Anda di halaman 1dari 6

Nama : Revi Prima Sari NRP : 0952329

RI-Australia gunakan jalur bilateral untuk isu perdagangan


Sabtu, 13 Oktober 2012

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Indonesia dan Australia akan mengoptimalkan forum bilateral guna menyelesaikan isu perdagangan kedua negara. Hal itu diungkapkan Gita usai bertemu dengan Menteri Perdagangan Australia Craig Emeron di acara "Trade Ministers Meeting Indonesia-Australia Ke-10", di Canberra, seperti dikutip siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu. Dalam pertemuan tingkat menteri itu, Indonesia menyampaikan beberapa isu perdagangan yang menjadi perhatian kedua negara, seperti masalah "illegal logging prohibition bill" dan "tobacco plain packaging bill" yang dapat berdampak negatif terhadap Indonesia. "Pembahasan mengenai kedua rancangan undang-undang tersebut diharapkan dapat

meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Australia," katanya. Gita juga menyampaikan apresiasi terhadap Australia atas perkembangan akses buah manggis Indonesia ke pasar Australia. "Kita juga mengarapkan hal yang sama dapat dilakukan terhadap produk buah tropis Indonesia lainnya, terutama mangga dan salak," kata Gita. Sementara itu, delegasi Australia menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian mereka. Salah satunya adalah isu produk sapi, karena 10.050 ekor sapi masih tertahan di wilayah karantina Lampung dan Tangerang.

Selain itu, Australia menyampaikan perhatiannya terhadap peraturan impor produk holtikultura di Indonesia, divestasi pelarangan ekspor bahan mentah produk tambang, serta iklim perdagangan dan investasi di Indonesia. Kedua menteri sepakat untuk menyelesaikan berbagai isu perdagangan tersebut melalui berbagai jalur komunikasi yang tersedia. Kedua Mendag kemudian mendiskusikan peran Indonesia yang akan menjadi tuan rumah pertemuan APEC dan WTO Ministerial Meeting pada tahun 2013. Australia menyampaikan kesiapannya untuk membantu Indonesia dalam pelaksanaan kedua kegiatan tersebut. Ekspor Indonesia ke Australia dalam kurun waktu 2006-2010 tercatat meningkat 8.47 persen, dengan tiga produk ekspor yang mengalami kenaikan cukup tinggi di tahun 2010, yaitu emas (termasuk pelat emas dengan platinum) sebesar 27,40 persen, piranti penerima sinyal untuk televisi 52.21 persen, dan kayu 17 persen. Australia saat ini merupakan negara tujuan ekspor ke-15 besar bagi Indonesia, sementara di bidang investasi, Australia berpartisipasi di sekitar 14 proyek di Indonesia dengan arus investasi sebesar sekitar USD 196,4 miliar pada semester pertama 2010.

Nama : Revi Prima Sari NRP : 0952329

Pemerintah Siap Tambah Perdagangan Dunia US$ 1 T


Rabu, 30 Januari 2013

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan Indonesia siap meningkatkan volume perdagangan dunia hingga US$ 1 triliun. Hal itu dikatakannya dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, 23-27 Januari 2013 lalu. Kepala Humas Humas Kementerian Perdagangan Arlinda Imbang Jaya menyatakan penambahan volume perdagangan dunia sebesar $ 1 triliun itu adalah kesempatan yang dapat diperoleh jika fasilitasi perdagangan (trade facilitation) dapat disepakati. "Dalam suasana perekonomian global yang belum pasti ini, tambahan perdagangan sebesar US $ 1 triliun tersebut sangat berarti bagi dunia," kata Arlinda dalam surat elektronik yang diterima Tempo, Rabu 30 Januari 2013. Menurut Arlinda, Indonesia siap mengangkat isu trade facilitation untuk disepakati bersama oleh para Menteri Perdagangan dan Ekonomi WTO dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO yang akan diselenggarakan di Bali bulan Desember 2013 mendatang. Indonesia, kata Arlinda juga siap mengeliminasi hambatan birokrasi (red tape) dalam perdagangan internasional. Seperti diketahui, dalam pengurusan perijinan terkadang ditemui adanya pungutan liar, kemudian proses yang lama dan berbelit-belit. Kementerian Perdagangan, misalnya telah berupaya mengeliminasi hambatan birokrasi dengan membuat sistem online dan satu pintu (Inatrade dan UPP). Selain itu, waktu pengurusan perijinan juga lebih mudah, transparan (ada sistem pelacakan) dan cepat (rata-rata dua hari selesai).

"Sistem online ini juga mencegah terjadinya pungutan liar oleh oknum tertentu karena dalam proses pembuatan perijinan tidak perlu adanya pertemuan/tatap muka antara pembuat dan pemberi ijin," kata Arlinda. Selain hambatan birokrasi, kata Arlinda, masalah infrastruktur dan ketidakpastian dalam hukum juga dapat menghambat proses percepatan pertumbuhan ekonomi. "Oleh sebab itu, hal-hal tersebut harus disikapi," ujarnya.

Nama : Revi Prima Sari NRP : 0952329

Isu di Amerika Pengaruhi Ekspor Sawit RI


Rabu, 30 Januari 2013

JAKARTA - Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo mengatakan, saat ini Indonesia sedang diserang isu di Amerika Serikat (AS) terkait produk minyak sawit (CPO). Hal ini akan mempengaruhi nilai ekspor sawit Indonesia.? Environmental Protection Agency (EPA) AS menilai produk sawit Indonesia mengandung emisi karbon yang besar. "Kalau memang positif dan terbukti produk sawit Indonesia mengandung emisi karbon yang besar dari EPA, maka produk CPO Indonesia pasti menurun ekspornya," ujar Iman Pambagyo, saat konferensi pers, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (30/1/2013).

Iman juga menuturkan, bahwa produk CPO tidak dilarang sepenuhnya untuk masuk ke AS, karena CPO ini merupakan paling produktif menghasilkan biodiesel yang digunakan di AS.

"Ini tidak membuat CPO kita dilarang. Dibandingkan produk lain untuk jadi biodiesel, CPO jauh lebih besar gunanya," jelasnya. Indonesia akan terus melakukan kampanye terkait isu soal CPO, karena selama ini bukan AS saja yang seperti itu, melainkan ada banyak negara Uni Eropa yang melakukan itu terhadap produk CPO Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai