Anda di halaman 1dari 4

BAB III METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan Traktor poros tunggal (hand tractor) Bajak singkal Stopwatch Meteran Patok

3.2. Prosedur Praktikum Menentukan lahan untuk pengolahan tanah, dan menandai lahan tersebut dengan patok. Lahan ini akan digunakan bersama oleh seluruh kelompok, ukuran lahan sekitar 12x50 m Sebelum pengolahan tanah dimulai, setiap kelompok harus menentukan tugas untuk setiap anggotanya. Seluruh anggota kelompok harus bekerja. Tugas yang harus dikerjakan adalah: a. Mengemudikan traktor; b. Mengukur waktu operasi; c. Mengukur lebar kerja alat dan lebar kerja pembajakan efektif; d. Mengukur kecepatan maju; e. Mengukur slip roda. Menentukan urutan pelaksanaan pengukuran mulai dari kelompok pertama hingga terakhir. Setelah semuanya siap maka pengolahan tanah dapat dilakukan begitu pula kegiatan pengukuran. Mengusahakan pergantian operator tidak terlalu lama paling tidak setiap operator dapat mengolah tanah tiga putaran.

Raizal Maulana 240110090077 4.2. Pembahasan Praktikum kali ini kami akan melakukan pengolahan tanah pertama dengan menggunakan traktor poros tunggal (hand tractor). Dalam kegiatan pengolahan tanah ini kami melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap beberapa hal seperti pengukuran waktu operasi, lebar kerja implemen, lebar kerja efektif pembajakan, kecepatan maju, dan slip. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, memberantas hama, memperbaiki aerasi tanah. Pada pengolahan tanah pertama yang dilakukan implemen yang digunakan berupa bajak singkal. Bajak singkal digunakan untuk membalikkan tanah sehingga rerumputan terkubur, selain itu penggunaan bajak singkal membuat tanah menjadi bongkahan besar dan mengangkat sub soil kepermukaan. Dalam pelaksanaan pengolahan kami melakukan pola pengolahan headland pattern from boundaries. Pada tipe pengolahan lahan ini pada saat pembajakan berpindah dari lintasan pertama ke lintasan kedua (memasuki daerah headland) maka implemen diangkat (pada traktor poros ganda) namun jika pada traktor poros tunggal ketika memasuki daerah headland implemen tidak diangkat namun durasi selama traktor berada pada headland maka waktu tersebut adalah waktu hilang. Pengukuran waktu operasi dibedakan kedalam beberapa kategori yaitu waktu efektif pembajakan, waktu hilang, dan waktu dimana roda ban traktor telah berputar 10 kali. Waktu efektif pembajakan adalah ketika traktor membajak tanah pada jalur lintasan yang sesuai, waktu hilang adalah ketika traktor melewati daerah headland atau traktor berhenti melakukan pembajakan, sedangkan pengukuran waktu 10 putaran roda dilakukan sebagai data guna mendapatkan kecepatan maju dari traktor. Bedasarkan data pengukuran waktu yang telah dilakukan nilai efisiensi waktu dari pengolahan tanah yang kami lakukan adalah 86 %. Hal ini menunjukan rasio waktu efektif dan waktu total pengolahan (wakt efektif + waktu hilang). Slip traktor diketahui dengan langkah sebagai berikut: Menentukan titik pada roda traktor Jalankan traktor hingga titik pada roda berputar sebanyak 10 kali.

Raizal Maulana 240110090077 Kemudian ukur berapa waktu tempuh dan jarak yang telah ditempuh oleh traktor (Sb). Hitung keliling roda dan dikali dengan 10 (So). Maka nilai slip adalah perbandingan antara (So-Sb) dengan jarak pengukuran dilapang (Sb). Bedasarkan hasil pengukuran yang dilakukan nilai slip pada praktikum kali ini adalah 12,77 %. Nilai slip yang terjadi dipengaruhi oleh kondisi tanah yang sudah lama tidak diolah sehingga masih banyak terdapat akar dan serabut tanaman sehingga membuat bajak tersangkut sehingga laju traktor tertahan dan roda traktor mengalami slip. Pengukuran kecepatan maju traktor dilakukan dengan membandingkan jarak tempuh traktor dengan waktu yang ditempuh traktor. Berdasarkan pengukuran dan perhitungan maka nilai kecepatan maju traktor adalah 0,322 m/s. Lebar kerja implemen diketahui dengan mengukur lebar kerja bajak singkal yang digunakan. Lebar kerja bajak singkal yang digunakan adalah 22 cm. Sedangkan pengukuran lebar kerja efektif pembajakan dilakukan dengan menggunakan patok-patok. Pengukuran dilakukan pada setiap lintasan

pembajakan. Dari hasil pengukuran dan perhitungan rata-rata lebar kerja pembajakan adalah 18,75 cm. Overlap dapat diartikan secara sederhana yaitu daerah yang terolah lebih dari 1 kali. Persentase ovelap pada pengolahan lahan pertama yang kami lakukan adalah 14,77 %. Hal tersebut menunjukkan dalam kegiatan pengolahan tanah pertama yang dilakukan terdapat 14.77 % daerah yang terbajak lebih dari 1 kali dari 100 % daerah yang di olah. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan di atas maka diketahui nilai kapasitas lapang teoretis (KLT) sebesar 0,07084 Ha/jam dan nilai kapasitas lapang efektif (KLE) sebesar 0,0396 Ha/jam. Sehingga nilai efisensi lapang diperoleh 55, 92 %. Efisiensi lapang menunjukkan perbandingan antara besar KLE dengan KLT oleh karena itu angka 55,92% menunjukkan bahwa daerah yang dapat dibajak hanya 55,92 bagian dari daerah yang seharusnya (secara teoretis).

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum kegiatan pengolahan lahan pertama

menggunakan traktor poros tunggal maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, memberantas hama, memperbaiki aerasi tanah. 2. Bajak singkal digunakan untuk membalikkan tanah sehingga rerumputan terkubur, selain itu penggunaan bajak singkal membuat tanah menjadi bongkahan besar dan mengangkat sub soil kepermukaan. 3. Nilai slip yang terjadi yaitu sebesar 12,77% dipengaruhi oleh kondisi tanah yang sudah lama tidak diolah sehingga masih banyak terdapat akar dan serabut tanaman sehingga membuat bajak tersangkut sehingga laju traktor tertahan dan roda traktor mengalami slip. 4. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai kapasitas lapang teoretis (KLT) sebesar 0,07084 Ha/jam dan nilai kapasitas lapang efektif (KLE) sebesar 0,0396 Ha/jam. 5. Nilai efisensi lapang diperoleh 55, 92 %. 6. Efisiensi lapang menunjukkan perbandingan antara besar KLE dengan KLT oleh karena itu angka 55,92% menunjukkan bahwa daerah yang dapat dibajak hanya 55,92 bagian dari daerah yang seharusnya (secara teoretis).

Anda mungkin juga menyukai