dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi kimia Senyawa dapat berwujud dalam beberapa fase. Kebanyakan senyawa dapat berupa zat padat. Senyawa molekuler dapat juga berupa cairan atau gas. Semua senyawa akan terurai menjadi senyawa yang lebih kecil atau atom individual bila dipanaskan sampai suhu tertentu (yang disebut suhu penguraian)
dikenal dengan istilah hidrokarbon Senyawa hidrokarbon banyak terdapat di alam dan juga pada makhluk hidup, dimulai dari bahan bakar sampai dengan molekul yang berasal atau ditemukan dalam makhluk hidup seperti karbohidrat, protein, lemak, asam amino dan lain-lain
Merupakan jenis makanan yang banyak dikonsumsi Manfaat: sebagai sumber energi untuk berbagai proses biokimia dalam tubuh Penggolongan: 1. Monosakarida (CnH2nOn) 2. Disakarida (Cn (H2O)n-1) 3. Oligosakarida (2-6 monosakarida) 4. Polisakarida (>6 monosakarida atau (C6H10O5)x)
Merupakan polimer asam amino Asam amino dasar penyusun protein alami ada 20 jenis Rumus umum asan amino:
Dalam larutan asam amino selalu berbentuk ion, demikian pula protein Muatan asam amino atau protein tergantung pada pH larutan
Apabila asam-asam amino saling bergandengan melalui ikatan peptida maka terbentuklah suatu rantai polipeptida
sangat dipengaruhi oleh pH larutan serta oleh suhu sekitar Denaturasi protein (rusaknya struktur protein) dapat terjadi karena pengaruh suhu, perubahan pH, radiasi, detergen, dan perubahan jenis pelarut Kerusakan dapat timbul pada sruktur kuarterner, tersier, sampai sekunder Struktur primer tidak rusak karena peristiwa denaturasi Protein yang terdenaturasi hampir selalu mengalami kehilangan fungsi biologis
Merupakan sekelompok senyawa heterogen yang berhubungan/ dapat berhubungan dengan asam lemak Sifat lipid: 1. relative tak larut dalam air 2. larut dalam pelarut non polar,ex: eter, kloroform, benzene
Trigliserida=triasilgliseril=lemak netral Ex: mentega, minyak goreng Fosfolipid mengandung gugus fosfat yang dapat berionisasi mengandung bagian yang non polar (tak bermuatan) dan bagian yang polar (bermuatan) larut dalam air Steroid turunan dari siklopentanoperhidrofenantren, ex: kolesterol, hormon steroid
Merupakan asam monokarboksilat Berdasarkan panjang rantainya dikelompokkan dalam: a. asam lemak rantai pendek: jumlah atom C <6 b. asam lemak rantai medium: jumlah atom C= 8-14 c. asam lemak rantai panjang: jumlah atom C > 14 asam lemak yang banyak terdapat dalam tubuh adalah asam lemak rantai lurus dengan jumlah atom C genap (16-20 atom C)
asam lemak jenuh asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap diberi nama tertentu atau sesuai dengan jumlah atom C nya diberi akhiran anoat (-anoic) asam lemak jenuh rantai panjang umumnya padat pada suhu kamar
Contohnya
Jumlah atom C pada gugus alkil 11 13 15 17 23
Struktur
Nama
CH3(CH2)10COOH Asam laurat CH3(CH2)12COOH Asam miristat CH3(CH2)14COOH Asam palmitat CH3(CH2)16COOH Asam stearat CH3(CH2)22COOH Asam lignoserat
asam lemak tak jenuh asam lemak yang memiliki ikatan rangkap yang alami umumnya berbentuk sis (cis) diberi akhiran enoat (-enoic) asam lemak tak jenuh umumnya cair pada suhu kamar (adanya ikatan rangkap membuat bentuk molekul agak bengkok)
Senyawa anorganik merupakan senyawa yang disusun oleh atom utama logam, banyak kita jumpai pada zat yang tidak hidup, misalnya tanah, batu-batuan, air laut dan lain sebagainya Senyawa anorganik dapat diklasifikasikan sebagai senyawa bentuk oksida asam basa dan bentuk garam
merupakan senyawa yang dibentuk oleh atom oksigen dengan atom lainnya Keberadaan atom oksigen sebagai penciri senyawa oksida Berdasarkan unsur pembentuk senyawa oksida senyawa oksida dapat dibedakan menjadi dua macam: a. senyawa oksida logam b. oksida bukan logam
Merupakan senyawa yang dapat larut dalam air membentuk larutan basa. Di alam banyak ditemukan senyawa oksida, umumnya berupa bahan tambang Contoh: senyawa oksida logam. CaO (Kalsium Oksida), logam pembentuk: Logam kalsium Na2O (Natrium Oksida), logam pembentuk: Natrium MgO (Magnesium Oksida), logam pembentuk: Magnesium
senyawa yang dibentuk dari unsur bukan logam dengan oksigen, misalnya antara unsur nitrogen dengan oksigen Senyawa oksida bukan logam dapat larut dalam air membentuk larutan asam Beberapa senyawa oksida bukan logam biasanya berbentuk gas Contoh: CO (Karbon monoksida), CO2 (Karbon dioksida), P2O5 (Difosfor pentaoksida)
Senyawa asam senyawa yang memiliki sifat-sifat seperti, rasanya masam, dapat menghantarkan kan arus listrik, dalam bentuk cair terionisasi dan menghasilkan ion hidrogen dan sisa asam Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya terdapat tiga jenis asam pertama asam yang dibentuk oleh unsur H, unsur bukan logam dan unsur O, seperti asam karbonat (H2CO3), Asam fosfat (H3PO4)
Kedua asam yang dibentuk oleh unsur H dengan unsur halogen lebih dikenal dengan asam halida. Contoh untuk senyawa asam HF (asam florida), HCl (asam klorida) Ketiga asam pada senyawa organik yang yang memiliki karboksilat (COOH), dimana senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki kerangka atom karbon. Senyawa asam organik yang paling sederhana adalah HCOOH (asam formiat), CH3COOH (Asam asetat), C2H5COOH (Asam propanoat)
Senyawa basa senyawa yang dibentuk oleh unsur logam dan dengan gugus hidroksida (OH-) memiliki beberapa sifat yang khas; terasa pahit atau getir jika dirasakan, di kulit dapat menimbulkan rasa gatal panas dapat menghantarkan arus listrik, karena mengalami ionisasi (ion logam dan gugus OH-) senyawa basa yang mudah kita temukan seperti soda api atau Natrium hidroksida (NaOH),dalam larutan terionisasi menjadi Na+ dan OH-
senyawa yang dibentuk oleh unsur logam dan sisa asam Senyawa garam memiliki rasa asin, dalam keadaan larutan senyawa ini dapat menghantarkan arus listrik (larutan elektrolit) kerena terjadi ionisasi Contoh senyawa garam NaCl, terionisasi menjadi ion Na+ dan ion sisa asam ClGaram terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa
Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain: Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 NH4Cl Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2HCl MgCl2 + H2
No
Senyawa organik
Senyawa Anorganik Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup)
Tidak mudah terbakar Struktur sederhana Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon Dapat larut dalam pelarut air atau organik NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb
Metode sistematik untuk penamaan senyawa disebut sistem tata nama Sistem tata nama disusun berdasarkan aturan IUPAC (international Union Of Pure And Apllied Chemistry) dan aturan ini telah digunakan secara seragam di seluruh negara Senyawa dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : Senyawa biner, Senyawa poliatomik, senyawa asam dan senyawa basa Sistem tata nama untuk setiap senyawa berbeda-beda
Aturan umumnya adalah sebagai berikut: Semua senyawa biner memilki nama yang berakhiran ida Jika senyawa biner tersusun atas atom logam dan atom bukan logam, maka nama logam disebutkan (dituliskan) lebih dahulu lalu diikuti oleh nama bukan logam yang berakhiran ida
Jika senyawa biner tersusun seluruhnya dari atom bukan logam, maka penulisannya dilakukan berdasarkan urutan.
B Si As C P N H S I Br Cl O - F
Nama senyawa yang sudah umum tidak usah menggunakan aturan tata nama IUPAC. Contohnya: H2O Air NH3 Amoniak
Kebanyakan senyawa biner dari logam dan bukan logam merupakan senyawa yang tersusun dari ion-ion yang bermuatan positif dan ion bukan logam yang bermuatan negatif Berikut merupakan tabel yang mencantumkan rumus, muatan dan beberapa ion yang perlu dikuasai
FClBrI-
HO2S2N2-
Ion Positif (Kation) Na+ Natrium K+ Kalium Ag+ perak Mg2+ Magnesium Ca2+ kalsium Zn2+ zink Ni2+ nikel Al3+ Alumunium Cr3+ kromium
Ion Positif (Kation) Cu+ tembaga (I) Cu2+ tembaga (II) Fe2+ besi (II) Fe3+ Besi (III) Co2+ kobalt (II) Co3+ kobalt (III) Sn2+ timah (II0 Pb2+ timbal (II) Pb4+ timbal (IV)
Tuliskan nama unsur logam tanpa modifikasi apapun, kemudian diikuti nama unsur bukan logam dengan tambahan akhiran ida NaCl = Natrium klorida
Contohnya
Nama Senyawa Litium oksida Natrium bromida Kalium klorida Barium klorida Seng oksida Alumunium oksida Cesium iodida
Unsur-unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis. Bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi
Unsur Cr Fe Co Cu Bilangan oksidasi +2 +3 +2 +3 +2 +3 +1 +2 +2 +4 Senyawa CrO CrCl3 FeS FeF3 CoI2 Co2O3 CuI CuCl2 PbBr3 PbO2 Nama senyawa Kromium (II) oksida Kromium (III) Klorida Besi (II) sulfida Besi (III) fluorida Cobalt (II) iodida Cobalt (III) oksida Tembaga (I) iodida Tembaga (II) klorida Timbal (III) bromida Timbal (IV) oksida
Pb
Penamaan unsur-unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu jenis dapat dituliskan sebagai berikut: jika unsur logam memiliki bilangan oksidasi kecil, di beri akhiran o jika unsur logam mempunyai bilangan oksidasi besar, diberi akhiran i Contoh:
Cu+ : senyawa Cu2O; Kupro oksida Cu2+ : senyawa CuO ; kupri oksida
Jika dua unsur bukan logam membentuk senyawa biner, penulisan rumus senyawa dan penamaan senyawanya secara umum mirip dengan senyawa biner dari logam dan bukan logam, Yaitu dengan menuliskan terlebih dahulu unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian diikuti unsur dengan bilangan oksidasi negatif
Jumlah masing-masing atom dalam rumus senyawa harus ditandai dengan Awalan Angka Yunani. Mono =1 heksa =6 Di =2 hepta =7 Tri =3 okta =8 Tetra =4 nona =9 Penta =5 deka =10
= = = =
Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang dibentuk dari ion-ion poliatomik Pada ion poliatomik dua atau lebih atomatom bergabung bersama-sama membentuk ikatan kovalen
Contohnya
Nama ion Kation Ion amonium Nama ion Anion Ion Asetat Ion karbonat Ion nitrit Ion nitrat Ion oksalat Ion sulfit Ion permanganat Ion kromat Ion hidroksida Ion klorit Ion klorat Rumus Senyawa Nama senyawa
NH4+ Rumus
C2H3O2CO32NO2NO3C2O42SO32-
NH4Cl Senyawa
NaC2H3O2 Na2CO3 NaNO2 NaNO3 Na2C2O4 Na2SO3
MnO42CrO42ClO2ClO3-
Anion-anion poliatom lebih banyak dibandingkan kation poliatom. Kation poliatom yang paling populer NH4+ Sangat sedikit poliatom yang menggunakan nama dengan akhiran ida, hanya OH- (ion hidroksida) dan CN- (ion Sianida)yang menggunakannya. Pada umumnya menggunakan -it dan at serta beberapa nama menggunakan awalan hipo- atau perOksigen dapat membentuk banyak anion poliatom yang disebut anion okso
Unsur-unsur non logam tertentu (C, N, P, dan S) dapat membentuk suatu seri anion okso yang mengandung beberapa atom oksigen. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom yang mengikat oksigen, dari yang terkecil hipo- dan yang terbesar perSedangkan pemberian awalan Tio- berarti suatu atom sulfur telah ditambahkan untuk menggantikan 1 atom oksigen Semua anion okso dari Cl, Br dan I memiliki muatan -1 Beberapa anion okso mengandung sejumlah atom H dan penamaannya disesuaikan. Misalnya HPO42adalah ion hidrogen fosfat dan H2PO4- adalah ion dihidrogen fosfat
Penamaan senyawa asam ini menggunakan aturan pada senyawa biner tetapi juga ingin menunjukkan bahwa senyawa ini bersifat asam dalam larutan air dapat menggunakan awalan hidro- yang diikuti nama unsur pasangannya dengan nama akhiran ida Penamaan senyawa basa ditulis dengan menyebutkan nama atom yang terikat pada ion OH- dan diikuti dengan akhiran -
hidroksida