Anda di halaman 1dari 21

UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Ny.

S DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI Presentasi Kasus FOME Disusun untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di Puskemas Mijen Semarang

Disusun oleh: Rani Dinarti NIM : H2A008031

KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

HIPERTENSI TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama kepala keluarga Alamat Bentuk keluarga : Tn. D (46 tahun) : Ds Wonolopo RT 01/ RW 06 Mijen, Semarang : nuclear family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No. 1. 2. 3. 4. Nama Tn. D Ny. S Sdr. H Sdr. Sn Kedudukan Kepala keluarga Istri Anak Anak L/P L P L L Umur 54 th 54 th 25 th 20 th Pendidikan SD SD SMK SMK Pekerjaan Buruh bangunan Pedagang Cleaning service Belum bekerja Kesimpulan tahap I : Keluarga Tn. D merupakan keluarga nuclear family dimana didapatkan pasien Ny. S 54 tahun tamat SD, seorang pedagang pecel, dengan penyakit hipertensi. . Pasien pasien Keterangan Hipertensi -

TAHAP II. STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Agama Alamat Suku Tanggal periksa B. ANAMNESIS

: Ny. S : 54 tahun : Perempuan : pedagang pecel : SD : Islam : Desa Wonolopo RT 01/ RW 06 Mijen, Semarang : Jawa : 18 Oktober 2012

1. Keluhan Utama Tengkuk terasa kencang 2. Riwayat Penyakit Sekarang 1 hari sebelum datang ke puskesmas pasien mengaku sulit tidur karena merasa leher dan kepala terasa kencang dan tegang. Disertai dengan pegal-pegal diseluruh badan, terasa kesemutan pada tangan dan kaki, serta pasien mengeluh pandangan sedikit kabur. Menurut pasien gejala ini selalu dirasakan jika pasien tidak minum obat. Pasien mengaku selama 4 tahun ini sejak tahun 2008 sampai sekarang rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Mijen karena didiagnosis oleh dokter menderita hipertensi (darah tinggi). Saat datang ke puskesmas pasien mengeluh tengkuknya terasa kencang, dan sakit kepala. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sakit serupa Riwayat hipertensi Riwayat sakit gula Riwayat alergi Riwayat mondok 4. Riwayat Penyakit Keluarga : (+) : (+) sejak tahun 2008 : disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat hipertensi Riwayat sakit gula 5. Riwayat Kebiasaan Riwayat merokok Riwayat minum alkohol Riwayat olahraga teratur 6. Riwayat Sosial Ekonomi

: (+) bapak,ibu, dan 3 adik pasien : disangkal

: disangkal : disangkal : disangkal

Pasien adalah seorang pedagang pecel dengan penghasilan yang tidak menentu Rp. 100.000,- / bln, tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Suami bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan sebesar Rp. 560.000,-/bln. 7. Riwayat Gizi Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk tahu tempe, terkadang telur, dan daging ayam. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan. C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda Vital Tekanan darah Nadi Frekuensi nafas Suhu Status Gizi BB TB IMT 2. Mata 3. Leher 4. Jantung
5. Pulmo

: 160/80 mmHg : 80 kali/menit : 20 kali/menit : 36,5o C

= 50 kg = 155 cm = 22,22 kg/m2 : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

6. Abdomen

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi 7. Ekstremitas


8. Status neurologis

: dalam batas normal : peristaltic (+) normal : timpani seluruh lapang abdomen, pekak sisi (+), pekak alih (-) : supel, teraba massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. : dalam batas normal : dalam batas normal

D. RESUME 1 hari sebelum datang ke puskesmas pasien mengaku sulit tidur karena merasa leher dan kepala terasa kencang dan tegang. Disertai dengan pegal-pegal diseluruh badan, terasa kesemutan pada tangan dan kaki, serta pasien mengeluh pandangan sedikit kabur. Menurut pasien gejala ini selalu dirasakan jika pasien tidak minum obat. Pasien mengaku selama 4 tahun ini sejak tahun 2008 sampai sekarang rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Mijen karena didiagnosis menderita kencing manis, oleh dokter menderita hipertensi (darah tinggi). Saat datang ke puskesmas pasien mengeluh tengkuknya terasa kencang, dan sakit kepala. Riwayat penyakit hipertensi keluarga (+) yaitu bapak dan ibu pasien serta 3 adik pasien. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien; baik, compos mentis, tekanan darah 160/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5o C. status internus dan status neurologis dalam batas normal. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS 1. Diagnosis Holistik Ny. S 54 tahun, nuclear family, hipertensi. Hubungan keluarga kurang harmonis dan hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik. Status ekonomi kurang. 2. Diagnosis Biologis Hipertensi. 3. Diagnosis Psikologis Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Tetapi pasien mengalami beban pikiran mengenai keluarga, dan ekonomi. Pasien merasa khawatir terhadap anak pertamanya yang belum menikah dan anak keduanya yang belum bekerja, dan sering

tidak patuh terhadap orang tua. Pasien juga mengkhawatirkan masalah perekonomian keluarga. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik. 4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi kurang. PENATALAKSANAAN 1. Non medikamentosa

Edukasi kepada pasien untuk menjaga pola makan. Mengurangi konsumsi garam, dimana pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gram garam dapur setiap hari. Menghindari kegemukan (obesitas), batasan kegemukan yaitu apabila berat badan lebih dari 10 % dari berat badan normal dengan kriteria berat badan ideal: (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100).

Membatasi komsumsi lemak karena diketahui bahwa kadar kolesterol normal dalam darah dibatasi maksimal 200 mg 250 mg per cc serum darah. Mengkonsumsi buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu turunnya tekanan darah. Misalnya pisang. Olahraga teratur yaitu latihan menggerakkan seluruh sendi dan otot tubuh , contohnya gerak jalan, berenang, naik sepeda. Latihan relaksasi atau meditasi, relaksasi dan meditasi mempunyai fungsi untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa. Berusaha membina hidup yang positif, mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah, membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk kegiatan santai, menyelesaikan tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya, sekali-kali mengalah, belajar bedamai, cobalah menolong orang lain dan menghilangkan perasaan iri dan dengki.

2. Medikamentosa Captopril 2x1 Vit B1 2x1

Vit B6 2x1 Kontrol ke puskesmas secara teratur.

FOLLOW UP Tanggal 20 Oktober 2012


o

Subyektif

: kencang di leher berkurang

o Obyektif Tanda Vital


o

: T = 150/80 mmHg, HR = 80 x/menit, RR = 20 x/menit, t = 36,7C : Hipertensi : Terapi medikamentosa hipertensi : captopril 25 mg 2x1 Vit B1 dan B6 2x1

Assesment Planning

FLOW SHEET Nama Diagnosis : Ny. S (54 tahun) : Hipertensi

Tabel 2. Flowsheet penderita Tanggal Tanda Vital 20/10/12 Tensi : 150/80 mmHg Nadi : 80x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36,7C Keluhan Rencana Terapi Leher masih Medikamentosa : terasa kencang ketika malam hari, tetapi berkurang dibanding sebelumnya -

Target Menstabilkan tekanan darah.

Captopril 2x1 Vit B1 dan B6 2x1

Non medikamentosa : Edukasi kepada pasien menjaga pola untuk makan.

Mengurangi konsumsi garam sangat 2

garam, dimana pembatasan konsumsi dianjurkan, maksimal

gram garam dapur setiap hari.

Menghindari (obesitas),

kegemukan

batasan kegemukan yaitu apabila berat badan lebih dari 10 % dari berat badan normal dengan kriteria berat badan ideal: (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100).

Membatasi komsumsi karena kadar dalam diketahui kolesterol darah

lemak bahwa normal

dibatasi maksimal 200 mg 250 mg per cc serum darah.

Mengkonsumsi kalium

buah dapat

yang banyak mengandung mineral membantu pisang.

turunnya

tekanan darah. Misalnya Olahraga teratur yaitu menggerakkan sendi dan otot naik

latihan seluruh jalan, sepeda.

tubuh , contohnya gerak berenang,

Latihan relaksasi atau

meditasi,

relaksasi

dan

meditasi mempunyai fungsi untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa.


-

Berusaha membina hidup yang positif, mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah, membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk kegiatan santai, menyelesaikan tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya, sekali-kali mengalah, belajar bedamai, cobalah menolong orang lain dan menghilangkan perasaan iri dan dengki.

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA 1. FUNGSI HOLISTIK a. Fungsi Biologis

Keluarga terdiri atas penderita (Ny.S 54 tahun), suami (Tn. D, 54 tahun), dua orang anaknya (Sdr. H 25 tahun, Sdri. Sn 20 tahun), tinggal bersama dalam satu rumah. b. Fungsi Psikologis Hubungan keluarga kurang harmonis, kurang saling mendukung, dan kurang perhatian satu sama lain. c. Fungsi Sosial Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Penderita bekerja sebagai pedagang pecel dirumah. Suami bekerja sebagai buruh bangunan dan penghasilan tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, status ekonomi kurang. e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi Komunikasi anggota keluarga kurang baik, penyelesaian masalah dilakukan dengan cara musyawarah namun tidak berjalan dengan baik karena adanya komunikasi yang kurang baik, pasien juga merasa peran sebagai kepala keluarga justru ada pada dirinya karena perekonomian keluarga sebagian besar ditanggung oleh pasien selaku istri.

2. FUNGSI FISIOLOGIS Tabel 3. APGAR score keluarga Ny. S Kode A P APGAR Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah. Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan G saya. Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru. 1 2 2 1 Tn.Y Ny.S 2 1 2 1 Sdr. L 2 1 Sdr. N 1 1

Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll. Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama. Total (kontribusi)

1 6

2 9

2 8

1 6

Rata-rata APGAR score keluarga Ny. S = 6 + 9 +8 + 6 = 5,8 5 Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny. S kurang baik. 3. FUNGSI PATOLOGIS Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.S Sumber Social Cultural Religion Patologi Interaksi sosial cukup, hubungan dengan warga sekita terjalin baik, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah pasien cukup baik namun untuk anggota keluarga Economic Education Medical yang lain masih kurang. Penghasilan keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan (di bawah UMR) Tingkat pendidikan keluarga kurang, Tn.D dan Ny. S hanya tamat SD (tidak menempuh wajib belajar 9 tahun). Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit + + Keterangan -

pasien segera berobat ke dokter, puskesmas. Kesimpulan : Terdapat fungsi patologis pada keluarga Ny. S yaitu fungsi ekonomi dan edukasi. 4. GENOGRAM
Tn.Y Ny. S

Sdri.N

Sdr.L

Sdri.T

Diagram 1. Genogram keluarga Ny. S


Keterangan :

: laki-laki : perempuan : laki-laki, perempuan meninggal

: pasien : hipertensi : tinggal serumah

Kesimpulan : penyakit yang diderita pasien ditemukan pada anggota keluarganya yaitu bapak dan ibu pasien serta 3 orang adiknya. 5. POLA INTERAKSI KELUARGA
Tn.Y Ny.S

Keterangan :

: Hubungan baik
Sdr. H Sdr. Sn

: Hubungan tidak baik

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. S Kesimpulan : Pola interaksi dua arah antar anggota keluarga kurang berjalan baik sehingga hubungan dalam keluarga kurang harmonis akibat kurang baiknya pola interaksi dalam keluarga.

6. FAKTOR PERILAKU a. Pengetahuan

Tingkat pendidikan keluaraga ini masih kurang, ada anggota keluarga yang hanya tamat SD. Pengetahuan penderita tentang kesehatan dan pola hidup sehat masih kurang. b. Sikap Penderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan namun belum dapat menerapkan pola hidup sehat. Penderita dan keluarga segera datang berobat ke puskesmas saat sakit. 7. FAKTOR NON PERILAKU a. Lingkungan Rumah tidak tertata rapi, kebersihan kurang, ventilasi dan pencahayaan juga kurang. Saluran pembuangan limbah tidak lancar, sampah keluarga dibuang di depan rumah. Lingkungan sekitar kurang bersih. b. Keturunan Terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita. Yang diturunkan dari kedua orangtua penderita. c. Pelayanan Kesehatan Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah puskesmas. Pasien memiliki kartu jamkesmas. 8. LINGKUNGAN INDOOR Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6 x 7 m2, rumah menghadap ke selatan. Rumah tidak memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan ruangvtamu. Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan dan di bagian belakang rumah. Dinding terbuat batu bata yang sudah di cat, lantai rumah. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak ditutup langit-langit. Masing-masing kamar tidur dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor minyak tanah.
Ruang tamu Dapur Dan ruang makan Dan wc Kamar mandi

Kamar tidur
r

Kamar tidur
denah rumah Ny. S

9. LINGKUNGAN OUTDOOR Lingkungan sekitar rumah merupakan suatu perkampungan yang cukup ramai dengan kondisi masyarakat baik dan memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Rumah satu dengan yang lainnya berdekatan tetapi tidak berdempetan. Sampah berjualan dibuang di pekarangan depan, dan banyak lalatnya. Rumah tidak memiliki pagar dan langsung berhadapan dengan jalan gang yang cukup besar, tetapi tidak ramai dan sudah beraspal. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR)

: kurang baik : ada fungsi patologis yaitu ekonomi dan edukasi : ada penyakit yang diturunkan : baik : kurang : cukup : kurang : cukup

3. Fungsi Patologis (SCREEM) 4. Fungsi Genogram Keluarga 5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga 6. Fungsi Perilaku Keluarga 7. Fungsi Non Perilaku Keluarga 8. Fungsi Lingkungan Indoor 9. Fungsi Lingkungan Outdoor DAFTAR MASALAH 1. Masalah Medis Hipertensi

2. Masalah Nonmedis a. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien.


b. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak

adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien.


c. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.

PRIORITAS MASALAH Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah N o 1. 2. Daftar Masalah P Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat. Pengetahuan keluarga tentang mengenai penyakit pasien masih kurang sehingga tidak adanya rasa toleransi keluarga mengenai penyakit pasien. 5 4 I S 5 4 T SB 5 4 3 3 M n 4 4 R M o 4 3 Ma 4 4 Jumlah IxTxR 24.000 (I) 9.216 (III) 10.800 (II)

3.

Keterangan : I P S T R : Importancy (pentingnya masalah) : Prevalence (besarnya masalah) : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah) : Technology (tehnologi yang tersedia) : Resources (sumber daya yang tersedia)

SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

Mn : Man (tenaga yang tersedia) Mo : Money (sarana yang tersedia) Ma : Material (pentingnya masalah) Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :

1 = tidak penting 2 = agak penting 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN


I. Manajemen stress yang tidak baik oleh pasien.

II. Ketidakpatuhan pasien dalam minum obat dikarenakan efek samping dari obat.

Ny. S 44 th, diare akut

III. Pengetahuan tentang mengenai pasien masih kurang tidak adanya rasa keluarga mengenai pasien.

keluarga penyakit sehingga toleransi penyakit

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien.

TAHAP IV. HUBUNGAN ANTARA STRESS DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Manifestasi klinis seseorang yang mengalami hipertensi setelah bertahun-tahun akan mengalami gejala klinis: sakit kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah, akibat adanya peningkatan tekanan darah intrakranimum; penglihatan kabur akibat kerusakan retina secara hipertensif; terjadinya kerusakan susunan saraf pusat yang mengakibatkan cara berjalan

yang tidak mantap; peningkatan aliran darah ke ginjal yang mengakibatkan nokturia.; peningkatan tekanan kapiler yang mengakibatkan edema perifer dan pembengkakan. Sebagian gejala yang disebutkan dialami oleh pasien yaitu sakit kepala saat terjaga, dan kadang pasien mengeluh penglihatannya kabur. Jenis hipertensi secara umum dibagi dalam hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Jenis kedua yaitu hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Hipertensi jenis lain yaitu hipertensi pada usia lanjut yang diklasifikasikan berdasarkan hipertensi sistolik, dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg, yang kedua hipertensi sistolik terisolasi yaitu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari 160mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90mmHg. Pada usia lanjut hipertensi sistolik ini disebabkan oleh karena adanya kekakuan dari aorta dan pembuluh arteri besar akibat proses menua. Kekakuan aorta dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan darah sistolik dan pengurangan volume aorta yang nantinya akan menurunkan tekanan darah diatolik. Semakin besar perbedaan tekanan darah sistolik dengan diastolic atau tekanan nadi, semakin besar risiko komplikasi kardiovaskuler. Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC 7
Kategori Normal Pra-Hipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Sistolik (mm Hg) < 120 120-139 140-159 > 160 Dan Atau atau atau Diastolik (mm Hg) < 80 80-89 90-99 >= 110

Hipertensi dapat disebabkan yang pertama yaitu faktor keturunan; yang kedua

ciri

perseorangan, dimana dalam ciri perseorang ini yang mempengaruhi adalah umur yaitu semakin bertambahnya umur risiko hipertensi meningkat seperti pada pasien ini mulai menderita hipertensi ketika pasien berusia 50 tahun, pada pria cenderung memiliki tekanan darah tinggi daripada wanita dan prevalensi hipertensi tinggi pada orang kulit hitam daripada orang kulit putih. Yang ketiga yaitu kebiasaan hidup; pada pasien ini sebenarnya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi sudah cukup baik karena pasien sudah mendapatkan konseling dari dokter

puskesmas selama pengobatan, hanya saja pasien tidak dapat menerapkannya dikarenakan kurangnya dukungan dari keluarga. Kurangnya dukungan keluarga ini sendiri disebabkan karena kurangnya pengetahuan anggota keluarga mengenai penyakit hipertensi yang diderita pasien sehingga tidak tercipta rasa toleransi dan kebiasaan hidup pasien pun menjadi kurang baik dan ini sangat mempengaruhi perkembangan penyakit pasien, dimana pasien menjadi sulit mngontrol tekanan darahya. Yang keempat komsumsi garam yang tinggi dapat merupakan faktor yang menyebabkan hipertensi dimana terdapat riset bahwa pada Negara dengan konsumsi yang rendah jarang ditemukan penderita hipertensi dan di dunia kedokteran juga membuktikan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam dengan diuretic akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut; faktor kelima yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu kegemukan atau makan makanan berlebihan. Faktor selanjutnya yaitu stress atau ketegangan jiwa, dimana stress dan ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah). Hal ini juga ditemukan pada pasien dan justru menjadi faktor utama yang mepengaruhi perkembangan penyakit pasien. Stress dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memicu jantung agar berdenyut lebih kuat dan lebih cepat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN V-A. SIMPULAN Diagnosis Holistik : 1. Diagnosis Biologis Hipertensi 2. Diagnosis Psikologis

Penderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya, tetapi penderita merasa terbebani dengan keadaan perekonomian keluarga dan kekhawatiran terhadap anakanknya. Hubungan penderita dengan anggota keluarga lain kurang baik dan kurang saling mendukung. 3. Diagnosis Sosial Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan penderita masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan rumahnya tersebut, kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat, pendidikan penderita dan keluarganya kurang, status ekonomi kurang. V-B. SARAN Saran Komprehensif Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut: 1. Promotif Edukasi penderita dan keluarga mengenai penyakit hipertensi, pentingnya melakukan pola hidup sehat meliputi makanan, olahraga dan manajemen stress yang baik. 2. Preventif Diet rendah garam, konsumsi obat yang teratur serta peran keluarga dala pengobatan penyakit penderita. 3. Kuratif Captopril 2x1 Vit B1, B6 dan B12 1x1

4. Rehabilitatif Berolahraga teratur untuk menjaga kebugaran tubuh, istirahat cukup dan mengikuti kegiatan-kegiatan positif sebagai salah satu alternative relaksasi pikiran.

DAFTAR PUSTAKA Aronow, W.S. 2007. Cardiovascular System. Elsevier Inc., USA (ed. J.E, Birren, 2007) Brookes, L. 2003. New european guidelines for management of arterial hypertension [online]. [cited 2007 June 26]. Available from: URL: http://www.medscape.comviewarticle457830

Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 20. Alih bahasa: Widjajakusumah MD. EGC, Jakarta. Guccione, A.A. 2007. Physical Therapy and Rehabilitation. Elsevier Inc., USA (ed. J.E, Birren, 2007) Guyton, A.C. and J.E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi. Ed. 9. Alih Bahasa: Setiawan I, Santoso A. Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai