Anda di halaman 1dari 15

PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA DALAM MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN KARENA PENGARUH TERPAAN IKLAN LIFEBUOY (VERSI

MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN) Oleh : Astri Hidayati

PENDAHULUAN Salah satu bentuk komunikasi yang dijumpai dalam media massa adalah iklan. Iklan merupakan struktur dan komposisi informasi yang bertujuan untuk mempersuasi atau mempengaruhi audiens tentang produk, jasa atau ide-ide tertentu melalui media. Iklan berupa komunikasi nonpersonal dan biasanya dibiayai oleh sponsor tertentu yang memiliki kepentingan terhadap produk, jasa atau ide-ide yang terdapat dalam sebuah iklan. Tujuan dari iklan adalah mengkomunikasikan informasi untuk mencapai audiens dalam jangka waktu tertentu. Terdapat 4 (empat) tujuan iklan, yaitu : 1. Trial

Tujuan mencoba dimaksudkan untuk merangkul pelanggan membuat catatan tentang produk baru. Harapannya sederhana yaitu tanpa memaksa pelanggan untuk mencoba sutau produk baru, maka tidak akan ada pertambahan pembeli. Contohnya adalah pembagian suatu produk secara gratis yang sering dilakukan di mallmall. 2. Kontinuitas

Iklan bertujuan untuk mempertahankan keberadaan produk tertentu dan memelihara loyalitas konsumen. 1

3.

Brand Switching

Iklan bertujuan untuk mencegah konsumen beralih menggunakan produk dari kompetitor karena perusaan mengganti kemasan produk dengan tampilan baru. 4. Switchback

Tujuannya adalah untuk mengingatkan kembali konsumen yang pernah menggunakan produk tertentu di masa lalu untuk kembali memakai produk tersebut. Selain keempat tujuan di atas, tujuan iklan dari sisi praktis adalah untuk mengirimkan informasi, mempersuasi konsumen dan mengingatkan audiens. Inform

ADVERTISING GOAL Persuasive Remind

Mengirimkan Informasi, produsen memanfaatkan iklan untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang suatu produk yang baru pertama kali diluncurkan. Pada iklan non komersial, tujuan memberikan informasi kepada khalayak adalah untuk memberikan informasi tentang suatu ide atau konsep tertentu yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan khalayak. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasive, yaitu komunikasi yang bertujuan untuk membujuk para penerima informasi untuk mengubah sikap atau persepsi mereka sesuai yang dikehendaki oleh pemberi pesan. Bagaimana pemberi informasi berusaha agar penerima informasi meninggalkan produk lama yang mereka gunakan atau meninggalkan kebiasaan lama yang mereka lakukan selama ini. 2

Mengingatkan audiens tentang suatu produk atau kebiasaan yang mungkin sudah lama mereka tinggalkan. Ataukan mengingatkan audiens untuk membeli produk yang sama dengan kemasan yang baru, ataukan mengingatkan audiens untuk membeli produk pada saat yang tepat. Prinsip pembuatan atau pemasangan iklan dijelaskan dalam model AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action). Bagaimana iklan dibuat atau dipasang untuk menarik perhatian (attentions) pada audiens atau calon audiens. Setelah mendapatkan perhatian, diharapkan audiens akan berminat (interest) untuk melihat iklan secara lebih lama. Tidak hanya sampai pada minat, iklan diharapkan juga dapat membuat audiens tertarik (desire) terhadap isi iklan. Desire pada diri audiens diharapkan akan menciptakan sebuah tindakan (action), dimana audiens akan membeli produk dalam iklan ataukah melaksanakan sesuai dengan pesan yang terkandung dalam iklan. Selain mempromosikan suatu produk, iklan seringkali digunakan sebagai media untuk mengubah kebiasaan masyarakat. Perubahan tersebut biasanya perubahan yang positif. Artinya merubah kebiasaan yang salah yang telah umum terjadi di masyarakat, untuk diubah menjadi sebuah kebiasaan yang benar yang membawa dampak positif dalam masyarakat. Banyak produk yang menggabungkan fungsi iklan sebagai alat pemasaran produk dan fungsi iklan sebagai alat pengubah kebiasaan masyarakat. salah satu contoh iklan yang menggabungkan fungsi iklan tersebut adalah produk sabun kesehatan Lifebuoy. Iklan Lifebouy selain berusaha untuk memasarkan produk Lifebuoy sebagai sabun kesehatan juga

mengkampanyekan gerakan cuci tangan dengan sabun. Selain memasang iklan di media massa, Lifebuoy juga melakukan offline activities yang mendukung gerakan cuci tangan dengan sabun. Contohnya adalah menjadi sponsor bagi salah satu program pemerintah dalam menggalakkan gerakan cuci tangan dengan sabun, bekerjasama dengan sekolah-sekolah mengadakan acara gerakan cuci tangan dengan sabun di beberapa kota di Indonesia. Selain itu, Unilever sebagai perusahaan yang memproduksi Lifebuoy juga

mengembangkan beberapa artikel yang berkaitan dengan cuci tangan dengan sabun, antara lain

artikel tentang manfaat cuci tangan dengan sabun, langkah-langkah mencuci tangan yang baik, dan sebagainya (www.lifebuoy.co.id). Sebagai produk sabun kesehatan keluarga, Lifebuoy sudah banyak dikenal oleh masyarakat, karena itu produsen memanfaatkan momen gerakan mencuci tangan dengan sabun yang digalakkan oleh pemerintah. Iklan Lifebuoy lebih digunakan sebagai alat untuk melakukan penetrasi dalam masyarakat akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Penetrasi iklan Lifebuoy tersebut diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak biasa menggunakan sabun ketika mencuci tangan. PEMBAHASAN A. KEBIASAAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM HAL MENCUCI TANGAN

Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya maupun praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bah', dalam agama Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek yang mirip adalah ritual lavabo untuk agama Kristen, wudhu untuk agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto. Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. (www.wikipedia.com) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sebagaimana masyarakat di Negara lain pada umumnya belum terbiasa mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan umumnya
4

hanya menggunakan air biasa tanpa sabun, bahkan pada masyarakat tertentu hanya mencuci tangan menggunakan air yang tidak mengalir (air yang berada di ember, di dalam gentong atau air kobokan). Meskipun di dekat wastafel sudah disediakan sabun pencuci tangan, namun masyarakat umumnya tidak menggunakan sabun tersebut sebagai alat mencuci tangan. Masyarakat hanya menggunakan air dari kran wastafel untuk mencuci tangan. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga tidak biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika selesai dari buang hajat di kamar mandi. Kebiasaan mencuci tangan dalam masyarakat Indonesia pada umumnya tersebut juga dilakukan oleh para petugas medis. Meskipun para petugas medis paham betul akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun, namun mereka jarang mempraktekkannya. Bahkan ketika para petugas medis setelah melakukan operasi terhadap pasien, mereka tidak mencuci tangan mereka dengan sabun. Salah satu penyebab kesungkanan masyarakat Indonesia untuk mencuci tangan dengan sabun adalah karena faktor malas dan dirasa merepotkan. Masyarakat malas menggunakan wastafel dalam mencuci tangan karena letaknya yang jauh,

masyarakat malas menggunakan sabun saat mencuci tangan karena faktor lamanya waktu yang dihabiskan jika harus mencuci tangan dengan sabun, merepotkan karena harus beranjak dari tempatnya untuk menuju wastafel dan mencuci tangan mereka. Masyarakat bahkan lebih memilih air kobokan yang disediakan oleh pihak restoran daripada ke wastafel sendiri untuk mencuci tangan. Selain itu, perilaku mencuci tangan tanpa sabun dalam masyarakat Indonesia juga disebabkan oleh asumsi awam yang memandang bahwa lebih baik mencuci
5

tangan dengan air panas daripada mencuci tangan dengan sabun. Asumsi awam tersebut merupakan asumsi yang salah, karena faktor hilangnya kuman dari tangan bukan disebabkan oleh tinggi rendahnya temperature air namun disebabkan karena air yang mengalir sehingga kuman di tangan terbawa oleh air yang mengalir. Kebiasaan mencuci tangan tanpa sabun tanpa disadari merupakan penyebab banyak penyakit yang diderita oleh manusia. Salah satu contoh penyakit akibat mencuci tangan tanpa sabun adalah diare. Diare dapat menyerang masyarakat dari berbagai kalangan termasuk anak-anak, dan merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan benar. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare adalah mencuci tangan dengan baik dan benar, yaitu mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Salah satu studi membuktikan bahwa angka penyakit diare dapat diturunkan hingga 47% dengan menggerakkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan pemberian informasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan sabun dalam mencuci tangan. Sehingga dapat menurunkan angka penyakit yang disebabkan oleh kuman yang terbawa oleh tangan.
B. GERAKAN PEMERINTAH MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN

Pada tahun 2007, Departemen Kesehatan mencanangkan program pemerintah Mencuci Tangan Dengan Sabun. Gerakan tersebut merupakan salah satu bentuk partisipasi pemerintah Indonesia dalam gerakan cuci tangan yang dicanangkan oleh PBB. PBB menetapkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan Sedunia.

Gerakan tersebut dicanangkan karena mencuci tangan dengan sabun terbukti efektif menekan angka kematian karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang terbawa dalam tangan. Aktivitas manusia banyak melibatkan tangan, sehingga tangan manusia banyak bersentuhan dengan benda-benda lain yang mungkin benda itu adalah kotoran. Tangan juga digunakan untuk bersalaman dengan orang lain, yang belum tentu tangan mereka bersih. Kuman atau bakteri yang ada di benda-benda dan tangan orang lain tersebut, secara otomatis akan berpindah ke tangan kita. Tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. (www.wikipedia.com). Pemerintah bekerjasama dengan beberapa sponsor, salah satunya adalah produk sabun kesehatan keluarga Lifebuoy mencanangkan program gerakan mencuci tangan dengan sabun.
C. IKLAN LIFEBUOY GERAKAN CUCI TANGAN

Lifebuoy telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai produk sabun kesehatan keluarga. Awalnya Lifebuoy hanya mengeluarkan produk dalam bentuk sabun batangan, yang kemudian berkembang mengeluarkan produk sabun cair dan terakhir mengeluarkan produk sabun pencuci tangan.
7

Lifebuoy sangat gencar dalam mengkampanyekan gerakan mencuci tangan dengan sabun. Tidak hanya melalui iklan di media massa namun juga melakukan aktivitas kemasyarakatan. Salah satu Corporate Social Responsibilities (CSR) yang dicanangkan oleh Unilever adalah dengan menggalakkan gerakan mencuci tangan dengan sabun di masyarakat. Seperti telah dikemukakan secara sekilas dalam Pendahuluan, Lifebuoy selain beriklan di media juga melakukan offair activities. Selain itu, dalam website-nya www.lifebuoy.co.id dapat dijumpai beberapa artikel kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Iklan di media massa yang dibuat oleh Lifebuoy dalam mengkampanyekan gerakan mencuci tangan dengan sabun, terutama mempenetrasi anak-anak untuk mencuci tangan dengan sabun, contohnya adalah sebagai berikut :
1. Iklan versi 5 Resep Dokter Kecil (Dik Doank) Dalam iklan tersebut diceritakan tentang dokter kecil yang ada di sekolah bersama Dik Doank menyanyikan jingle lagu 5 Resep Dokter Kecil Lifebuoy. 5 resep yang disebutkan dalam lagu tersebut adalah penggunaan Lifebuoy saat mandi, penggunaan Lifebuoy saat mencuci tangan sebelum sarapan, makan siang dan makan malam, dan penggunaan Lifebuoy saat mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi. Dalam iklan tersebut ditampakkan bahwa para dokter kecil di sebuah sekolah bersama Dik Doank berusaha menerapkan kepada seluruh penghuni sekolah (murid dan guru serta karyawan sekolah) untuk senantiasa menggunakan Lifebuoy paling sedikit 5 (lima) kali dalam sehari. Dalam jingle iklan tersebut disebutkan bahwa kebiasaan tersebut untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. http://www.youtube.com/watch?v=bTtHzwlFUL4 8

2.

Iklan Mencuci Tangan Versi Sekolah Dalam iklan tersebut, Lifebuoy bekerjasama dengan USAID dan Departemen Kesehatan mencoba mengkampanyekan tentang gerakan mencuci tangan dengan sabun bagi muridmurid di sekolah dasar. Jargon iklan yang disebutkan di akhir iklan adalah Lifebuoy Berbagi Sehat. Iklan tersebut menceritakan tentang sebuah kelas di sebuah Sekolah Dasar dimana guru melakukan pemanggilan terhadap setiap nama murid di dalam kelas setiap harinya. Dalam beberapa waktu hanya satu nama murid yang selalu hadir dalam kelas yaitu Manda sedangkan murid yang lain banyak yang ijin karena sakit. Murid-murid lain terserang penyakit saat wabah flu menyerang karena tidak menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Manda diceritakan memiliki kebiasaan selalu mencuci tangan dengan sabun setiap selesai beraktivitas dan setiap sebelum makan. Diceritakan dalam iklan tersebut bahwa budaya mencuci tangan dengan sabun sudah dilakukan oleh keluarga Manda. Akhir bagian iklan diceritakan bahwa sekolah kemudian menggerakkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, sehingga murid-murid terhindar dari berbagai penyakit. http://www.youtube.com/watch?v=lRDBodKizMQ&feature=player_detailpage

Selain melalui iklan media massa, Lifebuoy juga melakukan off air activities yang dalam rangka mendukung gerakan pemerintah mencuci tangan dengan sabun. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Lifebuoy adalah melakukan road show ke berbagai sekolah di beberapa kota besar untuk menggalakkan gerakan mencuci tangan dengan sabun.

Road show Lifebuoy tersebut tidak hanya melakukan cuci tangan secara bersama-sama menggunakan sabun, namun juga diselenggarakan seminar dan diskusi dengan para ahli kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Seminar atau diskusi tersebut tidak hanya melibatkan murid dan guru di sekolah namun juga mengundang para orang tua murid untuk turut hadir. Hal tersebut dilakukan agar kebiasaan mencuci tangan dengan sabun tidak hanya dilakukan di sekolah namun juga diterapkan di dalam rumah masing-masing. KOMPAS.com - Kebiasaan mencuci tangan memakai sabun rupanya belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya. Untuk itulah Lifebuoy meluncurkan gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). "Gerakan ini bertujuan untuk menciptakan kebiasaan sehat di kalangan masyakat Indonesia dengan mencuci tangan pakai sabun pada berbagai kesempatan, seperti sebelum dan sesudah makan, sesudah dari WC, dan juga sebelum menyusui," tutur Amalia Sarah Santi, Senior Brand Manager Lifebuoy, dalam peluncuran "Gerakan 21 Hari Lfebuoy Turut Mewujudkan Indonesia yang Lebih Sehat" di Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2012) lalu. Program G21H ini merujuk dari berbagai pendapat dan penelitian pakar perubahan perilaku bahwa untuk membentuk suatu kebiasaan baru secara terus-menerus tanpa putus dibutuhkan waktu minimal 21 hari. Dalam program ini yang menjadi sasaran utama adalah para siswa sekolah dasar, termasuk para guru dan komunitas sekolah. Budaya baik CTPS yang tertanam sejak dini akan terus terbawa sampai tua. Upaya preventif di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar dan kesehatan siswa. Program ini juga menyasar keluarga, karena keluarga adalah unit terkecil dari bangsa, dan merupakan tahapan penting dari proses pendidikan dan penanaman budaya yang baik. Lifebuoy bekerjasama dengan beberapa kementerian, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) pusat, serta sejumlah LSM dan yayasan untuk mendukung kegiatan ini. Program awal ditargetkan untuk tujuh provinsi, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Sumatera Utara, serta tiga provinsi yang memiliki tingkat PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dan CTPS yang masih rendah, yaitu Sulawesi Selatan (22,13 persen), Banten (19,29 persen), dan Sumatera Barat (7,81 persen). "Sampai saat ini sudah lebih dari 745 sekolah di 10 provinsi di Indonesia yang dibantu untuk melakukan kebiasaan sehat ini. Sedangkan untuk di tingkat keluarga dibantu dengan dukungan TP PKK pusat, dan TP PKK di 33 provinsi," tukasnya.
10

Setelah melakukan berbagai program untuk membiasakan hidup sehat dengan CTPS, hasil implementasi yang telah dilakukan di 10 provinsi menunjukkan bahwa sekitar 127.441 siswa SD, atau sekitar 70 persen dari total peserta G21H dinilai berhasil dengan melakukan semua kebiasaan sehat dalam lima saat penting yang sudah ditentukan, yaitu pada saat sebelum makan pagi, makan siang, makan malam, setelah dari toilet, dan mandi pakai sabun setiap hari selama 21 hari berturut-turut tanpa putus. "Sampai saat ini CTPS sebelum dan sesudah makan sudah berhasil dilakukan, namun menurut pengamatan yang paling sulit dilakukan oleh peserta adalah CTPS setelah dari toilet," bebernya. Tingkat keberhasilan program G21H yang mencapai 70 persen diharapkan akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan dan mutu pendidikan. Secara kualitatif, G21H dinilai mampu menggerakkan berbagai pihak untuk bisa hidup lebih bersih dan sehat. (www.kompas.com). Lifebuoy juga aktif menulis artikel-artikel kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun di dalam websitenya. Salah satu artikel dalam website tersebut adalah sebagai berikut : 1. BAHAYA KUMAN MENGANCAM BILA KITA CUCI TANGAN TANPA SABUN Belakangan ini kita sering mendengar himbauan dari pemerintah yang giat mempromosikan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat kita. Salah satunya dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Keuntungan dari kebiasaan ini adalah murah, cepat, dan efisien dalam mencegah masuknya kuman ke tubuh kita. Namun, untuk mendukung program pemerintah yang satu ini ada hal-hal kecil yang harus kita rubah, seperti sebagian masyarakat menganggap mencuci tangan tanpa sabun sudah cukup untuk membuat tangan kita bersih. Ada suatu penelitian yang membandingkan jumlah kuman pada orang yang mencuci tangan pakai sabun dengan yang tidak pakai sabun. Penelitian ini menemukan bahwa mencuci tangan tanpa pakai sabun hanya mengurangi bakteri sebesar 28% dari jumlah sebelumnya, sedangkan yang cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan bakteri seutuhnya apabila dilakukan dengan cara yang benar. Mari bersama-sama kita dukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dengan cara memulai dan membiasakan untuk cuci tangan pakai sabun untuk masa depan yang lebih baik.
11

2. 5 FAKTA PENTINGNYA CUCI TANGAN PAKAI SABUN Salah satu jalan utama masuknya bibit penyakit adalah tangan. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun sangat disarankan untuk dijadikan sebuah budaya dan kebiasaan sehari-hari. Tangan yang kotor bisa jadi penyebab utama berbagai penyakit, salah satunya terkena diare. Kita tidak bisa meremehkan penyakit diare karena terbukti saat ini diare adalah penyebab nomor dua kematian pada balita. Bibit penyakit biasanya masuk ke tubuh kita melalui 2 jalan. Yang pertama adalah melalui tangan dan satu lagi melalui hidung. Dengan mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun secara rutin maka secara otomatis tubuh kita akan terlindung dari bibit penyakit yang masuk melalui tangan. Sampai saat ini ternyata bukan hanya anak-anak saja yang malas untuk mencuci tangan, sebagian besar orang dewasa juga masih sulit untuk membiasakan diri untuk mencuci tangannya. Karena itulah kampanye pentingmya mencuci tangan melalui media kepada masyarakat luas harus terus di lakukan. Berikut adalah 5 fakta pentingnya melakukan cuci tangan dengan memakai sabun:
1. 2. Mencuci tangan dengan menggunakan air saja tidak cukup karena lemak dan kotoran masih menempel di tangan. Mencuci tangan dengan memakai sabun selain menghilangkan lemak dan kotoran yang menempel ditangan juga akan mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman, seperti radang tenggorokan, masalah saluran pernafasan, disentri, diare, iritasi kulit, biang keringat, mata merah, jerawat, bau badan, dan tipus. Setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (sebelum mengolah atau memakan makanan) adalah saat-saat yang sangat penting untuk mencuci tangan dengan memakai sabun karena dapat menghilangkan kuman yang menempel ditangan. Membiasakan diri mencuci tangan dengan memakai sabun adalah kegiatan preventif yang paling murah dan efektif dan dapat mengurangi biaya pengobatan kesehatan kita. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan karena penyakit yang disebabkan oleh kuman seperti diare seringkali membuat para siswa tidak masuk sekolah. Salah satu penelitian yang dilakukan diluar negeri menunjukkan membiasakan cuci tangan pakai sabun bisa mengurangi absesi sekolah sekitar 42 persen.

3.

4. 5.

D. PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA DALAM HAL MENCUCI TANGAN

Penetrasi tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun yang terus dikampanyekan oleh Lifebuoy, baik melalui iklan maupun melalui program-program
12

off air activities, membawa hasil yang cukup menggembirakan. Masyarakat Indonesia kini telah terbiasa untuk mencuci tangan dengan sabun meskipun angka perubahannya dapat dikatakan masih sangat kecil. Pada tahun 2006, Departemen Kesehatan RI melakukan survey tentang penggunaan sabun setiap mencuci tangan. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hanya 3% saja yang menggunakan sabun untuk cuci tangan, hanya 12% yang mencuci tangan pascabuang air besar, hanya 9% yang melakukan CTPS setelah membantu buang air besar bayi, hanya 14% CTPS dilakukan sebelum makan, 7% sebelum memberi makan bayi dan 6% sebelum menyiapkan makanan. Dengan terus dilakukan penetrasi tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun yang didukung oleh Lifebuoy angka survey menunjukkan kenaikan dari angka yang tertera di atas. Tahun 2008, tepatnya pada tanggal 15 Oktober, Indonesia juga menetapkan hari tersebut sebagai hari mencuci tangan mengikuti penetapan yang sudah dilakukan oleh PBB. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga telah diterapkan oleh banyak sekolah di Indonesia. salah satu indikasinya adalah dengan menyediakan sabun dan alat pengering dalam setiap wastafel di sekolah-sekolah. Selain sabun dan alat pengering, ditempelkan juga poster tentang tata cara mencuci tangan yang benar di dekat wastafel. Secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi para murid untuk mencuci tangan dengan sabun kemudian mengeringkannya dengan alat pengering. Indikator selanjutnya dapat dilihat bahwa murid-murid di beberapa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah sudah mulai terbiasa untuk mencuci tangan mereka dengan sabun setiap kali sebelum makan dan setiap selesai dari kamar mandi.
13

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga telah diterapkan dalam keluarga di Indonesia. Survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa angka penggunaan sabun dalam mencuci tangan di kalangan rumah tangga masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Para ibu juga sudah mulai menerapkan kepada anak-anak mereka untuk mencuci tangan dahulu menggunakan sabun sebelum makan, atau setelah beraktivitas di kamar mandi dan aktivitas di luar rumah. Banyak dilihat di rumah-rumah, terutama di daerah perkotaan, para ibu menyediakan sabun pencuci tangan di setiap wastafel dan di dekat kamar mandi. Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Angka penyakit diare di beberapa daerah mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pada tahun-tahun sebelum dilakukan penetrasi budaya mencuci tangan dengan sabun melalui iklan. Iklan Lifebuoy mencuci tangan memiliki peranan yang cukup signifikan dalam merubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan. Iklan yang terus menerus dilakukan oleh Lifebuoy lambat laun menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun untuk menjaga kesehatan. Sasaran Lifebuoy lebih ditujukan kepada anak-anak karena usaha merubah kebiasaan anak-anak lebih efektif dilakukan daripada mengubah kebiasaan saat sudah dewasa. Kebiasaan yang sudah dilakukan sejak kecil akan dibawa oleh anak-anak hingga mereka dewasa, dan akan ditularkan dalam lingkungan terdekat mereka. Selain itu, kebiasaan baik yang dilakukan oleh anak-anak lebih efektif untuk ditiru oleh orang tua mereka.
14

PENUTUP

Iklan Lifebuoy sebagai salah satu partner pemerintah dalam program gerakan mencuci tangan dengan sabun mampu memberikan dampak postif bagi perubahan perilaku mencuci tangan di masyarakat Indonesia. Perubahan perilaku mencuci tangan dengan sabun di kalangan masyarakat Indonesia merupakan salah satu bentuk pengaruh iklan terhadap perubahan budaya dalam masyarakat. masyarakat Indonesia yang awalnya berperilaku mencuci tangan tanpa sabun bahkan hanya dengan air yang menggenang (tidak mengalir), dewasa ini berubah menjadi masyarakat yang memiliki perilaku untuk mencuci tangan menggunakan sabun. Perubahan perilaku masyarakat tersebut merupakan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Lifebuoy sedikit banyak memberikan pengaruh akan keberhasilan menumbuhkan kesadaran tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai