Anda di halaman 1dari 10

Ari, Sang Kuntum Kebanggaan

Resensi Novel Luruh Kuncup Sebelum Berbunga Oleh: Aulia Siamanda XI IPA 3

SMA Negeri 3 Bandung 2012

Identitas Buku
1.

2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.

Judul Buku : Luruh Kuncup Sebelum Berbunga Pengarang : Mira Wijaya Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun : 2002 Jumlah Halaman : 192 Ukuran buku : 11 x 18 cm Harga Buku :Ilustrasi Cover : Kuncup bunga yang putih, bersih, dan segar dengan latar belakang hijau tua. Warna hijau menjadi lebih terang pada bagian judul dan nama pengarang. Huruf nama pengarang dan judul timbul.

Pendahuluan
Tentang Mira W. Mira Wijaya, seorang penulis yang mengawali kariernya pada tahun 1975 kini telah menghasilkan genap 60 novel. Cerbungcerbungnya sudah banyak yang dibukukan dan novel-novelnya pun banyak difilmkan. Selain menulis, Mira W. juga menekuni profesinya yang lain sebagai seorang dokter dan staf pengajar di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Sinopsis
Pernikahan Kris dan Dewi tidak direstui oleh orangtua Kris karena dendam masa lalu yang mendalam. Dendam karena Tato, kakak Dewi, membunuh Handi, kakak Kris, secara tidak sengaja ketika sedang mabuk. Dendam itu memutuskan hubungan Kris dan orangtuanya sejak pernikahan Kris dan Dewi. Penantian dan doa Kris dan Dewi selama 8 tahun untuk memiliki seorang anak terkabul. Mereka dikaruniai seorang anak yang lucu dan montok bernama Ari. Ari adalah seorang anak yang ceria dan merupakan kebanggaan Kris dan Dewi. Ari bersahabat dengan Pinta, seorang gadis buta dan miskin. Ari selalu bermain bersama Pinta dengan memboncengnya di sepeda baru hadiah ulangtahunnya yang ke-5. Mereka selalu bercanda dan tertawa bersama. Ari juga sering memberikan makanan ketika Pinta kelaparan. Di usia Ari yang ke-5, Kris dan Dewi memutuskan untuk membawa Ari bertemu orangtua Kris. Terlintas kebanggaan, kebahagiaan, dan kerinduan di mata orangtua Kris ketika mereka bertemu kembali dengan putra dan keluarganya setelah bertahun-tahun terpisah. Namun sejenak, kesombongan dan keangkuhan itu kembali

Suatu hari, ibu Kris berkunjung ke sekolah Ari. Dia mengajak Ari untuk bermain di rumahnya. Ari dengan gembira ikut dengan neneknya. Dewi sangat terkejut, namun membiarkan Ari ikut karena mungkin inilah satu-satunya jalan untuk memperbaiki hubungan mereka. Hampir setiap hari Ari mampir dan bermain di rumah kakek dan neneknya. Hati kakek dan neneknya pun luluh karena Ari yang sangat tulus dan telah membawa kembali kebahagiaan dan keceriaan yang telah lama hilang. Ari sering membantu neneknya merajut dan membantuk kakeknya membersihkan kandang burung. Suatu hari, Ari jatuh sakit. Berdasarkan rujukan dokter, Ari harus dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Ada biji di tengah otak Ari. Dengan bermodalkan seadanya, Kris dan Dewi yang amat sedih membawa Ari ke Jakarta. Sesaat sebelum keluarga kecil itu berangkat, Pinta telah menunggu di depan rumah Ari untuk bermain bersama. Pinta sedih sekali ketika mengetahui bahwa Ari harus dirawat di rumah sakit. Namun Ari menghiburnya dan mengatakan untuk menghubungi Ari lewat awan yang selalu bergerak. Orangtua Kris yang khawatir karena Ari tidak pernah berkunjung lagi juga tiba-tiba sudah berada di depan pintu. Sontak Kris menangis dan memeluk ibunya. Mereka menangis bersama. Ibu Kris menyodorkan amplop berisi uang untuk membantu pengobatan Ari. Ayah Kris yang tegas masih berdiri tegap di dekat pintu mobil dengan mata berkaca-kaca. Kris melupakan semua yang telah terjadi selama bertahun-tahun dan memeluk ayahnya.

Berdasarkan pemeriksaan dokter, Ari menderita tumor otak yang hanya bisa disembuhkan dengan kemoterapi atau operasi otak. Kris dan Dewi memutuskan untuk menjalankan kemoterapi karena operasi otak beresiko besar untuk kehilangan Ari. Semakin hari, kondisi Ari semakin memburuk. Kris dan Dewi menyadari bahwa inilah saatsaat terakhir mereka dengan Ari. Kris dan Dewi bertekad untuk mewujudkan permintaan-permintaan terakhir Ari. Kris dan Dewi membawa Pinta ke Jakarta. Pinta menghibur Ari dan memberinya semangat untuk hidup. Namun Ari berkata bahwa Ari ingin mendonorkan matanya untuk Pinta sehingga Pinta bisa melihat kembali. Pinta menangis mendengarnya. Suatu hari, Ari koma. Orangtuanya, kakek dan neneknya, dan Pinta terus berdoa untuk kesembuhan Ari. Pada masa itulah, luruh benteng kesombongan dan dendam orangtua Kris. Keluarga itu bersatu kembali demi sang kuncup kecil yang kini sekarat. Kabar buruk terdengar, ayah Kris meninggal dunia sesaat setelah dia melupakan dendamnya. Kesedihan Kris sudah tak terbendung lagi. Dia merasa bahwa kali ini dia akan kehilangan Ari juga. Setelah Kris pulang dari menguburkan ayahnya, Ari yang ceria dan lucu menyusul kakeknya pergi. Ari menghembuskan nafas terakhirnya di sekeliling orang-orang yang sangat dia cintai. Kini, hubungan Kris dan orangtuanya kembali baik dan erat. Pinta juga sudah bisa melihat kembali berkat mata pemberian Ari. Pinta melihat awan-awan yang berarak dan menyampaikan pesan rindu dan terima kasihnya untuk Ari.

Kutipan-kutipan
Rasanya Ari sudah nggak kuat, Pa. Jalan saja nggak bisa, bagaimana bisa genjot sepeda? Kalau Ari bisa kasih satu mata buat Pinta Kalau Tuhan Cuma mau mengabulkan satu permintaan saja, tolong kabulkan permintaan Pinta! Jangan permintaan Ari. Ari selalu berdoa supaya Pinta bisa lihat lagi. Tapi Pinta sudah lama buta. Buta terus juga nggak apa-apa. Sama saja. Tapi Ari biasanya bisa lihat. Bisa ngomong. Bisa ketawa. Bisa cerita. Tolong, Tuhan, suruh Ari bangun!

Ulasan
Kisah yang disajikan Mira W. dalam novel yang cukup tipis ini dapat membawa kita pada beragam perasaan seperti keceriaan, kepiluan, dan keharuan yang tersusun secara apik dan menarik dengan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Walaupun ada beberapa istilah kedokteran, namun Mira W. dapat mendeskripsikannya dengan baik sehingga pembaca mengerti. Buku ini patut dibaca supaya kita menyadari betapa berharganya waktu yang Tuhan berikan kepada kita. Walaupun waktu kita tinggal sedikit, kita harus berusaha untuk memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi orangorang yang kita cintai. Melalui novel ini juga kita belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain karena dengan memaafkan, hidup akan terasa lebih ringan dan bahagia.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan: 1. Novel ini cukup tipis dengan ukuran tulisan yang pas membuat pembaca nyaman dalam menikmati isi novel 2. Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit sehingga mudah dimengerti 3. Alur maju yang digunakan dalam novel mengalir dengan baik dan tersusun rapi sehingga tidak membingungkan 4. Kisah dalam novel mengharukan dan mengandung petuah-petuah Kekurangan: 1. Ada beberapa kejadian yang mirip dan terasa kurang penting

Kuncup itu telah gugur Luruh sebelum berbunga Tetapi Dia gugur untuk menjadi pupuk kehidupan Bagi alam sekitarnya

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai