Anda di halaman 1dari 8

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi 1.

Cidera/penghentian pernapasan/keracunan berhubungan dengan kegagalan otot menurunnya koordinasi tangan / mata, ditandai :
o o

Menurunnya respon /persepsi terhadap nyeri, menurunnya suhu sensasi taktil. Sensor yang membingungkan dan ketidak keseimbangan keputusan gerakan klonik, kekakuan otot.

Intervensi : 1. Pastikan obat apa yang dipakai R/ Perlu untuk menentukan intervensi selanjutnya. 2. Pantau TRV dna irama pernafasan R/ Penurunan TD Diastolik dan krisis hipertensi dapat berkembang. 3. Tinggikan tempat tidur R/ Menurunkan kemungkinan respirasi, diafragrea bagian bawah untuk meningkatkan ekspansi paru-paru. 4. Dorong untuk latihan nafas dalam dan bentuk efektif R/ Memudahkan ekspansi paru-paru dan mobilisasi sekresi untuk mengurangi resiko paru-paru. 5. Auskultasi suara nafas R/ Pasien beresiko eteletaksis dihubungkan hipoventilasi. 6. Beri tambahan oksigen bila diperlukan R/ Hipoksia mungkin terjadi karena dipresi pernapasan akibat efek obat menekan SSP.

7. Membantu mengeluarkan muntah dan mencegah aspirasi.

2. Resiko tinosi penurunan cardiae out put berhubungan dengan efek samping alkohol pada obat jantung, obat yang memberikan efek pada Miocardium. Intervensi : 1. Pantau tekanan darah R/ Fruktuasi tekana darah dapat sangat hebat, baik keadaan hipertensi maupun hipotensi yang memepengaruhi curah jantung. 2. Pantau Frekuensi dan irama jantung R/ Disaritmia atau henti jantung mungkin terjadi kapan saja terutama pada tingkat keracunan obat-obatan. 3. Selidiki adanya keluhan nyeri dada R/ Infark miocard dpat terjadi pada pemakaian Kokain. 4. Pantau suhu tubuh R/ Peningkatan dapat saja terjadi pada stimulasi simpatis, dehidrasi dan infeksi. 5. Sediakan alat-alat/obat-obatan darurat R/ Pengobatan secara cepat dapat mencegah henti jantung. 6. Kolaborasi tentang pemberian anti Disaritmia

R/ Pencegahan cepat disaritmia mencegah henti jantung.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan teknik penggunaan obat yang diinjeksikan (IV), lokalisasi trauma, kerusakan septum masal (penghirupan kokain) mal nutrisi perubahan status imun. Intervensi : 1. Gunakan pencegahan tindakan terhadap darah, cairan tubuh, sesuai kebutuhan R/ Pemberian perawatan dikontaminasi yang mingkin disebabkan oleh virus. 2. Pantau TTV tingkat kesadaran R/ Tanda abnormal termasuk demam dapat menjadi indikasi timbulnya infeksi. 3. Observasi kekauan nasal, rasa sakit, perdarahan, produksi mukus yang tidak normal. R/ Penghisapan Narkotik dapat menyebabkan erosi, septum nasal membutuhkan intervensi tambahan. 4. Kolaborasi tentang laboratorium misal UL, DL, RPR, SPR R/ Mengidentifikasi komplikasi dari penggunaan obat-obatan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi 2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah 3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan

D. INTERVENSI 1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi Intervensi : - Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa diperlukan - Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yang meliputi resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui pencernaaan dengan cara kumbah lambung, emesis, atau katarsis dan keramas rambut. - Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak sampai demam atau mengigil, monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat, distress pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau kematian. 2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah Intervensi : - Monitir vital sign setiap 15 menit untuk beberapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter. - Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor semua muntah akan adanya darah. - Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter. 3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan Intervensi : - Memberikan penjelasan pada orang tua sehubungan dengan yang sedang dialami anak - Memberikan health education pada orang tua tentang penyebab keracunan - Memberikan teknik relaksasi pada anak

No. Dx Kep 1.

Tujuan

Intervensi

Rasional

Tujuan: setelah dilakukan 1. Monitor pemasukan dan 1. tindakan keperawatan selama pengeluaran cairan. 1x24 jam tidak terjadi kekurangan cairan. 2. Monitor suhu kulit, palpasi denyut perifer. 2. Kriteria hasil: K: Pasien tahu cara menjaga keseimbangan cairannya.

Dokumentasi yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluran dan penggantian cairan. Kulit dingain dan lembab, denyut yang lemah mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk pengantian cairan tambahan.

A: Pasien menunjukkan kemauaan 3. Pantau dalam pelaksanaan tindakan. vital. P: Pasien mampu memenuhi keseimbangan cairannya. 4. Kolaborasi P: Keseimbangan cairan adekuat pemberian - Intake: 125-135ml/kgBB/hari - Output: 100-110ml/kgBB/hari 2.

3. Hipotensi, takikardia, peningkatan tanda-tanda pernapasan mengindikasikan kekurangan cairan (dehindrasi/hipovolemia). 4. Antiemetik dapat menghilangkan dalam yang dapat antiemetik mual/muntah menyebabkan ketidak seimbangan pemasukan.

Tujuan : setelah dilakukan1. Pantau tingkat, irama1. Efek racun mendepresi SSP yang tindakan keperawatan selama pernapasan & suara mungkin dapat mengakibatkan 1x24 jam Pola napas efektif napas serta pola hilangnya kepatenan aliran udara pernapasan atau depresi pernapasan, pengkajian yang berulang kali sangat penting K: Pasien tahu cara menjaga pola karena kadar toksisitas mungkin nafasnya agar efektif. berubah-ubah secara drastis. A: Pasien menunjukkan kemauaan 2. Menurunkan kemungkinan aspirasi, dalam pelaksanaan tindakan. 2. Tinggikan kepala diagfragma bagian bawah untuk untuk menigkatkan inflasi paru. P: Pasien mampu menjaga pola tempat tidur nafasnya agar tetap efektif 3. Memudahkan ekspansi paru & mobilisasi sekresi untuk P: Pola nafas pasien efektif. resiko 3. Dorong untuk nafas mengurangi atelektasis/pneumonia dalam. - Suara nafas Vesikuler - Tak ada retraksi dada - RR: 18-24x/menit 4. Berikan O2 dibutuhkan dengan jika 4. Hipoksia mungkin terjadi akibat depresi pernapasan

3.

Tujuan : setelah dilakukan 1. Pastikan tindakan keperawatan selama

apa1. Menunjukkan

penghargaan

dan

1x24 jam koping individu efektif, pasien ingin dipanggil. tidak terjadi kerusakan perilaku adaptif. 2. Tentukan pemahaman Kriteria hasil : situasi saat ini & metode koping sebelumnya2. K: Pasien tahu cara meningkatkan terhadap masalah koping individu kehidupan. A: Pasien menunjukkan kemauaan 3. Tetap tidak bersikap dalam pelaksanaan tindakan. tidak menghakimi. P: Pasien mampu menunjukkan 4. Berikan koping individu yang efektif. positif P: Koping individu efektif umpan balik
3.

hormat

Memberi informasi tentang derajar menyangkal, mengidentifikasi koping yang digunakan pada rencana perawatan saat ini

Konfrontasi menyebabkan peningkatan agitasi yang menurunkan keamanan pasien Umpan balik yang positif perlu untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan kesadaran

4.

2. Diagnosa dan intervensi a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum Intervensi : Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tidak ada aliran udara dan bunyi bunyi napas Bantu pasien latihan napas sering. Tunjukan atau bantu pasien mempelajari melakukan batuk. Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik. b. Penurunan curah jantung b.d konduksi elektrik Intervensi Ukur tekanan darah Pantau irama dan frekuensi jantung Selidiki adanya keluhan nyeri dada,panas pada ulu hati atau jantung. Sediakan alat-alat atau obat-obatan darurat Berikan tambahan O2 bila dibutuhkan c. Gangguan sensori perceptual penglihatan b.d gangguan status organ indra Intervensi Pastikan drajat atau tipe kehilangan penglihatan Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan Tunjukan pemberian tetes mata contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal,tidak salah dosis d. Perubahan nutrisi b.d anoreksia Intervensi Pastikan pola masukan diet setelah beberapa minggu Antisipasi hipervagia dan timbang setiap hari Diskusikan kebutuhan/kesukaan / ketidaksukaan mengenai pilihan makanan Konsultasikan dengan ahli gizi e. Resti cedera b.d gerakan klonik, kekakuan otot (kejang) Intervensi: Singkirkan benda-benda yang mungkin digunakan untuk melukai diri atau orang lain Pantau tanda-tanda vital, tingkat / kedalaman dan irama pernapasan Kaji respon gangguan / menelan dan karakter pernapasan. Posisikan pasien miring

Siapkan peralatan kedaruratan (termasuk penambahan /penghisapan aliran udara) dan obatobatan Berikan cairan IV dan amonium klorida / asam askorbat sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai