Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 10 Palembang

Desi1 Dosen FKIP Universitas Sriwijaya e-mail : desi_fkip@yahoo.com ABSTRACT

The objective of this research was about the effect of using computer based multimedia to students activities in chemical learning process. This research was held in SMAN 10 Palembang especially in XII class. It had two variables, students activities as dependent variable and computer based multimedia as undependent variable. It used quasi experiment method. The data was collected by using observation and test. The result of this research showed the improvement of students activities from 58,59% in 1st met to 72,51% in 2nd met. There was an improvement in students attention, response and discipline side from 1st met to2nd met.The study test showed that there was an improvement in students cognitive ability. The result for post-test was higher than in pre-test from 21,07 to 71,55. It showed that there were positive advantages by using computer based multimedia in chemical learning process. Keyword : computer based multimedia, student activity Pendahuluan Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan dan penerapannya sangat menuntut sejumlah aktivitas dan keahlian dalam menghafal, menghitung, dan melakukan eksperimen (Bennet, 1998: 5862). Kimia adalah suatu subjek yang sangat sulit diajarkan. Memahami kimia berarti mengetahui sifat-sifat zat kimia dan hubungannya dengan struktur dan ikatan kimia. Banyak siswa yang harus berjuang keras untuk belajar kimia dan banyak juga yang tidak berhasil. Mereka kurang memahami konsep-konsep dasar secara benar dan memiliki masalah dalam pemahaman konsep-konsep lanjutan. Pemahaman terhadap ilmu kimia menuntut keaktifan dan kreativitas yang tinggi dari siswa sebagai pihak yang belajar dan dari guru sebagai fasilitator belajar. Oleh sebab itu, variasi strategi pembelajaran dan penggunaan media yang relevan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 10 Palembang. Selama ini, mata pelajaran kimia disajikan melalui tatap muka di kelas dalam bentuk pembelajaran konvensional, yang didominasi oleh metode ceramah. Proses pembelajaran hanya didukung oleh ketersediaan papan tulis maupun OHP sebagai alat bantu pembelajaran. Pemberian tugas kepada siswa oleh guru kurang tampak secara signifikan. Dengan demikian, metode pembelajaran seperti ini masih berpusat pada guru, belum mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan kurang memberikan peluang kepada siswa untuk mengekspresikan pemahaman dan keterampilannya. Selain itu pada saat mendengarkan ceramah, siswa akan kesulitan untuk mengikuti atau menangkap makna esensi materi pembelajaran, sehingga kegiatannya sebatas membuat catatan yang kebenarannya diragukan. Pola proses pembelajaran guru aktif dengan siswa pasif ini efektifitasnya rendah dan tidak dapat menumbuhkembangkan proses partisipasi aktif dalam pembelajaran. Intensitas pembelajaran siswa umumnya meningkat (tetapi tetap tidak efektif) terjadi pada saatsaat akhir mendekati ujian. Reaksi redoks dan elektrokimia adalah salah satu pokok bahasan yang ada dalam materi ajar kimia SMA kelas XII. Untuk pokok bahasan reaksi redoks dan elektrokimia ini, guru di SMAN 10 Palembang menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi. Penggunaan laboratorium belum maksimal sehingga siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi tersebut. Belum maksimalnya penggunaan laboratorium ini dikarenakan keterbatasan alat dan bahan serta kurangnya tenaga laboran yang membantu di laboratorium. Berdasarkan hasil tes formatif Pada tahun ajaran 2006/2007, siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar kurang dari 40% . Hal ini bisa menunjukkan bahwa efektifitas proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih rendah sehingga tidak memberikan hasil yang memuaskan. Keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari keikutsertaannya dalam melaksanakan tugas belajarnya. Keaktifan siswa dalam belajar dapat berwujud perilaku-perilaku yang muncul dalam proses pembelajaran, seperti perhatian terhadap ulasan materi pelajaran, respon terhadap suatu masalah dalam pembelajaran, dan kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian untuk melangsungkan proses pembelajaran (Sadiman, 2002). Pada penelitian ini peneliti menggunakan multimedia berbasis komputer sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar kimia. Multimedia adalah satu kesatuan dari berbagai kombinasi grafik, tulisan, suara, video, dan animasi yang secara bersama-sama menampilkan isi dari pelajaran. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas (Arsyad, 2003: 15). Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indra, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi. Dengan menggunakan multimedia siswa dengan mudah memahami materi yang disampaikan dan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 10 Palembang. Adapun permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

apakah terjadi peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan multimedia dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Palembang ? Penelitian ini dibatasi hanya pada pokok bahasan reaksi redoks dan elektrokimia, untuk kelas XII IPA, dan multimedia yang digunakan merupakan multimedia berbasis komputer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana terjadi peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan multimedia dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Palembang Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Siswa Siswa diharapkan lebih aktif untuk belajar 2. Guru Sebagai media pembelajaran kimia SMA kelas XII semester I pada pokok bahasan Reaksi Redoks dan Elektrokimia. 3. Sekolah Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran kimia pada khususnya. Metode Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah penggunaan multimedia sedangkan variabel terikat yaitu keaktifan siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 10 Palembang tahun ajaran 2007/2008. Sampel dalam penelitian ini dua kelas yaitu kelas XII IPA3. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Prosedur penelitiannya meliputi tahap-tahap, yaitu : 1. memilih kelas sebagai sampel secara acak. 2. mempertahankan kondisi-kondisi kelas tetap sama, kecuali variabel eksperimental (Penyampaian materi dengan multimedia berbasis komputer yang ditampilkan dengan menggunakan laptop dan LCD). 3. melakukan tes formatif. 4. melakukan analisis data.

5. menyimpulkan hasil penelitian. Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Tes b. Observasi Observasi yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung, yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis (Sudjana, 1989:84). Adapun hal-hal yang di observasi adalah keaktifan siswa pada waktu belajar yang meliputi : 1. siswa tidak mengobrol dengan siswa sebangku 2. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain pada saat guru mengajar 3. Siswa membawa buku penunjang pelajaran 4. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru 5. Siswa mencatat hal hal penting dari penjelasan guru 6. Siswa berani bertanya kepada guru 7. Siswa berani mengungkapkan pendapat 8. Siswa menjawab pertanyaan guru 9 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 10. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu 11. Siswa tidak keluar masuk kelas 12. siswa tidak membuat keributan saat guru menjelaskan materi Untuk menganalisa instrumen digunakan: a. Analisa data tes Analisis ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal tersebut. 1. Uji Validitas Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan teknik korelasi product momen (r), dengan rumus sebagai berikut:

2. Reliabilitas Pengujian reliabilitas soal menggunakan rumus Kader Richadson20(KR-20) sebagai berikut.
2 S t pq n r11 = 2 S n 1 t

(Riduwan, 2003:73) b. Analisa data observasi Data yang didapat melalui lembar observasi diberi skor berdasarkan petunjuk penilaian sesuai dengan penilaian pengamat dalam proses belajar. Penelitian tersebut berdasarkan pada deskriptor yang muncul ketika melakukan pengamatan dan persentase keaktifan kelas diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

n Y = m .100 / N n
yang mana : Y = persentase keaktifan kelas nm =jumlah item perilaku yang muncul dalam lembar observasi n = jumlah seluruh item perilaku N = jumlah siswa dalam kelas Kemudian dibuat rentang hasil modifikasi berdasarkan banyaknya indikator yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Predikat Keaktifan Siswa
SKOR RATA-RATA 0,81-1,00 0,61-0,80 0,41-0,60 0,21-0,40 0,20 PREDIKAT Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali

(Sophuan, dalam Candra, 2005) Adapun tahap-tahap penelitian: Tahap Persiapan a. Perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. b. Menyiapkan alat dan bahan penunjang seperti: buku program animasi teks swishmax, buku modul belajar kimia kelas XII SMA, dan hardware serta software komputer. Tahap Pelaksanaan a. Perancangan dan pembuatan program animasi komputer dengan menggunakan program swishmax.

rxy =

{N X

N XY X Y
2 2

( X ) NY 2 ( Y )

}{

(Riduwan, 2003:72) Keputusan uji: Bila rhitung > rteori, maka dinyatakan valid(diterima) Bila rhitung < rteori, maka dinyatakan tidak valid (ditolak)

instrument instrument

b. Konversi video video mengenai reaksi redoks dan elektrokimia ke program swishmax. c. Pembuatan butir butir soal yang akan diberikan kepada siswa. Tahap Penyelesaian 1. Uji coba program Software yang telah dibuat diuji coba guru untuk mengetahui relevansi isi materi dan tujuan pembelajaran. 2. Uji coba pemakaian 3. Pemberian soal Pemberian soal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disajikan dengan media pembelajaran multimedia berbasis komputer.

a. Uji Validitas Instrumen pada penelitian ini adalah berupa soal pilihan ganda, yang terdiri dari satu pokok bahasan yaitu reaksi redoks dan elektrokimia.. Data validitas butir soal untuk pokok bahasan reaksi redoks dan elektrokimia menggunakan korelasi product moment yaitu:

rxy =

{N X

N XY X Y
2 2

( X ) N Y 2 ( Y )

}{

(Riduwan, 2003:73) Melalui perhitungan yang dilakukan, maka didapatkan hasil uji validitas ke-30 soal dimana 28 soal dinyatakan valid dan 2 soal yang tidak valid. Dari 28 soal yang valid, peneliti hanya mengambil 20 soal sebagai instrumen. b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas soal menggunakan rumus Kader Richadson-20 (KR-20) sebagai berikut:
2 S t pq n r11 = 2 S n 1 t

Hasil dan Pembahasan Proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis komputer adalah pembelajaran yang bersifat satu arah, dimana siswanya mendengarkan dan melihat materi pelajaran melalui laptop yang diproyeksikan melalui LCD. Untuk itu diperlukan umpan balik yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Umpan balik yang digunakan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, sehingga siswa diharapkan aktif berfikir dalam menjawab pertanyan yang diberikan oleh guru. 1. Data Tes Penilaian kemampuan kognitif dilihat dari hasil tes siswa. Pada penelitian ini hasil tes yang digunakan adalah hasil tes formatif. Nilai tes formatif merupakan pengetahuan siswa yang diperoleh dari proses belajar mengajar berlangsung. Jumlah siswa yang sudah mencapai skor ketuntasan belajar telah mencapai lebih dari 65%. Persentase ini menunjukkan bahwa penggunaan multimedia berbasis komputer mampu meningkatkan hasil belajar. Uji instrumen penelitian dilakukan di kelas XII SMA Negeri 1 Unggulan Indralaya Utara.

(Riduwan, 2003:74) Berdasarkan perhitungan, sehingga didapat r11 = 0.52 Setelah keseluruhan materi diajarkan, siswa diberikan tes formatif tentang reaksi redoks dan elektrokimia, hasil penelitian yang dilakukan diperoleh rata-rata prestasi belajar siswa sebagai berikut: Tabel 2. Rata-rata Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan reaksi redoks dan elektrokimia
KELAS XII IPA3 RATA-RATA NILAI PRETEST 21,07 RATA-RATA NILAI POSTEST 71,55

Dari tabel 2 diketahui bahwa terjadi perbaikan dalam hasil tes siswa yaitu dari 21,07 pada pretest meningkat menjadi 71,55 pada posttest. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa meningkat selama proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis komputer. Peningkatan hasil tes ini berbanding lurus dengan meningkatnya

tingkat keaktifan siswa dalam merespon pembelajaran. 2. Data Observasi Keaktifan dalam penelitian ini dipandang sebagai salah satu hasil belajar. Hasil belajar meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Keaktifan dipandang sebagai salah satu faktor aspek psikomotorik. Hasil penelitian dan lembar observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tingkat keaktifan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan multimedia berbasis komputer Observasi dilakukan oleh empat orang observer. Tabel 3 menunjukkan nilai keaktifan di dalam kelas pada pertemuan I dan tabel 4 menunjukkan nilai keaktifan di dalam kelas pada pertemuan II. Tabel 3. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran pada Pertemuan Pertama
No I Perilaku Siswa %

Keaktifan kelas (%) Secara Keseluruhan Jumlah Keaktifan kelas (%)

93.02

295.31 58.59

Perhatian Siswa Pada Waktu Belajar a. Siswa tidak mengobrol dengan teman sebangku 33 b. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain saat guru mengajar 30 c. Siswa membawa buku penunjang pelajaran 28 d. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru 36 Jumlah Keaktifan kelas (%) 127

78.57

71.43 66.67 85.71 75.60

II

Respon Siswa Dalam Belajar a. Siswa mencatat hal penting dari penjelasan guru b. Siswa berani bertanya kepada guru c. Siswa berani mengungkapkan pendapat d. Siswa menjawab pertanyaan guru Jumlah Keaktifan kelas (%)

4 2 2 4
12

9.52 4.17 5.44 9.52


7.16

III

Kedisiplinan Siswa Dalam Belajar a. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan b. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu c. Siswa tidak keluar masuk kelas d. Siswa tidak membuat keributan saat guru menjelaskan materi Jumlah

39 39 41

92.86 92.86 97.35

37

89.02

156

Dari tabel 3 tampak bahwa pada pertemuan pertama, siswa memberi perhatian yang baik terhadap penyajian materi ajar. Sebanyak 78,57% siswa tidak mengobrol dengan temannya selama proses pembelajaran berlangsung. Sebanyak 71,43% siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain saat guru mengajar. Penjelasan oleh guru disimak sebanyak 85,71% siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran mampu menimbulkan daya tarik pada siswa untuk memperhatikan materi pelajaran yang disajikan. Penyajian materi pelajaran menarik perhatian siswa karena penayangan gambar-gambar yang berwarna dan hidup. Selain itu, dalam penggunaan multimedia, guru selalu menghadap kepada siswa sehingga pandangan guru selalu tertuju kepada siswa. Dengan demikian, siswa tidak berani melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan proses pembelajaran. Secara umum, keaktifan siswa dalam memperhatikan bahan sajian adalah 75,60%. Nilai ini merupakan suatu gambaran yang baik tentang ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sehingga mereka memperhatikannya dengan baik. Namun demikian, respon siswa terhadap materi pelajaran masih sangat rendah. Sebanyak 9,52% siswa mencatat penjelasan guru. Fakta ini mungkin disebabkan oleh ketersediaan buku penunjang di tangan siswa. Kebanyakan siswa beranggapan bahwa penjelasan guru tidak perlu dicatat lagi karena telah ada dalam buku. Dalam pertemuan pertama ini, hanya dua orang siswa yang bertanya, mengemukakan pendapat, dan menjawab pertanyaan. Siswa lebih memilih untuk pasif. Hal ini mungkin disebabkan oleh kekurang-beranian siswa untuk merespon materi ajar di depan guru. Siswa tidak mau bertanya dan mengemukakan pendapat karena mereka memiliki perasaan takut salah. Yang mau bertanya takut dianggap

bodoh dan yang mau menjawab takut dianggap sombong. Kemungkinan, hal ini disebabkan oleh penggunaan metode diskusi dalam proses pembelajaran kurang dominan selama ini. Secara umum, persentase keaktifan siswa dalam merespon masih kecil (7,16%). Dari segi kedisiplinan, persentase keaktifan siswa telah mencapai 93,02%. Siswa rajin mengerjakan tugas dan tidak keluar-masuk kelas. Namun demikian, masih ada siswa yang membuat keributan pada saat guru menjelaskan materi. Umumnya, mereka saling menanyakan satu sama lain tentang gambar yang ditayangkan. Namun demikian, secara keseluruhan, keaktifan siswa dalam pembelajaran mencapai 58,59% (kategori cukup) yang didominasi perhatian dan kedisiplinan. Tabel 4. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran pada Pertemuan Kedua
No I Perilaku Siswa %

Jumlah Keaktifan kelas (%)

365.44 72.51

Perhatian Siswa Pada Waktu Belajar a. Siswa tidak mengobrol dengan teman sebangku 40 b. Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain saat guru mengajar 39 c. Siswa membawa buku penunjang pelajaran 30 d. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru 39 Jumlah Keaktifan kelas (%)

94.97 92.99 71.43 92.99

148 88.10

II

Respon Siswa Dalam Belajar a. Siswa mencatat hal penting dari penjelasan guru b. Siswa berani bertanya kepada guru c. Siswa berani mengungkapkan pendapat d. Siswa menjawab pertanyaan guru Jumlah Keaktifan kelas (%)

30 5 6 12

71.43 11.90 14.29 28.57

53 31.55

III

Kedisiplinan Siswa Dalam Belajar a. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan b. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu c. Siswa tidak keluar masuk kelas d. Siswa tidak membuat keributan saat guru menjelaskan materi Jumlah Keaktifan kelas (%) Secara Keseluruhan

42 42 41 40

100 100 96.96 94.58

164 97.88

Pemberian materi dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, siswa mempelajari tentang penyetaraan reaksi dan sel elektrokimia. Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran atau 90 menit. 15 menit pertama digunakan untuk pretest sebanyak 12 soal. Pada pertemuan pertama penyampaian materi dengan menggunakan multimedia berbasis komputer. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Multimedia berbasis komputer ini ditayangkan selama proses belajar belajar berlangsung selama 60 menit. Pada 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir siswa diberikan posttest sebanyak 12 soal untuk dikerjakan. Pertemuan kedua dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 40 menit. 15 menit pertama untuk pretest sebayak 8 soal. 50 menit digunakan untuk melanjutkan materi yaitu tentang sel elektrolisis dan korosi. Multimedia ditayangkan selama proses belajar mengajar berlangsung. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan tanya jawab. Pada 15 menit terakhir siswa diberikan posttest sebanyak 8 soal. Kontrol dilakukan terhadap siswa di dalam kelas dengan mengamati apakah pelaksanaan proses pembelajaran telah sesuai dengan rencana proses pembelajaran. Keaktifan siswa yang terekam selama proses pembelajaran dalam pertemuan kedua ini dirangkum dalam tabel 4. Dari segi perhatian, dalam pertemuan kedua ini, keaktifan siswa secara klasikal selama proses pembelajaran telah mencapai 88,10%. Jumlah siswa yang melakukan setiap deskriptor dalam indikator perhatian ini telah berada di atas 80% kecuali pada deskriptor ketiga yaitu siswa membawa buku penunjang pelajaran (71,43%). Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa sangat baik yang berarti siswa sangat memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini disebabkan oleh penyajian materi yang sudah baik dan menarik dengan menggunakan multimedia.

Pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan pada respon siswa dalam proses pembelajaran yaitu sebesar 31,55%. Artinya siswa sudah mulai berperan aktif dalam bentuk mencatat hal penting dari penjelasan guru, mengajukan dan menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapat. Mereka sudah memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang disajikan sehingga mereka berani untuk bertanya. Mereka juga ingin membagi pengetahuan yang telah dimiliki kepada teman-temannya melalui pemberian sanggahan atau pengajuan pendapat. Selama proses pembelajaran, siswa memiliki rasa disiplin yang sangat tinggi. Jumlah siswa yang tetap dalam ruangan dan tidak ribut selama proses pembelajaran berada di atas 85%. Siswa menunjukkan suatu keseriusan yang sangat tinggi dalam belajar sehingga mereka memanfaatkan waktu belajar dengan baik. Untuk kedisiplinan, persentase keaktifan siswa mencapai 72,51%. Semua siswa (100%) telah mengerjakan tugas yang diberikan dan mengumpulkannya tepat waktu dan 96,96% siswa tidak keluar masuk kelas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memanfaatkan waktu belajar dengan baik. Hanya 2 orang siswa yang membuat keributan selama proses pembelajaran. Mereka tampak ribut pada saat mereka mengerjakan tugas karena mereka saling bertanya tentang tugas yang mereka emban. Secara umum, keaktifan siswa secara klasikal dalam belajar mencapai 72.51%. Angka ini lebih tinggi daripada persentase keaktifan siswa pada pertemuan pertama (58,59%). Hal ini menunjukkan bahwa penyajian materi ajar dan disusul dengan babak tanya-jawab mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan multimedia dalam pembelajaran kimia. Hal ini dapat terlihat dari persentase keaktifan siswa yang meningkat dari 58,59% pada pertemuan pertama menjadi 72,51% pada pertemuan kedua.

Daftar Pustaka Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Bennet, S.W., ONeale, K., 1998. Skills Development and Practical Work in Chemistry, U.Chem. Ed., 2(2), 58-62. Hamalik, O. 1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung: Mandan Maju Latuheru, J.D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi P2LPTK. Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta -----------. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta Sadiman, A.S 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Usman, M.U. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai