Disusun oleh: Nama NPM Hari / tanggal Waktu Asisten : Niken Andrianti Malfian : 240210120039 : Kamis, 27 September 2012 : 08.00-09.40 : Annisa Oktaviani
LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Dalam penggunaan ilmu fisika, memang berbagai aspek dalam ilmu ini tak dapat terpisah dari pengukuran dan besaran-besaran. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Penggunaan alat ukur pada setiap pengukuran sangat ditentukan oleh macam kegunaan, batas ukur dan ketelitian alat ukurnya. Pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala peristiwa yang akan terjadi dapat di prediksi kuat. Alat-alat yang biasa digunakan untuk pengukuran benda padat biasanya adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup.
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini : 1. 2. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran / perhitungan. 3. Menghitung besaran-besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.
Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan perbandingan langsung dari benda yang diukur langsung dengan beberapa skala asli. Untuk pengukuran dengan ketelitian rendah, penggaris besi sangat sering digunakan, karena penggaris besi itu merupakan salah satu alat ukur dengan ketelitian 1 mm. Jika menginginkan hasil yang lebih berkualitas, yaitu dengan menggunakan pengukuran degan alat ukur yang memiliki ketelitian yang lebih teliti lagi.
Alat yang dapat digunakan dalam pengukuran ini, yaitu alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup.
A. Jangka Sorong Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang digunakan di laboratorium, dapat digunakan untuk mengukur ukuran luar, ukuran dalam, dan mengukur kedalaman dalam satuan mm ataupun inchi. Jangka sorong umumnya terdiri dari batang pengukur yang terbuat dari baja anti karat yang dikeraskan, mempunyai rahang ukur tetap pada salah satu ujungnya dan bagian yang bergerak yang mempunyai rahang ukur dan skala nonius. Skala nonius digerakan dalam satu bagian (unit) sepanjang batang sampai kedua rahangnya bertemu benda kerja yang diukur. Umumnya dua macam skala dibuat dalan batang, satu dalam mm dan satunya lagi dalam inchi. Bagian yang bergerak juga mempunyai dua macam skala nonius, yaitu dalam mm dan inchi mengikuti skala dari batang. Macam macam jangka sorong yang umum digunakan adalah : - Jangka sorong dengan rahang normal dan rahang pisau. - Jangka sorong dengan rahang normal dan berbentuk bevel dimuka, rahang silang dan batang kedalaman.
Skala nonius adalah skala yang kedua. Pembagian garisnya lebih pendek dari pembagian garis pada skala utama. Perbedaan dari kedua skala ini adalah untuk memungkinkan mengukur benda kerja dengan lebih teliti lagi. Ketelitian dari skala nonius ada bermacam macam, diantaranya : - dalam millimeter (mm) : 1/10 = 0,1 mm; 1/20 = 0,2 mm; 1/50 = 0,05 mm; - dan dalam inchi: 1/128, dan 1/1000.
B. Mikrometer Sekrup Mikrometer merupakan alat untuk mengukur ketebalan suatu benda. Pada industri industri modern, dituntut ketelitian dari alat alat ukur untuk mengukur pekerjaan yang presisi. Jangka sorong tidak dapat dipergunakan untuk pembacaan dengan ketelitian 0,01 mm dengan tepat. Maka dibuatlah Mikrometer, sebab dengan mikrometer dapat mengukur dari ketelitian 0,01 mm sampai 0,002 mm. Kekurangan dari mikrometer ini adalah jarak pengukurannya pendek, hanya sampai 25 mm (bagian luar mikrometer). Mikrometer terdiri dari bentuk dasar bingkai U dengan landasan tetap, pada cabangnya terdapat batang pengukur dan pada ujungnya terdapat rahang bergerak, dan melalui cabang lain dari bingkai U, terdapat bidal/sarung pengukur yang terpasang pada batang pengukur. Putaran dari bidal/sarung pengukur tersebut menyebabkan batang pengukur berputar pada sumbu yang sama. Tingkatan ukuran pada bidal/sarung pangukur dan pada laras skala dapat dibaca sebagai jarak antara dua permukaan yang
diukur. Bingkai dilindungi oleh penahan panas yang terbuat dari plastik untuk menghindari panas yang timbul langsung dari badan. Gigi geser menjamin meratanya tekanan dan menyebabkan pengukuran bebas dari sentuhan/touch operator.
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokkan yang didasarkan pada aplikasi berikut: 1. Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok, dan batang-batang. 2. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda. 3. Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot slot.
C.Ketidakpastian dalam Pengukuran Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai fenomena yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan merupakan pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja, sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum tentu terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan pengamatan. Untuk menyiasati ini, maka dilakukan percobaan yang menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali dan pengawasan khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang seperti saat sekarang ini. Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita harus berusaha menelaah dan mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang kita lakukan. Seperti pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum
belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data kuantitatif. Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah pengukuran yang akurat. Akan tetapi,ternyata tak ada pengukuran yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi dalam 4 hal, yaitu: ketidakpastian bersistem, ketidakpastian acak, adanya nilai skala terkecil dari alat ukur, dan keterbatasan dari pengamat itu sendiri. 1. Ketidakpastian Bersistem - Kesalahan kalibrasi Kesalahan dalam memberi skala pada waktu alat ukur sedang dibuat sehingga tiap kali alat itu digunakan, ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran. - Kesalahan titik nol Titik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur. - Kesalahan Komponen Alat Sering terjadi pada pegas. Biasanya terjadi bila pegas sudah sering dipakai. - Gesekan Kesalahan yangtimbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak. -Paralaks Kesalahan posisi dalam membaca skala alat ukur.
2. Ketidakpastian Acak - Gerak Brown molekul udara Menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh.
Bahan Plat besi berbentuk bujur sangkar, persegi panjang dan lingkaran.
3.2 Prosedur Praktikum a. Jangka sorong Panjang serta lebar plat persegi dan persegi panjang diukur, kemudian diameter plat lingkaran diukur pula dengan menggunakan jangka sorong, dengan cara: 1. Geser rahang sorong hingga benda dapat masuk ke rahang 2. Letakkan plat besi yang akan diukur, kemudian jepit. 3. Lihat dan catat skala yang ditunjukan oleh jangka sorong. b. Mikrometer sekrup Tebal plat persegi, persegi panjang, dan lingkaran diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup, dengan cara: 1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka 2. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang. 3. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat. 4. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi 'klik'. 5. Lihat skala yang terdapat pada mikrometer, kemudian catatlah. Massa masing-masing plat persegi, persegi panjang, dan lingkaran dicatat.
4.1 Hasil a) Bujur Sangkar (massa= kg 4.2 Pembahasan Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur tebal suatu bahan, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dari jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter, sedangkan ketelitian jangka sorong hanya 0,1 milimeter. Misalnya kita ingin mengukur tebal suatu kertas, tebal kertas tersebut tentu kurang dari 0,1 milimeter. Oleh karena itu, untuk benda-benda dengan ketebalan maksimal 25 milimeter dapat menggunakan mikrometer sekrup. Untuk mempermudah perhitungan kita dapat menggunakan kalkulator dengan menggunakan fungsi standar deviasi. Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%, karena massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
5. Hitung massa jenis benda-benda tersebut. Jawab: a) Persegi b) Persegi Panjang c) Lingkaran
6. Dari jawaban 5, tentukan jenis benda-benda tersebut (lihat tabel). Jawab: Plat besi persegi, persegi panjang dan lingkaran
Jawab: Dicelupkan ke dalam wadah berisi air yang telah dicatat volume awalnya dan volume benda dapat dilihat dari besar perubahan volume air dalam wadah tersebut.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang saya dapat dalam percobaan ini adalah sebagai berikut. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ukuran luar, ukuran dalam, dan mengukur kedalaman dalam satuan milimeter ataupun inchi dengan ketelitian hingga 0,1 milimeter. Skala nonius adalah skala kedua dalam jangka sorong yang pembagian garisnya lebih pendek dari pembagian garis pada skala utama. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda dengan ketelitian hingga 0,01 milimeter. Mikrometer memiliki 3 jenis umum untuk pengelompokan yaitu mikrometer luar, mikrometer dalam, dan mikrometer kedalaman. Mikrometer sekrup lebih teliti daripada jangka sorong. Kekurangan dari mikrometer sekrup adalah jarak pengukurannya yang pendek, yaitu hanya sampai 25 milimeter (bagian luar mikrometer sekrup) 4 Faktor ketidakpastian dalam pengukuran adalah ketidakpastian bersistem, ketidakpastian acak, adanya nilai skala terkecil dari alat ukur, dan keterbatasan dari pengamat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com/doc/48719330/Laporan-Praktikum-Jangka-SorongMikrometer-Sekrup-dan-Kalorimeter (diakses pada Sabtu, 29 September 2012, pukul 19.35) 2. http://zaidan.blog.unair.ac.id/files/2009/09/alat-ukur.pdf (diakses pada Sabtu, 29 September 2012, pukul 19.35) 3. http://nyobianngadamelblog.blogspot.com/2011/07/pemanfaatan-alat-ukurjangka-sorong-dan.html (diakses pada Selasa, 2 September 2012, pukul 20.04) 4. http://www.yoskin.wordpress.com(diakses pada Rabu, 3 September 2012, pukul 19.10) 5. Zaida. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjajaran.