Anda di halaman 1dari 26

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang sangat penting di Indonesia. Paradigma sehat yang ada di Indonesia lebih mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan usaha kuratif dan rehabilitatif dengan harapan dapat mengurangi pengeluaran negara untuk pembiayaan kesehatan.1 Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang ada di masyarakat. Peningkatan kualitas Puskesmas dapat meningkatkan angka kesehatan yang ada di Indonesia. Puskesmas mempunyai peranan penting dalam bidang kesehatan karena jangkauan pelayanan Puskesmas lebih ditekankan pada masyarakat kecil. Fungsi Puskesmas mengacu kepada konsep Paradigma Sehat yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.1 Jaminan mutu (Quality assurance) merupakan kondisi yang memberikan kepastian tentang tingkat mutu dari produk atau jasa sehingga konsumen dapat membeli atau memanfaatkannya dengan penuh kepercayaan dan menggunakannya dalam jangka waktu lama dengan kepercayaan dan kepuasan Tahun 2011 ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi dan misi yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Visi Kementrian Kesehatan berbunyi Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, sedangkan Kementrian Kesehatan mempunyai empat misi yang harus dicapai yaitu meningkatkan kesehatan, melindungi kesehatan masyarakat, menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.2

Puskesmas dapat melakukan upaya yang dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan. Upaya kesehatan wajib antara lain, upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya pengobatan.3 Tuberkulosis(TB) merupakan penyakit menular yang ada di Indonesia sejak lama. Meskipun angka kematian akibat penyakit TB menurun dibandingkan 1990, tetapi penyakit ini masih termasuk penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu TB masih menjadi masalah kesehatan yang perlu untuk penanganan. Diantara usaha pengananan masalah tersebut adalah deteksi dini/penemuan kasus yang termasuk dalam salah satu program upaya kesehatan wajib khususnya bidang pemberantasan penyakit menular. Kurangnya cakupan dari penemuan kasus TB yang disebebkan oleh bebrapa faktor dapat berakibat pada meningkatnya angka kejadiaan TB dan keterlambatan dalam penanganan karena TB tidak terdeteksi secara dini. Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu penyebab gagalnya pencapaian derajat kesehatan yang merupakan tujuan utama pembangunan kesehatan. 4 Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai upaya penemuan kasus TB sebagai salah satu program pemberantasan penyakit menular. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kajoran I sebagai tempat pelayanan kesehatan di daerah Kajoran bertanggung jawab menjalankan program penemuan kasus Tuberkulosis BTA (+). Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat menemukan masalah yang menjadi penyebab kurang berhasilnya upaya penemuan kasus TB dan memberikan solusi atas masalah tersebut. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu upaya perbaikan manajemen program dan mutu pelayanan Puskesmas, khususnya Kajoran I Magelang.

2.2 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mahasiswa

mampu

mengetahui,

menganalisa,

dan

mendeskripsikan

pelaksanaan upaya penemuan kasus tuberkulosis (TB) pelaksanaan di Puskesmas Kajoran I periode Januari-Februari 2011 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan di Puskesmas Kajoran I ( Januari-Februari 2011 ) Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan di Puskesmas Kajoran I ( Januari-Februari 2011 ) Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang ditemukan di Puskesmas Kajoran I ( Januari-Februari 2011) Mahasiswa mampu menentukan alternatif penyelesaian masalah dari masalah yang ditemukan di Puskesmas Kajoran I ( Januari-Februari 2011) Mahasiswa mampu menentukan pengambilan keputusan dari alternatif pemecahan masalah di Puskesmas Kajoran I ( Januari-Februari 2011) Mahasiswa mampu membuat Plan of Action dari masalah terpilih di Puskesmas Kajoran I ( Januari-Februari 2011)

2.3 Metodologi Laporan penelitian ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang didapatkan di Puskesmas Kajoran I. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1.P2,P3) diperoleh dari wawancara dengan Kepala Puskesmas, dokter, pemegang program dan staf Puskesmas Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di Puskesmas Kajoran I periode Januari- Februari 2011 Dari segi manajemen puskesmas, data yang diperoleh yaitu data hasil kegiatan sampai dengan bulan berjalan. Hasil cakupan dibandingkan dengan target tahun 2011

didapatkan pencapaian. Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari 80%. Kemudian ditentukan prioritas masalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari prioritas masalah tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem. Kemudian analisis faktor penyebab masalah tersebut dimasukkan ke dalam Fish Bone Analyze. Penyebab masalah yang ada kemudian diprioritaskan dengan paired comparison. Dengan menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan diintervensi. Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif pemecahan masalah secara sistematis yang paling mungkin dilakukan. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai pemecahan masalah mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.7,8

BAB 2 ANALISIS SITUASI

2.1 Lingkungan 1. Data Wilayah Situasi wilayah kerja Puskesmas Balapulang a. Batas-batas wilayah Puskesmas Balapulang Kecamatan Balapulang terletak di sebelah Selatan dalam peta daerah Kabupaten Tegal yang berbatasan dengan kecamatan lain: Sebelah utara Sebelah Barat Sebelah Selatan Sebelah Timur : Kecamatan Pagerbarang : Kecamatan Margasari : Kecamatan Bojong : Kecamatan Lebaksiu

Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Balapulang

b. Luas wilayah kerja Kecamatan Balapulang meliputi 20 desa dengan luas wilayah seluruhnya 74,85 km2, sedangkan wilayah kerja Puskesmas Balapulang sendiri meliputi 9 desa dengan luas 34,46 km2. Desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Balapulang dan jumlah penduduknya dirangkum dalam tabel 1. Tabel 1. Desa cakupan wilayah kerja Puskesmas Balapulang Desa Kaliwungu Cibunar Balapulang Kulon Balapulang Wetan Pamiritan Wringinjenggot Sesepan Danawarih Sangkanjaya Jumlah Jumlah Penduduk 4354 2012 5407 15653 5404 2878 2884 6660 1707 46959

c. Transportasi Jarak Puskesmas kantor dinas kabupaten Jarak Puskesmas kantor Kecamatan Jarak Puskesmas desa terjauh : : :

Sarana Angkutan : mobil dinas, mobil pribadi, colt, angkutan umum, truk, mobil pick-up, sepeda motor, becak, delman. Jumlah masing-masing belum terdapat data. Dari 9 desa di wilayah kerja Puskesmas Balapulang hanya satu desa yang tidak dapat dicapai dengan kendaraan roda empat yaitu Desa Sangkanjaya.

d. Sarana komunikasi Sarana komunikasi dari Puskesmas ke luar: telepon. Sedangkan sarana komunikasi yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Balapulang antara lain radio, televisi, surat kabar, balai desa, pengumuman masjid, telepon.

e. Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Balapulang merupakan daerah yang sebagian besar tanahnya memiliki tingkat kesuburan yang baik, selain itu kebutuhan akan air untuk keperluan rumah tangga, irigasi pertanian, dan industry cukup. Namun demikian ada beberapa lokasi yang mengalami kesulitan air, karena disamping lapisan tanah yang berbatu juga karena sempitnya lahan. Dari 10.862, di wilayah kerja Puskesmas Balapulang, 70% (7558 rumah) sudah mempunyai sumber air bersih sendiri dengan persentase terendah di Desa Danawarih (80%). Jumlah rumah dengan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Balapulang 84%, yang tidak mempunyai jamban sehat 16% dengan persentase kepemilikan yang terendah di Desa Cibunar 30%. Jumlah rumah dengan SPAL 90%, dengan resapan 35,8% dan saluran 45,3%. Dengan melihat data tersebut, kita bisa memperkirakan jumlah rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Balapulang sudah cukup baik.

f. Situasi Puskesmas Luas tanah Luas gedung Jumlah tempat tidur Ruang bersalin Ruang BP Ruang rawat inap : m2 : m2 : : 10 tempat tidur (tidak aktif) : 2 tempat tidur :

Rawat inap pria : 10 tempat tidur, 3 tempat tidur cadangan

Rawat inap wanita: 10 tempat tidur, 3 tempat tidur cadangan Rawat inap anak Ruang UGD Ruang periksa Ruang operasi Ruang USG Jumlah kursi gigi Jumlah ruangan Apotek Laboratorium BP gigi UGD BP Umum Ruang pendaftaran Gudang farmasi Ruang periksa Ruang USG Ruang Radiologi Ruang bersalin Ruang operasi Ruang rawat inap : 7 tempat tidur, 2 tempat tidur cadangan : 3 tempat tidur : 1 tempat tidur : 1 meja operasi (tidak aktif) : 1 tempat tidur : 2 buah : : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang : 1 ruang (tidak aktif) : 1 ruang (tidak aktif) : 3 ruang

2. Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Balapulang tahun 2011 sebanyak 46.959 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 23.166 jiwa dan perempuan 23.793 jiwa, yang terdiri dari 10932 kepala keluarga. a. Jumlah penduduk menurut golongan umur

Di wilayah kerja Puskesmas Balapulang tertinggi adalah golongan umur 014 tahun sebanyak 19.517 jiwa (41,5%), kemudian golongan umur 14-50 tahun sebanyak 17.424 jiwa (37%), sedangkan terendah adalah golongan umur 41 tahun ke atas, yaitu 10.018 (21,3%). b. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Balapulang menunjukkan bahwa 23% penduduk buta huruf/ tidak tamat SD (2849 jiwa), tamat SD/sederajat sejumlah 7505 jiwa (60%), tamat SLTP/sederajat sejumlah 0 jiwa (0%), sedangkan tamat SLTA/sederajat sejumlah 1637 jiwa (14%), dan tamat perguruan tinggi 391 jiwa (3%). c. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian penduduk di kecamatan Balapulang dirangkum pada tabel 2. Tabel 2. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Balapulang Jenis Mata Pencaharian Buruh tani Tani PNS/pensiunan ABRI/pensiunan Pedagang Lain-lain TOTAL Jumlah 2579 474 1307 91 2082 2898 9431 Persentase 27,3 5 14 1 22 30,7 100

3. Perilaku Kesehatan Untuk menilai masyarakat di bidang kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni peran serta masyarakat di dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada. Peran serta masyarakat meliputi:

10

a. Posyandu Jumlah Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Balapulang sejumlah 56 Posyandu aktif dengan perincian strata pratama tidak ada, strata madya 1, strata purnama 12 dan strata mandiri 45. b. Dana Sehat Dalam hal ini dana sehat berupa Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Sampai tahun 2011jumlah peserta terdaftar untuk Jamkesmas 18.146 orang, tetapi yang memiliki kartu Jamkesmas 13.345 orang. c. Kader Posyandu Jumlah kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Balapulang tahun 2011 sejumlah 275 orang. d. Dukun bayi Jumlah dukun bayi yang ada di Puskesmas Balapulang tahun 2011 sejumlah 38 orang dengan perincian 10 orang dukun terlatih dan 28 orang dukun tak terlatih.

4. Keadaan Gizi Masyarakat Program perbaikan gizi bertujuan untuk mencapai kemampuan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan keadaan gizi guna mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan sejahetera. Hasil pengamatan status gizi untuk Puskesmas Balapulang tahun 2011: a. Bayi BBLR di Puskesmas Balapulang berjumlah 44 anak dengan jumlah tertinggi di Desa Balapulang Wetan yaitu 20 anak. Sedangkan terendah yaitu di desa Wringinjenggot 1 anak. Adanya bayi BBLR kemungkinan disebabkan karena kesadaran masyarakat yang sangat rendah terhadap status gizi bayi selama masa kehamilan maupun gizi bayi setelah lahir. b. Jumlah bayi di Puskesmas Balapulang tahun 2011 sejumlah 2122 anak, dari jumlah tersebut yang mendapatkan vitamin A 2122 anak (100%), semua desa

11

cakupannya 100%. Pemberian vitamin A untuk ibu nifas 839 ibu dengan jumlah ibu nifas 839, dengan cakupan desa terendah Sangkanjaya 82,6% dan tertinggi di Desa Danawarih 117,5%. c. Distribusi Fe Dari ibu hamil K1 murni 889 ibu, K1 akses 894 dan K4 815 ibu yang ada di Puskesmas Balapulang yang mendapat Fe 30 sebanyak 844 ibu hamil dengan cakupan tertinggi di Desa Sangkanjaya 118% dan terendah di Desa Pamiritan 86,18%. Untuk ibu hamil yang mendapat Fe 90 sejumlah 788 ibu hamil dengan cakupan terendah di Desa Danawarih 71% dan cakupan tertinggi di Desa Sesepan 111,9%.

2.2 Komponen Masukan (Input) 1. Ketenagaan Tenaga pelayanan kesehatan Puskesmas Balapulang meliputi: a. Pegawai Tetap ( PNS ) Jumlah pegawai tetap (PNS) ada 35 orang dengan perincian Dokter Umum Dokter gigi : 2 orang : 1 orang

Sarjana Kesehatan Masyarakat : 1 orang Bidan Perawat Perawat Gigi Rekam Medis Analis Kesehatan Radiografer Sanitarian Nutrisionis Farmasi : 7 orang : 6 orang : 1 orang : 1 orang : 2 orang : 2 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang

12

2. Sarana

Staf TU Keamanan

: 7 orang : 1 orang

b. Pegawai PTT Bidan Tenaga Kebersihan Juru Masak : 11 orang : 1 orang : 1 orang

a. Sarana Fisik Gedung Puskesmas meliputi : loket pendaftaran, laboratorium, apotek, ruang KIA/KB dan BP umum, BP gigi, ruang UGD, ruang radiologi, ruang USG, ruang operasi (tidak aktif), ruang bersalin dan perawatan bayi (tidak aktif), ruang rawat inap, tata usaha, ruang kepala Puskesmas, gudang obat,

musholla, dapur, ruang staf, ruang komputer, ruang rekam medis, gudang barang, garasi, kamar mandi, tempat parkir dan kantin. b. Sarana Penunjang Medis - Dental unit dan dental chair: dalam keadaan lengkap (2 unit). - Perlengkapan medik umum : KIA set dan KB, poliklinik set, alat-alat penyuluhan kesehatan, IUD kit, peralatan bedah minor, alat UGD, Obsetri dan neonatal, imunisasi kit dalam keadaan lengkap, perlengkapan laboratorium, alat-alat pemeriksaan, USG, EKG, inkubator, perlengkapan ruang operasi, tabung oksigen. c. Sarana Obat - Jumlah obat cukup, jenis terbatas, dalam keadaan baik. - Obat-obat rawat jalan diperoleh dari Dinas Kesehatan dan diberikan kepada masyarakat secara gratis. Obat-obat rawat inap sebagian berasal dari Dinas Kesehatan baik oral maupun obat injeksi dengan jumlah dan jenis terbatas untuk pasien dengan pembiayaan Jamkesmas dan Askes. Untuk pasien

13

dengan pembiayaan umum, obat berasal dari pengadaan Puskesmas sendiri yang diregulasi oleh bagian farmasi. d. Sarana Penunjang Mobil ambulance Komputer Printer Lemari es : 2 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah

Alat Komunikasi medik: telpon dan alat-alat penyuluhan

3. Sumber dan Penggunaan Dana a. APBD II Tarif Puskesmas berdasarkan Perda No.5 tahun 2006 adalah sebesar Rp. 4000, -. Lima puluh persen dari tarif tersebut dikembalikan ke Puskesmas. Dari 50% dana yang dikembalikan tersebut 10%-nya digunakan untuk dana taktis, 30% digunakan untuk sarana dan 60%-nya digunakan untuk operasional Puskesmas. Untuk tindakan medis dikenakan tarif khusus yang akan kembali 75% ke Puskesmas dan dialokasikan sebagai dana Jasa Medis. b. ASKES Dana yang didapat dari ASKES terdiri dari jasa sarana yang digunakan untuk operasional dan jasa pelayananya yang digunakan untuk pembiayaan sarana. c. Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM) PKPSBBM merupakan sumber dana puskesmas yang terbesar, hanya dialokasikan untuk empat program, yaitu pelayanan kesehatan dasar,

persalinan/kebidanan, revitalisasi Posyandu dan bidan desa. Laporan keuangan penggunaan dana ini dibuat pada akhir tahun, kemudian sisa dana yang ada dikembalikan ke Pemerintahan Daerah.

2.3 Manajemen 1. Falsafah Puskesmas Balapulang

14

Manajemen yang diterapkan oleh puskesmas Balapulang tidak terlepas dari falsafah yang dianutnya, yaitu : Visi : Menjadikan Puskesmas Balapulang terpilih dan berkualitas bagi seluruh masyarakat kajoran dan sekitarnya tahun 2007. Misi : 1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna dan professional, 2. Bekerja dengan efektif dan memberikan kepuasan kepada pasien 3. Meningkatkan sumber daya manusia. Filosofi : Menjunjung tinggi nilai dan mutu pelayanan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Dimensi Mutu 1. Kompetensi teknis 2. Hubungan antar manusia 3. Efektifitas 4. Efisien 5. Keamanan 6. Kesinambungan 7. Kenyamanan 8. Keterjangkauan 9. Informasi 2. Perencanaan Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan staf, dimana sumber data didapat dari data statistik tingkat kecamatan, yaitu berdasarkan sosial ekonomi, mata pencaharian, dan jumlah tenaga kesehatan yang tersedia Laporan akhir tahun memuat hasil kegiatan dari 7 upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan di Puskesmas Balapulang. Laporan akhir tahun di Puskesmas Balapulang disajikan dalam bentuk

15

tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 1 tahun.. Kemudian data dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi target yang ditetapkan. 3. Pelaksanaan dan pengendalian Pengorganisasian Puskesmas Balapulang mempunyai struktur organisasi sebagai berikut : 1. Pimpinan : Kepala Puskesmas 2. Pembantu Pimpinan a. Kelompok fungsional b. Urusan keuangan c. Urusan Keuangan : Dokter, perawat, bidan : Kepegawaian, Tata Usaha, Inventaris : Bendahara rutin, Bendahara penerima, Bendahara ASKIN 3. Unit unit penggerak pembangunan kesehatan : a. Penyehatan lingkungan, P2M, UKS b. Puskesmas pembantu : Sutopati, Bangsari c. Pendaftaran, rawat jalan, penunjang (laborat, ruang obat) d. 4. Pengawasan dan Pertanggungjawaban e. Adalalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian, penyelenggaraan untuk pencapaian tujuan terhadap rencana dan undang-undang yang berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung (Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan, teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Balapulang. f. Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber daya (keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh kepala Puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan

16

tersebut mencakup pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota serta pihak pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.

2.4 Hasil Upaya Kesehatan Upaya kesehatan masyarakat antara lain melalui program pemberantasan penyakit menular,perbaikan gizi, penyehatan lingkungan,pelayanan KIA dan KB, serta rujukan pasien. Upaya tersebut dilakukan melalui pusat-pusat kesehatan masyarakat, posyandu serta kegiatan masyarakat lainnya. 1. Jaringan Pelayanan Kesehatan Jaringan pelayanan kesehatan pada hakikatnya merupakan sarana yang digunakan untuk kegiatan upaya kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu (PUSTU), Pelayanan Kesehatan Desa (PKD), Posyandu yang didukung oleh peran serta masyarakat. Perkembangan jaringan pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas Balapulang tahun 2010 adalah sebagai berikut: Jenis Sarana Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu PKD Posyandu Jumlah 1 2 4 58 Tempat Balapulang Kulon kaliwungu,Wringinjenggot Kaliwungu,Sesepan,Danawarih,Pamiritan 9 (sembilan) Desa

2. Cakupan Upaya Kesehatan 1.Kunjungan rawat jalan Puskesmas Kunjungan rawat jalan puskesmas menurut jenis pembayaran di wilayah kerja Puskesmas Balapulang tahun 2011: Jumlah kunjungan puskesmas 56158 dengan perincian :

17

a. b. c. d. e.

Kunjungan ASKES Kunjungan Jamkesmas Kunjungan Bayar Kunjungan gratis

: 2491 : 10088 : 940 : 50223

Kunjungan Anak Sekolah : 381

2. Kunjungan pengobatan puskesmas menurut jenis sarana pelayanan a. Rawat jalan umum : 34073 b. Rawat jalan gigi c. Pelayanan KIA d. Pelayanan KB e. Lain lain : 2876 : 17892 : 399 : 1110

3. Kunjungan rawat inap Puskesmas Kunjungan rawat inap Puskesmas sejumlah 3341 pasien 4. Rata-rata kunjungan per hari buka a. Rawat jalan umum : 1363 kunjungan b. Rawat jalan gigi c. Pelayanan KIA d. Pelayanan KB : 115 kunjungan : 716 kunjungan : 16 kunjungan

e. Prosen kunjungan terhadap penduduk 73 % 5. Jumlah kasus diare menurut prosentase keparahan a. Jumlah penderita diare : 2850 penderita b. Jumlah penderita yang mendapat oralit 100% c. Jumlah penderita yang mendapat infus 589 pasien d. Jumlah penderita yang mendapat antibiotik 100% 6. Pelayanan ibu hamil a. Jumlah ibu hamil tahun 2011 untuk K1 sebanyak 875 orang, K2 801 orang,K3 826 orang dan K4 815 orang. b. Jumlah deteksi resiko tinggi masyarakat 124 dan deteksi resiko tinggi nakes 126

18

c. Jumlah K4 tahun 2011 sebanyak 815 orang dengan cakupan terendah di Desa Danawarih dan tertinggi Desa Sangkanjaya. 7. Pelayanan Terhadap bayi Jumlah bayi di puskesmas Balapulang tahun 2011 sebanyak 799 dengan hasil kegiatan imunisasi sebagai berikut: Jenis imunisasi HBO BCG DPT / HB 1 DPT / HB 2 DPT / HB 3 P1 P2 P3 P4 Campak 8. Pelayanan KB Jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas Balapulang 8307 pasangan dengan peserta KB aktif sebanyak 6523 (78,5 %) .Peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsinya tertinggi adalah KB suntik 4153 (49,9 %). Jumlah 809 821 839 839 828 830 813 819 808 812 Persentase 101,3 103 105 105 103,6 104,1 102,1 102,5 101,1 101,6

9. Data Kelahiran tahun 2011 Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun = 810 jiwa Jumlah lahir mati dalam 1 tahun = 9 jiwa Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) : = Jumlah kelahiran total (lahir hidup dan lahir mati) dalam satu tahun x 1000 Jumlah penduduk = 819 x 1000 46.959

19

= 17,44 (standar nasional = 35 ) Hal ini berarti bahwa angka kelahiran kasar di wilayah kerja Puskesmas Balapulang masih berada di bawah standar nasional.

10. Data Kematian tahun 2011 Jumlah kematian penduduk dalam 1 tahun = 337 jiwa Jumlah kematian bayi dalam 1 tahun = 4 jiwa Jumlah kematian ibu bersalin dalam 1 tahun = 3 jiwa (a) Angka kematian kasar (Crude Death Ratio/CDR) tahun 2011 = Jumlah kematian penduduk dalam 1 tahun x 1000 Jumlah Penduduk = 337 39.698 = 8,49 (standar nasional = 7,5 ) (b) Angka kematian bayi (IMR) tahun 2011 IMR = Jumlah kematian bayi dalam 1 tahun x 1000 Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun = 4 x 1000 810 = 4,93 (standar nasional = 50 ) (c) Angka Kematian Ibu 2011 MMR = Jumlah kematian ibu bersalin dalam 1 tahun x 100.000 Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun = 3 x 100.000 810 = 37/100.000 KLH (standar nasional = 225/ 100.000 KLH) Dari data kematian yang didapat di wilayah kerja Puskesmas Balapulang dapat disimpulkan bahwa angka kematian di wilayah kerja Puskesmas Balapulang masih berada di bawah standar nasional. x 1000

20

21

BAB 3 IDENTIFIKASI MASALAH

Tabel . Daftar Tilik Pengamatan Pelayanan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Balapulang No. 1. 2. Variabel Apakah poliklinik umum buka sesuai jam kerja? Apakah terdapat alat untuk menunjang pemeriksaan di BP: Bilik Periksa dan tempat tidur Tensimeter Stetoskop Termometer Timbangan Apakah petugas melakukan anamnesis terhadap pasien: a. identitas penderita b. keluhan utama c. Onset dan kronologis d. lokasi e. kualitas f. kuantitas g. faktor memperberat dan memperingan h. Gejala penyerta i. pengobatan yang sudah pernah diterima Riwayat penyakit dahulu dan keluarga Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien: a. Keadaan umum b. Tanda vital Tekanan Darah Nadi RR Suhu YA TIDAK TIDAK BERLAKU

3.

4.

22

c. Pemeriksaan umum - Berat badan d. Pemeriksaan paru - Inspeksi - Palpasi - Perkusi - Auskultasi e. Pemeriksaan Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi f. Pemeriksaan lain sesuai indikasi g. Pemeriksaan laboratorium atas indikasi Apakah petugas memberikan pengobatan sesuai hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik? Apakah petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya? Apakah petugas memakai APD dan cuci tangan sebelum memeriksa pasien? Apakah petugas kesehatan menjelaskan kepada pasien tentang kondisi pasien saat ini Apakah petugas menjelaskan mengenai lama dan cara pemberian obat? Apakah petugas kesehatan menjelaskan caracara /prosedur persiapan sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi? JUMLAH = Ya x 100 % Ya+Tidak 20 20+18 x 100%

5. 6.

7.

8. 9. 10

20

18

Compliance Rate (CR)

= 41,6%

23

Tabel . Daftar Tilik Pengamatan Pelayanan Pasien Rawat Inap Puskesmas Balapulang No. 1. 2. 3. Variabel Apakah terdapat petugas yang siaga selama 24 jam di rawat inap? Apakah petugas datang tepat waktu sesuai jadwal? Apakah terdapat alat untuk menunjang pemeriksaan di Rawat inap: Tempat tidur Tensimeter Stetoskop Termometer Apakah ketersediaan barang-barang di bawah ini memadai : Obat-obatan injeksi, oral,dan lain-lain Cairan infus dan perlengkapannya, DC Tabung oksigen Kursi roda Pispot Apakah terdapat sarana transportasi (ambulans) yang siaga 24 jam? Apakah petugas melakukan follow up terhadap pasien: a. Keluhan b. Tanda vital c. Terapi d. Perbaikan kondisi pasien e. Edukasi Apakah petugas memberikan pengobatan sesuai hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik? Apakah petugas memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya? Apakah petugas memakai APD dan cuci tangan sebelum memeriksa pasien? Apakah petugas kesehatan menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang kondisi pasien saat ini YA TIDAK TIDAK BERLAKU

4.

5.

6.

7.

8. 9. 10.

24

11.

Apakah petugas menjelaskan mengenai lama dan cara pemberian obat? Apakah petugas kesehatan menjelaskan cara-cara /prosedur persiapan sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi? JUMLAH = Ya Ya+Tidak 22 22+1

12.

22 x 100 %

Compliance Rate (CR)

25

Tabel 13. Daftar Tilik Pengamatan Pelaksanaan Pelayanan Pasien No. 1. Variabel Apakah terdapat petugas yang siaga selama 24 jam di rawat inap? Apakah petugas datang tepat waktu sesuai jadwal? Apakah terdapat alat untuk menunjang pemeriksaan di Rawat inap: Tempat tidur Tensimeter Stetoskop Termometer YA TIDAK TIDAK BERLAKU

2. 3.

4.

Apakah ketersediaan barang-barang di bawah ini memadai : Obat-obatan injeksi, oral,dan lain-lain Cairan infus dan perlengkapannya, DC Tabung oksigen Kursi roda Pispot

5.

Apakah terdapat sarana transportasi (ambulans) yang siaga 24 jam?

6.

Apakah petugas melakukan follow up terhadap pasien:

26

a. Keluhan b. Tanda vital c. Terapi d. Perbaikan kondisi pasien e. Edukasi

7.

Apakah petugas memberikan pengobatan sesuai hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik? Apakah petugas memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya? Apakah petugas memakai APD dan cuci tangan sebelum memeriksa pasien? Apakah petugas kesehatan menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang kondisi pasien saat ini Apakah petugas menjelaskan mengenai lama dan cara pemberian obat? Apakah petugas kesehatan menjelaskan cara-cara /prosedur persiapan sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi? JUMLAH = Ya Ya+Tidak x 100 %

8.

9.

10.

11.

12.

Compliance Rate (CR)

Anda mungkin juga menyukai