Untuk memenuhi salah satu tugas persentasi mata kuliah Filsafat dan Pengetahuan Lingkungan
Anggota : Risa Fathonah 1210705121 Ruri Rudyansah 1210705126 Salman Hadi 1210705129 Sarni 1210705131 Ute Juli Kurnia 1210705146 Wahyu 1210705147 Wildan Agbu H 1210705151 Yogi Putra M 1210705157 Zaenal Maruf 1210705159 Zaka Faisal H 1210705160
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013
KATA PENGANTAR Segala puji dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya lah masih diberi nikmat umur yang dapat kita pergunakan untuk beribadah kepada-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, para tabiit-tabiin, dan mudahan mudahan sampailah kepada umatnya yang mengkuti jejak langkah beliau hingga akhir zaman, Amin. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas persentasi yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Filsafat dan Pengetahuan Lingkungan. Mohon kritik dan saran agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Akhir kata semoga malalah ini dapat bermanfaat.
Terima Kasih
Bandung, Maret 2013
Penyusun
PENDAHULUAN 4OE_ 1=OE^- O) )OE^- @O4l^-4 E) ;e4:=OE OguC +EEL- _CONOg 4*u4 Og~-.- W-OUgE _^UE 4pON_O4C ^j Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar-Rum [30]: 41) Islam adalah agama yang memiliki misi dan ajaran yang universal: memberi rahmat untuk semesta alam (rahmatan lil alamin), dan memiliki ajaran yang sistematis dan kompreahensif tentang relasi antara Allah, manusia, dan alam. Dalam Islam, alam adalah ciptaan dan anugerah. Karena diciptakan, maka alam bersifat sempurna, teratur, dan bermakna. Alam sebagai anugerah dan rahmat yang tak mengandung cela dan disediakan untuk manusia. Tujuan diciptakannya alam agar manusia memungkinkan untuk melakukan amal shaleh dan mencapai kebahagiaan lahir batin. Konsep teosofi Islam menyatakan bahwa secara hirarki lahiriyah kosmis, alam memang telah dipersiapkankan untuk manusia, untuk kemaslahatan hidup di dunia. Secara hirarki batiniyah kosmis, alam dan manusia sama-sama ciptaan Allah. Dalam memanfaatkan alam manusia tidak boleh mengabaikan spiritualitasnya apalagi berusaha untuk mereduksinya secara ektrim seperti yang dilakukan oleh Barat yang materialistis. Dalam Al-Quran Allah menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan sebagai wakil-Nya (khalifah) di atas bumi dan juga sebagai hamba Allah. Manusia harus memahami cara memposisikan diri dalam lingkungan alam semesta, dan cara memperlakukan alam. Sebagai khalifah manusia punya kedudukan yang istimewa dibandingkan mahluk yang lain. Dengan demikian seharusnya manusia memiliki kemampuan mengenal dan memahami lingkungan alam sekitarnya, sehingga dalam mengekploitasi sumber daya alam tetap mempertimbangkan etika. Orientasi ilmiah manusia (kemampuan mengenal dan memahami) dilengkapi dan harus dibimbing oleh nilai-nilai ruhaniah (ajaran Islam), yaitu nilai yang memancar dari kesadaran sebagai mahluk yang berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Jabatan khalifah menuntut manusia untuk aktif memelihara dan memakmurkan alam. Sedangkan sebagai hamba, manusia dituntut pasrah kepada Allah. Jika manusia hanya diberi kedudukan sebagai khalifah, tanpa dibarengi kedudukannya sebagai hamba, maka kekhalifahan manusia akan berakibat pada sikap antroposentrisme mutlak, yang sekarang dituduh paling bertanggung jawab terhadap kerusakan alam (lingkungan). Kedudukan tersebut membawa konsekuensi ditundukkannya (taskhir) alam bagi manusia, sebagaimana disebutkan Al- Quran, Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi ? (QS. [22]: 65). Konsep taskhir tidak dapt diartikan penaklukan alam sebagaimana telah diklaim oleh sejumlah kaum muslimin modern yang haus kekuasaan seperti yang dijanjikan sains modern kepada mereka. Ayat tersebut dimaksudkan, bahwa dominasi manusia terhadap apa yang ada di bumi diperbolehkan bagi manusia sepanjang tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Jadi konsep taskhir pada dasarnya merupakaan penegasan (reinforcement) Allah terhadap kedudukan manusia sebagai khalifah. Oleh karena itu, konsep taskhir tidak dapat dipisahkan kedudukan manusia sebagai khalifah sekaligus sebagai Abdullah. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature) Allah Swt. Berfirman, Dan tiadalah kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiya 107) . Sesuai dengan tujuan ini, wajar apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta. Hormat terhadap alam merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Seperti halnya, setiap anggota komunitas sosial mempunyai kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama (kohesivitas sosial), demikian pula setiap anggota komunitas ekologis harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis itu, serta mempunyai kewajiban moral untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis, alam tempat hidup manusia ini. Allah Swt. Berfirman, Dan tiadalah kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiya 107). Sesuai dengan tujuan ini, wajar apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mewajibkan manusia untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta. Menghormati alam merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Setiap anggota komunitas ekologis harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis itu, serta mempunyai kewajiban moral untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis, alam tempat hidup manusia ini. sebagai khalifah di muka bumi dan secara ontologis manusia adalah bagian integral dari alam sebagaimana firman-Nya. Kenyataan ini melahirkan prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya.
PEMBAHASAN Sikap Islam Terhadap Alam
Hubungan Manusia Dengan Alam. Pada dasarnya manusia memiliki hubungan yang erat dengan alam , karena alam merupakan tempat dimana diri nya berpijak dari mulai lahir sampai manusia menyatu kembali dengan alam, kerisis alam yang dihadapi bumi saat ini adlah bentuk ketidak harmonisan hubungan antara manusia dan alam. dengan kata lain apakah manusia masih membutuhkkan alam? baik kebutuhan secara materil atau spiritual, karena pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan secara materil dan spiritual seperti kebutuhan material contohnya berkaitan dengan sandang, pangan, air, papan, obat dan sebaginya. Sedangan kebutuhan spiritual contohnya pengetahun, pendidikan, agama, gagasan, folosofis, ideology, prinsip moral dan lain sebagianya. Ada beberapa pendapat tentang kebutuhan manusia diatas mana yang dianggap primer dan mana yang di anggap sekunder. Ada beberapa pendapat tentang dua hal tersebut diantaranya : 1. Pendapat yang mengemukakan bahwa kebutuhan material lah yang utama dan lebih penting kemudian kebutuhan spiritual , karena ketika manusia lahir ke bumi ia tidak memerlukan kebutuhan spiritual melainakan ia membutuhan hal-hal yang bersifat materil baru kemuadian setelah ia mulai berkembang secara alamiah ia memerlukan kebutuhan secara spiritual jadi pada dasarnya kebutuhan material adalah kebutuhan primer sedangkan kebutuhan spiritual adalah kebutuhan sekunder. Berhubungan dengan hal di atas, Hymen Louis mengataan dalam bukunya Philosophial Ideas menyataan :
karena eksistensi manusia arahnya material, maka selaras dengan kebutuhan material zamannya, manusia mengajukan berbagai teori mengenai dunianya, masyarakatnya, seninya, dan moralitasnya. Semua manifestasi intelektual merupakan produk yang dihasilkan dari berbagai kondisi material dan metode produksi.
2. Pendapat yang kedua mengemukakan bahwa kebutuhan spiritual lebih penting di bandingkan kebutuna materil kebutuhan materil yang terpendam akan terus berkembang sehingga pada suatu tahap ia snggup untuk mengorbankan kebutuhan materil demi kebutuhan spiritual. Dengan kata lain kenikmatan spiritual lebih kuat dibandingkan dengan kenikmatan materil. Hubungan antara manusia dan sekitarnya yang pertama hubungan yang bersifat materil karena memenuhi ebutuhan duniainya, dan tida memiliki nilai intrinsic , maka manusia tidak memiliki tanggung jawab apapun terhadap alam. Hubungan yang kedua adalah menempatkan alam sebagai objek yang memiliki efek mental dan spiritual padadiri manusia. Dua Bentuk Hubungan 1. Hubungan Material Alam adalah sarana untuk menyempurnakan kebutuhan spiritual manusia. Al quran menyetakan baha pola konsumtif hidup manusia adalah mendekatkan meraka terhadap kekufuran.
2. Hubungan Spiritual
Alam adalah sumber pengetahun dan gagasan bagi manusia, sedangkan menuntut ilmu merupakan kewajiban gadi umat muslim. Allah mengataan bahwa orang orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan di tinggikan derajatnya. Misi Manusia Alam dan isi nya merupa ciptaan sang maha kuasa yang di ciptakan untuk keselarasan kehidupan manusia di muka bumi sejatinya alam adalah milik sang pencipta bukn milik kita, kita hanya di pinjamakan dan suatu saat harus dikembalikan, sebagai mana barang pnjaman baha kita harus menjaga nya dengan baik . Manusia yang baik adalah manusia yang senantiasa menjaga titipan allah ini yaitu menjaga alam dan isi nya menjaga dari kerusakan.
PENUTUP Kesimpulan + Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekofeminisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain. + Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.