Anda di halaman 1dari 6

Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya

A. Biosfer dan Makhluk Hidup 1. BIOSFER

Biosfer : Lapisa-lapisan horizontal di bumi dan di atas muka bumi tempat makhluk hidup berada dan melangsungkan aktivitasnya (Troposfer, Litosfer, dan Hidrosfer)

Kondensasi saat pembentukan bumi menyebabkan lapisan-lapisan di bumi memadat sedangkan lapisan udara diatas muka bumi membungkus bumi dengan gas-gas (Atmosfer). Lapisan atmosfer : troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer.

2. Sel Sebagai Suatu Unit

Kehidupan suatu organisme atau makhluk hidup tidak akan berlangsung tanpa adanya sel-sel tubuh organisme tersebut

Sel adalah bagian terkecil dari tubuh sustu organisme yang menyelengarakan aktivitas hidupnya.

Sel terdiri dari inti sel dan sitoplasma

Komposisi kimia sel tetap untuk masingmasing spesies, metabolisme, iritabilitas, reproduksi, tumbuh menjad besar dan berdaur hidup

3. Reproduksi Sel dan Mkhluk Hidup Reproduksi sel terjadi dengan dua cara : Amitosis (pembelahan tidak langsung) dan mitosis (pembelahan langsung)
Reproduksi mitosis pada hewan

dengan tahapan : Interfase, profase, prometafase, metafase, Anafase, dan telofase Reproduksi amitosis : memperbanyak jumlah sel. Reproduksi makhluk hidup bertujuan untuk memperbesar populasi dan spesies organisme tersebut. Reproduksi makluk hidup : Aseksual (primitive) tunas, spora, pembelahan / vegetatif Seksual (tingkat tinggi)persatuan sel-sel kelamin/ gamet B. Asal Mula Kehidupan di Bumi Ketika bumi terbentuk dan masih panas dan kemudian mendingin diduga belum ada kehidupan di sana.

Bagaimana makhluk pertama atau asal mula kehidupan masih maenjadi perdebatan hingga sekarang !!

1. Hipotesis Bubur Primordial Milyaran tahun yang lalu atmosfer bumi terssusun dari campuran gas-gas amoniak, hydrogen, uap air dan metan. Energi dalam bentuk kilat ataupun radiasi sinar ultraviolet, menggabungkan molekul-molekul gas-gas menjadi senyawa yang rumit (asam amino pertama), yang dianggap cikal bakal molekul penyusun protein. Protein-protein selanjutnya tergabung dalam suatu larutan dengan cara tertentu yang disebut bubur primordial (bubur asal). Kondisi diatas memicu ilmuwan (Oparin, Haldane, Urey, dan Milker) membuat hipotesis meniru perkiraan kondisi di massa awal terbentuk bumi ketika itu (4500 juta tahun yang lalu). Rantai molekul protein dalam waktu yang cukup panjang berpadu membentuk molekul-molekul besar (makromelekul) DNA dan RNA. DNA dan RNA kode genetic pembentuk pembentuk protein yang dapat mengalami mutasi sehingga bentuk-bentuk kehidupan itu dapat menyesuaikan diri lebih baik terhadap lingkungan. 2. Abiogenesis dan Biogenesis Sebelum ilmu pengetahuan dan berbagai perangkatnya berkembang seperti saat ini, manusia percaya bahwa kehidupan terutama dalam bentuk yang sederhana, muncul secara tiba-tiba dari benda mati. Fenomena ini dikenal sebagai teori generation spontanea, yang kemudian memunculkan teori abiogenesis. Teori abiogenesis menjadi menguat setelah Anthonie van Leeuvenhoek melalui lensa mikroskop menemukan adanya makhluk hidup berukuran kecil di dalam air rendaman jerami. Teori abiogenesis ini disimpulkan oleh Francisco Redi dan Harvey dengan peryataan bahwa setiap kehidupan berasal dari telur (omne vivum ex ovo), atau spallazani yang menyatakan setiap telur berasal dari kehidupan sebelumnya (omne ovum ex vivo).

Dari keadaan ini muncul teori baru yang dikenal dengan biogenesis (omne vivum ex vivo) setiap kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya 3. Proses Evolusi Makluk Hidup di Biosfer Makhluk hidup pertama yang terbentuk di bumi kemungkinan tidak lama setelah bumi terjadi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan mkhluk hidup bersel tunggal di Australia yang berumur 3500 juta tahun dan Geenland yang berumur 3800 juta tahun. Makhluk hidup yang primitive ini kemungkinan hanya mengandung DNA dan RNA yang kita kenal sebagai virus. Proses perubahan makhluk hidup dari sel sederhana ke bentuk komplek terjadi karena DNA mengalami mutasi. Kode genetic yang paling sesuai dengan lingkungan akan mendapat peluang lebih baik untuk berkembang. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan lingkungan akan hidup tumbuh dan berkembang populasinya sedangkan yang tidak mampu akan musnah. C. Keanekaragaman Makhluk Hidup

Variasi yang terjadi pada makhluk hidup bersifat genetic. Sumber dan terjadinya variasi adalah adanya mutasi, suatu perubahan kimiawi pada DNA yang berlangsung sedikit demi sedikit dalam waktu cukup lama. Mutasi memodifikasi kode genetic dan menyebabkan terjadinya spesiasi. Perubahan genetic menyebabkan perbedaan diantara individu dan menyebabkan pula populasi beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Jadi evolusi mengakibatkan terjadinya keaneka ragaman makluk hidup. D. Persebaran Makhluk Hidup dan Sejarah Perkembangan Manusia 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup a. Faktor Lingkungan Komponen pensebaran makhluk hidup adalah factor biotic dan factor abiotik. Parameter abiotik: daratan, perairan, Lintang geografis . Parameter biotik : tumbuhan, hewan, mikroba b. Faktor Sejarah Geologi

2. 3.

4.

Pergeseran benua sangat mempengaruhi pesebaran makhluk hidup, setelah pangea pecah-pecah maka penghuninya ikut serta dengan benua. Makhluk hidup yang survive akan terus hidup dan sebaliknya akan mati. c. Faktor penghambat Fisik Faktor penghambat fisik persebaran biota ialah daratan, dan perairan. Daratan penghambat persebaran biota perairan dan sebaliknya penghambat persebaran biota daratan terhambat oleh perairan. Persebaran Tumbuhan Wilayah iklim tropis, subtropis, dan dingin memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di tempat tersebut karena factor adaptasi. Persebaran Hewan Letak geografis (zoogeografis) menjadi focus persebaran hewan. Persebaran hewan di bumi dibagi menjadi : a. Paleartik (Eropa dan Asia Utara) b. Neartik (Amerika Utara dan Greenland) c. Neotropis (Amerika Selatan dan Tengah) d. Etiopia (Afrika dan Semenanjung Arab) e. Oriental (Asia Selatan dan Indonesia) f. Dan Australia (Australia dan sektarnya) Sejarah Perkembangan Manusia Homo sapiens adalah homodiae saat ini disebut manusia modern karena ini sudah bipedal (berjalan tegak). Di Afrika Selatan dan Tanzania telah ditemukan fosil Homidae yang dinamakan Australopithecus Africanus yang mirif kera. Pithecantropus erectus (Manusia Jawa), Homo erectus (manusia Peking) yang bipedal. Homo sapiens neanderthalensis (jerman), seram, berjalan tegak, berbadan pendek, otak mirip manusia modern dan dapat membuat alat.

TUGAS MEMBUAT KARYA TULIS ATAU MAKALAH


TOPIK UTAMA

1. PENCEMARAN LINGKUNGAN 2. KERUSAKAN ALAM (EKOSISTEM)


SISTEMATIKA PENULISAN BAB. I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BATASAN MASALAH JIKA ADA TUJUAN MANFAAT

BAB II. DASAR TEORI (TINJAUAN PUSTAKA) BAB III. PEMBAHASAN A. B. KEADAAN RIIL KAJIAN PEMBAHASAN

BAB IV. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai