Anda di halaman 1dari 12

BAB 5 REKAYASA INSTALASI NUKLIR

DIFUSI NEUTRON DAN MODERASI


Oleh
Khapiza Hasibuan 140310090055
Deli Ardiyati P 140310090043
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012
I PENDAHULUAN
Untuk mendisain reactor, perlu diketahui bagaimana neutron terdistribusi dalam system.
Persoalan ini agak sulit, karena neutron bergerak dalam reactor dengan lintasan yang tidak
sederhana sebagai akibat tumbukan yang berulang-ulang dengan inti. Suatu pendekatan yang
digunakan, adalah dengan menganggap bahwa efek keseluruhan dari tumbukan ini adalah :
neutron mengalami difusi dalam medium reactor, sama dengan gas terdifusi dalam gas yang lain.
Pendekatan dari distribusi neutron dapat diperoleh dengan memecahkan persamaan difusi, suatu
persamaan yang lazimditemukan dalam persoalan-persoalan teknik yang lain. Prosedur ini biasa
disebut sebagai pendekatan difusi dan banyak dipakaidalam perancangan reactor pada masa-
masa awal. Walaupun metoda-metoda lain telah ditemukan. Sampai saat ini metoda ini masih
dipakai sebagai pendekatan pertama.
II. TEORI DASAR
A. Moderasi Neutron
Adalah suatu proses dimana neutron dengan energi sebesar 2 MeV terfisi menjadi
neutron termal dengan energi 0,025 eV. Moderasi dapat terjadi melalui hamburan elastik dan
hamburan inelastic.
a. Hamburan Inelastik
Menyebabkan eksitasi inti sasaran
Ada energi ambang : tergantung pada tingkat eksitasi inti sasaran
Energi ambang besar jika A kecil dan kecil jika A besar.
Energi kinetik neutron minimum :
Energi rata-rata neutron terhambur :
( )
1
1
1
A = massa atom inti sasaran
tingkat eksitasi pertama
n
A
E
A

' 6,4
E
E
A

Moderasi efektif jika A besar


b. Hamburan Elastik
Energi rata-rata neutron terhambur :
kecil jika A kecil
Moderasi efektif jika A kecil
c. Log Energy Decrement
d. Moderator ideal
Fraksi energi hilang per tumbukan besar besar
Serapan kecil
Hamburan besar
Moderating ratio :
Moderator bagus (bisa dengan bahan bakar U alam) : air berat dan grafit
Moderator air harus dengan bahan bakar uranium diperkaya
( )
2
0
1
- 1
'
2 1
A
E E
A

+
_


+
,
sebelum tumbukan
sesudah tumbukan sebelum tumbukan sesudah tumbukan
0
*
letargi ln * energi sembarang, mis 10MeV
letargi :
* *
ln ln ln
rata-rata
ln
'
: konsta
E
E
E
E E E
u
E E E
u
E
E

_


,

_ _


, ,

_


,
0
n untuk tumbukan elastik
: tergantung E untuk tumbukan inelastik
s
a
MR

B. Difusi Neutron
a. Hukum Fick
Teori difusi didasarkan pada hukum fick, yang awalnya dipakai pada difusi kimia. Telah
ditunjukkan dalam peristiwa kimia bahwa jika konsentrasi dari zat yang dilarutkan lebih
besar dalam satu bagian dalam larutan dari bagian yang lain, maka bahan yang dilarutkan
akan terdifusi dari bagian dengan konsentrasi tinggi kebagian dengan konsentrasi rendah.
Selanjutnya, didapatkan bahwa laju aliran dari zat yang dilarutkan adalah sebanding
dengan gardien negative dari konsentrasi zat yang dilarutkan. Inilah pernyataan yang asli
dari hukum fick.
Neutron bersifat mirip dengan zat dalam larutan. Jika kerapatan (atau fluks) dari neutron
lebih tinggi dalam satuan bagian reactor dari bagian yang lain, maka ada aliran netto
neutron dari daerah dengan rapat neutron tinggi menuju daerah dengan rapat neutron
rendah. Andaikan bahwa fluks bervariasi sepanjang arah x seperti di tunjukkan dalam
gambar, maka hukum fick menyatakan bahwa
Gambar 5.2 fluks dan arus neutron
= fluks = jumlah neutron bergerak dalam segala arah yang menembus 1 cm
2
permukaan per detik
J
x
= arus = jumlah neutron yang mengalir menembus 1 cm
2
permukaan tegak lurus sumbu
x
Persamaan (5.7) menyatakan bahwa jika gradient fluks negative maka arah arus positif
dan sebaliknya. Untuk mengerti asal dari arus ini perhatikan neutron yang melalui bidang
x=0. Neutron-neutron ini melewati bidang dari kiri ke kanan sebagai akibat tumbukan
terhadap bagian kiri bidang. Demikian juga sebaliknya, ia mengalir dari kanan ke kiri
sebagai akibat dari tumbukan terhadpa bagian kanan bidang. Tetapi Karena fluks di
bagian kiri lebih besar dari fluks di bagian kanan, maka lebih banyak tumbukan per cm
3
detik pada sebelah kiri dari pada disebelah kanan. Karena itu lebih banyak hamburan dari
kiri ke kanan pada sebaliknya. Akibatnya ada aliran netto neutron dari kiri ke kanan
sebagai dinyatakan dalam persamaan (5.7).
Dalam ruang 3 dimensi, hukum fick dapat dinyatakan sebagai
= jumlah neutron yang mengalir menembus 1 cm
2
permukaan tegak lurus arah aliran
dalam 1 detik
: besaran vektor
Hukum ini tidak berlaku :
pada medium yang kuat menyerap neutron
dalam tiga kali jarak bebas rata-rata dari :
sumber neutron
permukaan medium
ketika sudut hamburan neutron sangat anisotropik
b. Persamaan Kontinuitas




x y z
J i J J
d d d
i
dx dy dz
D
j k
D j k
D grad


+ +
+ +

_


,

J
Perhatikan suatu volume V dalam suatu medium yang mengandung neutron. Setiap saat
jumlah neutron dapat berubah:
1. Jika ada aliran netto neutron keluar atau masuk ke dalam volume V
2. Jika sejumlah neutron diserap di dalam volume V
3. Jika ada sumber dalam volume V yang mengeluarkan neutron
Persamaan kontinuitas adalah ekspresi matematis dari laju perubahan jumlah neutron
dengan memperhitungkan ketiga besaran di atas. Jadi:
Neutron dalam volume V :
Jika V dibagi dalam volume kecil dV :
persamaan matematisnya :
c. Persamaan Difusi
laju perubahan laju produksi laju serapan lajukebocoran
neutron = neutron - neutron - neutron
dalam volume V dalam V dalam V dari V
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
] ] ] ]
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
] ] ] ]
laju perubahan laju produksi laju serapan laju kebocoran
neutron = neutron - neutron - neutron
dalam volume V dalam V dalam V dari V d d d d
A = luas permukaan
a
V V V A
n
dV s dV dV dA
t



J.n


A V
dA div dV J n J div . J J
a
V V V V
dV dV dV dV
n
s div
t


J
a
s
n
div
t

J

a
s
n
div
t

J
Dengan mengingat hukun fick

Maka
Karena
Syarat batas
Fluks harus real dan tidak negatif
Fluks harus terbatas
Hukum Fick tidak berlaku pada batas permukaan antara medium dan atmosfir. Pada batas
luar seperti ini persamaan difusi perlu dikoreksi dengan memberikan ekstrapolasi : d =
0,71
tr
,
tr
= 3D
Pada batas antara medium A dan medium B :
Fluks harus kontinu :
A
=
B

Arus harus kontinu : J
A
=J
B

d. Persamaan Difusi Reaktor dalam keadaan Steady State
Dalam reaktor sumber neutron adalah fisi (prompt dan delayed). Jadi :
Tetapi jika sumber fisi tidak seimbang dengan bocoran dan serapan maka suku
kanan tidak akan 0.
D J
2
div . .D D J J
nv
2
1
a
D s
v t

2

1
a
D s
v t

2
1
a
D s
v t

= # neutron per fisi


f
s
1
f
s
k

Untuk menyeimbangkan, maka
Sehingga :
e. Persamaan Helmholtz
Andaikan
maka :
B
2
disebut buckling reaktor
Perhatikan : B merupakan sifat dari material disebut buckling material.
f. Solusi Sederhana
Lempeng 1 dimensi :
2
1
0
a f
D
k
+
2
1
0
a f
D
k
+
2
1
a f
B
k
D

+
2 2
0 B +
2
2
2
0
d
B
dx

+
Solusi umum :
Syarat batas :
0
0
0
2 2
x
d
dx
a a


,
_ _


, ,
Solusinya :
Harga A tergantung daya reaktor
g. Daya Reaktor
E
R
= energi keluar per fisi = 200 MeV = joule
Daya per satuan luas lempeng adalah :
( )
/2 /2
/2 / 2
/2
/ 2
cos
sin 2 sin
2
2
a a
R f R f
a a
a
R f R f
a
R f
x
P E x dx E A dx
a
a x a
E A E A
a
E aA

_


,
_ _


, ,


Sehingga:
( ) cos
2
R f
P
x x
E a a


,
h. 1 group
dengan
( ) cos sin x A Bx C Bx +
( ) cos x A x
a


,
2
2
suku bocor
1
0
suku serapan
1
suku produksi
a f
a
f
D
D
k
k


Metode difusi untuk 1 grup tidak bergantung posisi dan energi.
i. Metode Difusi Kelompok
Energi dibagi dalam kelompok-kelompok
. Maka
Dengan:
.
. dan
( )
g
g
E dE

( ) ( )
1
ag a
g g
E E dE

Laju absorpsi
ag g

Laju transfer g ke h
g h g

Laju transfer dari h ke g


h g h


1
Laju total transfer keluar dari g
N
g h g
h g

.
.
Maka persamaan lengkap untuk metode difusi kelompok adalah:

j. Pers. Difusi Dua Kelompok



+
+ +
2
2
1 1 ,1 1 1 2 1 1 1 ,1 1
2 2 ,2 2 1 2 1 2 2 ,2 2
1
0
1
0
a s f
a s f
D
D
k
k

i
: fraksi neutron fisi yang lahir di kelompok i
k. Reaktivitas
k < 1 < 0 reaktor subkritis
k = 1 = 0 reaktor kritis
k > 1 > 0 reaktor superkritis
Satuan : k/k, %k/k
dollar : 1$ = k/k
= fraksi neutron tertunda, 0,0065 utk
235
U
# neutron dalam satu generasi
Faktor multiplikasi : k =
# neutron dalam generasi sebelumnya
k-1
Reaktivitas : =
k
1
1
Jumlah total yang dihamburkan ke dalam g
g
h g h
h

1
2
1 1
g N
g g ag g g h g h g h g
h g h
D s


+
+

DAFTAR PUSTAKA
Lamarsh , J.R. introduction to Nuclear Engineering 3
nd
Ed.,Pretice Hall (2001)

Anda mungkin juga menyukai