Pada dasarnya tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar mahasiswa terampil dalam berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis. Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu cara yang efektif bagi kita untuk berkomunikasi. Dengan berbicara kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat. Namun alangkah bijaksananya jika kita memperhatikan cara berbicara maupun isi dan materi yang kita bicarakan. Jangan sampai ungkapan banyak bicara banyak berdosa sampai menjangkiti kita. Dalam dunia akademik, kegiatan berbicara di depan umum atau berpidato atau public speaking atau presentasi bukanlah hal baru. Tentunya mahasiswa pernah melakukan presentasi, diawali dengan presentasi-presentasi di ruang kuliah, seminarseminar, sampai suatu saat nanti akan menghadapi ujian sidang skripsi atau laporan tugas akhir.
BAB II PEMBAHASAN
A. Berbicara
1. Pengertian Guntur Tarigan (1980:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian, jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara. Sejalan dengan pendapat di atas, Djago Tarigan (1990:149) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian sangat berat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yakni bunyi bahasa. Pendengar kemudian mencoba mengalihkan pesan dalam bentuk bunyi bahasa itu menjadi bentuk semula. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara itu lebih daripada sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. 2. Tujuan Berbicara Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan, pembicara harus mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya. Tujuan umum berbicara menurut Djago Tarigan (1990:149) terdapat lima golongan berikut ini. a) Menghibur b) Menginformasikan c) Menstimulasi
Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari tujuan berbicara lainnya, sebab berbicara itu harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. d) Menggerakkan Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
1 2
Nanih Machandrawaty, dkk., Teknik Debat dalam Islam, (Yogyakarta: CV Pustaka, 2003), h. 219. Maidar Arsjad, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1998), h. 69. 3 Siti Sahara, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK, 2009), h. 26. 4 Siti Sahara, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK, 2009), h. 32.
3. Pembicara hendaknya mengumpulkan data, fakta, referensi ataupun pandangan para ahli untuk mendukung makalah yang dibuatnya. 4. Pembicara mengklasifikasikan bahan yang telah dikumpulkan. 5. Pembicara menyusun rancangan makalah berdasarkan klasifikasi data, fakta, referensi, dan tujuan yang akan dicapai dalam pembicaraan. 6. Pembicara menguraikan rancangan tersebut menjadi karya tulis yang sistematis dan terperinci.
terperinci dan diwujudkan dalam bentuk naskah lengkap dan tinggal menyampaikan dalam presentasi. c. Siapkan Bahan Humor. Humor merupakan salah satu alat komunikasi yang efektif. Agar suasana tidak kaku, berikan selingan berupa humor segar dan positif di sela-sela presentasi.
2. Alat Bantu Presentasi Alat bantu presentasi dihadirkan dengan tujuan agar pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan kepada audiens atau pembaca lebih jelas. Pemikiran alat bantu presentasi bergantung pada suasana lokasi/ tempat seorang pembicara akan melakukan presentasi. Ketidaktepatan pemilihan alat bantu tidak hanya menganggu jalannya presentasi, tetapi juga akan mempengaruhi penilaian yang kurang baik bagi pembicara. Cukup bervariasi alat bantu presentasi sejalan dengan perkembangan teknologi multimedia seperti blackboard, whiteboard, flipchart,Transparancy Overhead Projektor (OHP), slide dan Liquid Chrystal Display (LCD). Sebelum menggunakan alat bantu presentasi tersebut, seorang pembicara harus memilik kemampuan mengoperasikan alat bantu. Hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan teknik. 3. Analisis Bahasa Tubuh Gerakan yang dilakukan oleh pembicara dan bahasa tubuh (body language) penting karena akan berpengaruh pada keberhasilan penyampaian pesan yang ingin dikomunikasikan. a. Kontak mata b. Senyuman c. Ekspresi wajah d. Gerakan anggota tubuh e. Percaya diri f. Cara menanggapi pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsjad, Maidar. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Kuntarto, Niknik M. 2010. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir.Jakarta: Mitra Wacana Media. Machandrawaty, Nanih dkk. 2003. Teknik Debat dalam Islam. Bandung: CV Pustaka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sahara, Siti dkk. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Buku 1 : Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1980. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.