Anda di halaman 1dari 14

Tugas Gastroenterologi

1. Sebutkan kelainan-kelainan saluran pencernaan atas & bawah serta bagaimana pencitraannya! 2. Apa yg dimaksud dengan dermatitis atopik ? 3. Jelaskan bagaimana gambaran dermatitis atopik pada anak ! 4. Apa komplikasi dermatitis atopik ?

Jawaban
1. Pencitraan saluran cerna Kelainan saluran cerna pada neonatus sering disertai dengan gejala muntah,kembung dan gangguan evakuasi mekonium. Pada obstruksi saluran cerna bagian proksimal,kembung atau distensi biasanya terbatas di bagian epigastrium dan akan menghilang bila bayi muntah. Pada bayi baru lahir dengan gejala muntahg dan kembung biasanya dibuat foto sesudah bayi berumur 1 hari, karena setelah lahir udara dalam usus akan sampai di daerah rectum dalam waktu 6-8 jam. Foto polos abdomen dibuat 2 posisi : Posisi tegak dengan proyeksi AP Posisi telentang (supine) dengan proyeksi AP

Kelainan saluran cerna bagian proksimal


Atresia Esophagus Tanda klinis berupa hipersaliva,batuk-batuk pada saat minum dan sesak napas. Pada pemeriksaan sonde tidak dapat dimasukkan dalam lambung. Pemeriksaan radiologik yg dilakukan adalah foto torak termasuk abdomen atas dengan memasukkan sonde lambung ke dalam esophagus. Atresia esophagus dengan fistula saluran cerna tampak berisi udara. Kontras masuk dan buntu tapi gaster terisi udara, artinya ada

hubungan antara esofagus distal dari trakea.

Akalasia Esophagus Gejala klinisnya berupa muntah persisten dan pada foto toraks sering ditemukan pneumonia aspirasi. Pemeriksaan radiologik dengan kontras menggambarkan adanya penyempitan dan stenosis pada kardia esophagus dengan dilatasi esophagus bagian proksimalnya. Bagian distal menyempit seperti ekor tikus dan bagian atas lebar.

Bezoar Gejala klinis yg ditemukan ialah muntah intermitten,sering disebabkan karena menelan nasi atau pisang pada bayi baru lahir atau termakan rambut yg berlangsung kronis. Pemeriksaan radiologis foto polos abdomen memperlihatkan jaringan lunak berbentuk lambung di kuadran kiri atas dan pada pemberian kontras barium bayangan tersebut terlihat sebagai filling defect dengan kontras mengelilingi massa tersebut mengikuti kontur lambung. Sering terjadi bezoar dengan perforasi gaster,terlihat adanya udara di bawah diafragma pada foto polos posisi duduk atau tegak.

Stenosis Pilorus Hipertrofik Pada umumnya keadaan stenosis pilorik-hiertrofik dijumpai pada bayi usia 3 minggu-3 bulan dengan gejala muntah proyektil. Kadang-kadang teraba massa di daerah epigastrium. Keadaan ini terjadi karena adanya hipertrofi otot-otot pylorus. Pada saat ini diagnosis umumnya ditegakkan dengan melihat gejala klinis dan pemeriksaan USG berupa tebalnya otot pylorus dengan gambaran doughnut sign. Pada foto polos tampak gambaran dilatasi lambung dengan kontraksi multiple,caterpillar sign. Udara di

distal lambung sedikit sekali. Pemeriksaan dengan kontras barium terdapat gambaran string sign, railroad track di daerah pylorus

Barium Meal Upper GI

String sign,shoulder effect USG

Doughnat sign, Target Bulls eyes sign Prolaps Mukosa Gaster Etiologi : kemungkinan hyperplasia mukosa lambunga dan hipermotilitas lambung. Akibat tekanan isi lambung,mukosa terdorong ke dalam pylorus. Gambaran radiologik dengan kontras barium berupa kelainan pengisian pada dasar bulbus. Gambran radiologik dengan kontras barium berupa kelainan pengisian pada dasar bulbus duodeni yg menyerupai jamur,paying atau bunga kol. Prolaps ini terlihat baik pada posisi berbaring maupun berdiri.

Obstruksi Duodenum Obstruksi duodenum biasanya disebabkan karena atresia,stenosis atau malrotasi duodenum. Pada umumnya bayi-bayi baru lahir dengan gejala muntah-muntah persisten sejak lahir dan muntah billier. Kira-kira 30 % kasus atresia duodeni disertai Sindrom Down. Sebelum pemeriksaan radiologik sebaiknya cairan lambung dikeluarkan lebih dahulu,kemudia udara dimasukkan ke dalam gaster kurang lebih sebanyak 50 cc. Pada atresia duodenum,foto polos abdomen memperlihatkan gambaran double bubble sign dan tidak tampak udara mengisi usus halus dan kolon. Keadaan lain menyerupai hal ini oleh karena anulare pancreas. Pada malrotasi dilakukan pemeriksaan dengan enema barium untuk melihat letak caecum. Pada pemeriksaan dengan barium per oral,letak duodenoyeyenum akan berubah,yaitu di daerah garis tengah pada posisi supine. Pada stenosis duodenum,gambaran radiologis tergantung ringan berat stenosis,maka selain double buble masih tampak udara di usus distal. Pemeriksaan dengan kontras per oral pada duodenal web terlihat gambaran windsock appearance.

Double buble sign

Atresia Jejenum Distensi abdomen yg terjadi bergantung pada tempat obstruksi. Pada foto polos abdomen posisi tegak tampak beberapa gelembung udara dalam usus di kuadran kiri atas.

Kelainan saluran cerna bagian distal


Atresia Ileum Gejala klinis berupa perut kembung. Gambaran radiologik menunjukkan adanya pelebaran usus-usus halus,pada posisi tegak tampak gambaran udara air dalam usus-usus. Pada enema barium tampak kaliber kolon kecil,seringkali disertai dengan perkapuran peritonitis mekonium akibat adanya perforasi intra uterin.

Ileum Mekonium Gejala muntah biasanya terjadi pada hari-hari pertama kehidupan,perut kembung yg progresif dan tidak ada mekonium yg keluar. Sering merupakan manifestasi klinis penyakit fibrois sistika. Ileus mekonium terjadi karena sumbatan oleh mekonium yg tebal dan liat di daerah distal ileum.

Pemeriksaan radiologik foto polos abdomen memperlihatkan dilatasi usus multiple,lengkungan usus yg melebar dalam berbagai ukuran karena mekonium tertahan di beberapa tempat. Tidak ada gambaran udara-air dalam usus. Gambaran buih sabun disebabkan gambaran udara di antara mekonium yg tebal. Enema barium memperlihatkan gambaran mikrokolon. Meconium plug syndrome Gejala klinis berupa evakuasi mekonium yg terlambat dan perut kembung. Ini sebenarnya bukan suatu penyakit ,melainkan hanya gangguan sementara evakuasi mekonium yg biasanya terjadi pada premature atau bayi dengan dehidrasi. Gambaran radiologic berupa gambaran usus yg melebar disertai gambaran udara-air dan kadang lebar disertai gumpalan mekonium. Pada setiap meconium plug syndrome harus dilakukan pemeriksaan enema barium untuk membuktikan tidak ada Morbus Hirschprung dan sering disertai filling defect.

Penyakit Hirschprung (megakolon aganglionik congenital) Gejala klinis berupa evakuasi mekonium yg terlambat,tanda-tanda obstruksi usus berupa perut kembung,muntah hijau atau muntah fekal. Gambaran radiologik foto polos abdomen memperlihatkan dilatasi usus,gambaran udara intraluminar tidak ada di daerah rectum dan massa mekonium yg bertumpuk di dalam kolon. Pemeriksaan enema barium memperlihatkan penyempitan segmen kolon yg aganglionik,biasanya di daerah rektosigmoid dan proksimal daerah patologis terdapat pelebaran usus. Tampak daerah transisi antara kolon proksimal yg melebar dan kolon distal yg sempit,daerah transisi ini berupa perubahan caliber yg mendadak bentuk corong atau terowongan. Tampak pula gambaran kontraksi ireguler.Tampak lekukan-lekukan halus atau spikulasi usus bagian dalam yg sering diintrepretasikan sebagai enterokolitis. Tanda-tanda kontraksi otot berupa lipatan melintang pada mukosa bagian kolon yg melebar atau gambaran cincin multiple serta adanya retensi barium setelah 24-48 jam. Makin muda umur penderita makin kurang ketepatan diagnosis demikian pula pada aganglionosis kolon total dan aganglionosis segmen sangat pendek. Pada neonates sering ditemukan adanya transisi yg berbentuk terowongan yg menimbulkan keragu-raguan.

Stenosis anorektal Gejala klinis berupa perut kembung,konstipasi yg menetap bentuk feses seperti cacing dan bayi merasa tidak enak waktu defekasi. Dengan pemeriksaan colok dubur yg teliti stenosis anorektal dapat ditemukan. Gambaran radiologik pada foto polos abdomen memperlihatkan dilatasi usus-usus dengan massa feses yg bertumpuk dalam kolon.

Atresia Ani (Anus imperforate) Secara klinis pada bayi ditemukan tidak adanya mekonium yg keluar atau tidak adanya lubang anus. Pembagian atresia ani : Atresia ani letak tinggi dengan atresia terletak di atas muskulus levator ani Intermediate Atresia ani letak rendah

Letak Rendah

Letak Tinggi Ileus paralitik Ileus paralitik dapat ditemukan pada keadaan sepsis ,hipokalemi,renjatan neurogenik dan penyakit gastroenteritis. Gambaran radiologik menunjukkan dilatasi usus-usus terutam usus besar disertai dengan penebalan dinding usus. Dapat dilihat fluid level yg umumnya letaknya sejajar. Dengan USG dengan mudah dapat ditemukan adanya ileus paralitik ini dengan tidak adanya peristaltik usus.

Ileus obstruktif Berbeda dengan ileus paralitik,ileus obstruktif pelebaran usus-usus halus lebih dominan dengan gambaran klasik herring bone dan fluid level intraluminer yg bertingkat-tingat (step ladder).Tidak ditemukan gambaran udara distal daerah penyumbatan.

Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan dengan kontras seperti pada keadaan invaginasi ,volvolus kolon sigmoid,dll.Seperti juga pada paralitik,sonografi pada keadaan obstruktif juga dapat menunjang diagnosis.

Peritonitis Gejala klinis berupa perut kembung dan sakit perut disertai suhu tinggi serta muntahmuntah.Pada palpasi sebagian atau seluruh abdomen tegang seperti ada tahanan atau nyeri tekan. Pemeriksaan foto polos abdomen dijumpai asites,tanda-tanda obstruksi usus berupa air-udara dan kadang-kadang udara bebas (perforasi). Biasanya lambung, usus halus dan kolon berdilatasi menyerupai ileus paralitik. Usus-usus yg melebar biasanya berdinding tebal.

Peritonitis mekonium Gejala klinis berupa abdomen yg membuncit sejak lahir,muntah dan edema dinding abdomen kebiru-biruan. Peritonitis mekonium adalah peritonitis non bacterial yg berasal dari mekonium yg keluar melalui defek pada dinding usus ke dalam rongga peritoneum. Defek dinding usus dapat tertutup sendiri sebagai reaksi peritoneal. Bercak perkapuran dapat terjadi

pada waktu singkat. Penyebab perforasi biasanya atresia atau stenosis pada usus,volvolus atau ileus mekonium. Gambaran radiologik berupa tanda-tanda obstruksi distal duodenum,bercak-bercak perkapuran di dalam rongga usus atau peritoneum. Intusepsi (invaginasi) Intusepsi menggambarkan masuknya segmen proksimal usus (intususeptum) ke dalam lumen usus distal. Paling sering di daerah ileokolika,tapi dapt juga yeyuno-ileal dan kolokolika. Gejala klinik berupa sakit perut bagian atas,defekasi darah dan lender,muntahmuntah,teraba tumor dibagian abdomen dan bayi tampak pucat dan berkeringat dingin dan yg sering disertai dehidrasi dan shock. Pemeriksaan radiologis berupa foto polos abdomen mempaerlihatkan tanda-tanda obstruksi usus halus,kadang-kadang tampak sebagai bayangan menyerupai sosis di bagian tengah abdomen. Pemeriksaan USG menunjukkan doughnut sign atau pseudokidney sign. Dengan enema barium tampak defek pemgisian barium yg konveks,barium akan terhenti sementara,bayangan permobil apabila barium melingkari intususeptum.

Appendicitis Pada apenditis akut biasanya tidak diperlukan pemeriksaan radiologic lagi mengingat gejala yang spesifik. Gejala apenditis kronik merupaka sakit perut kronik berulang di sekitar pusat, disertai panas ringan dan kadang-kadang muntah. Gambaran radiologic dapat berupa bayangan apendikolit. Dengan enema barium terdapat non filling appendix, apendiks tampak tidak bergerak, pengisian apendiks tidak rata atau tertekuk tidak bergerak, pengisian apendiks tidak rata atau tertekuk dan adanya retensi barium setelah 24-48 jam. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya edema apendiks. Bolus Askaris Gejala klinis berupa sakit perut hilang timbul, muntah-muntah, kadang-kadang muntah cacing. Gambaran radiologic pada foto polos abdomen berupa bayangan cacing dalam usus yang tampak seperti garis-garis yang sejajar. Dengan kontras barium bayangan cacing menjadi lebih jelas atau tampak massa gumpalan cacing yang dapat menyebabkan obstruksi usus parsial. Necrotizing entero-colitis (NEC) Nec merupakan penyakit yang potensial bersifat letal dengan predileksi utama pada bayi premature. Etiologi sampai saat ini tidak diketahui, akan tetapi pada umumnya diduga bahwa NEC timbul sebagai akibat iskemia intestinal pada bayi rentan yang mengalami stress. Berbagai keadaan seperti prematuritas, kelainan jantung bawaan, asfiksia, sindrom gangguan pernapasan, katerisasi umbilicus, transfuse ganti, infeksi dan komplikasi persalinan seringkali dihubungkan dengan timbulnya NEC. PAda kira-kira 90%, kasus gejala gastrointestinal terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir sampai hari ke-10. Gejala klinis berupa muntah, perut kembung, diare bercampur darah encer atau bekuan darah. Pemeriksaan foto polos abdomen memperlihatkan gambaran radiologic sbb: Dilatasi usus dapat menyeluruh atau hanya mengenai usus halus saja tergantung pada bagian usus yang terkena. Akibat gangguan fungsi biasanya ada hubungannya dengan berat

Klinis, sedangkan distribusi dilatasi usus pada pemeriksaan serial ada hubungannya dengan progesivitas klinis. Pneumatosis intestinalis, yaitu bayangan udara intramural pada dinding usus, gastrer atau rectum, tetapi lebih sering terjadi pada ileum, kolon desendens dan sigmoid, terlihat sebagai gelembung dan garis pararel dalam dinding usus merupakan tanda patognomonik pada NEC yang dapat timbul dan hilang dengan cepat dan biasanya menghilang dalam waktu singkat, paling lama 1 jam. Lenyapnya gas intramural tidak selalu berhubungan dengan perbaikan klinis. Udara dalam vena porta berupa gambaran gelembung radiolusen yang bercabangcabang di daerah perifer hati. Pneumoperitoneum, tampak udara bebas atau cairan dalam rongga peritoneum dan diatasi usus yang persisten. Gambaran ini merupakan isyarat untuk melakukan tindakan bedah. Evaluasi peyakit dilakukan dengan serial dengan interval waktu 12 24 jam. Jika terdapat perbaikan dianjurkan untuk membuat foto setiap 7 10 hari. Beberapa minggu bulan sesudah bayi dipulangkan dalam keadaan sembuh dapat terjadi obstruksi karena striktur pada usus yang terkena.

2. Dermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif disertai gatal yg umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak,sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita(asma,hay fever).Salah satu penyebab tersering pruritus pada anak yg ditandai dengan reaksi peradangan yg berlebihan yg dipercaya menyebabkan kelainan fungsi sel T,kelebihan produksi IgE,dan disfungsi imun yg diperantarai sel.Kelainan kulit berupa papul gatal,yg kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi.

3. Dermatitis atopik didiagnosis

berdasarkan pada gambaran riwayat penyakit yaitu

kronis,kambuhan dan sulit sembuh.Ruam biasanya terjadi pada pasien-pasien yg rentan selama tahun pertama kehidupan,mengenai wajah,leher dan tubuh bayi. Pada anak yg usianya lebih tua,ruam biasanya mengenai lipatan fleksor di siku dan lutut. Erupsi terdiri atas bercak eritematosa dengan batas tidak jelas dan awalnya berupa eksudat,kemudian membentuk krusta.Dijumpai papul atau vesikel.Jika ruam digaruk,maka lesi akan menebal atau likenifikasi serta timbul sisik pada permukaannya.

4. Komplikasi yang sering dijumpai adalah perubahan pigmentasi,pada kasus-kasus berat dipertimbangkan adanya komplikasi gangguan pertumbuhan.Pasien yg mengalami dermatitis atopik berat memiliki resiko terkena infeksi kulit sekunder oleh stafilokokus,herpes primer yg luas dan varisela.

Anda mungkin juga menyukai