Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN FEBRIS DI RUMAH SAKIT ARGA HUSADA NGADILUWIH KEDIRI

DI SUSUN OLEH :

NAMA NIK PROGRAM

: RINI AGUSTIN : 011.611.01113 : ASISTEN PERAWAT

LEMBAGA PENDIDIKAN dan PELATIHAN KESEHATAN LP2K DHARMA BHAKTI HUSADA SK DISNAKER NO : 563 / 499 / 491.35 / 2012
1

Jl. Dr. Sagarjo No. 58 Kediri Telp. 0354-7045174

HALAMAN MOTTO

Hal yang diperlukan untuk membuat manusia berbahagia ialah kecerdasan. Bahaya yang sebenarnya, bukanlah computer akan berfikir seperti manusia, melainkan manusia berfikir seperti computer. Tanpa kesulitan dalam hidup ini, seseorang tidak akan mengenal kebahagiaan. Jangan kamu katakana semua apa yang kamu ketahui, tapi ketahuilah apa yang akan kamu katakana. Jangan larut dalam kesedihan karena masih ada Hari esok menyongsong dengan sejuta kebahagiaan. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setya hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

KATA PENGANTAR
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik serta Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Ujian Praktek Asuhan Keperawatan tentang FEBRIS di Rumah Sakit ARGA HUSADA Ngadiluwih Kediri. Dalam menyusun karya tulis ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun dengan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak karya tulis ini dapat di selesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak Terima Kasih kepada : 1. Rohmat Ridwan Efendi, SH, selaku pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan LP2K Dharma Bhakti Husada. 2. Yenny Widiya Sari, Amd. Keb, selaku pembimbing keperawatan yang telah memberikan bimbingan selama menyusun laporan ini. 3. Seluruh Staf Karyawan Rumah Sakit ARGA HUSADA Ngadiluwih Kediri. 4. Seluruh Staf Karyawan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan LP2K Dharma Bhakti Husada. 5. Serta semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya tulis ini. Akhir kata penulis berharap semoga dengan Laporan Asuhan Keperawatan ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

Kediri, 01 Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i Halaman Pengesahan...................................................................................................... ii Halaman Motto............................................................................................................... iii Kata Pengantar................................................................................................................ iv Daftar Isi......................................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 1 1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................... 1 BAB II Standart Asuhan Keperawatan Pada Pasien Febris A . Pengertian Demam.......................................................................................... 2 B. Etiologi Demam............................................................................................... C. Manifestasi Klinis............................................................................................ D. Potofisiologi Demam....................................................................................... E. Penatalaksanaan Demam.................................................................................. F. Teori Asuhan Keperawatan.............................................................................. Format Pengkajian............................................................................................ Analisa Data...................................................................................................... Daftar Diagnosa Keperawatan.......................................................................... Rencana Asuhan Keperawatan......................................................................... Tindakan Keperawatan..................................................................................... Catatan Pengembangan..................................................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................................................... B. Saran................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Febris disebut juga dengan demam yaitu naiknya suhu tubuh di atas batas normal biasa. Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set poin tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan. Gejala demam antara lain Rewel, kulit kemerahan, hangat pada sentuhan, peningkatan frekuensi pernafasan, menggigil, dehidrasi, dan kehilangan nafsu makan. 1.2.Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan febris ? 2. Apakah tanda-tanda demam febris ? 3. Apa saja teori Asuhan Keperawatan ? 1.3.Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui maksud dari demam febris. 2. Untuk mengetahui tanda-tanda demam febris. 3. Untuk mengetahui teori Asuhan Keperawatan. 1.4.Manfaat Penulisan Agar pembaca mengetahui tentang penyakit febris, beserta gejala-gejalanya.

BAB II STANDART ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FEBRIS


A. Pengertian Demam Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang mengambil batasan lebih dari 37,80 C. sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400 C disebut demam tinggi (hiperpireksia). B. Etiologi Demam Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolic maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zay toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. C. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala demam antara lain : 1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,80C 400C) 2. Kulit kemerahan 3. Hangat pada sentuhan 4. Peningkatan frekuensi pernapasan 5. Menggigil 6. Dehidrasi 7. Kehilangan nafsu makan D. Patofisiologi Demam Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point. Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk

ke tubuh akan merangsang system pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikro organism atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing 9non infeksi). Pirogen selanjutnay membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepid an menghambat skresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatakan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibody atau system kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush menggigil. Bila pengaturan termstat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan, zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila factor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan thermostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. E. Penatalaksanaan Demam 1. Secara Fisik a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4 6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejnag. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu. b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak
9

e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya f. Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya. g. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang. h. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipatan paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alcohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan) i. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterprestasikan bahwa suhu di luar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan control pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. 2. Obat-obatan Antipiretik Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas di atas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik : a. Bayi 6 12 bulan : - 1 sendok teh sirup parasetamol b. Anak 1 6 tahun : - parasetamol 500mg atau 1 1 sendok teh sirup parasetamol c. Anak 6 12 tahun : - 1 tablet parasetamol 500mg atau 2 sendok teh sirup parasetamol. Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas ini diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.

F. Teori Asuhan Keperawatan Penyakit demam sangat beresiko maka pasien perlu dirawat di rumah sakit, sedangkan keperawatan pasien yang perlu diperhatikan ialah resiko peningkatan suhu tubuh, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit. a. Resiko peningkatan suhu tubuh Sering terjadi bila metabolism dalam tubuh meningkat maka perlu diberikan obat anti piretik dengan dilakukan kompres hangat bila suhu tubuh kuran dari 370 C akan tetapi bila panasnya lebih dari 380C diberikan ekstra pamol dengan diberikan kompres dingin. b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Sering terjadi pada anak disamping demam juga mengalami anoreksia, lemas, pusing sehingga keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi yang kemudian memudahkan timbulnya komplikasi sehingga perlu dilakukan pemasangan infuse dengan cairan glukosa dan NaCL dan pemberian makanan tambahan dan makanan lunak yang mudah dicerna seperti bubur halus. c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit Dapat diberikan penyuluhan terhadap keluarga tentang bagaimana cara mengatasi bila anak sedang kejang dan demam sehingga anak terhindar dari cidera dan mengurangi kepanikan orang tua. Disamping itu juga menjelaskan tentang penyakit dan bahayanya.

11

ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. E dengan Febris di Rumah Sakit Arga Husada Format PENGKAJIAN Nama Mahasiswa Nomor Ujian Tempat Ujian 1. BIODATA Nama Umur Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat Penghasilan Gol. Darah Diagnosa medis No. Register Tgl. MRS Tgl. Pengkajian Nama Istri Umur Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat Penghasilan Gol. Darah : Tn. E : 27 Tahun : Islam : Jawa : Indonesia : SMK : Swasta : Kawin : Cangkring RT. 01 RW. 06 Ds. Banjar Anyar Kec. Keras ::: Febris : 10188 : 12-04-2012 : 13-04-2012 : Lena : 24 Tahun : Islam : Jawa : Indonesia : SMA : Ibu Rumah Tangga : Kawin : Cangkring RT. 01 RW. 06 Ds. Banjar Anyar Kec. Keras ::: Rini Agustin : 001.611.011.13 : Ruang Cempaka 2

2. KELUHAN UTAMA Pasien mengatakan badannya panas Pasien mengatakan badannya panas sudah 2 hari Pasien mengatakan sudah pernah minum obat paramex 3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien mengatakan tidak punya penyakit menular Pasien mengatakan tidak punya penyakit keturunan Pasien mengatakan hubungan antara lingkungan sekitar baik dan tidak punya masalah. 6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Pasien mengatakan keluarga tidak punya penyakit menurun (paru-paru, DM, gondok) Pasien mengatakan keluarga tidak punya penyakit menular (HIV, AIDS, Batuk) GENOGRAM: Tidak dilakukan pengkajian. 7. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI (Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktivitas, kebersihan dan sexual) Pola aktivitas Makan Minum Istirahat dan tidur Di rumah 3x sehari porsi 1 piring 5 gelas dalam sehari 2x sehari minimal 2 jam Di rumah sakit 2x sehari porsi 8 sendok 8 gelas

5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Minimal 10 jam dalam Pada siang hari, 7 jam sehari sendiri Di bantu dari pihak keluarga 2x sehari mandi, gosok gigi

Aktivitas hygiene

pada malam hari personal Bias melakukan (Mandiri) gigi

3x sehari mandi, gosok Tidak pernah keramas 3x sehari keramas, 3x sehari 4x sehari

BAB BAK

2x sehari 3x sehari

8. PEMERIKSAAN FISIK a. Tanda-tanda Vital: - Tekanan darah - Nadi - Respirasi Rate - Suhu b. Tinggi badan Berat badan : 130/90 mmHg : 96x/menit : 24x/menit : 39oC : 166 Cm : 83 Kg

13

c. Kepala dan leher - Tidak terdapat lesy - Kepala tidak terdapat jahitan - Bibir kering - Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid - Telinga tidak terdapat cerumen d. Payudara dan ketiak - Tidak ada benjolan - Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening - Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid e. Pemeriksaan thorak/dada - Bentuk dada simetris - Tidak nyeri f. Pemeriksaan abdomen - Tidak terdapat nyeri tekan - Tidak terdapat benjolan - Bentuk simetris datar agak cembung - Tidak kembung g. Genelatia dan sekitarnya - Tidak ada pengkajian h. Punggung (Skoliosis, Kyphose, Hyperlordose): - Tidak ada kemiringan pada punggung skoliosis - Tidak ada pembungkukan pada punggung kyphose i. Ekstremitas (Oedema, varices, kelainan, congenital, polydactili, siyndactili, reflek patella) - Oedema : Tidak ada pembengkakan - Varices :- Kelainan : - Congnital : - Polydactili : Tidak ada kelebihan jari kanan dan kiri - Syndactili : tidak ada kekurangan jari kanan dan kiri j. Pemeriksaan integumen - Warna kulit : sawo matang - Tidak ada nyeri tekan 9. Penggunaan kontrasepsi Tidak dilakukan pengkajian

10. Pemeriksaan penunjang (Laboratorium, USG, NST) HEMATOLOGI Heamoglobin Hitung Lekosit Hitung Eritprosit Hitung Trombosit Hematokrit KIMIA DARAH GOT GPT Ureum Kreatinin Asam Urat SERELOGIS w. Idal O+24 H+ PA PB +/240 +1/160 +1/80 +1/160
+

13/01/12 16,8 88 00 56 312.000 50,5

16/04/12 11,78 64 00 6,2 291.000 53,4

58,3 63,8 12,1 12,40 6,22

36 54 24 1,1 8,3

11. PELAKSANAAN THERAPY - Infuse RL 20 tpm - Cefofaxim 3x1 gram - Ranitidine 3x1 ampul - PCT 3x1 - Vometa 3x1 12. HARAPAN PASIEN/KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PENYAKITNYA - Biar cepat sembuh dan pulang dari rumah sakit 13. LAIN-LAIN - Ingin kumpul sama keluarga - Ingin cepat bisa kerja Kediri, 01 Juni 2012 Tanda Tangan Mahasiswa,

(..)

15

ANALISA DATA Nama Pasien : Tn. E. Umur : 27 tahun MASALAH Dehidrasi (gangguan keseimbangan cairan tubuh) KEMUNGKINAN PENYEBAB Kekurangan cairan elektrolit dalam tubuh. No. Register : 10188 KELOMPOK DATA Ds. Pasien mengatakan badannya terasa panas

DO/. TTV T : 130/90 mmHg N : 96x permenit S : 39oC R : 24x permenit - Lidah terdapat Lesy - Pasien tampak lemas - Bibir kering - Terpasang infus ditangan kanan Ds. Pasien mengatakan Gangguan rasa aman Peningkatan suhu tubuh badannya terasa panas. dan nyaman Pasien mengatakan sulit tidur berhubungan badannya panas DO. TTV T : 120/80 mmHg N : 64x permenit S : 37oC R : 24x permenit - Pasien tampak pucat - Bibir kering - Terpasang infuse ditangan kanan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. E Umur : 27 Tahun TANGGAL MUNCUL 13-04-2012 TANGGAL TERATASI 16-04-2012 No. Register : 10188 No 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Kekurangan cairan elektrolit dalam tubuh sehubungan dengan gangguan 2 13-04-2012 keseimbangan cairan tubuh Gangguan rasa aman nyaman sehubungan dengan suhu tubuh meningkat 16-04-2012 TTD

17

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. E Umur : 27 Tahun TUJUAN Dalam waktu 2x24 jam suhu tubuh pasien menurun dengan criteria hasil: - Suhu tubuh pasien dalam batas normal 36-37oC - Pasien tampak tidak pucat dan segar RENCANA TINDAKAN 1. Berikan pengetahuan tentang pentingnya gizi 2. Anjurkan untuk banyak minum air putih 3. Kompres air hangat 4. Sarankan pasien memakai pakaian tipis 5. Kolaborasi dengan team gizi 6. Kolaborasi dengan team medis 1. Observasi TTV 2. Ajarkan pasien teknik relaksasi 3. Beri pasien posisi tidur yang nyaman 4. Anjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran 5. Kolaborasi dengan team medis RASIONAL Peningkatan nafsu makan pasien Kelancaran defekasi Menurunnya suhu tubuh dan memberikan rasa aman nyaman Kenyamanan pasien dan perubahan suhu agar normal Pemberian diet makanan Pemberian obat-obatan Mengetahui perubahan suhu tubuh Mengajarkan pasien teknik relaksasi Memberi pasien posisi tidur yang nyaman Menganjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran Pemberian obat-obatan TTD No. Register : 10188 NO DIAGNOSE KEPERAWATAN 1 Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh sehubungan dengan gangguan keseimbangan cairan tubuh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5.
19

Gangguan rasa aman nyaman sehubungan dengan suhu tubuh meningkat

Dalam waktu 2x24 jam pasien tidak mengeluh kondisinya yang kurang nyaman dengan criteria hasil: - Pasien dapat beristirahat tidur dengan cukup - Pasien tampak tenang - Pasien tampak segar

Suhu tubuh pasien dalam batas normal

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. E Umur : 27 Tahun No. Register : 10188 No 1 No diagnose I Jam 13/04/2012 06.00 Tindakan 1. Memberitahukan pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan asupan gizi 2. mengajarkan pasien untuk banyak minum air putih 3. memberi kompres air hangat 4. menyarankan pasien untuk memakai pakaian tipis, membantu agar suhu tubuh dapat turun 5. berkolaborasi dengan tim medis - Pemberian obat-obatan - Memberi infuse ringer laktat 20 tts/menit 1. Mengobservasi T : 120/90 mmHg N : 64x permenit S : 37oC 2. Mengajarkan pasien teknik relaksasi dengan cara bernafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut 3. member pasien posisi tidur yang nyaman dengan tidak memakai bantal 4. menganjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran 5. berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi - Pemberian obat-obatan - Memberi infuse ringer laktat 20 tts/menit 1. Memberi pengetahuan tentang pentingnya gizi tubuh 2. Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih 3. Memberi kompres air hangat 4. menyarankan untuk memakai pakaian tipis, membantu agar suhu tubuh normal 5. berkolaborasi dengan ahli atau dokter 6. mengobservasi TTV 7. Mengajarkan teknik relaksasi dengan bernafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut 8. Memberi pasien posisi tidur yang nyaman 9. menganjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran TTD

II

13/04/2012 06.00

I dan II

14/04/2012 09.00

21

I dan II

15/04/2012 12.00

1. Mengobservasi TTV 2. Mengajarkan teknik relaksasi dengan bernafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut 3. Memberi posisi tidur yang nyaman 4. Menganjurkan pasien untuk tidak banyak pikiran 5. Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih 6. Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi 1. Mengobservasi TTV 2. Mengajarkan teknik relaksasi dengan bernafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut 3. Memberi pasien posisi tidur yang nyaman 4. Mengajarkan pasien untuk tidak banyak pikiran 5. menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih 6. Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi 1. Mempersiapkan pasien untuk rencana keluar rumah sakit 2. Melepas infuse pasien 3. Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang 4. Menganjurkan pasien untuk minum obat teratur 5. Menganjurkan pasien untuk makanmakanan yang bergizi

5.

I dan II

16/04/2012 12.00

6.

I dan II

17/04/2012 16.00

CATATAN PENGEMBANGAN Nama Pasien : Tn. E Umur : 27 Tahun No. Register : 10188 No 1 No D I Jam 14/04/2012 06.00 Tindakan S : pasien mengatakan seluruh badanya terasa panas, pasien mengeluh badannya lemas. O : pasien tampak lemas dan pucat T : 130/90 mmHg N : 96x permenit S : 39oC A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Memberikan pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan asupan gizi - Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih - Beri kompres air hangat - Sarankan pasien untuk memakai pakaian yang tipis - Kolaborasi dengan tim dokter dan ahli gizi S : pasien mengatakan panas dadanya belum menurun, pasien mengeluh tidak bias istirahat dengan nyaman dan sulit tidur O : pasien tampak pucat, pasien tampak gelisah T : 130/90 mmHg N : 57x/menit S : 36oC A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan - Observasi TTV - Ajarkan teknik relaksasi dengan cara bernafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut - Beri pasien posisi tidur yang nyaman dan tidak memakai bantal - Anjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran - Kolaborasi dengan tim gizi dan dokter S : pasien mengatakan panas badannya mulai turun, namun pasien belum bisa istirahat dengan tenang O : - pasien tampak pucat, pasien tidak tenang T : 130/90 mmHg N: 57x/menit S : 360C A : Masalah teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Observasi TTV - Ajarkan pasien teknik relaksasi - Beri pasien posisi yang nyaman
23

TTD

II

14/04/2012 06.00

I dan II

15/04/2012 11.00

I dan II

16/04/2012 11.00

I dan II

17/04/2012

Anjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran - Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih - Kolaborasi dengan tim medis S : pasien mengatakan badannya mulai hari ini tidak panas, pasien dapat istirahat meski sebentar O : - pasien tampak mulai segar -pasien tampak mulai tenang T : 120/80 mmHg N : 20x/menit S: 360C A : Masalah teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Observasi TTV - Ajarkan pasien tehnik relaksasi dengan bernafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut - Beri pasien posisi yang nyaman - Anjurkan pasien untuk tidak banyak fikiran - Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih - Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapy S : pasien mengatakan badannya tidak panas sejak kemarin dan pasien sudah bisa beristirahat tidur O : pasien tampak segar, pasien tampak tenang T : 120/80 mmHg N : 69x/menit S : 360C A : masalah teratasi P : intervensi di hentikan - Persiapkan pasien untuk rencana keluar rumah sakit - Infuse dilepas - Anjurkan untuk kunjungan ulang - Anjurkan untuk minum obat teratur - Sarankan untuk makanmakanan yang bergizi

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Demam adalah keadaan umum dimana di atas batas normal 360C 370C apabila demam naik dalam batas normal keadaan pasien menggigil. Konsisten kelainan dalam otak sendiri / oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, bakteri, tumor, dan dehidrasi batasan kenaikan suhu hingga di atas normal 380C. Demam perlu mendapatkan tindakan yang lebih cepat karena dapat membahayakan kondisi pasien itu sendiri. Dengan pemberian kompres air hangat suhu badan akan turun dan keadaan umum. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Dalam pemberian dan melaksanakan asuhan keperawatan, petugas kesehatan hendaknya menjaga keharmonisan pihak keluarga sehingga terjadi komunikasi yang baik, agar percaya dan mau melaksanakan perawatan. 2. Pentingnya minum obat yang diberikan oleh dokter dan di minum secara teratur. 3. Istirahat yang cukup dan teratur. 4. Menjaga kebersihan diri, lingkukngan dan masyarakat. 5. Memberikan pengetahuan dan pentingnya kepada penderita dan keluarga tentang pentingnya pertolongan pertama guna mengatasi masalah yang timbul akibat yang terjadi.

25

DAFTAR PUSTAKA

Jayanthi, Niken, S.Kep (2010). Laporan Pendahuluan Febris Demam. www.RentalHikari.Wordpress.com. http://www.greenbali.com/febris_spa_main.html http://www.greenbali.com/febris_hotel _main.html http://www.tripadvisor.co.id/Hotel_Review-g297697-d588475-ReviewsFebri_s_Hotel_Spa-Kuta_Bali.Html http//www.agoda.com/asia/Indonesia/Balli/Febri_s_hotel_spa.html

Anda mungkin juga menyukai