Sebuah contoh bandul puntir ditunjukkan oleh Gambar 6, terdiri dari sebuah kawat vertikal yang diujungnya tergantung sebuah batang (benda) yang diikat secara harisontal. Osilasi terjadi dalam bidang horisontal, dengan simpangan berupa sudut puntir sebesar .
Gambar . Bandul puntir. Periode osilasi bandul puntir, untuk sudut simpangan yang kecil ( < 10):
T = 2
I ,
(29)
dengan I adalah momen inersia benda, adalah tetapan puntir kawat, dan Persamaan geraknya juga diungkapkan oleh persamaan (27).
2 Gerak Harmonik Teredam Jika gesekan yang dialami oleh sistem yang berosilasi juga ditinjau ini yang terjadi dalam keseharian maka osilasi akan mengalami redaman, geraknya disebut gerak harmonik teredam. Sebagai contoh, redaman dapat berasal dari gesekan dengan udara, atau air, seperti ditunjukkan oleh Gambar 7. Karena sistem mengalami gesekan, maka tenaganya mengalami dissipasi dan berkurang terus menerus, sehingga amplitudo osilasi terus berkurang.
Gambar . Sistem mengalami gerak harmonik teredam. Umumnya, gaya gesek fg sebanding dengan kecepatan benda v, ditulis:
f g = cv ,
dengan c adalah tetapan kesebandingan. Gerak harmonik teredam dibagi menjadi 3 kelompok:
(22)
x( t ) = A1e 1t + A2 e 2t
dengan
(23)
1
c c2 k 2 1 = + 2 2m m 4m c c2 k 2 2 = 2 2m 4m m
kondisi awal gerak sistem. 2. Teredam kritis (critical damping) - Ini terjadi jika c 2 4mk = 0 - Persamaan gerak:
1
(24.a)
(24.b)
(25) dengan = c/2m adalah tetapan redaman, A dan B adalah tetapan-tetapan yang ditentukan dari keadaan awal sistem. 3. Kurang teredam (underdamping) - Ini terjadi jika c 2 4mk < 0 - Persamaan gerak: (26) dengan = c/2m adalah tetapan redaman, A adalah amplitudo awal, dan d adalah frekuensi osilasi kurang teredam yang memenuhi:
1
x( t ) = ( At + B ) e t
x( t ) = A e t cos( d t + ) ,
k c2 2 d = m 4m 2 =
2 0
2 .
(27)
Besaran 0 = k m disebut frekuensi alamiah sistem. Secara grafik, ketiga gerak harmonik teredam tersebut di atas diperlihatkan oleh Gambar 8.
(a)
(b) Gambar Grafik simpangan terhadap waktu dalam gerak harmonik teredam.
3 Gerak Hamonik Teredam Terpaksa dan Resonansi Dalam osilasi teredam, tenaga terdissipasi secara kontinyu sehingga amplitudo osilasi berkurang. Untuk mempertahankan sistem yang teredam ini agar tetap berosilasi, maka tenaga harus dipasok kepadanya. Dalam hal ini, sistem dikatakan mengalami osilasi terpaksa.
Kita anggap gaya pemakasa (gaya luar) memiliki bentuk persamaan: (28) dengan F0 adalah amplitudo gaya pemaksa, dan disebut frekuensi sudut paksa. Persamaan gerak sistem:
Fluar = F0 cos t ,
x( t ) = A cos ( t ) ,
dengan - amplitudo
(29)
A=
m 2 02 2 tg =
F0
+ c 2 2
(30)
m 2
2 0
(31)
Jika frekuensi sudut paksa hampir sama dengan frekuensi alamiah sistem 0, yaitu ( 0), maka daya rerata yang diberikan oleh gaya pemaksa kepada sistem menjadi maksimum. Inilah yang dinamakan sebagai resonansi, dan 0 dinamakan juga sebagai frekuensi resonansi. Gambar 9 memperlihatkan grafik amplitudo osilasi A() versus frekuensi gaya pemaksa menurut persamaan (30) Faktor kualitas Q adalah ukuran ketajaman resonansi, yang dirumuskan sebagai
Q=
dengan disebut sebagai lebar resonansi, yang ditentukan sebagai lebar kurva resonansi di ketinggian 1
0 ,
(32)
PENYELESAIAN SOAL-SOAL
1. Jika pegas ditarik sejauh 2,0 cm oleh benda bermassa 0,50 kg, tetapan pegas adalah? Jawab :
k=
( 2,0 x10
sin =
x 5cm 1 = = L 50cm 10
= mg sin
1 = 2 x10 (10)
200 gram 5 cm
1 = 0,2 N 10
a=
Fp 0,2 N = = 1m / s 2 1 m 2 x10 kg
3. sebuah benda melakukan gerak harmonik dengan periode T. Berapa waktu minimum yang diperlukan benda agar simpangan sama dengan setengah amplitudonya? Jawab : y = A sin dengan = t + 0 y = A (diketahui) Dengan demikian A sin Sin Anggap 0 =A = = sin /6 rad karena sin /6 = sin 300 = = /6 rad = 0, maka = t = /6 rad
1 2 T = T t = x 6 2 12 T
4. Pada getaran harmonik pegas, jika massa beban yang digantung pada ujung bawah pegas 1 kg, periode getarannya 2 sekon. Jika massa beban ditambah sehingga menjadi 4 kg, tentukan periode getarannya. Jawab : massa m1 = 1 kg , peiode T1 = 2 s massa m2 = 4 kg , periode T2 = ?
m2 T2 k = = T1 m1 2 k 2 T2 = T1 = ( 2s ) m2 m1 4kg = 4s 1kg
m2 m1
a. Berapa energi total benda tersebut? b. Berapa kecepatan maksimum benda tersebut? Jawab : massa m = 3 kg; amplitudo A = 10 cm = 10-1 m; frekuensi f = 2 Hz
T=
1 m = 2 f k
1 m = 4 2 2 f k
k = 42 m f2 = 42 (3)(2)2 = 48 2 Dengan demikian, energi total, ET, adalah ET = KA2 = (48 2)(10-1)2 = 0,24 2 J
vm = A
k = 10 1 m
48 2 = 10 1 ( 4 ) = 0,4m / s 3