Definisi
Elektro : listrik Kardio : jantung Elektrokardiograf : alat untuk merekam aktivitas listrik jantung Elektrokardiogram : grafik hasil perekaman potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung
Manfaat EKG
Aktivitas listrik siklus jantung dapat di rekam dan dipakai sebagai alat diagnostik Alat pemeriksaan penunjang Deteksi gangguan kelistrikan jantung :
2 macam sel :
Sel autoritmik (1%)
Potential pace maker Hanya terdapat pada NSA NAV berkas his cabang kanan dan kiri serabut purkinye
Sistema Conductoria
Sel istirahat +++++++ -- -- -- --- --- ----- --- --- --- --+++++++ Sel telah depolarisasi --- --- --- --- --+++++++ +++++++ --- --- --- ---
Sel sedang depolarisasi --- --- --++++ ++++ ++++ --- --- ----- --- ----- --- --+++++
Sel mulai repolarisasi --- --- --++++ ++++ --- --- --++++ --- --- ----- --- --++++
Elektrokardiogram
Fase depolarisasi ;
bagian yang terjadi akibat penyebaran impuls
Fase repolarisasi :
bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali istrirahat
Menuju elektroda +
Bipolar standard lead & unipolar lead ekstremitas menggambarkan keadaan medan bioelektrik aktivitas jantung pada bidang frontal Chest lead Bidang horizontal
Segitiga Einthoven
Segitiga Einthoven
Seorang ilmuwan, Einthoven, yang menemukan lead I, II dan III untuk perekaman EKG mengenalkan formula segitiga Einthoven, yaitu segitiga khayalan yang menghubungkan antara vektor diagram lead I, II dan III sebagai segitiga sama sisi dengan pusat pada jantung Segitiga Einthoven merupakan dasar pengembangan Triaxial Reference System untuk menghitung aksis arah dan kekuatan listrik jantung (gabungan dari vektor diagram dua atau lebih lead) pada bidang frontal
Segitiga Einthoven
Vektor diagram lead bipolar membentuk segitiga Einthoven Segitiga bidang frontal tubuh dari Einthoven merupakan segitiga sama sisi Jika ketiga sisi segitga Einthoven dipindahkan ke titik pusat maka akan terbentuk tri axial reference system
Sudut
+ 60 o + 120 o + 90 o +0o - 30 o - 150 o
Rekaman potensial (pada bidang horizontal) dari satu titik di permukaan dada V1 : SIC 4 garis sternal kanan V2 : SIC 4 garis sternal kiri V3 : antara V2 dan V4 V4 : SIC 5 garis midclavicular kiri V5 : SIC 5 garis aksilaris anterior kiri V6 : SIC 5 garis aksilaris media kiri
Ventrikel kanan terletak di antero medial Ventrikel kiri terletak di anterolateral Sandapan V1 dan V2 terletak di atas ventrikel kanan Sandapan V3 dan V4 di atas septum interventrikulare Sandapan V5 dan V6 di atas ventrikel kiri
Anterior
Lateral kiri
Inferior
aVR
ELEKTROKARDIOGRAM
Gelombang P
Gambaran depolarisasi atrium Depolarisasi mulai dari NSA Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih dulu sebelum atrium kiri Oleh karena itu, vektor rata-rata berjalan dari kanan ke kiri dan sedikit ke arah inferior
Gelombang P
Karakteristik Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului kompleks QRS Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior Bifasik pada lead III dan V1 Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR Nilai normal : - tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm) - lebar < 3 mm (0,06-0,11detik) Disfungsi NSA abnormalitas bentuk gelombang P
Gelombang P
PR interval
Menggambarkan waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel PR interval normal 0,12 0,20 detik (3-5 mm)
Interval PR
Gelombang q
Awal depolarisasi ventrikel Depolarisasi septum interventrikulare dari kiri ke kanan Depolarisasi negatif I dari kompleks QRS Q patologis old miokard infark Ciri gel. Q patologis
- lebar 0,04 detik (1 mm) - dalamnya > 25% amplitudo gel. R
Gelombang r
Defleksi positif pertama pada kompleks QRS R patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block
Gelombang s
Defleksi negatif setelah gelombang r Depolarisasi ventrikel s patologis, menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel, tanda-tanda bundle branch block
Kompleks QRS
Depolarisasi ventrikel Bentuk defleksi besar dan berujung tajam
Segmen ST
Menggambarkan waktu antara akhir depolarisasi ventrikel dengan awal repolarisasi ventrikel
Gelombang T
Repolarisasi ventrikel Amplitudo normal : - < 10 mm di sandapan dada - < 5 mm di sandapan ekstremitas - Min. 1 mm Bentuk patologis Indikator iskemik /infark
Gelombang T
Gelombang T
Repolarisasi dimulai dari daerah yang terdepolarisasi paling akhir Gelombang depolarisasi yang datang dan repolarisasi yang menjauh menimbulkan gelombang positif pada EKG T positif pada sandapan yang merekam defleksi positif saat repolarisasi ventrikel (gelombang R tinggi)
INTERPRETASI EKG
HR abnomal: Bradikardia; sinus bradikardia bisa dijumpai pada - atlet - pasien yang mengkonsumsi beta blockers -heart block
Irama Sinus
Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang teratur dan berasal dari NSA Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah: 1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS 2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm) 3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif 4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler
Aksis
Sebuah vektor yang meringkaskan semua vektor (depolarisasi ventrikel). Vektor hasil penjumlahan ini disebut Mean vektor dan arahnya adalah aksis depolarisasi ventrikel Aksis hanya ditentukan bidang frontal saja Mean vektor QRS menunjuk ke kiri bawah, antara (+110 o sampai -30 o)
SINUS BRADYCARDIA
Rhythm: Regular < 60 BPM P Waves: 0,12-0,20 s P-R Interval: 0.04-0.12 s
SINUS TACHYCARDIA
Rhythm: Regular >100 and < 180 BPM P Waves: 0,12-0,20 s P-R Interval: 0,04-0,12 s
ATRIAL FIBRILLATION
Ritme: irregular ventrikel Rate: Atrial 350, ventrikel bervariasi Gelombang P tidak jelas PR interval tak dapat ditentukan
VENTRICULAR TACHYCARDIA
Ritme: biasanya regular, 100 200 BPM P wave : tidak jelas PR interval : none
VENTRICULAR FIBRILLATION
Ritme : Chaitic (kacau) Rate : tak dapat diukur dengan pasti
Thank You