Anda di halaman 1dari 9

TEORI Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari suatu wadah (biasanya beker) ke dalam

tabung reaksi untuk pengenceran atau penetapan kadar, biasanya bersama-sama dengan pengisi pipet (pipette fillers). Pipet ini bukanlah sedotan minuman, dan sebaiknya jangan pernah ditempatkan dalam mulut, atau digunakan untuk larutan pipet mulut. Praktik ini berbahaya dan tidak higienis. Ada dua jenis pipet yang utama (Cairns, 2009). Pipet Ukur Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar (Awang, 2010).

Pipet ukur mempunyai fungsi hampir sama dengan pipet tetes biasa, kecuali : 1. Garis skala volum pada pipet ukur tidak hanya satu tapi ada beberapa skala, volum pipet seukuran hanya ada satu. 2. Tingkat ketelitian pengukuran pipet ukur lebih kecil dari tingkat ketelitian pengukuran pipet seukuran (Maya, 2010). Cara kalibrasi pipet ukur dilakukan terhadap sekelompok volum tertentu, misalnya untuk pipet ukur dengan kapasitas 25 mL, kalibrasi dilakukan pada volum 5 mL, 10 mL, 15

mL, 20 mL, dan 25 mL. Kalau memang diinginkan dan tersedia waktu luang, boleh juga dilakukan kalibrasi pada volum diluar yang disebut diatas (Maya, 2010). Pipet ukur dikalibrasi untuk memungkinkan sebuah alat gelas memindahkan satu interval volume, dan ukurannya yang umum adalah 1 ml dan 10 ml. Pipet ini kurang akurat bila dibandingkan dengan pipet pindah, dan pipet ini tidak digunakan di dalam laboratorium kimia analitik. Jika ingin memindahkan suatu larutan dengan volume sangat kecil, digunakan alat suntik gelas yang akurat (misalnya, alat suntik Hamilton) atau mikropipet otomatis (Cairns, 2009). Fungsi : untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan ketelitian yangsangat tinggi. Kelebihan : memiliki skala yang sangat tinggi, ujung bagian bawah dibuat runcingsehingga dapat memperlambat keluarnya/ masuknya zat cair. Kekurangan : penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutanharus menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya (Indica, 2011). Mikropipet Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip (Awang, 2010). Mikropipet digunakan untuk memindahkan secara akurat suatu larutan/cairan dalam volume kecil. Pipet biasa seperti pipet gelas tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml), sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml) (Umam, 2010). Dalam menggunakan mikropipet, yang perlu diperhatikan adalah volume cairan yang akan dipindahkan. Ada beberapa jenis mikropipet berdasarkan volumenya, jenis mikropipet yang sering digunakan memiliki kisaran 10-100 mikro liter (l) dan 100-1000 mikro liter (l). Pada penggunaanya, biasanya dilakukan kombinasi pemakaian kedua jenis

mikropipet ini, misalnya untuk memindahkan 1030 l cairan, maka digunakan pipet jenis pertama untuk memindahkan 30 l dan pipet jenis kedua untuk memindahkan cairan sebanyak 1000 l. Pemilihan jenis pipet yang tepat ini penting untuk menghemat waktu (Umam, 2010).

Cara Penggunaan : 1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. 2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. 3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. 4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. 5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. 6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan. 7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar (Awang, 2010). Ada beberapa macam mikropipet yang biasa dipakai di laboratorium,seperti misalnya merk Gilson ada tertulis P20, P200 dan P1000 pada kepala pipet

Macam-macam ukuran mikropipet P20 dimaksudkan untuk memipet larutan pada volume antara 2 - 20 ul P200 untuk memipet larutan pada volume antara 20 200 ul P1000 untuk memipet larutan pada volume antara 100 1000 ul Bagian-bagian dari mikropipet terdiri dari Automatic Pipettor dan Pipette tips. Automatic Pipettor berfungsi untuk memompa cairan yang akan dipindahkan dengan volume yang telah diset, sedang Pipette tips merupakan pasangan mikropipet yang berfungsi untuk menampung cairan yang dipompa. Akurasi dan Presisi Akurasi maksudnya kedekatan volume yang di keluarkan terhadap volume yang diset di pipet. Akurasi ini ditunjukkan dari angka rata-rata eror,penyimpangan pengukuran berulang terhadap volume yang diset. Sedang presisi adalah reprodusibiliti pengukuran individual untuk volume yang sama. Presisi ditunjukkan oleh standar deviasi (SD). Akurasi relatif secara umum adalah 1%atau kurang, sedang presisi kurang dari 0,5 % kecuali

digunakan volume terkecilyang dianjurkan dari model. Gunakan mikropipet yang sesuai dengan volume yang akan diukur/dipipet. Menggunakan pipet dibawah volume yang dianjurkanakan menghasilkan kesalahan yang lebih besar.Untuk mendapatkan reprodusibilitas optimal ikuti saran sebagai berikut :o Konsisten dalam KECEPATAN dan KEHALUSAN saat menekan dan melepaskan penyedot. o Tekanan yang konsisten dalam penekanan penyedot pada pembataspertama.o Kedalaman penyedotan yang cukup dan konsisten.o Posisi pemipetan hampir vertikal.o Jangan sampai ada gelembung udara.o Jangan pernah meninggalkan pipet pada posisi mendatar apalagi terbalik saat tip terisi sampel. Dengan demikian, jika Anda bekerja dengan mikropipet akan memperoleh hasilyang akurat, presisi dan alat tidak mudah rusak (Lansida, 2010) Spektrofotometri Uv-Vis a. Prinsip pengukuran spektrofotometri Uv-Vis. 1. Hukum Lambert Beer Konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorpsi (absorbansi) dan berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan. A = a.b.c = log 100 = 2 - log %T %t T

dimana: a = absorptivitas

b = tebal kuvet c = konsentrasi sampel A = absorbansi %T = transmitan

Spektrofotometer Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan/ absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadapsederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal. Komponen utama darispektrofotometer dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Diagram komponen utama spektrofotometer (Skoog, DA, 1996).Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri darispektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrumdengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitascahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometerUniversitas Sumatera Utaradigunakan untuk mengukur energi secara relatif jikaenergi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang (Khopkar,1990).Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400-800 nm(DitjenPOM, 1995).

Berikut ini adalah uraian bagian-bagian spektrofotometer. 1. Sumber-sumber lampu; lampu deutrium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel (pada panjang gelombang antara 350-900 nm). 2. Monokromator: digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian. 3. Sel absorpsi: Pada pengukuran didaerah tampak, kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya. 4. Detektor: Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.(Khopkar, 1990). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. 1. Aspek kualitatif Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi inframerah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi/analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan. 2. Aspek kuantitatif monokromatis. sinar Untuk mengarahkan

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya (Sudjadi, 2007). Aplikasi UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan solusi dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik. Solusi ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena d elektron dalam atom logam dapat tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam sangat dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer tembaga sulfat adalah biru yang sangat terang; menambahkan amonia meningkat dan perubahan warna panjang gelombang serapan maksimum ( max) (Hosniah, 2010). Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat dari spektrum elektromagnetik. pelarut untuk penentuan ini sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang larut. (Pelarut organik mungkin memiliki penyerapan sinar UV yang signifikan; tidak semua pelarut yang cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah di paling panjang gelombang.) Solvent polaritas dan pH dapat mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin, misalnya, peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar kepunahan ketika pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang (Hosniah, 2010). Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat untuk digunakan untuk pengukuran kuantitatif (Hosniah, 2010).

Awang. 2010. Pengenalan Alat. http://ekmon-saurus.com/2008/11/bab-1-pengenalanalat.html [diakses pada tanggal 28 September 2011] Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta. Day, R. A & A. L, Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta. Hosniah. 2010. Spektroskopi Ultrviolet-Visibel. http://hoshhosh.com/2010/02/spektroskopi-ultraviolet-visible.html [diakses pada tanggal 16 Oktober 2010] Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press Maya, Novi. 2010. Kaliberasi Pipet Ukur. http://catatankimia.com/catatan/kalibrasi-pipetseukuran-dan-pipet-ukur.html [diakses pada tanggal 28 September 2011] Nafarin, M. 2007. Penganggaran perusahaan. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Jakarta. Sudjadi. 2007. Kimia Framasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Umam, Khoirul. 2010. Penggunaan Mikropipet. http://khoirulumam.com/foodtechothermenu-27/177-penggunaan-mikropipet [diakses pada tanggal 28 September 2011] Empat. EGC.

Anda mungkin juga menyukai