
A B B B w w A A
t W
t W C t W C W C
C

.
5
5
curve cooling dari &
B A
t t
Gambar 23. Pengukuran dengan metode comparison calorimeter
36
udara
sampel
air
A B
A
V V I t
Guarded plate
Sampel

Gambar 24. Contoh tipikal kurva pendinginan
4. Adiabatik Agricultural Calorimeter
Adiabatic.
T inside test chamber wall = T outside test
37
A (air atau cairan lain)
B (sampel)
t
A
t
B
T
T
Waktu (t)
External Chamber
Pemanas
Test Chamber
Container + sample
Pemanas sampel (q)
Gambar 25. Pengukuran dengan agricultural calorimeter
C dihitung dari kesetimbangan energi (panas)
( ) ( ) ( )
Chamber . Test Cont Samp
T WC T WC T WC q + +
q = Supply energi untuk sampel + container
Hubungan specific heat dengan k.a.
Gabah : C = 0,265 + 0,0107 M M = k-a dalam w.b.
Beras : C = 0,286 + 0,009 M C =
C gr
Cal
0
.
.
Kedelai : C = 0,39123 + 0,0046057 M
Gandum : C = 0,301 + 0,0086 M
Sorghum: C = 0,3337 + 0,0077 M
Specific heat of food Umumnya diukur dengan Calorimeter
Contoh soal:
311,3 gr. Roti beku k.a. = 36,2% (dalam kaleng) dimasukkan dalam kalorimeter. Temperatur awal
69,4
0
C dibiarkan mencair sampai temperatur 23,2
0
C. Perpindahan panas total diketahui = 19,493 kal.
Bila spc. heat dari air di atas 0
0
C = 1, dari 0
0


-18
0
= 0,5 dan 18 78
0
C = 0,46
C gr
kal
0
.
, serta panas
latent pembekuan (peleburan) es = 79,6
.
.
gr
kal
, spc. heat dari roti (solid) di atas 0
0
C = 0,37
C gr
kal
0
.
,
panas sensible dari kaleng 571 kal. Hitung spc. heat dari roti tersebut di bawah 0
0
C
Jawab :
*
T C W q . .
Cari C?
* ka = 36,2% berat air = 0,366 x 311,3 = 113gr.
berat roti = 311,3 113 = 198,3gr.
*perpindahan panas air :
1. dari 69,4 18
0
C : q = 113 x 0,46 (-69,4 + 18) = 2670 kal.
2. dari 18 0
0
C : q = 113 x 0,5 (-18 - 0) = 1017 kal.
3. panas latent pada 0
0
C : q = 113 x 79,6 = 8995 kal.
4. dari 0 23,2
0
C : q = 113 x 1 (23,2 0) = 2620 kal.
* panas sensibel kaleng : q = 571 kal = 571 kal.
* perpind. pns roti (solid) di atas 0
0
C : q = 198,3 x 0,37 (23,2 - 0) = 1700 kal.
qa : perpindahan panas total tdk termasuk solid di bawah 0
0
C
38
* perpind. Pns roti(solid) di bawah 0
0
C = 19493 17573
q
b
C = 1920
C gr
kal
x T W
q
C
b
0
.
14 , 0
4 , 69 3 , 198
1920
.

* Persamaan dari Moline et.al :


- Untuk produk beku karena Nitrogen Cair
Wf
CaWa
t
T
q
Cf

q = panas hilang Btu (kebocoran)


t
T

= laju perubahan temperatur


Wa Ca.
= kapasitas panas Container
Wf
= berat produk sample
Gambar 26. Pengukuran dengan metode Moline
39
Plug (penutup)
Styrofoam cell
Sampel bahan beku
Container aluminium
Thermocouple
D C D
- Mengukur heat leak dari alat.
- digunakan bahan (sampel) yang diketahui berat dan Cp.nya
- Heat leak (q)

,
_

t
T
W C q
c
co co
.
misal digunakan bahan copper (tembaga)
- Mengukur panas jenis sampel . Container diisi sampel
- Panas jenis total yaitu : Sampel dan Container aluminium

,
_

t
T
W
q
C
c
sc
se
- Panas jenis sampel saja.
sa
al al se se
sa
W
W C W C
C
.

sa al se co
danC C C C , ,
= panas jenis tembaga, sampel dan container, aluminium
(container) dan sampel

sa al se co
danW W W W , , = berat tembaga, sampel dan container, aluminium dan
sampel

t
T
c

= laju perubahan temperatur


B. Panas latent pembekuan
- Ditentukan berdasarkan k.a bahan, panas latent pembekuan air diasumsikan 143,4
. lb
Btu

sehingga :
Panas latent bahan = k.a x 143,4
- Hubungan panas latent dengan k.a (Woolrich 1938)
40
copper
sampel
%.k.a
100 80 60
40 20
0
40
80
160
120
butter
bacon
cheese
beef
fish
q

l
a
t
e
n
t
D C D
Pemanas
Elektrik (q)

Gambar 27. Kurva hubungan antara panas latent dengan kadar air
- Persamaan dari Cooper.
( ) ( ) ( )
2 0 2 2 1 2 0 3 1 2 1
T T C W H W T T C W T T W C
f w w
+ +
0
T
= Temperatur titik beku produk
2 1
, T T
= Temperatur awal & akhir dari air pada kalorimeter
3
T
= Temperatur awal produk beku yang dimasukkan kalorimeter
Ww = Berat air
f
W
= Berat produk beku

2 1
&C C
= Spc. heat produk di bawah & di atas titik beku
1
H
= Panas latent produk

2
W
= Berat produk di atas titik beku (akhir)
Persamaan ini menunjukkan kesetimbangan panas pelelehan (thawing) produk beku dalam air pada
kalorimeter.
C. Konduktivitas Panas
Terdapat dua macam cara yaitu steady state dan unsteady state, dimana cara unsteady state akan
lebih cepat dalam pelaksanaan pengukurannya.

1. Steady state longitudinal heat flow method
Guarded hot plate - paling akurat dan umum
- untuk bahan konduktor yang jelek
- sampel berbentuk slab homogen
dan kering
A = Central heating (elektrik)
B = Central surface plate
C = Guard heater (elektrik)
D = Guard surface plate
E = Cooling unit
F, G, H= Thermocouples
I = Sampel
41
B B
F
C
H
E E
D C D
D C D
A
I
I
Pemanas
Elektrik (q)

Air panas T1
q


T A
d q
k

2
.
q = konsumsi daya listrik saat
steady tercapai

H G
T T T
Gambar 28. Pengukuran konduktivitas panas dengan metode steady
state longitudinal heat flow method- guarded hot plate
2. Steady state radial heat flow method
- Digunakan untuk bahan bijian atau bubuk lepas tak terpadatkan
- Peralatan dapat berupa cylinder with and without end guard
- Konduktivitas panas dihitung dengan

( )
2 1
2
1
2
ln
T T L
r
r
q
k

,
_


Gambar 29. Pengukuran konduktivitas panas dengan metode
steady state radial heat flow method
3. Sphere with central heating
- Seperti pada metode steady state radial heat flow method, hanya disini
digunakan bola dengan pemanas pada bagian pusatnya
- Konduktivitas panas dihitung dengan persamaan

( )
2 1
2 1
4
1 1
T T
r r
q
k

,
_


Gambar 30. Pengukuran konduktivitas panas dengan metode
42
Silinder
Pemanas
Elektrik (q)

Sampel
L
r2 r1
r1
r2
Sampel
Pemanas
Elekrik (q)
Bola
Air panas T1
q
sphere with central heating
4. Concentric cylinder comparative method

( )
( )

,
_

,
_

3
4
2 1
3
2
4 3
r
r
ln T
r
r
ln
T
T T k
k
s
q tidak perlu diukur
ks harus diketahui
konduktivitas panas
silinder standart
Gambar 31. Pengukuran konduktivitas panas dengan metode
concentric cylinder comparative method
5. Unsteady State
- Modifikasi dari Fitch Method untuk unsteady state adalah sebagai berikut

( )
dt
dT
mC q
t
a
perubahan panas air

dx
dT
kA - qs laju panas pada
sampel

( )
L
T
2 t 1
T
kA -

L unity
Gambar 32. Pengukuran konduktivitas panas dengan metode
Unsteady state modifikasi dari Fitch Method
43
Sampel
Pemanas
Silinder
Standart
L
r1
r2 r3
r4
Air panas T1
q
Sampel
Isolator
T2
L
Tc
Aapabila
s
q
a
q
( )
( )
( )
2 t 1
1
T kA - T
dt
dT
mC
t
t = waktu

( )
( )
( )
2 1
1
m.C
kA
- T T
dt
dT
t
t
diintegralkan t = 0 t = t

( )
( )
t
T T
T T
t
t
mC
kA
- ln
2 0 1
2 1

'


bx y
,
mC
kA
b

mc
kA
b
( )
( )

'

2 0 1
2 1
ln
T T
T T
t
t
Gambar 33. Kurva hubungan antara rasio temperatur dengan waktu
* Bila A, m, dan C diketahui maka k dapat dihitung
* M & C = berat dan panas jenis air
* A = luas permukaan sampel
6. Metode permodelan Statistik
Salah satu persamaan matematis yang menghubungkan konduktivitas bahan dengan kadar
airnya adalah sebagai berikut.
( )
s
k m m k + 1 k
w
dimana
s
k &
w
k
= kondisi panas air dan padatan
m = kadar air bahan (desimal)
k = konduktivitasi panas bahan
D. Difusivitas panas.
1. Cylindrical object & Time-temperature data
Temperatur (T) danwaktu (t ) diukur sampai kenaikan T terhadap t konstan. Pada kondisi ini
persamaan
44
t
Heater
Stirer
Sampel
Thermocouple
Air
Tc
Fourier menjadi
r
r
T
r
T C

1
2
2

dimana
dt
dT
C
C kenaikan T konstan,
sehingga T jadi fungsi r saja
menjadi diferensial biasa

Gambar 34. Pengukuran difusivitas panas dengan metode
cylindrical object and time-temperatur data

dr
dT
r dr
T d C 1
2
2
+


2 1
2
ln
4
c r c
Cr
T + +

Solusi akhir :
( )
c s
T T
CR

4
2
dimana R = jari-jari silinder sampel
Ts = temperatur permukaan silinder
Tc = temperatur pusat silinder
Contoh soal :
Dengan alat di atas diperoleh Temp-time data seperti pada gambar di bawah Ini. (sampel makanan
cair). Bila diameter silinder 2,25 inc, hitung nya.
5 , 27 4
2
25 , 2
3 , 1
2
x

,
_



min
0137 , 0
2
in

45
t (minute)
Ts-Tc = 27,5
0
F
Tc
Ts
T

(
o
F
)
C

=

1
,
3
0

o F
/
m
i
n

hr
ft
2
3 -
10 x 71 , 5
Gambar 35. Kurva hubungan antara temperatur dengan waktu
pada pengukuran difusivitas panas (contoh soal)
2. Dengan tabel-tabel dan grafik
- Bentuk bahan ditentukan lakukan pemanasan/pendinginan
- Ukur temperatur, waktu, jari-jari/tebal
- Hitung temperatur ratio (Y)
a i
a
T T
T T
Y

T = Temperatur bahan pada waktu t


Ti = Temperatur bahan awal
Ta = Temperatur medium pendingin/pemanas
- Gunakan chart untuk mendapatkan nilai
Contoh soal :
Pendinginan apel dengan air menunjukkan temperatur pada titik pusat 48
0
F setelah 30 menit.
Temperatur awal dari apel 80
0
F dan temperatur air 34
0
F. Bila diameter apel 3,2 inc, berapa nilai
nya ?
3 , 0
34 80
34 48
1

a
a
T T
T T
Y
dari Figs. 3A-1 atau 3A-2 (Thermal properties of foods and agricultural materials, N.N. Mohsenin, 1980)
diperoleh F
0
= 0,2. Dimana apel diasumsikan sebagai sphere (bulat)

C
k
.

a i
a
T T
T T
Y

2

0
m
r
t
F


jam
ft
in
x
in
min
60
min 30
12 2
2 , 3
2 , 0
2

,
_


2

0
m
Cr
t k
F


hr
ft
2
3 -
10 x 1 , 7
Gambar 36. Kurva hubungan antara rasio temperatur dengan Fo
46
Sphere
Cylinde
r
dst.
0,2
0,3
(Williamson Adams chart)
E. Koefisien perpindahan panas permukaan (h)
Koefisien ini sering juga disebut sebagai koefisien perpindahan panas konveksi (Unit Surface
Conductance)
1. Kurva ratio temperatur dan waktu
( )
s p
T T hA q
Tp Ts
( )
s
s p
T
T T A
q
h >

p
T
Tp = Temperatur bahan
Ts = Temperatur medium
Bilangan Biot
k
r h
Bi
.

Bila
2 , 0 < Bi
Temperatur bahan homogen, berlaku :
( )
( )
s t p
T T hA q
laju perpindahan konvensi panas bahan
atau
( )
dt
dT
mc q
t p
perubahan panas persatuan waktu dari bahan
( )
( )
( )
dt
dT
mc T T A h
t p
s t p
.
( )
( )
( )
s t p
T T
dt
c m
A h

t p
dT

.
.
integralkan t = 0 t = t
( )
( )
t
c m
hA
T T
T T
s p
s t p
.
.
ln
0

'

t = waktu
m = berat bahan
Y = bx c = panas jenis bahan
A = luas permukaan bahan
c m
hA
b
.
h dapat dihitung
( )
( ) s p
s t p
T T
T T

0
ln
47
t
1
b

Gambar 37. Kurva hubungan antara rasio temperatur dengan waktu
2. Persamaan empirik
Nilai h, dapat juga dihitung dengan persamaan-persamaan empirik sebagai berikut
1. Antara sphere dengan udara
6 , 0
Re 37 , 0
s
k
hD
2. Antara silinder dengan udara
n
s
B
k
hD
(Re)

3. Antara silinder dengan cairan
( ) ( ) { }
52 , 0 3 , 0
56 , 0 35 , 0
e r
s
s
R P
k
hD
k +

4. Antara sphere dengan cairan
( ) ( ) { }
5 , 0 3 , 0
68 , 0 97 , 0
e r
s
R P
k
hD
+
- ks = Konduktivitas udara atau cairan
- B dan n = konstanta dan
- Pr = Bilangan Prandl
3. Interference method
Indek bias udara bervariasi tergantung -nya, dipengaruhi temperatur, dan interferometer
dapat menggambarkan distribusi udara di sekitar object
Gambar 38. Distribusi temperatur lapisan udara pada permukaan
48
Gradien temperatur
Object yang
didinginkan
Profil Temperatur
Ts
ks
Ls

objek pada proses convective cooling
( )
5 0
. T T A
L
k
q
s
s

Kondusi panas pada lapisan Ls
karena Ls sulit ditentukan secara teliti
h
L
k
s
s

( )
5 0
T T hA q
( )
T m.c. q
5 0

T T A
q
h
0
T
= Temperatur permukaan object
s
T
= Temperatur fluida (udara)
BAB VIII
SIFAT-SIFAT AERODINAMIK DAN HIDRODINAMIK
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa memahami konsep dasar sifat aerodinamik dan hidrodinamik serta aplikasinya untuk
keperluan penanganan berbagai macam produk pertanian
A. Pendahuluan
Fluida (air dan udara) sering sekali digunakan sebagai medium dalam penanganan hasil-hasil
pertanian, seperti pada proses : proses pencucian produk, pengeringan, pneumatic transport,
49

disk or plate
(normal)
separation, dan lain-lain. Dua sifat penting berkaitan deengan fluida tersebut yang perlu diketahui
adalah : drag coefficient dan terminal velocity.
B. Drag Coefficient (CD)
Gaya yang bekerja pada object
Drag Force (F)
F = f ( V, D, , )
Dimensional analysis

,
_

VD
D V
F
2 2
Gambar 39. Objek pada aliran fluida
2
4
1
D A

VD
R
e

Viscositas kinematik
Substitusi :
( )

e
R
A V
F
. .
2

( )

e
R
A V
F

8
2
1
.
. 2
CD = Drag Coefficient, C
D
= (Re)
A V C F
D
. . .
2
1
2

* Pelat datar pada aliran laminar
5 , 0
328 , 1
e
D
R
C
* Pelat datar pada aliran turbulent
( )
58 , 2
log
455 , 0
e
D
R
C
dimana

VL
R
e

)
ft
sec - lb
( y viscosit

2
absolut
plat panjang L

* Pelat datar pada aliran transisi


( )
e
e
D
R
P
C
1700
log
455 , 0
58 , 2

Catatan : pelat sejajar dengan arah aliran
* Drag Force F =
,
_

A V C
D
. . .
2
1
2
2
Total dua permukaan
* Bila pelat (circular disk) normal (tegak lurus) arah aliran C
D
Konstant
50
V


D
disk or plate
(normal) (
A = dp.L
F =
K = 2,002 lnRe K
* Untuk bentuk bola pada
e
D e
R
C R
24
1 <
* Untuk bentuk bola pada nilai Re yang lain Baca kurva
Gambar 40. Hubungan antara drag coefficient dengan Re untuk
bentuk-bentuk teratur
C. Terminal velocity (Vt)
Pada benda jatuh bebas bila F = Fg maka benda bergerak dengan kecepatan
Konstan yaitu Kecepatan Terminal (Vt)

t 2
V V F F
2
t
. . .
2
1
.


f D
p
f p
p
A C g m

'


( )
2

. 2

'

D f p
f p
t
C A
g mp
V


W g mp .
dari sini maka
( )
f p
t
f p
D
A V
W
C


. . .
2
2

Benda bulat (bola) :


2
4
1
p
d A . .
6
1
. .
3
p
g d g v W
p
substitusi pada Vt
( )
2
1
. 3
.. 4

'

D f
p
t
C
f dp g
V


untuk
1
e
R

e
D
R
C
24

substitusi pada Vt :
51
Sphere
disk or plate
(normal)
0.1 10
6
.10
5

1.0
0.01
0.1
.
.
.
.
.
.
10
100
C
D
Re R
A = dp.L
F =
K = 2,002 lnRe K
(berlaku juga untuk Re=2)
( )


18
.
2
f p
dp g
Vt

settling velocity
Untuk Re > 2 C
D
baca kurva dimuka atau sebagai berikut :
Untuk 44 , 0 C 2.10 Re 10
D
5 3
X substitusi :

( )
2
1
.
74 , 1

'

f
f p
dp g
Vt


Untuk
6 , 0
D
3
Re
5 , 18
C 10 Re 2
substitusi :

( )
428 , 0 286 , 0
714 , 0 142 , 0 714 , 0
153 , 0


f
f p
dp g
Vt

* Benda tidak bulat (non spherical)


- persamaan-persamaannya telah ditabelkan
- Re, A, mp, F
D
, C
D
Re, C
D
,Re,
2
t
V
Laminer Turbular
* Contoh : silinder tegak lurus aliran :
( )
f D
f
t
C
dp g
V


2
. .
p
2

52
L
dp
VV
A = dp.L
F =
K = 2,002 lnRe K
Gambar 41. Silinder berada tegak lurus arah aliran fluida
3. Hubungan Vt, C
D
, dan Re untuk bentuk bulat
- Digunakan untuk menghitung Vt atau dp
- Substitusi Re pada C
D
:
( )

3
. 4
Re
2
.
3


f p
dp f
D
g
C

untuk mencari Vt
- Hitung
2
Re
D
C
- Lewat kurva
2
Re
D
C V5 Re, tentukan nilai Re
- Vt dihitung dari

f
Vt dp . .
Re
( )

3
4
Re
3 2

t f
f P
D
V
g
C


untuk menentukan dp
- Langkah-langkahnya sama dengan di atas (analog)
Contoh Soal :
- Major diameter, a : 0,584
- Minor diameter : 0,252
- Intermediate diameter : 0,313 1 slug = 32,16 lb.
- Berat partikel : 1,12 x 10
-3
lb
- Volume partikel : 1,52 x 10
-5
ft
3
- Berat satuan
P
: 2,22 slug/ft
3
- Berat satuan
f
: 2,38 x 10
-3
slug/ft
3
- Viskositas absolut : 3,74 x 10
-7
lb sec/ft
2
- Terminal Velocity actual : 47,8 ft/sec (dari experimen)
Hitung : Vt teoritis, C
D
& Re berdasar Vt actual, bentuk benda & penyimpangannya
Jawab : Kacang diasumsikan sphere
Geometri mean diameter = ( )
3
1
axbxc
=
( ) dp 358 , 0 313 , 0 252 , 0 584 , 0
3
1
in x x
Luas permukaan terhadap arah aliran, ( )
2 2
in 101 , 0 358 , 0
4
1
A
53
Diameter bola yang volumenya sama,
3 5 - 3
10 x 52 , 1
6
ft V dp dp

dp = 0,372 in untuk checking
nilai dp di atas
2
Re
D
C =
( )
p
f
f p
w


2
8

2
Re
D
C =
( ) ( ) ( ) { }
( )
6
2
7
3 3 3
10 7 , 48
22 , 2 10 74 , 3
10 83 , 2 22 , 2 10 38 , 2 10 12 , 1 8
x
x x
x x x x x

- Dari kurva (Fig. 9.3 Physical Properties, N.M. Mohsenin)


dapat dibaca:
2
Re
D
C = 10.700 Re 10 7 , 48
6
x
pada nilai Re ini partikel kacang tersebut akan mencapai nilai Vt-nya.
( )
7
3
10 74 , 3
10 38 , 2 . .
12
358 , 0
. .
Re


x
x Vt
Vt dp
f


sec
5 , 56
ft
Vt
Vt dari penelitian didapat
sec
8 , 47
ft
(actual Vt)
- Drag Coefficient, C
D
(berdasar nilai Vt actual)

( )
( ) ( ) { }
( ) ( ) ( )
3 2
3 3
2
10 83 , 2 22 , 2
144
101 , 0
. 8 , 47
10 83 , 2 22 , 2 10 12 , 1 2
. . .
2

,
_

x
x x x
A Vt
W
C
f p
f p
D


= 0,59
- Re (berdasar nilai Vt actual)
hitung V
aktual V
hitung R
aktual R
t
t
e
e

9000
5 , 56
8 , 47
700 , 10
,
_

aktual R
e
- Dengan nilai C
D
= 0,59 dan Re = 9000 berdasar kurva di atas bentuk benda
terletak antara Sphere dan Rounded body
- Penyimpangan terhadap bentuk sphere (bola) dapat dihitung sebagai berikut :
Sphericity =
( )
613 , 0
584 , 0
358 , 0
3
1

a
abc
54
menyimpang 18%
N = W
= m.g

1
d

1
s

= 61%
40% menyimpang dari bentuk bulat
BAB IX
GESEKAN (FRICTION)
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat memahami konsep gesekan bahan, melakukan pengukuran, serta dapat
menerapkannya pada perancangan peralatan penanganan bahan curah.
A. Pendahuluan
Gesekan antara produk pertanian terutama bahan-bahan bijian dan tepungan dengan permukaan
bahan struktur atau alat-mesin yang digunakan untuk menanganinya perlu untuk diketahui nilainya.
Karena gesekan akan minimbulkan hambatan terhadap gerakan/aliran bahan bijian. Gesekan
55
N = W
= m.g

1
d

1
s

dinyatakan sebagai koefisien gesek atau sudut gesek. Sebagai contoh parameter gesekan diperlukan
dalam perancangan silo, hopper, screw conveyor, pnematic transport, analisis penanganan bahan bijian
secarah curah (bulk solid handling) yang lainnya.
B. Wall friction coefficient
1. Prinsip dasar
- Koeffisien gesek produk terhadap permukaaan bahan / dinding struktur (alat)
Gambar 42. Prinsip dasar gesekan pada bidang datar (A), bidang miring (B), dan
presentasi hasil pengujian secara grafis (C)
2. statik dan dinamik
Gambar 43. Perbedaan penentuan nilai statik dan dinamik
56
F
N = W
= m.g
Hukum Coulomb.
.
N
F

'

tan '
A
N

A
F

F
W
N


N
F
tan '

cos
sin
cos
sin

w
w
dapat ditentukan hanya dengan membaca
kemiringan papan
displacement
misal untuk =
1

1
d

1
s

s
d

d ' s '

= tan
(B) Non Cohesive


= tan + C
(C) Cohesive (

1
=P/A +
3
(A)
(B)
(C)
3. Peralatan
a. Biji-bijian
b. Rumput-rumputan, tangkai dll.

Gambar 44. Peralatan untuk pengukuran wall friction coefficient bahan bijian (A)
dan (B), serta bahan rumput-rumputan (C)
C. Angle of internal friction
1. Prinsip dasar
Sudut gesek antara bahan dengan bahan itu sendiri disebut dengan angle of internal friction.
Umumnya untuk bahan biji-bijian atau tepung-tepungan serta prinsip-prinsip dasar penentuannya
adalah sebagai berikut.
57
Rotating disk
Motor listrik
Beban (N)
Rotating disk
F
Direct Shear Box
Sampel dinding
Motor
Beban (N)
F
B
diputar
dng motor
drum
bahan
F2
F1
A

,
_

1
2
ln
1
'
F
F

= sudut kontak bahan


terhadap drum
F
N
*
A
N
A
F
&
*N divarisi F bervariasi juga
* Diplot hubungan &
= tan
(B) Non Cohesive


= tan + C
(C) Cohesive (

1
=P/A +
3

(A)

Gambar 45. Prinsip dasar pengukuran angle of internal friction (A), hubungan
dengan untuk bahan non kohesif (B) dan bahan kohesif (C)
b. Peralatan
Beberapa peralatan yang biasanya digunakan untuk pengukuran nilai angle of internal friction
adalah :
1. Direct Shear Cell
2. Jenikes Shear Cell
3. Triaxial Compression Tester
58
= tan
(B) Non Cohesive

= tan + C
(C) Cohesive
Piston
P

3
fluida
Karet
membran
Cell
(Tabung)
bahan
bijian

3
bidang
runtuh

33

1
=P/A +
3

A
A
3
A
2

1

= tan
= tan

(A)
Gambar 46. Alat triaxial compression tester (A), dan contoh kurva hasil pengukuraan (B)
D. Diagram Mohr
Diagram Mohr adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara tekanan normal dengan
tekanan geser yang terjadi pada permukaan suatu bahan. Untuk memahami konsep penggunaan
diagram Mohr pada bahan biji-bijian, dapat dipelajari pada contoh elemen bijian di bawah ini.
59

1
* P = gaya tekan
* A = luas permukaan bahan
* 1 & 3 gambar sebagai
lingkaran pada koordinat &
*Tarik garis singgung pada semua
lingkaran tersebut
* Slope kurva adalah

3
dZ
ds
dX
X
Z

sin cos sin 0


3

X
F
cos sin cos 0
1
+
Z
F
Menyelesaikan kedua persamaan tersebut
didapat :
( ) cos sin
3 1

( ) 2 sin
2
1
3 1


2
3
2
1
sin cos +
( ) ( ) 2 cos
2
1
2
1
3 1 3 1
+ +
1

A
A
3
A
2

1

= tan
= tan

(B)
- dan di atas memberikan nilai Tekanan normal dan Tekanan geser pada sembarang
permukaan dengan kemiringan dari horizontal.
- Plot dan adalah diagram mohr
Gambar 48. Diagram Mohr
Pada diagram Mohr juga dapat digambarkan garis yang menyatakn persamaan Coulomb. Sebagai
contoh untuk non cohesive

tan tan

tan tan
60
A
1
( )
3 1
2
1
+

A
A
A
3
A
2
misal plane A miring thd horizontal
2
r 2 sin
3 1



r
A
( ) 2 sin
2
1
3 1

2 cos
3
r r
A
+ +
( ) ( ) 2 cos
2
1
2
1
3 1 3 1
+
* Bila = 0
active k
a

sin 1
sin 1
1
3


passive k
p

3
1

1


= tan
= tan

Gambar 47. Kesetimbangan gaya pada elemen bijian


E. Angle of repose
Disamping angle of wall friction dan angle of internal friction, pada bahan-bahan bijian dikenal pula
adanya angle of repose. Angle of repose dibedakan menjadi dua, Angle of repose static = sudut gesek
antar bijian diambang batas bergerak. Angle of repose dinamik= sudut antara lereng timbunan bijian
dengan permukaan horizontal
Gambar 50. Penentuan angle of repose statik (A) dan dinamik (B)
F. Aplikasi
Perhitungan distribusi tekanan bijian pada silo (untuk kondisi statik)
61
Gambar 49. Diagram Mohr-Coulomb
W
Y
D
q
P

V
( )
silo keliling permeter gesek aya V
biji permukaan dari Kedalaman Y
silo Keliling L
ratio Pressure k
dinding - bijian gesek Koefisien '
hidrolis jari - Jari R
gravitasi Gaya g
hopper dinding pada Normal Tekanan W
Vertikal Tekanan q
l) (horizonta lateral Tekanan P
sin 2 sin
cos 2 sin
.
1
'
. .
L
A
R dengan 1
. .
'
'
G
y y
y
gy W
l
k y
R
y R g Pdy V
k
P
q
l
R q
P
R
ky y
R
ky y

'

+ +

,
_

'

,
_

(A)
(B)
Gambar 51. Distribusi tekanan static bijian pada dinding silo
BAB X
RHEOLOGY
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa memahami konsep-konsep dasar tentang rheology secara komprehensif dan mampu
mengaplikasikannya untuk produk-produk pertanian.
A. Pendahuluan
Rheology didefinisi kan sebagai Ilmu yang mempelajari deformasi dan rayapan (creep) pada bahan
karena pengaruh gaya dengan memperhitungkan pengaruh waktu. Problem utama yang dikaji yaitu :
- Tekanan deformasi
- Rayapan Relaksasi Tekanan
62
Hopper
Silinder
Tekanan
q
V
W
P
Y
Gambar Distribusi tekanan statik bijian pada dinding silo

- Viscositas
B. Karakteristik bahan biologis
Tekstur berubah terus, sifat-sifat mekanik tergantung banyak faktor, hubungan
kuantitatif belum banyak diketahui. Sebagai contoh kurva berikut ini menggambarkan
hubungan antara tekanan dengan deformasi pada bahan biologis
Gambar 52. Kurva hubungan antara Tekanan dengan deformasi pada
bahan biologis
A = Biological yield point, pada kondisi ini tekanan konstan atau turun dengan naiknya
deformasi. Terjadi rupture microstructure
B = Rupture point, tekanan dimana bahan mengalami kehancuran.Terjadi rupturemacrostructure
Stiffness (Rigidity) = slope bagian lurus dibagian awal dari kurva

E
Pada kurva non-linear, stiffness ada tiga macam
- Initial tangent modulus (a)
- Secant modulus (b)
- Tangent modulus (c)
( )
e p
d D
De
+
= Derajat elastisitas
De = Elastic deformation
Dp = Plastic deformation
63
A
B
6 4 2
80
60
20
Deformasi mm
De Dp
strain
a
b
c
Gambar 53. Non-linear Stress-strain relationship

Friction
y

y
T
e
k
a
n
a
n

n
o
r
m
a
l

(
N
/
c
m
2
)
S
t
r
e
s
s
C. Bahan ideal
Sifat Rheology Sifat dasar Bahan ideal
* Elastisitas Hookean body
* Plastisitas St. Venant body
* Viskositas Newtomian liquid
1. Hookean body
l
l
E

, Tekan atau tarik


l
D
G

tan , Shear/Torsi
V
V P
K
v
v

,
Hidrostatik
Hubungan : ( ) v K E K E 2 1 3 & V = poissons ratio 0,2 s/d 0,5
( ) v G E G E + 1 2 &
K G E
K G E
9
1
3
1 1
& & +
( )
GK
E K
V E K V


3
& &
64
F
l l
F
F
l
D
o
Linear
Elastic
Hookean
body
tan = E

Def
.
Def
.
Residual def.
Produk pertanian
Rub
ber
Def
.
Non linear
elastic
Friction
y

y
= Def. rate
Gambar 54. Hubungan tekanan dengan deformasi pada tiga macam jenis bahan
Inelastis
( )
G
G E
V E G V
2
2
& &


2. St. Venant body

Gambar 55. Gesekan dari balok merepresentasikan St. Venant body
untuk bahan plastis ideal
3. Newtonian Liquid
Hubungan gradien kecepatan


1
dy
dv
dengan
dy
dv


dy
dv
fluidity
0


ity vis cos

rate shear


Viscositas kinematic =
dt
ft
2


dy
dv

= 1 poise, bila
F = 1 dyne
A = 1 cm
2
l = 1 cm
V = 1
dt
cm
Centipoise =
100
1
poise
Gambar 56. Cairan Newtonian dan model mekaniknya
4. Efek dari waktu
- Semua bahan menyimpang dari kondisi bahan ideal
. Hubungan stress-deformation dipengaruhi waktu viscoelastic
65
l
F Friction
y

y
Yield Stress ( y)
Plastic How
Deformasi l
F
F
l
Viscous element
(Mech. Model)
= Def. rate

residual

1
=
2

1
F
o
r
c
e
(punya sifat cair dan padat)
- Ratio stress-def - tergantung waktu saja viscoelastic linear
- tergantung waktu dan tekanan viscoelastic non linear
(viscoplastic)
- Produk pertanian viscoelastic non linear teori-teori belum berkembang, digunakan teori-teori
viscoelastic linear
D. Rayapan (Creep)
Secara sederhana rayapan diartikan sebagai deformasi bahan di bawah tekanan konstant
tan
e
kons
c e
+
rate strain
dt
d
dt
d
c


menurun
dt
dD
I
Gambar 57. Kurva tahapan dari rayapan tetap
dt
dD
II
meningkat
dt
dD
III
E. Recovery
Bila pada creep test, kemudian beban dihilangkan :

e
akan diperoleh kembali seketika

c
- menurun sebagai fungsi waktu
- tidak kembali total sisanya adalah residual deformation
66
I II III
time
= Def. rate
beban
0
dihilangkan

0

t1
o
t

residual

1
=
2

1
D
e
f
o
r
m
a
t
i
o
n

Gambar 58. Hubungan Tengangan dan waktu pada creep dan recovery
Gambar 59. Variasi recovery terhadap waktu
F. Model-model Rheology
- Untuk bahan-bahan viscoelastic linear ( ) t f & saja
- Elemen mekanis : - spring (per) bahan elastis (hooke)
- dashpot (shock breaker bahan viscous (Newtonian)
- Watak mekanis , , t persamaan rheology
- Persamaan rheology menjelaskan atau memprediksi watak bahan pada
berbagai pembebanan
strain rate
dt
d
1
1

dt
d
2
2

Tidak tergantung waktu


2 1

Tergantung waktu

2 1


Gambar 60. Model rheology yang paling sederhana dan karakteristiknya
67
c
Recovery

residual
o
t
1
t

e
Creep
e=
0

1
=
2

0
.E
0
=
0

0
-
e
=
0
(E
0
-Ee)
= d

0
.E
e
=
e
Bila kedua elem tersebut dikombinasikan secara parallel atau seri akan menjadi
Gambar 61. Model Kelvin dan model Maxwell
G. Persamaan Rheology
1. Maxwell model
Spring (s)

E

s
s
E


E
s
s

Dashpot (v)

v
v

v
v

E
v
&
konstan sehingga tidak ada

E
v
&

Strain total
v s
+


+
v s

(bentuk diferensialnya)
Tekanan

v s
(seri)


+
dt
d
E dt
d 1
68
l
Kelvin model

Maxwell
model

0
.E
0
=
0

0
-
e
=
0
(E
0
-Ee)
= d

0
.E
e
=
e

Bila
dt
d
konstan (=0)

+
dt
d
E
o
1
E
T dt dt
T dt
d E


1 1
integrasi
C Al
T
t
+

Dengan kondisi batas tertentu


( )
e d
E E A
0 0

( ) 0 t
0 0 0
pada E
( ) t
0
pada E
e e

e e
E C
0
Diperoleh :
( ) e
T
t
d t
e +

atau T= Relaxation time
( ) e
T
t
d t
E e E E +

=
E

(t) = stress pada waktu t


d = stress decay

e
= Residual stress
Ee = Equilibrium
modulus
of elasticity
E
o
= modulus elastisitas
69

0
t

0
.E
0
=
0

0
-
e
=
0
(E
0
-Ee)
= d

0
.E
e
=
e

t = 0
Gambar 62. Kurva relaksasi Maxwell
2. Kelvin model
v s
+
(paralel)
v s

strain/deformasi sama
subtitusi ke

+
v s
E

v s

+ E

,
_

+
dt
d
Tr
E

Tr = Retardation time

,
_

+
2
2
1
dt
d
Tr
dt
d
dt
d
E

=
E

Bila

+

T
dt
d
0 0
Integrasi
( )
( )
Tr
t
e e t
e


0


( )

,
_

+

Tr
t
d t
e 1
0

0

e d
e
e
E

0

0
0

E
Gambar 63. Kurva rayapan Kelvin
70
t

0

t

Analogi dengan bidang elektronika.


Spring = Kapasitor Dashpot = Resistor
Maxwell Kelvin
Gambar 64. Analogi dengan bidang elektronika untuk model mekanis
3. Generalisasi.
a. Pada Maxwell bila konsisten maka
0
dt
d


+
dt
d
E dt
d 1


+ 0
dt
d
Hubungan antara
dt
d
, , ini hanya menunjukkan
viscous karakteristik saja bukan viscoelastis
sehingga perlu generalisasi
Tersusun atas beberapa model
Maxwell yang diparalel dengan
spring pada elemen terakhir
(ke n)
71
E
e
E
3
E
1
E
2
E
n

1
Gambar 65. Model Maxwell umum

( )

'

+ + + +

e
T
t
d
T
t
d
T
t
d t
E e E e E e E
n
n
.. ..........
2
2
1
1
0

T
1, T
2,
T
3
adalah T
r
masing-masing elemen Maxwell
b. Pada Kelvin bila konstan 0
dt
d
0 +
dt
d
T
E
r

E
ini hanya menerangkan elastic karakteristik bukan viscoelastik
sehingga perlu generalisasi
( )

'

,
_

+ +

,
_

,
_

+

v
T
t
n
T
t
T
t
t
t
e
E
e
E
e
E E
n

1
1
. .. . . .. . .. 1
1
1
1 1
2 1
2 1 0
0

Gambar 66. Model Kelvin umum
72
E
0
E
n
E
2
E
1

BAB XI
FLUIDA NON-NEWTONIAN
DAN VISCOMETRY
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa memahami konsep dasar sifat aliran fluida dan mampu melakukan pengukuran dan analisis
terhadap viskositas dari produk pertanian yang berupa cairan.
A. Jenis aliran
1. Newtonian fluid :
- proporsional terhadap
- Kurva garis lurus lewat titik pusat

.

dy
dv

shear rate
-

dy
dv

73

2. Bingham fluid :
-
( )
y
dy
dv


'
1
'

Y
- perlu y (yield stress) untuk
menimbulkan aliran (plastic flow)

'
= plastic viscosity

'
1

= mobility
3. Quasi-plastic fluid :
- plastic flow dengan kurva non linear
- tidak lewat titik pusat
- terdapat yield stress (y)
4. Quasi-viscous fluid
- proporsional terhadap
nonlinier
- lewat titik pusat ( y=0 )
- ini adalah Non-Newtonian liquid
74
y
y



Gambar67. Hubungan shear stress dan shear
rate untuk fluida Newtonian

Gambar 68. Hubungan shear stress dan shear


rate untuk fluida Bingham
Gambar 69. Hubungan shear stress dan shear
rate untuk fluida quasi plastic fluid
Untuk quasi plastic dan quasi-viscous berlaku

( )
n
y


' '
.
1
power law equation
n = konstanta

= apparent viscosity (slope kurva pada



tertentu)
Bila : y = 0 dan n = 1 Newtonian
y = 0 dan n 1 Quasi-viscous
y 0 dan n 1 Quasi-plastic
y 0 dan n = 1 Bingham
B. Hubungan antara dengan , serta dengan

(A) (B)
Gambar 71. Hubungan antara dengan (A), serta dengan (B)
Keterangan
- Newtonian slope konstant , konstant
- Pseudo plastic slope mengecil , mengecil
- Dilatant slope membesar, membesar

75


Gambar 70. Hubungan shear stress dan shear
rate untuk fluida quasi viscous fluid
C. Viscometry
Persamaan gerakan fluida - mendeskripsikan watak alir-nya
- Hubungan shear stress dengan gradien
kecepatan
' '
pada sembarang viscometer

,
_

V
F
K
' '

F = Gaya
V = Kecepatan
K = Konstanta
1. Viscometer kapiler

Gaya viscous = Gaya tekan
( ) ( )
2
2 r P rL

L
r P
2
.
Persamaan dasar
viscometer kapiler
0 r pada o
R r pada max
Gambar 72. Kesetimbangan gaya aliran laminar
pada pipa kapiler
1. Untuk Newtonian :

dr
dv
dengan r mengganti y
.
1

dy
dv
76
P
r
R
L



F
l
o
w
L dr
dv
2
Pr

o
v
R
r
dr r
L
P
dv
2
kondisi batas v = 0 pada r = R
( )
( )

'

2
2
1
4
R
r
L
PR
V
r

persamaan distribusi kecepatan


V
(r)
max pada r = 0 (pusat silinder)
Gambar 73. Profil kecepatan parabolik untuk aliran Newtonian
( )
dr 2 r V q
R
o
r

q = volume aliran

L
P
R q
8
4

poiseuille low.
4
. . 8 .
R
L q
P


Masukkan q (P) pada
dr
dv
untuk r = R (pada dinding silinder)
3
4
R
q
dr
dv

q = V.A = V. R
2

R
V 4

Pada Newtonian fluid :

,
_

dr
dv

L
R P
2
.

D
V 8
D = 2R
L
R P
2
.

D
V 8
Gambar 74. Hubungan dengan 8V/D
2. Untuk Bingham (plastik flow) :
( )
y
dr
dv


1
1

L 2
Pr
persamaan dasar
77
2R

0

1 w

y
maka
2L
y
y
r P


L
PR
w
2

, pada r = R (dinding)
o adalah
y

dr
dv
mana di jarak r konstan,
dr
dv
pada adalah
y

dr
dv
o
dr
dv

Gambar 75. Profil kecepatan dan kurva aliran ideal untuk plastic flow pada pipa kapiler
Masukkan
dr
dv

dan
pada
w y

'

L L
PR
dr
dv
y
2
Pr
2
1
1

Integrasi terhadap r, batas v= 0 pada r = R


( )
( ) ( )
y
2
1
2
r r untuk 1 2 1
4

'

,
_

R
r
R
r
R
r
L
PR
V
y
r

( )
r untuk 1
4
2
1
2
y
y
r
r
R
r
L
PR
V

,
_

,
_

Volume aliran q :
( ) ( )
nya r ada yang untuk dr r V q
R
r

r r V . 2 .
y r
0

78
r
y
2r
y
2R
Plug Flow region

1 w

y
atau
3
1
3
4
1
8
4
1
4

'

,
_

,
_

R
r
R
r
L
P R
q
y y

w
y y
w
y y
R
r
w
L
P R
q

'

,
_

,
_

4
1
4
3
1
3
4
1
8
4

,
_

w
y

bila
y w

diabaikan, terlalu kecil
( )
3
1
4
3
4
R
q
y w

atau
2
3
1
R x v q
4
3
4


,
_

+
R
q
y w
L
PR
D
V
y w
2
*
8
3
4
w
1

>
,
_

+
* q atau V diukur pada P
yang bervariasi
* Kemudian digambar kurva
hubungan

,
_

D
8v

R
4g
dengan
3
atau
w

*
'
&
y
bisa dicari
D
8v
atau
4
3
R
q

y
y
.
4
3
*

Gambar 76. Diagram tekanan geser untuk plastic flow
pada pipa kapiler
79

1 w

y
4/3 y
. Torsi pada elemen fluida :



. Steady State :


3. Non Newtonian :
- Mengikuti power law eguation
( )
n
y

'
1
- Pada viscometer kapiler, power law secara empirik ditulis :
n
dr
dv
C
,
_

- c dan n = konstanta
-
L 2
Pr

Subtitusi dan integrasi untuk v = 0 pada r = R
( )
( )
{ }
( )
( )
( )

'

,
_

+ +
n
n
n
n
n
r
R
r
R
n
n
CL
P
V
1 1
1
1
1
2
Volume aliran, q.
( )
dr r V q
R
r
. 2 .
0

( )
( )
{ }
( )
n
n
n
R
n
n
CL
P
q
1 3 1
1 3 2
+
+


C dan n ditentukan dari plot kurva log q vs log P/L
n diperoleh dari slope
C diperoleh dari intercept
Apparen viscosity ,
11
dihitung dengan :
( )
( )
n
n C
1
1
1
11


*> Hubungan antara
D
8V
dengan
w
(Metzner 1956)
1
8
1
n
w
D
V
K
,
_


L
PR
w
2


D
V 8
Gambar 77. Diagram tekanan geser untuk nilai n yang berbeda-beda
80
n<1
n>1
n=1
n atau n = flow index
n = 1 Newtonian
n < 1 pseudo plastic atau
Bingham
N > 1 Dilatant
K = Viscosity index (atau C)
. Torsi pada elemen fluida :



. Steady State :

2. Viscometer putar ( Rotational Viscometer )
Gambar 78. Gambar skematis viscometer putar
. Keep linier
rw v
V r
dr V dr r + +

( ) ( )( ) dw w dr r dv V + + +
dr
x drdw wdr rdw rw dv v
1
. .......... + + + +
V abaikan
dr
dw
r w
dr
dv
+
. W konstanta, sehingga :
dr
dw
r
dr
dv

Newtonian :

,
_


,
_

dr
dw
r
dr
dv

masukkan
h r
M
2
2

3 2
r
dr
h
M
dw

,
_


integrasi, batas
0 w R
c
w R
b
* N . 2
. rpm N
81
. Torsi pada elemen fluida :



. Steady State :

w
Rc
Rb
r
Bob
Cup
h
dr
F
r
M = F x r

,
_

0
3 2
c
b
R
R
r
dr
h
M
dw

r x F M
beban jari-jari
(gram.cm)

,
_

2 2
1 1
4
c b
R R h
M

persamaan Margules
dihitung dapat diukur & M
Plastic flow
( )
h dr
dw
r
dr
dv
y 2
'
r 2
M

1


substitusi
dr
5
1
x . ..........
'
2
1
2
'

y
h r
M
dr
dw
r

,
_

( )

c
b
c
b
R
R
R
R
r
dr y
r
dr
h
M
dw
' 3 '
0
2
1

,
_

,
_

,
_


,
_


b
c
c b
R
R y
R R h
M
ln
1 1
4
1
' '
2 2

- dari persamaan &


dr
dv
diperoleh:
( )
( )

,
_


,
_

b
c
R
R
ln
1 1
4 2 2
y
R R h
M
y w
dr
dv
c b


h b
R
M
w
2 2

* r x F M * N . 2
w
dr
dv
&
dapat dihitung, y

dari experimen
'
ditentukan dari diagram hubungan

w
vs
dr
dv

slope garis lurus


Non-Newtonian
n
dr
dv
r C
,
_


n
dr
dw
r hC h r M
,
_


2 2
r 2 2
integrasi dari
( )
( )

,
_

+
n
n
n
r
dr
hC
M
dw
2
1
2
82
( )
( )

0
2
1
2
c
b
R
R
n
n
n
r
dr
hC
M
dw

,
_


,
_


n n
c b
n
R R hc
M n
2 2
1 1
2 2
1

2 .
2
h R M
b
w

substitusi untuk M

'

,
_

,
_


n
c
b
n
w
R
R
C
n
2
1
1
2

n dicari dari hubungan
C
w

&
n
w
C
1

,
_



w
w
n
C


n
C


w
C log log log +
Contoh Soal :
Data pengujian dengan viscometer putar untuk manure slurry sbb.
Rc= 13 cm., Rb= 10,2 cm., h= 20 cm., konstanta alat 0,838
Kecepatan Putar (N)
rpm.
Kecepatan Sudut ()
1/dt
Torsi (M)
gr.cm.
Shear Stress ( )
dyne/cm
2
83
log
n
log w
log e
. Konstanta C dicari dari persamaan
.Viscositas dihitung dari

,
_

n
w
n
C
1
1
1
"
. Shear rate =
n
w
C
1

,
_


9.8
19.8
28.2
.
.
.
80.6
1,026
2,072.
.
.
.
.
..
4032,6
4867,2
559,25
.
.
.
7590,70
302,33
364,95

.
.
.
.
Hitunglah :
a. index watak aliran (n)
b. viscosity index (C)
c. type aliran (d), app.viscosity (), shear rate (e)
a. rpm. dijadikan
N 2

sec
1
026 , 1
60
9,8
x 2 data no 1.
. Torsi digunakan menghitung w
( )
20 .
2 , 10 2
6 , 4032
2
2
2

h R
M
b
w

2
3086 , 0
cm
gr


33 , 302
dt
cm
980 3086 , 0
2 2
cm
dyne
x
data no 1.
- semua dapat dihitung seperti di atas
- plot pada kertas log-log antara w dan
84
w
n

490
5,11
. n adaalah slope dari kurva

n = 0,2980
b.

'

,
_

,
_


2
1
2
1
n
R
R
C
n
c
b
n
w

persamaan Non-Newtonian
. ambil sembarang nilai
&
w

pada kurva
. misal
2
490 &
1
11 , 5
cm
dyne
dt
w

'

,
_


,
_

298 , 0
2
298 , 0
1
0 , 13
2 , 10
1
490
2
2980 , 0
11 , 5
C
2
. sec
2 , 60
cm
dyne
C
c. Jenis aliran pseudo plastic karena n<1
d. ( )
( )

,
_


0,298
1
- 1
298 , 0
1 1
1
1
490 25 , 60 "
n
w
n
C

Cp. 30 , 1150

" " benar
x konstanta alat
= 963,39 Cp.
e. Misal shear rate pada data 1.
n
w
C dr
dw
r
1

,
_


,
_


persamaan dasar Non-Newtonian
. sec
1
44 , 8
25 , 160
33 , 302
298 , 0
1

,
_

bervariasi, tergantung nilai w nya


85
BAB XII
TEKANAN KONTAK
Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar serta dapat melakukan analisis secara kwantitatiff
terhadap kerusakkan mekanis pada berbagai macam produk pertanian.
A. Pendahuluan
Compression test merupakan pengujian mekanis bahan-bahan biomaterial yang paling umum dan
sering dilakukan. Demikian juga untuk analisis kerusakan mekanis dalam penanganan produk
pertanian
B. Teori Hertz
- Tekanan kontak pada 2 bahan elastik isotropic
- Memberikan persamaan-persamaan untuk : luas kontak, tekanan permukaan maximum dan
deformasi
- Beberapa asumsinya : bahan homogen, beban statis, permukaan halus dan jari-jari
kelengkungan bahan >>> jari-jari permukaan kontak.
86
R&R jari-jari kelengkungan
minimum & maximum
R
1
R
2
F
Bahan 2
Bahan 1
Bidang R2
Bidang R1

Tekanan kontak max, Smax =


,
_

ab
F
. 2
3

- Terjadi di pusat permukaan kontak yang berupa elip


- a & b sumbu panjang dan pendek dari elip permukaan kontak
- F gaya tekan :
3
1
1
2
2
1
1
1
1 1 1
R
1
2
3F.A
m

'

,
_

+ + +

R
R
R
a
3
1
1
2
2
1
1
1
1 1 1 1
2
. 3

'

,
_

+ + +

R
R
R
R
A F
n b
m & n = konstanta (Tabel 6.1 Physical properties, N.M. Mohsenin)
2
2
2
1
2
1
1 1
E
V
E
V
A

+

V = Poissons Ratio dari bahan


E = Modulus Elastisitas bahan
Deformasi total :
D =
3
1
1
2
2 1
1
1
2
2 2
1 1 1 1
9
2

;

'

,
_

+ + +
R R R
R
A F k

k = konstanta (Tabel.6.1)
87
Gambar 79. Kontak antara dua benda cembung
pada Tabel 6.1, k, m dan n dihitung dengan menentukan nilai cos T

,
_

'

,
_

,
_

,
_

,
_

+ + +
+ + + +

1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
1
1
1
R
1
R
R
R
R
Cos
R
R
R
R
R R R
CosT

Dua kasus khusus pada teori Hertz


1. Kontak antara bahan bulat terhadap permukaan bidang rata (flat plate)
maka dengan substitusi pada persamaan-persamaan di atas didapat :
Gambar 80. Kontak bahan bulat terhadap bidang datar

( ) . . 721 , 0
3
1
d A F a
Jari-jari lingkaran permukaan kontak

3
1
2 2
.
918 , 0 max

,
_

d A
F
S
Tekanan kontak max.

3
1
2 2
.
04 , 1

,
_

d
A F
D
Deformasi total
2. Kontak antara dua buah bahan bulat.
88
Bahan 2
Bahan 1
d
F
(bahan) body spherical 2
1
2 2
R
plane for
1
1 1
for
d
R
R R


Bahan 2
d
1
d
2
Bahan 1
F
1
2 2
1
1 1
R R dan R R sehingga dari
substitusi diperoleh :
3
1
2 1
1 1
.
721 , 0

'

d d
A F
a
3
1
2
2
2 1
1 1
918 , 0 . max

'

,
_

A
d d
F
S
3
1
2 1
2 2
1 1
04 , 1

'

,
_

+
d d
A F D
Gambar 81. Kontak antara dua bahan bulat
C. Penentuan Jari-jari kelengkungan (R & R)
1. Untuk produk yang relatif besar : buah-buahan dan sayur-sayuran.
- dengan radius of curvature meter
Jari-jari =
( )
( )
( )
2 8
2
BD
BD
AC
+
2. Untuk produk yang kecil seperti biji-bijian
2
1
H
R
H
L
H
R
2
4
2
2
1
1
+


Modulus elastisitas, E dapat diperoleh dengan pengujian tekan dan dihitung dengan persamaan sbb :
89
D
C
B
0
A
R1
H
L
H
R1
Gambar 82. Jari-jari kelengkungan produk yang relatif besar
Gambar 83. Jari-jari kelengkungan produk yang kecil
( )
2
1
1
1 1
2
3
2
2
3
1 1 1 338 , 0

,
_

R R
D
V F k
E
untuk bahan cembung ditekan dengan plat datar dari logam
( )
2
1
2
1
1 1
2
3
2
2
3
4 1 1 1 338 , 0

,
_

+ +

d R R
D
V F k
E
Untuk bahan cembung ditekan dengan spherical identer logam dengan diameter d
D. Teori Boussinesq
- Asumsi dasar sama dengan Hertz
- Memberikan persammaan untuk : distribusi tekanan pada bahan dalam penekanan dengan rigid
die, juga evaluasi E

(A) (B)

2 2
2 r a a
F
P

2
2
max
1
a
r
P P
90
Boussinesg
F
T
2a
Hertz
(sebagai perbandingan)
T
2a
F
Gambar 84. Pembebanan dengan cylindrical die (A) dan pelat (B)
P
max.
= S
max.
P = Tekanan
F = Gaya tekan total
a = Jari-jari die
r = Jarak dari pusat die (sembarang)
Tekanan minimum terjadi di pusat die pada
,
_


2
min
2
1
0
a
F
P r

Deformasi, D =
( )
aE
V F
2
1
2

dari persamaan ini maka


( )
a
V
D
F
E
2
1
2

Umumnya V antara 0 s/d 0,5 , sehingga range E antara


aD
F
2
s/d
aD
F
2
. 75 , 0
aD
F
2
adalah slope kurva gaya deformasi dalam pengujian bahan
E. Summary beberapa persamaan untuk kondisi lain dengan di muka
a. Pelat rata terhadap bahan cembung
1
1 1
R R

1
1 2
R R
b. Bola terhadap bahan cembung
91
F
3
1
1
1
1
1 1
.
145 , 1 .

'

,
_

R
R
A F
m a
3
1
2
1
1
1
2
1 1
.
365 , 0
max

'

,
_

+
R
R
A
F
n m
S
3
1
1
1
1
2 2
1 1
485 , 0

'

,
_

+
R
R
A F k D
( )
2
1
1
1
1 2
3
2
2
3
1 1
1 338 , 0

,
_

R
R
D
V F k
E
k, m & n dari Tabel 6.1 dengan menghitung Cos T
Gambar 85. Tekanan pelat rata terhadap bahan cembung

1
1 1
R R

1
1 2
R R
d
2
= diameter bola
92
F
3
1
2
1
1
1
4 1 1
.
145 , 1

'

+ +

d
R
R
A F
m a
3
1
2
1
1
1
2
4 1 1
.
365 , 0
max

'

,
_

+ +
d
R
R
A
F
n m
S
3
1 4 1 1
485 , 0
2
1
1
1
2 2

'

,
_

+ +
d
R
R
A F k D
( )
2
1
2
1
1
1 2
3
2
2
3
4 1 1
1 338 , 0

,
_

+ +

d
R
R
D
V F k
E
k, m & n dari Tabel 6.1 hitung Cos T
Gambar 86. Tekanan bola terhadap bahan cembung

Anda mungkin juga menyukai