Definisi : Merupakan keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl. Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau jaundice.
Bilirubin
HIPERBILIRUBINEMIA
Klasifikasi : Hiperbilirubinemia dikelompokkan dalam dua bentuk berdasarkan penyebabnya yaitu 1. Hiperbilirubinemia unconjugated Disebabkan oleh produksi yang berlebih sehingga kadar bilirubin bebas meningkat 2. Hiperbilirubinemia conjugated Disebabkan refluks bilirubin ke dalam darah karena adanya obstruksi bilier sehingga kadar bilirubin terkonjugasi meningkat.
Kriteria Tidak terjadi pada hari pertama kehidupan (muncul setelah 24 jam) Peningkatan bilirubin total tidak lebih dari 5 mg % perhari.
HIPERBILIRUBINEMIA
Patofisiologi a.Hiperbilirubinemia unconjugated Haemolisis berat dan gangguan konjugasi Lisis eritrosit secara massive (misalnya kasus sickle cell anemia ataupun malaria) Produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan hati mengkonjugasinya Peningkatan bilirubin tak larut (bebas) di darah Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi didalam urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria.
HIPERBILIRUBINEMIA
Pada neonatus terutama yang premature peningkatan bilirubin bebas terjadi fisiologis dan sementara, dikarenakan: 1. Haemolisis cepat dalam proses penggantian hemoglobin fetal ke hemoglobin dewasa 2. Hepar belum matur, dimana aktivitas glukoronosiltransferase masih rendah. Apabila peningkatan bilirubin tak larut (bebas) melampaui kemampuan albumin mengikat kuat bilirubin berdifusi ke basal ganglia pada otak ensephalopaty toksik (kern ikterus).
Terjadi karena kerusakan pada isoform glukoronil transferase II Didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam getah empedu.
Syndroma Gilbert
Terjadi karena: Haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit Penurunan aktivitas enzym konjugasi Diturunkan secara autosomal dominan.
HIPERBILIRUBINEMIA
Patofisiologi b. Hiperbilurinemia conjugated Obstruksi pada saluran empedu (tumor, batu, proses peradangan dan sikatrik) Sumbatan pada duktus hepatikus dan duktus biliaris Menghalangi masuknya bilirubin ke usus Peninggian konsentrasi bilirubin pada hati Refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan pembuluh limfe Peningkatan bilirubin larut (terkonjugasi) di darah
Syndroma Rotor
Hiperbilirubinemia toksik
Intensitas Ikterus
Zona Ikterus Bilirubin Serum Indirek (mg/dL) Rata2 I II III IV V Terbatas pd kepala dan leher Pada badan bgn atas Pada badan bagian bawah, paha Pada lengan, tungkai, bawah lutut tangan, kaki 6 9 12 15 >15 Maksimum 8 12 16 18 --
IKTERUS
Pemeriksaan Penunjang Serum bilirubin darah Tes fungsi hati dan kolesterol Prothrombin time CBC (Complete blood count) Ultrasound of the abdomen Biopsi hati Urine and fecal urobilinogen
IKTERUS
Penatalaksanaan 1.Peningkatan frekuensi asupan bayi
Meningkatkan frekuensi BAB sehingga membantu pengeluaran bilirubin melalui feses.
2.Phototherapy
Dapat membantu memecah bilirubin pada kulit. Digunakan jika kadar bilirubin plasma sangat tinggi.
3. Transfusi darah
Pada kasus ikterus yang sangat parah Darah bayi diganti dengan darah segar
4. Immunoglobulin intravena
Pada kasus ikterus yang parah Efektif menurunkan kadar bilirubin dalam tubuh.
IKTERUS
Fototerapi
Sinar biru (pjg gel 400-500 nm) disorotkan ke kulit ikterus mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi bentuk yang dapat larut. Suhu badan harus dimonitor selama fototerapi, dan masuknya cairan ditingkatkan 25% untuk mengimbangi peningkatan kehilangan cairan yang tidak disadari. Mata harus ditutup untuk melindungi dari cahaya.
IKTERUS
Transfusi darah
Dilakukan bila fototerapi tidak berhasil. Tujuan : mencegah terjadinya Kern Ikterik. Mekanisme: darah bayi yang terkena ditukar dengan darah donor yg cocok sehingga bilirubin yang bersirkulasi dikeluarkan dan anemia dikoreksi.
KOMPLIKASI IKTERUS
Kern-Ikterus Merupakan sebuah sindroma neurologik yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin tidak terkonjugasi pada ganglia basalis dan nucleus batang otak Etiologi lain: gangguan pada sawar darah otak akibat penyakit, asfiksia dan perubahan pada sawar darah otak itu sendiri Terjadi pada keadaan total bilirubin serum lebih dari 30 mg/dL
DAFTAR PUSTAKA
Ganong WF.Review of medical physiology. 22nd ed.New York: McGraw Hill Companies, Inc,2005. Guyton AC. Text book of medical physiology. 9th ed.Philadelphia: W.B. Saunders company, 1996. Wylie R.The digestive system. In: Kliegman RM, Berhman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelsons textbook of pediatrics. 18th ed. Philadelphia: WB Saunders Co,2007: 1521-645. Anderson Silvia, 1999, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta. Murray Robert K, MD.PhD, 2001, Biokimia Harper ( Eds.25), EGC, Jakarta