Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

oleh:

Masitha Dewi Pramesti


071115031

Departemen Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga 2011

Pengertian Filsafat
Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian 1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu, misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya. 2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat. Jdi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada akal manusia. Kedua : Filsafat sebagai proses yang dalam hal ini diartikan dalam bentuk suatu aktifitas filsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakansuatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya. Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat tidak lagi hanya merupakan suatu kumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni, dan dipahami sebagai suatu nilai tertentu tetapi lebih merupakan suatu aktifitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu metode.

Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem


Pancasila terdiri atas lima sila pasa hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat, yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri dan memiliki fungsi sendiri namun secara keseuruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 1.Susunan Kesatuan Pancasila yang Bersifat Organis Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu perdaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan keutuhan yaitu setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari Pancasila. Maka Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal. Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendirisendiri terlepas dari sila-sila lainnya serta antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. 2.Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal Hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) menunjukkan suatu rangkaian tingkat dan juga dalam hal isi sifatnya (kwalitas) merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya. Di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada yang lainnya sehingga Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat.

Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat


Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologism, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia. 1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, Oleh karena itu hakikat dasar itu juga disebut sebagai dasar antroplogis. 2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat Pancasila. Oleh karena itu dasar epistemologis Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Kalu manusia merupakan basis ontologis dari Pancasila, maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis, yaitu bangunan epistemologis yang ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia. 3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila Sila-sila sebagai sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Nilai-nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila berbeda-beda dan memiliki tingkatan secara luas yang berbeda-beda pula namun keseluruhan nilai tersebut merupakan suatu kesatuan dan tidak saling bertentangan. dalam realisasinya baik dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan negara terutama dalam penjabarannya dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia tingkatan nilai-nilai tersebut harus ditaati, sebab bilamana tidak demikian maka akan bertentanga dengan hakikat landasan sila-sila Pancasila.

Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia
1. Dasar Filosofis Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa dalam setiapp aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia. Sebagai sumber dari segala sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesdran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, waatak bangsa Indonesia.

Inti Isi Sila-sila Pancasila


1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha esa. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa. 2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundangundangan negara. 3. Sila Persatuan Indonesia Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara. 5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial).

Anda mungkin juga menyukai