Anda di halaman 1dari 13

UTS GANJIL MPKT SENI MUSIK & VOKAL

Disusun oleh: Claudia Michelle Paramesvari 1206247966

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012

ERA BAROQUE Ideologi Memento Mori : Takut akan kematian sehingga hidup harus dinikmati seindah-indahnya. World is a stage. Bizzare dan flamboyant serta detail dan ornamen-ornamen.

George Friedrich Handel Lahir 23 Februari 1685 di Halle, Saxony-Bawah. Merupakan anak dari pernikahan kedua ayahnya dengan anak seorang pastor yang usianya 30 tahun lebih muda. Ayahnya berusia 63 tahun ketika George Friedrich Handel lahir. Keluarga Handel konservatif, kolot, dan hemat. Georg Friedrich lahir sebagai seorang jenius musik yang alami. Bahkan sejak sebelum ia dapat berbicara, ia telah menunjukkan ketertarikan pada bunyi-bunyi musikal lewat gerak-geriknya. Ayahnya, Georg Handel seorang barber-surgeon, orang yang sangat disiplin, keras, pekerja keras dan lihai dalam bisnis. Georg Handel memiliki banyak relasi dengan orang-orang penting saat itu. Ibunya yang adalah keturunan dari dinasti pastor Lutheran. Dia adalah seorang wanita yang baik dan saleh yang kehangatan kasih sayangnya diingat Handel, meskipun dia hanya mengenal ibunya sebentar karena kepergiannya dari Halle pada awal masa mudanya. Ayahnya, sebagai seorang yang profesional dan konservatif, pada mulanya sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap musik dan kemampuan anaknya. Walaupun Georg tidak menolak ide tentang budaya musik sebagai hiburan, atau sebagai suatu prestasi yang elegan, ia tidak ingin anaknya memilih musik sebagai profesi yang serius. Georg menginginkan George Friedrich untuk menjadi seorang pengacara. Ia berusaha sedemikian mungkin untuk mengalihkan ketertarikan anaknya pada musik dan bahkan tidak mengizinkan anaknya untuk bermain instrumen musik. Konon, George Friedrich kecil menyelundupkan sebuah spinet mainan clavichord kecil dengan senar yang terikat di kain untuk meredam suaranya, di loteng, di mana ia sering mencuri-curi pergi untuk berlatih. Namun bukti dari hal ini tidak dapat ditemukan. George Friedrich mendapatkan kesempatan mengakses orgen milik Duke of Saxe Weissenfels karena kakak-beda-ibunya bekerja untuk Duke tersebut. Georg sering datang ke pertemuan-pertemuan dengan orang-orang penting, seperti para bangsawan, termasuk Duke of Saxe Weissenfels. Suatu ketika, George Friedric ikut ayahnya ke pertemuan di Weissenfels, ia diizinkan untuk mengiringi ibadah dengan memainkan postlude. Duke of Saxe Weissenfels yang mendengarnya amat terkesima dengan kemampuan seorang bocah berusia 8 atau 9 tahun yang sudah dapat memainkan orgen dengan begitu terampil dan lancar. Akhirnya Duke ini menyarankan kepada Georg untuk mendukung talenta anaknya yang begitu hebat. Saran seorang duke bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja, apalagi hal ini akan mempengaruhi citra Georg Handel.

Maka sepulangnya ke Halle, Georg mengizinkan anaknya untuk berguru musik kepada seorang organis dari paroki gerejanya. Ini adalah titik penting dalam perjalanan hidup sang komposer . Friedrich Wilhelm Zachow adalah guru pertama dan satu-satunya dari Geogre Friendric. Zachow adalah seorang musisi yang hebat, baik dalam performance maupun dalam mengkomposisi lagu. Zachow mengajarkan George Friedric untuk memainkan harpsichord dan organ. Ketika berumur 11 tahun, Handel sudah mampu menjadi pemain cadangan dari gurunya tersebut. Komposisi pertama Handel muncul pada tahun yang sama, 1696. Di antara 1696-1698 (tak diketahui secara tepat kapan perjalanan ini terjadi dan para biografer masih memperdebatkan tujuan dari perjalanan ini), Handel pergi ke Berlin. Sepulangnya dari Berlin, Georg, ayahnya, meninggal dunia dan tidak meninggalkan harta. Handel pun jatuh miskin dan memutuskan untuk pergi ke Hamburg, sebuah kota yang menawarkan kesempatan komersial yang besar, dan memiliki Opera House yang sesuai dengan kejeniusannya. Walaupun masih muda, ia dipercaya untuk memimpin harpsichord dalam orkestra di Opera House tersebut. Pada 1703 ia menjadi kandidat pengganti seorang organis di Lubeck yang hendak pensiun, namun posisi ini tidak diambilnya karena terdapat syarat bahwa sang pengganti harus menikahi anak dari organis tersebut. Handel sampai akhir hayatnya tidak pernah menikah. Ketika menjalankan hidupnya di Hamburg, ia menulis beberapa karya dramatik pertamanya, salah satunya adalah Almira, Queen of Castile. Pada tahun 1706 -- 1710, dia pergi dan menetap di Itali. Dari Hamburg, ia pindah ke Florence, dimana ia menuliskan opera Roderigo. Pada 1707 ia pindah ke Venice, dan menuliskan komposisi opera yang berjudul Agripina. Terkadang Handel pergi ke Roma dan bertemu dengan Domenico Scarlatti. Kedua musisi tersebut, dibawah dukungan patron Kardinal Ottoboni, saling bersaing sekaligus bersahabat.Di Roma, dia menulis karya musik dan orkestra bertema religius yang pertama -- "The Resurrection" Kemudian ia kembali ke Jerman, ke Hanover, dimana ia ditunjuk menjadi Kapellmeister di Kapel Kerajaan. Ia hanya menghabiskan waktu yang singkat di Hanover. Dengan reputasinya sebagai komposer sekaligus performan handal yang sudah tersebar luas, pada tahun 1710, ia pun hijrah ke London. Sejak saat itu hingga akhir hidupnya, ia habiskan di Inggris. Di sana Handel membuat karya terbesarnya : Messiah. Namun dibalik kesuksesannya, ia juga mengalami kebobrokan karier. Tidak adanya sponsor tetap dari pihak kerajaan, persaingan dengan komponis Inggris yang ternama, dan penonton yang tidak selalu mendukung dan sulit dipuaskan, membuatnya mengalami kerugian berkali-kali. Pada 1734, Handel berada di Oxford untuk memimpin pertunjukan oratorionya yang berjudul Athalia. Ia diminta oleh salah seorang temannya untuk menjadi Doktor Musik di Oxford, namun ia menolaknya. Menurut Handel, gelar tidak memberikan apa-apa bagi nilai intrinsik komposisinya. Walaupun terus berkutat dengan performa dan komposisi oratorionya, Handel masih

berkecimpung dengan opera. Namun pada 1737, ia mengalami kebangkrutan. Berkat karakter keras yang diwarisi dari ayahnya, Handel terus berusaha menjalani hidupnya dan melunasi utangutangnya, sayang kesehatannyapun akhirnya terganggu. Handel mengalami serangan kelumpuhan, namun dengan mukjizat, akhirnya ia disembuhkan oleh air Aix-La-Chapelle. Dalam 10 tahun terakhir hidupnya, Handel yang telah meninggalkan musik teater dan lebih fokus pada oratorio, berhasil melunasi semua utangnya dan bahkan telah menabung untung. Oratorio yang ditulis dalam tahun terakhir hidupnya, telah menghasilkan hampir 2000 Poundsterling. Pada 1752 penglihatannya mengalami gangguan, ia mengidap gutta serena dan setahun kemudian ia menjadi buta. Kebutaan ini pada awalnya sangat mengerikan bagi Handel, ia memanggil murid sekaligus temannya, Christopher Smith, untuk menggantikannya. Namun dalam waktu singkat, hal yang paling menarik dari pertunjukan malam adalah sang guru Handel, dituntun ke organ dan ia tampil memainkan concerto dengan kemampuan dan penampilan, yang menurut orang-orang, benar-benar tak ada tandingannya. Tahun 1759, kesehatan Handel merosot drastis. Ia mulai kehilangan selera makan dan ini menjadi pertanda bahwa waktunya sudah semakin dekat. Dia menghadapi hal ini dengan bijaksana dan sadar bahwa ia tak akan bisa sembuh. Beberapa hari menjelang kematiannya, Handel sempat mengatakan bahwa ia meminta kepada Tuhan agar ia dapat meninggal pada Jumat Agung dan terkabulah permintaannya itu. Pada 6 April 1759, ia memimpin penampilan the Messiah. Dalam perjalanan pulang ia merasa sangat sakit dan beristirahat di ranjang, di mana ia tidak pernah tinggalkan lagi dan meninggal dengan tenang pada Jumat Agung 13 April 1759 dalam usia 74 tahun. Handel disemayamkan di Westminster Abbey pada 24 April 1759. Pemakamannya dihadiri sekitar 3.000 orang. Di atas makamnya didirikan sebuah patung yang memperlihatkan Handel yang sedang memegang naskah solonya yang terbuka di bagian ketiga lagu "Messiah", yang berbunyi, "Aku tahu bahwa Penebusku hidup". Beberapa oratorio yang dibuatnya antaralain : Esther 1720, Deborah dan Athalia 1733, Saul dan Israel in Egypt 1738, Messiah 1740 ketika ia mengunjungi Irlandia. Sepulangnya dari Irlandia, ia menulis Samson dan Joseph 1743, Belshazar 1745, Judas Macchabeus 1746, Alexander Balus dan Joshua 1947, Solomon dan Sussanah 1948, Theodora 1750, dan terakhir adalah Jephtha 1752. Di luar ketujuhbelas oratorio yang bertemakan religi, ia juga menuliskan interlude atau serenata seperti Acis and Galatea, Hercules, Triumph of Time and Truth.

The Messiah Pada tanggal 8 April tahun 1941, ia mengadakan apa yang dianggapnya sebagai konser perpisahan. Sedih putus asa, ia merasa terpaksa untuk pensiun dari kegiatan publik pada usia lima puluh enam. Namun dua kejadian tak terduga terjadi dan mengubah hidupnya. Seorang temannya yang kaya, Charles Jensen, memberi Handel sebuah libretto didasarkan pada kehidupan Kristus, yang diambil seluruhnya dari Alkitab. Dia juga ditawari komisi dari organisasi amal Dublin, untuk menulis suatu karya untuk pertunjukan benefit. Handel mulai menulis pada 22 Agustus di rumah kecilnya di Brook Street di London. Dia begitu tenggelam dalam pekerjaannya itu sampai-sampai jarang meninggalkan kamarnya, bahkan hampir tidak berhenti untuk makan. Dalam waktu enam hari bagian pertama selesai. Dalam sembilan hari kemudian ia menyelesaikan bagian dua, dan dalam 6 hari kemudian,selesailah bagian ketiga. Orkestrasi selesai pada dua hari kemudian. Dua ratus enam puluh halaman karyanya ini diselesaikan dalam waktu yang luar biasa singkat : 24 hari. Karya ini berjudul "Messiah" dan dipentaskan untuk pertama kali pada tanggal 13 April 1742 untuk acara amal. Dari pementasan tersebut, mereka berhasil mengumpulkan uang sebanyak 400 pound dan membebaskan 142 narapidana yang terbelit utang. Setahun kemudian, Handel mementaskannya di London. Kontroversi pun muncul dari gereja Inggris yang terus berkelanjutan menghantam Handel. Akan tetapi, Raja Inggris menghadiri pertunjukan Handel. Saat not pertama dari chorus lagu "Haleluya" berbunyi, sang raja sontak berdiri. Diikuti oleh protokol kerajaan dan kemudian seluruh penonton pun ikut berdiri. Peristiwa ini memulai tradisi yang kemudian masih terus dilakukan hingga kurang lebih dua abad. Segera sesudah peristiwa ini, karier Handel mulai meroket. Popularitas yang diraihnya dengan susah payah mampu bertahan hingga kematiannya. Menjelang kematiannya, "Messiah" secara mapan menjadi bagian dari standar repertoire. Pengaruhnya terhadap komponis-komponis lain sangat luar biasa. Ketika Haydn mendengar chorus lagu "Haleluya", dia menangis seperti seorang anak kecil, kemudian berseru, "Dialah guru kita semua!". Handel secara pribadi memimpin lebih dari tiga puluh pertunjukan "Messiah". Keuntungan dari kebanyakan konser-konsernya, disumbangkan bagi rumah sakit yang memelihara anak-anak terlantar. Banyak dermawan yang menyumbang dan menggalang dana dengan pertunjukan Messiah. Ribuan pound yang diperoleh dari pertunjukan "Messiah" dianggap telah benar-benar memberi makan kepada yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang, memberi perlindungan bagi yatim piatu, lebih dari produksi musik tunggal yang lain. Bahkan seorang penulis mengatakan bahwa tidak ada karya lain yang begitu besar memberikan kontribusi dalam mengatasi penderitaan

manusia. Karya ini memiliki dampak rohani yang luar biasa bagi kehidupan para pendengarnya. Seorang penulis lain juga mengatakan, "Lagu ini cukup berhasil meyakinkan ribuan orang bahwa ada Tuhan di sekitar kita, bahkan lebih meyakinkan daripada semua karya teologis yang pernah ditulis." Seusai pertunjukan pertama "Messiah" di London, Lord Kinnoul menyelamati Handel atas "hiburan" yang luar biasa tersebut. Handel menjawab, My lord, I should be sorry that I only entertained them. I wish to make them better. Setelah dia memainkan karya besarnya, "Messiah", untuk terakhir kalinya, beberapa hari kemudian ia wafat. Sahabatnya, James Smyth, menulis, "Handel meninggal saat dia menjalani hidup Kristen yang saleh, baik kepada Allah dan kepada sesama. Amalnya bagi dunia sungguh sempurna."

Sumber Ramsay, Edward Bannerman. 1862. Two lectures on the genius of Handel and the distinctive character Oktober 2012. Kavanaugh, Patrick. Spritual Lives of the Great Composers . [http://www.messiahcd.com/information/] diakses 28 Oktober 2012. of his sacred compositions. [http://www.google.co.id/books? id=yS4DAAAAQAAJ&dq=hallelujah+handel&lr=&hl=id&source=gbs_navlinks_s ] diakses 28

ERA CLASSIC Ideologi Libert, egalit, fraternit dan Age of Enlightenment : Kembali pada nilai-nilai klasik Yunani Kuno yang memberi penekanan pada: Keseimbangan, pengendalian diri, dan kejelasan struktur/logika. kesederhanaan yang beradab dan keanggunan yang teratur. Semangat Humanisme memicu pemikiran mengenai hak asasi dan persaudaraan antara manusia .

Ludwig van Beethoven Lahir di Bonn pada 16 Desember 1770. Nama Ludwig diambil dari nama kakeknya, Lodewijk van Beethoven (17121773), yang adalah seorang musisi. Lodewijk adalah seorang penyanyi bas pada the court of the Elector of Cologne, yang ditunjuk sebagai Kapellmeister (music director). Ayah Ludwig bernama Johann van Beethoven (17401792), bekerja sebagai tenor di court yang sama dengan Lodewijk. Johann juga mengajar piano dan biola untuk menambah pemasukannya. Johann menikahi Maria Magdalena Keverich pada 1767; Maria adalah anak dari Johann Heinrich Keverich, yang adalah kepala koki di court of the Archbishopric of Trier. Guru musik pertama Ludwig adalah ayahnya sendiri. Johann dipercaya sebagai seorang yang keras dalam mengajar. Ludwig kecil diajarkan untuk bermain piano dan biola oleh ayahnya. Beethoven memiliki guru-guru lainnya: Organis court Gilles van den Eeden (wafat 1782), Tobias Friedrich Pfeiffer (seorang kerabat keluarga, yang mengajari Beethoven piano), dan seorang kenalan, Franz Rovantini (yang mengajari Beethoven biola dan viola). Bakat musiknya muncul sejak ia masih kecil. Johann menyadari keberhasilan Leopold Mozart beberapa tahun sebelumnya, yang mengajak putranya Wolfgang dan putrinya Nanner ,yang ketika itu masih kecil, dalam konserkonsernya. Melihat hal itu, Johann pun ingin mengikutinya dan ia berusaha untuk mengeksploitasi anaknya sebagai anak ajaib, ia mengklaim bahwa Ludwig berusia enam tahun (padahal ketika itu Wolfgang berusia tujuh) pada poster untuk penampilan publik pertama Ludwig Beethoven - 26 Maret 1778. Johann berbohong mengenai usia anaknya supaya orang-orang percaya bahwa Ludwig sehebat Wolfgang Mozart. Beberapa saat setelah 1779, Ludwig Beethoven memulai pelajaran dengan guru terpentingnya di Bonn, Christian Gottlob Neefe, yang ditunjuk menjadi organis baru di court tahun itu. Neefe mengajarkan Beethoven komposisi, dan pada Maret 1783 telah membantu Ludwig dalam menulis komposisi pertamanya yang dipublikasi : 9 Variations in C Minor for piano on a march by Earnst Christoph Dressler (Werke ohne Opuszahl 63(WoO 63)). Neefe yang adalah organis, segera mengangkat Ludwig sebagai asistennya, pertama ia tidak digaji (1781), namun kemudian ia bekerja

sebagai pekerja tetap dan digaji (1784) di Kapel Court yang dipimpin oleh Kapellmeister Andrea Luchesi. Tiga piano sonata pertamanya, bernama "Kurfrst" ("Elector") yang didedikasikan untuk the Elector (Pemilih) Maximilian Frederick, dipublikasikan pada tahun 1783. Maximilian Frederick, yang meninggal pada 1784, tak lama setelah penunjukkan Beethoven sebagai asisten organis, telah menyadari bakat Beethoven sejak dini, dan telah mensubsidi dan mendukung pendidikan musik Beethoven. Penerus Maximilian Frederick sebagai Pemilih dari Bonn adalah Maximilian Franz, putra bungsu Ratu Maria Theresa dari Austria, dan dia membawa perubahan penting ke Bonn. Mengumandangkan perubahan yang dilakukan di Wina oleh saudaranya, Joseph, ia memperkenalkan reformasi berdasarkan filsafat Pencerahan, dengan peningkatan dukungan untuk pendidikan dan seni. Beethoven remaja, hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh perubahan ini. Ia juga kemungkinan sangat dipengaruhi oleh ide-ide terkemuka dalam freemasonry, mengingat Neefe dan orang-orang disekitar Beethoven adalah anggota dari chapter lokal dari Ordo Illuminati. Pangeran Maximillian Franz juga menyadari bakat musik Beethoven dan ia mengirim Beethoven ke Wina, pada tahun 1787, untuk berguru pada Mozart dan melanjutkan pendidikan musiknya. Wina adalah pusat budaya dan musik. (Walaupun sebenarnya masih diperdebatkan apakah pertemuan antara Beethoven dan Mozart ini benar-benar terjadi sebab keaslian tulisantulisan tentang hal ini diragukan). Setelah hanya dua minggu berada di Wina, Beethoven mengetahui bahwa ibunya sakit parah, dan ia terpaksa untuk pulang. Ibunya meninggal tak lama sesudah ia pulang, dan ayah terjerumus lebih dalam dengan alkoholisme. Beethoven pun harus bertanggung jawab untuk mengurus dua adik laki-lakinya, dan ia menghabiskan lima tahun ke selanjutnya di Bonn. Dalam 5 tahun di Bonn tersebut, Beethoven diperkenalkan dengan beberapa orang yang nantinya mengambil peran penting dalam hidupnya. Franz Wegeler, seorang pelajar kedokteran, memperkenalkannya dengan keluarga von Breuning (yang salah satu putrinya akan dinikahi Wegeler). Beethoven sering berada di dalam kehidupan rumah tangga keluarga von Breuning, dimana ia diperkenalkan dengan literatur Jerman (terutama puisi-puisi Goethe yang sangat dikagumi oleh Beethoven) dan literatur klasik. Ia juga memberikan kursus piano kepada anak-anak keluarga von Breuning. Suasana keluarga von Breuning jauh dari tekanan dan masalah bila dibandingkan dengan suasa keluarga Beethoven yang semakin didominasi oleh kontrol ketat ayahnya dan alkoholisme. Tahun-tahun ini juga merupakan waktu Beethoven mulai mendapat perhatian dari Count Ferdinand von Waldstein, yang akhirnya menjadi teman seumur hidup serta penyokong finansial Beethoven. Tahun 1789, ia mendapatkan keputusan legal bahwa setengah dari gaji ayahnya akan dibayarkan langsung kepadanya untuk menyokong kebutuhan keluarga. Beethoven juga

berkontribusi lebih lanjut kepada keluarganya dengan memaikan viola di Orkestra Court. Hal ini membuat Beethoven familiar dengan beragam opera, termasuk tiga Opera Mozart yang ditampilkan di court pada waktu itu. Ia juga berteman dengan Anton Reicha, seorang flautis dan violinis yang sebaya dengannya, yang adalah keponakan dari sang conductor. Pada 1792, Ludwig Van Beethoven kembali ke Wina, dengan dukungan dana, selama 2 tahun, dari Elector Pangeran, untuk kembali melanjutkan pendidikan musiknya. Dia tak pernah kembali ke kota kelahirannya. Temannya, Waldstein, menulis kepadanya Kamu bisa mendapatkan jiwa Mozart lewat tangan-tangan Haydn. Di Wina, Beethoven sang musisi muda berguru pada Haydyn, kemudian pada Albrechtsberger dan Salieri. Dia telah menarik perhatian dan memukau Wina dengan keahlian dan improvisasi nya pada piano. Pada 1794, Beethoven menuliskan Opus 1, the Trios for Piano. Pada tahun berikutnya, Ludwig Van Beethoven melakukan penampilan publik pertamanya di Wina dimana setiap musisi memainkan karyanya masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah tur : Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin, sebelum berangkat untuk sebuah konser di Budapest. Pada tahun 1801 Beethoven mengaku kepada teman-temannya di Bonn bahwa ia takut ia perlahan-lahan menjadi tuli. Di Heiligenstadt pada tahun 1802, ia menulis sebuah teks yang terkenal, mengungkapkan kejijikannya pada ketidakadilan kehidupan: bahwa ia, seorang musisi, bisa menjadi tuli adalah sesuatu yang dia tidak ingin lalui dalam hidup. Bagaimanapun, musik membuatnya untuk terus, dan ia menulis bahwa ia tahu bahwa ia masih memiliki banyak domain musik lain untuk dieksplorasi, ditenemukan, dan disampaikan. Beethoven tidak bunuh diri. Mengetahui bahwa penyakitnya itu semakin parah dan terus memburuk, ia menenggelamkan dirinya pada karya-karya terbesarnya : Sonatas for Piano (notably The Storm, Opus 31), the second and the third symphonies The Eroica dan tentu masih banyak lagi. Sejak sekitar 1809, Beethoven menulis banyak komposisi simfoni, yang beberapa diantaranya adalah the Pastoral, the Coriolan Overture, dan Letter for Elise yang sangat terkenal. Ia banyak tertarik dan jatuh cinta pada beberapa muridnya. Konon beberapa karya yang ditulisnya adalah penggambaran perasaannya pada murid tersebut. The Archbishop, Rudolph, saudara dari sang kaisar, juga menjadi muridnya, temannya, dan juga penyokong dananya. Seirin berjalannya waktu, pendengarannya benar-benar hilang : ada kisah, bahwa pada akhir penampilan pertama Symphony 9th, ia harus berbalik badan untuk melihat gemuruh tepuk tangan dan sambutan yang sangat meriah dari penonton ; ia tidak mendengar apa-apa dan menangis. Kehilangan pendengaran tidak mencegahnya untuk terus menulis musik, namun hal ini sangat mempersulitnya untuk tampil dalam konser. Setelah usaha gagalnya pada 1811 untuk menampilkan Piano Concerto No. 5 (the "Emperor") nya, yang ditampilkan untuk pertama kalinya oleh murid Beethoven, Carl Czerny, Beethoven tidak pernah tampil di hadapan publik lagi.

Pada Desember 1826, ia terserang penyakit dengan rangkaian muntah-muntah dan diare yang hampir mengakhiri hidupnya. Beethoven terbaring di tempat tidur untuk sebagian besar waktunya yang tersisa, dan banyak teman-temannya yang datang mengunjungi. Beethoven meninggal pada Senin, Maret 26, 1827. Ketika itu terjadi badai. Temannya, Anselm Httenbrenner, yang hadir pada saat itu, mengatakan bahwa ada gemuruh guntur pada saat kematian Beethoven. Autopsi mengungkapkan kematiannya disebabkan oleh kerusakan hati yang parah, yang mungkin disebabkan oleh konsumsi berat alkohol. Fr Elise (dalam bahasa Inggris : For Elise) Judul resmi dari karya ini adalah adalah Bagatelle No. 25 in A minor (WoO 59 dan Bia 515) untuk piano solo. Karya ini tidak dipublikasikan hingga 1867, 30 tahun setelah kematian sang komponis. Penemu dari karya ini adalah Ludwig Nohl, ia meyakinkan bahwa berkas dari karya ini ditandatangani pada 27 April. Berkas asli dari karya ini hilang. Tidak ada kepastian akan siapakan Elise sebenarnya. Max Unger menduga bahwa Ludwig Nohl mentranskripsi judulnya dengan kurang tepat dan bahwa karya aslinya dinamai "Fr Therese", merujuk pada Therese Malfattivon Rohrenbach zu Dezza (17921851). Ia adalah seorang teman dan murid Beethoven, yang dilamar olehnya pada 1810, meskipun lamarannya itu ditolak oleh Therese. Therese menikah dengan seorang yang terhormat dari Austria, yang adalah seorang state official, Wilhelm von Drodik, pada 1816. Menurut studi terbaru, diduga karya ini ditulis untuk seorang penyanyi sopran Jerman bernama Elisabeth Rckel (17931883), yang adalah istri dari Johann Nepomuk Hummel. "Elise", sebagaimana ia dipanggil oleh pendeta Paroki (ia selalu memanggil dirinya "Betty"), adalah seorang teman Beethoven sejak 1806. Sumber http://www.classiccat.net/beethoven_l_van/w59.info.php?lang=nl http://www.lvbeethoven.com/Bio/BiographyLudwig.html http://www.google.co.id/books? hl=id&lr=&id=80cOAAAAQAAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=biography+ludwig+van+beethoven&ots =DDrEfO8E7y&sig=ixXmfyUwDAL0lCs0v4k29p7GoYk&redir_esc=y#v=onepage&q=biography %20ludwig%20van%20beethoven&f=false

ERA ROMANTIC Ideologi Romantisme dan Impresionisme dalam musik : perlawanan dari era Klasik yang dianggap terlalu menekankan logika dan serba terkontrol. dalam mengeksplorasi kehidupan terdalam jiwanya, para seniman era Romantik hanyut dalam alam fantasi: ketidaksadaran, hal-hal irasional, dunia mimpi. menekankan: emosi, imajinasi, dan individualitas style

Pyotr Ilyich Tchaikovsky (dibaca Piotr Ilyich Tchaikovsky) lahir di Kamsko-Votkinsk, Rusia pada 7 May 1840. Keluarganya adalah keluarga yang mampu dan Piotr Ilyich kecil telah menunjukkan bakat dalam musik dan bahasa sejak dini. Dilaporkan bahwa Piotr Ilyich telah dapat membaca musik dengan lancar pada usia 8 tahun. Ia mulai mengambil kursus piano pada umumr 5 dan ia mengatakan pada orangtuanya bahwa ia sering terjaga hingga dini hari karena musik yang terus mengalun di dalam pikirannya. Ibunya meninggal karena kolera saat ia berusa 14 tahun dan ia tidak pernah bisa melupakan kehilangan ibunya tersebut. Saat berusia 10 tahun, Piotr Ilyich dikirim ke St. Petersburg unutuk mengikuti kelas persiapan di sebuah sekolah hukum. Keluarganya tidak menyadari akan potensi keberlanjutan bakat musik nya. Ia tidak pernah mempelajari musik dengan serius saat berada di sekolah, namun setelah kelulusannya pada 1859, ia mulai belajar musik dengan lebih serius. Piotr Ilyich mulai belajar di Konservator St Petersburg pada 1862 dan pada 1863 ia mengundurkan diri dari pekerjaannya di Kementerian Peradilan. Terbebas dari tugas sebagai seorang pegawai, Piotr Ilyich mendevosikan dirinya kepada musik. Dengan Anton Rubenstein, direktur dari konservatori, sebagai mentornya, ia dapat mempelajari kurikulum konservatori dengan sepenuhnya. Rubenstein adalah musisi yang sezaman dengan Franz Listzt dan terkenal karena kehebatan teknikalnya. Musik Piotr Ilyich menjadi terkenal secara luas di antara tahun 1875 dan 1892. Dikenal dengan kualitas melodiknya, Tchaikovsky lebih dikenal dengan komposisi-komposisinya untuk balet klasik. Dalam waktu tersebut, ia menulis mahakarya baletnya yang berjudul Swan Lake (1876), Sleeping Beauty (1889) dan The Nutcracker (1892). Pada tahun 1869 Piotr Ilyich Tchaikovsky mulai memperkenalkan karya pertamanya yang terkenal yaitu overture dari Romeo and Juliet.Piotr Ilyich Tchaikovsky juga meninggalkan Moskow dan mengadakan perjalanan ke Eropa. Dia mengunjungi Prancis, Jerman, Austria. Di mannheimia Piotr Ilyich Tchaikovsky menghadiri acara satu abad Beethoven, dan pada saat itu ia berumur genap 30 tahun. Pada Bulan Agustus 1873, sang komponis mengadakan perjalanan lagi ke daerah Swiss dan Italia. Sepanjang perjalanannya, dengan inspirasi dari pemandangan akan daerah-daerah

tersebut, Pyotr Ilyich Tchaikovsky menghasilkan sedikit demi sedikit lembaran-lembaran komposisi yang akan membawanya pada kejayaannya. Sampai tahun 1877 karya-karya yang lahir antara lain : First Concerto untuk piano dan orkestra (1874); El lago de los cisnesi, dan Francessa da Rimini, Fantasia (1876), dan masih banyak lagi. Tahun 1881 sang komponis mendapat ujian berat yaitu meninggalnya kedua sahabat dekatnya yang bernama Dostoyevsky dan Mussorgsky. Piotr Ilyich tidak pernah 'sembuh' secara emosional dari kesedihan akan kematian ibunya. Ia mengalami banyak gejolak emosional sepanjang hidupnya. Walaupun kehidupan pribadinya bermalasah, ia tetap menikmati kesuksesannya dengan profesional dan berpergian ke banyak tempat. Pada 1891, ia melakukan tur ke Amerika, memimpin (conduct) karya-karyanya. Namun conducting tidak pernah nyaman baginya. Pathetique, 6th Symphony mendapatkan penampilan perdananya pada Oktober 1893 mendapatkan banyak pujian. Piotr Ilyich meninggal di St. Petersburg pada 6 November 1893, 9 hari setelah pertunjukan perdana karyanya : Sixth Symphony, the Pathtique. Walaupun ia hanya berusia 53 tahun, bila dibandingkan dengan komponis-komponis abad 19 Rusia, hidupnya terhitung cukup lama. Ia dimakamkan di Tikhvin Cemetery di the Alexander Nevsky Monastery, dekat dengan makam teman-teman komponis lainnya, Alexander Borodin, Mikhail Glinka, Nikolai RimskyKorsakov, Mily Balakirev and Modest Mussorgsky. Kematian Piotr Ilyich Tchaikovsky dipercaya adalah akibat dari kolera, kemungkinan paling memungkinkan adalah ia tertular kolera ketika meminum air mentah seusai konser dan air itu diduga terkontraminasi. Bagaimanapun, beberapa musikolog dan biografer resmi Tchaikovsky meneorikan bahwa kematiannya adalah bunuh diri. Menurut salah satu variasi teori tersebut, hukuman bunuh diri diberlakukan dalam "pengadilan kehormatan" oleh rekan-rekan alumni Tchaikovsky dari Sekolah Hukum nya St Petersburg sebagai kecaman dari homoseksualitasan sang komposer.ini adalah bunuh diri atas nama. Namun teori-teori ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Musik gubahan Piotr Ilyich Tchaikovsky dikenal dan digemari untuk ciri-ciri Rusianya serta harmoni yang kaya dan melodinya yang indah. Meskipun begitu, karya-karyanya lebih kebaratbaratan dibandingkan dengan komponis-komponis Rusia pada zamannya karena ia mencampurkan unsur-unsur luar negeri dengan melodi rakyat yang nasionalistik. dan mendapat sambutan yang hangat. Kelak, karyanya ini

The Nutcracker The Nutcracker adalah balet dua babak. Adaptasi Piotr Ilyich dari cerita "The Nutcracker and the Mouse King" oleh E. T. A. Hoffmann adalah permintaan dari direktur the Imperial Theatres, Ivan Vsevolozhsky, pada tahun 1891. Produksi originalnya dipentaskan oleh Marius Petipa pada 18 Desember 1892, penampilan perdanana dilakukan dengan penampilan yang dibarengi dengan karya Tchaikovsky yang saat ini tidak terlalu diingat, yaitu opera Iolanta (doublebill). Ketika menulis musik untuk balet, Piotr Ilyich berdebat dengan seorang teman yang bertaruh bahwa sang komposer tidak bisa menulis melodi berdasarkan not-not dari tangga nada dalam sebuah oktaf dalam sekuens. Tchaikovsky menanyakan apakah penulisan not-not secara ascending dan descending penting, dan ia diyakinkan bahwa hal itu tidak penting. Hal ini lah yang menghasilkan Adagio dari Grand pas de deux dari babak kedua, yang ditarikan segera setelah Waltz of the Flowers. Sebuah cerita juga menceritakan bahwa adiknya meninggal tak lama sebelum ia mulai komposisi balet tersebut, dan bahwa kematian adiknya mempengaruhi Piotr Ilyich untuk menulis sebuah bagian melankolis, tangga nada descending untuk adagio dari Grand Pas de Deux . Trepak, atau Russian dance, adalah salah satu karya dalam balet yang paling diingat, bersamaan dengan karya lainnya yang terkenal, Waltz of the Flowers dan March, juga Dance of the Sugar Plum Fairy. Balet ini berisi akan kekayaan penemuan melodi yang tak tertandingi dalam musik. Namun demikian, rujukan sang komposer pada Rococo dan musik akhir abad ke-18 dapat dideteksi dalam bagian-bagian seperti Overture, the "Entre des parents", dan "Tempo di Grossvater dalam babak ke dua. Satu hal yang baru dalam karya asli Tchaikovsky adalah penggunaan Celesta, instrumen baru yang ia temukan di Paris. Dia benar-benar menginginkannya untuk karakter Peri Sugar Plum untuk menggambarkan karakter dengan "suara manis surgawi" nya. Hal ini tidak hanya nampak di dalam tariannya, namun juga di bagian-bagian dalam babak ke-2. Tchaikovsky juga menggunakan instrumen mainan selama adegan pesta Natal. Ia sangat bangga akan efek celesta, dan tidak sabar untuk menampilkannya kepada publik. Semua orang terpesona.

Sumber http://www.classiccat.net/tchaikovsky_pi/71.info.php?lang=nl#The_Music http://www.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=heip7MKB3IC&oi=fnd&pg=PR9&dq=tchaikovsky+biography&ots=V2bmepAAJr&sig=BKoPlbPpy RPGwVCf3aR-Buwb_Dw&redir_esc=y Slide ajar MPK Seni Musik dan Vokal

Anda mungkin juga menyukai