Praktikum 1
Praktikum 1
Tp3
3
Amp Amp
6
Amp
AM
Mic
Mod
Mix
Amp
Bfr
LPF
Tp7
Ant
2
Bfr
Osc Osc
5
Bfr
Tp2
Tp4
Tp6
AGC
9
Tp8 BPF
Tp 12
NB Ctrl
Pulse Det
Amp
12
Amp BFR
11
Amp
Amp
SQL
Nb Gate Tp11
IF Filter
Mix
14
SQL Ctrl
Tp 13
Amp
Amp
Amp
Bagian Pengirim Radio AM-SSB a. Sinyal masuk pada input radio SSB, jika dilihat pada Tp1, maka yang akan terlihat ialah sinyal informasi yang masuk ke input radio SSB, sinyal input berupa sinyal dengan frekuensi 1 KHz. b. Pada nomor 2 terdapat osilator yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal carrier yang memiliki frekuensi 10.7 Mhz , pada TP2 akan terlihat sinyal sinusoidal yang memiliki frekuensi 10.7 MHz. c. Pada nomor 3. sinyal informasi di modulasi oleh sinyal carrier, sehingga menghasikan sinyal AM double side band suppress carrier, dengan frekuensi carrier 10.7 Mhz, untuk USB ialah Freq carrier + Freq Informasi, dan LSB mempunyai frekuensi Freq carrier freq informasi. d. Pada TP3, sinyal yang dihasilkan ialah AM DSB suppress carrier. Hasil dari modulasi dengan sinyal carrier 10.7 MHz memiliki double sida band dengan frekuensi tengah 10.7 MHz. e. Pada Nomor 4 di gambar, sinyal DSB suppress carrier ini di filter untuk mendapatkan salah satu sida bandnya saja, masuk ke bagian filter, dalam radio ini yang di ambil untuk kemudian di proses ialah sinyal USB, lalu setelah di filter di kuatkan oleh amplifier, pada TP4 sinyalnya sudah SSB tanpa sinyal carrier f. Pada Nomor 5, sinyal hasil filter berupa sinyal USB dengan frekuensi 10.7 MHz 10.8 MHz. dan sinyal ini merupakan sinyal SSB, tanpa carrier. Dan merupakan rentang frekuensi IF. g. Lalu pada nomor 6, SSB dengan frekuensi 10.8 Mhz di mixer dengan freq osilator untuk mendapatkan sinya RF untuk dipancarkan, pada rasio SSB ini, freq sinyal yang akan di pancarkan jika tidak memiliki sinyal informasi ialah 2,182 Mhz, oleh karena itu freq osilator untuk mixer ini ialah (Freq Mixer 10.7 Mhz = 2.182 Mhz) sehingga freq osilatornya ialah 12.882 MHz. dengan adanya sinyal informasi yaitu 1 KHz, sehingga sinyal RF ouput dari Mixer ialah (12.882 MHz 10.8 MHz) 2.082 MHz h. Lalu sinyal RF di kuatkan oleh Amplifier, dan di filter oleh LPF (Nomor 7) , pada TP 7 akan terlihat hasil ouput dari LPF, ini bertujuan untuk memghilangkan harmonisa harmonisa akibat proses mixer sebelumnya, dan mengambil sinyal yang diperlukan saja. Setelah melewati LPF sinyal RF dipancarkan melalui Antenna (Nomor 8). Penerima radio AM-SSB a. Setelah di terima oleh antenna, pada no 9 ini merupakan sinyal SSB dengan frekuensi 2.082 MHz jika dilihat pada TP 8, maka akan terlihat sinyal SSB dengan frekuensi 10.8 MHz. b. Setelah itu masuk ke BPF, berfungsi untuk menfilter sinyal yang tidak di butuhkan, dan mengambil sinyal yang dibutuhkan saja, yaitu sinyal dengan frekuensi 10.8 MHz.
c. Dikarenakan daya yang diterima oleh antenna sangatlah kecil, oleh karena itu dikuatkan oleh amplifier. d. sinyal SSB ini di mixer (Nomor 10) dengan osilator yang memiliki freq 12.882 MHz, sehingga freq sinyal SSB pada output mixer ialah 10.8 MHz, proses mixer ini bertujuan untuk mengembalikan sinyak SSB pada freq 10.7 + Freq sinyal informasi, di kembalikan pada freq yang sama seperti proses pada pengirim, dan merubah sinyal RF menjadi sinyal IF. e. Pada TP 10 akan terlihat sinyal SSB dengan frekuensi 10.8 MHz,namun bentuk sinyal belum baik, itu dikarenakan masih adanya harmonisa harmonisa hasil proses mixer. f. Lalu sinyal IF 10.8 MHz di kuatkan oleh amplifier. Dan untuk menghilangkan harmonisa harmonisa akibat proses mixer, maka di filter oleh IF Filter (no 11) , ouput dari IF Filter ialah sinyal IF 10.8 MHz yang lebih baik. g. Lalu di perhalus dengan buffer, setelah itu menuju filter AM, ini dimaksudkan untuk menfilter sinyal SSB. h. setelah difilter sinyal SSB dengan freq 10.8 MHz, khawatir dayanya terlalu lemah oleh karena itu kuatkan oleh amplifier (No 12) i. No 13. Blok itu merupakan demodulator, karena SSB tidak memiliki sinyal carrier, sedangkan untuk demodulasi harus mengunakan sinyal carrier, maka dari itu ada yang disebut dengan carrier insertion, pada blok ini, akan di selipkan sinyal yang frekuensinya sama dengan frekuensi carrier yaitu 10.7 MHz, dengan adanya sinyal carrier insertion ini, sinyal SSB dapar didemodulasi, untuk mendapatkan sinyal informasinya, sehingga ouput dari blok ini ialah (10.8 MHz 10.7 MHz = 1 KHz) 1 KHz j. Pada sistem radio SSB terdapat speech clear, berfungsi untuk mengubah ubah frek dari carrier insertion, untuk mendapatkan hasil yang baik, freq carrier harus sama dengan freq carrier di pengirim, speech clear ini berfungsi untuk mengatur agar freq sinyal carrier insertion sama dengan freq sinyal carrier pada pengirim. k. Pada no 14 terdapat squelch control, blok ini berfungsi untuk mengatur output audio, jika tidak ada sinyal informasi sesuai level dari squelch control, maka squelch control akan menon-aktifkan rangkaian output audio, namun apabila squelch control menerima sinyal informasi yang dayanya sesuai level yang di tentukan olehnya, maka squelch control akan mengaktifkan output audio. l. Setelah sinyal informasi dengan frek 1 KHz dengan daya yang sesuai dengan sensitivitas squelch control, maka output audio aktif, dan sinyal informasi bisa terdengar.
VHF-FM
Sinyal Informasi freq 455 KHz Sinyal FM freq 11.167 MHz Sinyal FM freq 134 MHz daya rendah
4
Amp
Ant
Tp1
1
Mod
Tp3
Tp4
5
BPF
Couple
Tp5
Amp
Multi 12x
Amp
Bfr
2
Bfr
Tp2 Osc
3
Power Crtl
Amp
Det
10
Sql Ctrl
Amp
9
Discrimin ator Bpf 455 KHz
Amp Amp
Tp14
8
MIX 2nd
Tp12
Tp11
Tp10
Tp6
Amp
Mix
BPF
Speaker
Tp8
Tp13
Tp16
7
Tp9
FM Bagian Pengirim a. Sinyal informasi di inputkan pada input radio FM, sinyal informasi memiliki freq 455 KHz. b. lalu di modulasi (no 1) oleh sinyal carrier dari osilator yang memiliki freq 11.167 Mhz, sehingga menghasilkan sinya FM dengan freq 11.167 MHz. c. setelah itu, pada nomor 2 yang merupakan multi devider 12X, ini bertujuan untuk mengalikan freq modolusasi 12 kalinya, sehingga freq modulasi pada output multi devider ialah 134 Mhz. mengunakan multi devider dikarena tidak ada crystal yang memilik freq sebesar 134 Mhz. sehingga di buatlah rangkaian pengali frequensi. d. Lalu di kuatkan oleh amplifier, pada TP4, sinyal FM belum memiliki daya yang besar (no 3), lalu di kuatkan oleh amplifier, dan daya sinyal FM sudah besar (no 4). e. Sinyal FM daya nya sudah besar ini dibutuhkan sistem proteksi (Blok no 6), apabila terjadi kesalahan seperti tidak tersambungnya antenna, sehingga akan terjadi pantulan sempurna dan sinyal pantul tersebut dapat menghacurkan amplifier, maka di buatlah sistem proteksi, sebelum menuju antenna, sinyal RF di couple (no 5) lalu di melewati RF detector, sehingga menjadi sinyal DC yang mana SInyal DC ini berfungsi untuk switching power control amplifier, sehingga apabila terjadi pantulan sempurna, sinyal akan di couple, lalu mengaktifkan power control untuk me-off kan amplifier, sehingga amplifier tidak rusak oleh sinyal pantul. f. Setelah di kuatkan, sinyal FM di filter oleh BPF, bertujuan untuk memperoleh sinyal yang benar benar di butuhkan. Setelah itu dipancarkan dengan Freq sinyal FM 134 Mhz. FM Bagian Penerima a. Setelah di terima oleh antenna, di filter terlebih dahulu, setelah di filter dan didapatkan hanya sinyal FM dengan Freq 134 Mhz b. Lalu di MIXER untuk mengeser RF ke freq IF, di mixer dengan osilator 123.3 MHz, sehingga freq output mixer 10.7 Mhz c. Untuk osilator mixer mengunakan crystal dengan freq 13.7 MHz, lalu di kalikan dengan 9x (no 7),dan ydi gunakan ialah sinyal perkalian ke-sembilan, sehingga menghasilkan sinyal dengan freq 123.3 MHz. d. Sinyal RF FM dengan freq 134 MHz, di mixer dengan sinyal freq 123.3 MHz, sehingga hasil dari mixer sinyal IF dengan (134 MHz 123.3 MHz) freq 10.7 MHz. e. Setelah itu di kuatkan oleh amplifier, dan di filter dengan BPF, bertujuan untuk menghilangkan harmonisa harmonisa akibat proses mixer. f. Ketika di cermati, pada tp 11 akan terlihat sinyal dengan freq 10.7 MHz, namun bentuk sinyalnya masih belum baik, itu diakibatkan adanya harmonisa akibat proses mixer, dan ketika di lihat pada Tp 12, bentuk sinyal akan jauh lebih baik, baiknya sinyal ini karena sebelumnya telah di filter dengan BPF 10.7 MHz. g. Setelah itu kembali proses mixer kedua (no 8) bertujuan untuk mengeser sinyalke freq 455 KHz, dengan freq crystal 11.155 MHz, sehingga output mixer sinyal dengan (11.155 MHz 10.7 MHz) freq 455 KHz.
h. Setelah itu di kembali di filter dengan BPF 455 KHz, sama seperti sebelumnya, filter bertujuan untuk menghilangkan hasil harmonisa harmonisa akibar proses mixer. i. Lalu sinyal dikuatkan oleh amplifier, setelah itu, sinyal FM di demodulasi dengan discriminator, sehingga output dari discrimanor ialah sinyal informasi. j. Setelah melewati proses demodulasi oleh discriminator, sinyal kembali dikuatkan oleh amplifier, khawatir daya sinyal terlalu kecil. k. Pada radio FM ini terdapat squelch control (no 10), rangkaian ini berfungsi untuk mengatur on-off nya audio, ketika tidak ada sinyal yang dayannya sesuai batas squelch,maka ia akan mengaktifkan audio, ketika tidak, maka audio off. l. Sinyal informasi dengan daya yang sesuai dengan batas squelch mengaktifkan audio, sehingga sinyal dengan freq 455 KHz dapat didengar.
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013
A. Pesawat Komunikasi Radio Ada beberapa tipikal pesawat komunikasi radio yang umum digunakan dewasa ini, diantaranya adalah radio FM base dan FM 2-way mobile yang digunakan oleh polisi, pemadam kebakaran, perusahaan utilitas umum dan pengguna lainnya. Dibidang militer, FM ground communication juga secara luas digunakan. Radio SSB untuk komunikasi jarak jauh dan radio UHF/VHF FM digunakan untuk komunikasi lalulintas udara. Walaupun radioradio ini digunakan untuk keperluan berbeda, tetapi tujuan utamanya adalah untuk menyediakan sarana komunikasi dan transfer suara (voice) atau data dari satu lokasi ke lokasi lain. Walaupun radio khusus tetapi mempunyai kesamaan secara blok diagram. B. Beberapa contoh lain dari pesawat penerima Berikut adalah beberapa contoh lain dari pesawat penerima : Satellite Home TV Aircraft/Marine RADAR LORAN C Penerima lainnya termasuk satellite home tv, aircraft navigation, marine/airborne ADF (Automatic Direction Finder), Loran C, digital radio, radar dsb, tipikalnya mereka mempunyai RF amplifier/local oscillator/ dan IF amplifier tetapi biasanya berbeda dalam hal bagaimana informasi dipresentasikan kepada sipengguna (user). Output penerima bisa berupa layar CRT (radar, satellite tv), meter (aircraft VOR dan ILS receivers), digital displays (LoranC navigation receiver), digital printer (transmisi data) atau beberapa bentuk lainnya selain audio biasa.
Gambar 1. Blok Diagram Sistem Penerima Radio FM Tingkat pertama adalah bagian RF tala. Bagian ini memperkuat dan memfilter sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki. Penguat RF lebih lebar dibandingkan penguat IF. Sinyal yang dibangkitkan oleh osilator local dicampur dengan sinyal RF yang masuk untuk diturunkan ke frekuensi IF. Bagian IF memberikan penguatan dan selektivitas pada pesawat penerima. Hampir kebanyakan penerima FM mempunyai pembatas (limiter) pada bagian IFnya untuk mengurangi noise pada output IFnya. Sinyal tersebut kemudian diteruskan ke sebuah rangkaian diskriminator, FM detektor, atau AM detector dimana sinyal modulasi akan diperoleh. Kemudian sinyal hasil demodulasi tersebut diumpankan kepenguat audio dan rangkaian squelch, ketika digunakan, penguat audio dimatikan kecuali ada sinyal yang masuk atau diterima.