mulut bisa terjadi kepada siapa saja tidak mengenal usia maupun umur, berikut garis besar yang saya bisa ambil mengenai penyakit jaringan lunak pada mulut anak. Jaringan Periodontal : Gingiva Sementum Ligamentum Periodontal Tulang Alveolar Pada Anak-anak Jaringan gingiva tepi mengandung : Pembuluh darah yang banyak Jaringan fiber yang sedikit Epitel Tingkat keratinisasi lebih sedikit Gingiva lebih merah. Ligamentum periodontal Kurang fibrous (jaringan Fiber) dan pembuluh darah banyak Ruang ligamentum periodontal lebih luas sementum dan tulang alveolar lebih tipis. Tulang alveolar Marrow Space lebih luas, vaskularisasi banyak dan trabekula sedikit bila kena infeksi, progresivitas penyakit periodontal meningkat.
Penyakit Periodontal Penyakit Periodontal yang paling serimg terjadi pada anak-anak dan remaja adalah : gingivitis Gambaran klinis : 1. Radang pada bagian marginal gingiva 2. Hilangnya stippling 3. Pembesaran gingiva 4. Adanya perdarahan secara spontan atau karena rangsangan. Pembagian penyakit periodontal Pubertas gingivitis Definisi : Radang pada gusi yang disebabkan adanya perubahan hormonal pada remaja. Klinis : - Pembesaran interdental papil - Mudah berdarah Penyebab : faktor lokal dan gangguan keseimbangan hormonal sering terjadi pada bagian anterior gigi dan biasanya pada anak-anak usia 11-14 tahun. Terapi : 1. Menghilangkan faktor lokal 2. peningkatan OH 3. restorasi karies yang mengiritasi 4. bila tidak ada faktor lokal dapat dilakukan tindakan bedah
Faktor faktor yang memperburuk : Penggunaan alat orthodonsi (plat yang menekan dan alat cekat yang bisa menyebabkan penimbunan plak). Pencegahan : Peningkatan OH (Oral Hygiene) Kontrol secara teratur Eruption Gingivitis Definisi : Keradangan gusi yang disebabkan adanya proses erupsi gigi pada anak anak. Ini berkaitan dengan kesulitan erupsi yang menyebabkan adanya pengumpulan plak. Klinis : - keradangan sekitar gigi yang akan erupsi - rasa sakit - sering terjadi pada anak 6-7 tahun. Penyebab : - kesulitan erupsi gigi permanen karena posisi - Faktor lokal - Debris, plak Terapi : Ringan : Peningkatan OH. (Oral Hygiene) Berat : Antibiotik.
Pericoronitis Definisi : Keradangan yang terjadi dimana operculum menghalangi erupsi gigi. Proses akut disebabkan : Sisa makanan Trauma Klinis : - Sakit, operculum membesar - Pergerakan rahang terbatas - Bau nafas tak sedap karena OH jelek Terapi : - Pemberian obat obatan untuk menghilangkan radang - Pencabutan gigi bila tidak berfungsi untuk menghindari kekambuhan. - Perawatan paliatif : Irigasi, Membebaskan oklusi, Kumur-kumur.
ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis) Definisi : * Infeksi akut pada gingiva yang disebabkan oleh bakteri borrelia vincentii. * Bakteri Gram (-), anaerob = Porphyromonas Gingivalis, Veillonella sp, Selonomonas sp. (Hasman & Murray dalam Welbury, 2001) Klinis : - Terjadi pada anak usia 6-12 tahun - Radang pada gusi - Sakit - Perdarahan pada gusi - Nafas tidak sedap karena adanya akumulasi plak dan jaringan nekrotik - Demam - Pembengkakan pada interdental dan adanya pseudomembran pada marginal gingiva. Terapi : Lokal - Pengambilan jaringan nekrotik - Peningkatan OH - Irigasi dan kumur dengan chlorhexidine Sistemik - Pemberian antibiotik
Localized Juvenile Periodontitis Definisi : Gangguan respon jaringan periodontal terhadap bakteri tertentu pada sulkus gingiva. (actinobacillus actinomycotans) Klinis : - Bone Loss sekitar I dan M permanen - Infeksi pada sulkus gingiva - Terjadi perdarahan (probing) Terapi : a. Khemoterapi : - pemberian antibiotik dalam jangka waktu yang lama, diikuti dengan pemeriksaan lab, untuk melihat kuman yang ada. b. Mekhanoterapi : - Scalling, kurretase - Periodontal surgery - Pencabutan gigi - Perawatan ortho. Diperlukan kontrol secara teratur untuk mencegah kekambuhan. Manifestasi Oral Veneral Desease Hanya terlihat pada remaja yang terkena penyakit karena hubungan seksual Terapi : antibiotik untuk menghilangkan sumber penyakit.
Mouth Breathing - Kebiasaan bernafas melalui mulut - Perlu identifikasi penyebab -Kebiasaan -Kelainan - Klinis : radang gusi pada bagian anterior. - Terapi : 1.Perlu penanganan orthodontis dan THT bila penyebabnya gangguan pernafasan 2.Pemberian Lubricant atau penggunaan oral screen pada waktu tidur. 3.Peningkatan OH untuk menghilangkan plak. Menurut Mc.Donald R. 1. Simple Gingivitis a. Gingivitis Erupsi. b. Gingivitis karena OH jelek. c. Alergi. 2. Acute Gingival Desease a. Infeksi herpes simpleks b. recurent apthous ulcer c. ANUG d. Candidiasis akut e. Infeksi bakteri akut 3. Pembesaran Gingiva a. Puberty Gingivitis
4. Scorbuting Gingivitis - Berkaitan dengan kekurangan vitamin C. - Terbatas pada marginal dan papila - perdarahan pada gusi - Terapi : Pemberian Vitamin C 5. a. Prapubertal Periodontitis b. Juvenil Periodontitis Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya plak 1. Erupsi Gigi 2. Maloklusi 3. Karies 4. Restorasi Gigi 5. Penggunaan alat Ortho.
Macam macam kelainan pada lidah. 1. Magroglosia - Ukuran lidah lebih besar dari normal, biasanya kongenital. - Sebab lain oleh karena alergi, trauma dan ini bersifat sementara. - Sering pada anak kretinisme dan anak-anak pada type mongol. - Pada keadaan ini biasanya pertumbuhan tulang rahang terganggu terjadi kelainan klass III. - Perawatan : Tergantung etiologi. 2. Ancyloglosia - Frenulum Lingua Pendek, antara ujung lidah dan dasar mulut akan terjadi gangguan gerakan dan bicara.
3. Fissure Tongue - Jarang terdapat pada anak. - Ada pada pasien kretinisme dan mongol - Terdapat pada dorsum lidah, simetris memanjang. - menurut robinson hal ini terjadi oleh karena defisiensi Vit. B Compleks. - Permukaan lidah tidak licin sering timbul inflamasi. 4. Coated Tongue - Adanya lapisan putih tipis oleh karena ada sisa makanan dan mikroorganisme. - Bisa oleh karena faktor lokal dan sistemik tapi kebanyakan faktor lokal. - Terdapat epithel yang keratinisasi - Terdapat debris, mikroorganisme oleh karena aliran ludah berkurang. - Penyebab sistemik oleh karena demam. 5. White Hairy Tongue - Terjadi pembesaran papilla filiformis dan adanya desquamasi papilla filiformis. Misalnya : Pada Px. Yang mengalami demam, apabila demam menurun penyakit sembuh dengan sendirinya. 6. Black Hairy Tongue
- Pemanjangan papilla filiformis pada 1/3 panjang lidah - Jarang terjadi pada anak-anak. - Pada remaja sering terjadi oleh karena pemakaian antibiotik secara sistemik. - Bersifat asimtomatik (sembuh dengan sendirinya). 7. Geographic Tongue (mirip fissure tongue) - Sering dijumpai - Etiologi : tidak diketahui - Menurut BURKET oleh karena infeksi fungi dan bakteri - Lapisan keratin papilla mengalami desquamasi dan inflamasi dari korium. - Terjadi pewarnaan merah halus dan dibatasi oleh papilla filiformis pada dorsum lidah.
8. Crenation - Adanya berkas/tanda pada lidah oleh gigi-gigi sebelah lingual dan mandibula. Misalnya : Karena tekanan dari makroglosia, kekurangan vit.B kompleks oleh karena tekanan otot yang kurang. - Pemeriksaan Pada Mukosa : - adanya luka - Perubahan warna - Konsistensi - Apakah ada inflamasi. - Normal : Muka dan gingiva, bukal dan lingual warnanya merah muda. - Pada gingiva dilihat : - Warna, Ukuran, Bentuk, Konsistensi dan stabilitas kapiler. - Warna gingiva biasanya merah muda. - Perubahan warna biasa terjadi pada inflamasi, gigi yang mau erupsi. - Kelainan pada gigi dapat ditinjau dari : - Jumlah, bentuk, warna, struktur dan erupsinya.
Text book yang dipakai : 1. Mc. Donald, R.E. and Every, D.R., 1994, Dentistry for the child and adolescent, 6 th ED, Mosby Year Book Inc, St. Louis. 2. Finn, S.B., 2003, Clinical Pedodontics, 4th Ed, W.B Saunders. Co., Philadelphia. 3. Welbury,R.R.,2001 Paediatric Dentistry,2nd ED., Oxford University Press, New york.
Daging Tumbuh pada Gigi Graham (Polip Pulpa) OPINI | 23 January 2011 | 17:54 Dibaca: 7629 Komentar: 62
15 Bermanfaat
Hari ini saya membaca sebuah artikel tentang pengalaman mengerikan mencabut gigi milik Claudy Yusuf. Salah satu kompasioner. Sekilas Claudy menceritakan keadaan giginya yang terinfeksi. Saya kutipkan sedikit penjelasan mengenai keadaan gigi tersebut:
Gigi graham yang dulu sakit berubah menjadi bolong yang sangat besar dan menimbulkan infeksi. Memang tidak terasa sakit tapi cukup mengganggu karena muncul daging ditengah gigi graham yang kadang-kadang berdarah. Di sini saya sertakan link lengkap dari tulisan Claudy, tentu sudah dengan izin sang empunya. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/01/23/pengalaman-mengerikan-mencabut-gigi Saya menanggapi sedikit komentar dari Om Har yang menyarankan gigi tersebut di tambal saja. Dari kasus yang saya baca, saya simpulkan gigi Claudy Yusuf didiagnosa Pulpitis Kronis Hiperplastik.
Kedalaman karies atau gigi berlubang terdiri dari beberapa macam. Mulai dari lubang/karies pada lapisan Email yaitu lapisan paling luar gigi, jika dibiarkan akan semakin dalam dan mencapai lapisan di bawahnya yaitu lapisan Dentin. Awal mula radang terjadi jika lubang sampai pada lapisan ini. Hal ini ditandai dengan adanya rasa ngilu saat lubang kemasukan makanan dan rangsangan manis, asam, dingin. Rasa ngilu berkurang jika rangsang dihilangkan. Jika terjadi karies/lubang di kedua lapisan tersebut (Email dan Dentin), dipastikan masih bisa dilakukan perawatan penambalan pada gigi tersebut. Di bawah lapisan dentin ditemui ruangan yang di dalamnya terdiri dari pembuluh darah, kelenjar getah bening dan pembuluh saraf, yang disebut Ruang pulpa (Ruang saraf). Jika kedalaman lubang/karies gigi mencapai bagian ini, akan mengalami rasa sakit yang amat hebat, menetap, tajam dan spontan. Cekot -cekot pada malam hari hingga ke kepala dan menggangu tidur. Jika lubang/karies itu dibiarkan tanpa perawatan, daya tahan tubuh akan membentuk antibodi atau disebut pertahanan diri. Bila berlanjut dalam kurun waktu lama, maka akan terjadi Pulpitis kronis Hiperplastik. Biasa disebut juga polip pulpa. Itu ditandai dengan ditemukannya tonjolan jaringan granulomatosa yang keluar dari ruang pulpa.
Jaringan tersebut merupakan produk dari radang pulpa yang berasal dari pertambahan jumlah sel ataupun pembesaran sel-sel pulpa yang berlangsung lama dan di dukung vaskularisasi jaringan pulpa. Mudah berdarah dan biasanya terasa sakit jika tertekan oleh makanan. Pemberian analgesik dan antibotik merupakan bentuk perawatan awal untuk menghilangkan faktor penyebab. Lalu, dilanjutkan dengan perawatan saluran akar (pulpektomy), yaitu dengan membersihkan dan menganggat jaringan tersebut. Butuh waktu dan kesediaan pasien untuk datang berkali kali dalam perawatan ini. Disarankan lebih baik dilakukan pencabutan. Sebab dalam kasus ini, biasanya infeksi sudah berlangsung lama. Daging Tumbuh di Gigi BerlubangShare on emailShare on print dok, saya ingin bertanya pada masalah gigi saya. dulu saya sering sekali makan coklat dan tak pernah sikat gigi. akibat nya gigi geraham bawah kanan saya berlubang kecil. dan selalu terasa sakit apabila dipakai untuk mengunyah. saya tidak pernah ke dokter gigi pada saat itu. dan lama kelamaan gigi saya yg berlubang kecil itu menjadi keropos dan hancur pada bagian atas nya saja. sehingga gigi saya hanya setengah. selama itu saya hanya membiarkan gigi saya, sampai akhirnya dokter melakukan bor pada gigi yg tinggal setengah itu, dan terlihat sekali kalau gigi saya sudah berlubang sangat dalam. dan ketika di rontgen, gigi saya sudah ada nanah nya di ujung akar. dokter menyarankan untuk dicabut. namun sudah 8 bulan ini saya tak melakukan pencabutan karena sangat takut. akibatnya muncul daging keluar dari gigi yg berlubang itu. dan terdapat benjolan kecil berwarna putih di sisi gusi yang bermasalah tersebut. dan yang membuat saya sangat takut adalah, gigi lubang saya sudah tidak terasa sakit lagi, namun saya merasakan ada sesuatu yang sakit di bagian leher dan akhirnya menuju kepala otak saya. yang saya ingin tanyakan : benjolan apa yg ada di gusi saya itu? apakah tumor? dan perawatan apa yang baik untuk gigi saya ini? apakah bila dicabut akan
menyelesaikan masalah dok? apakah rasa nyeri yang saya rasakan di bagian leher dan otak akan hilang juga? saya tunggu jawaban nya dok. terimakasih.
Ibu/saudari yang Terhormat Terima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter
Berdasarkan keterangan Anda, kami asumsikan daging yang menonjol tersebut adalah yang disebut pulpa polip. Pulpa polip umumnya lebih sering terjadi pada gigi susu, namun dapat terjadi juga pada gigi tetap orang dewasa. Bila lubang gigi sudah terlanjur dalam dan mencapai pulpa (rongga berisi pembuluh darah dan syaraf), terjadi infeksi dan peradangan pulpa dan dapat terjadi polip.Polip tersebut adalah reaksi pulpa secara berlebihan terhadap peradangan. Karena pulpa gigi masih vital, maka dapat berdarah dengan sentuhan ringan atau saat menyikat gigi. Dan dapat membuat bau nafas kurang sedap karena proses pembusukan gigi tersebut. Ditambah lagi bila kebersihan mulut anda kurang baik. Untuk penanganan yang tepat bagi anda sebaiknya anda diskusikan kembali dengan dokter gigi yang menangani anda karena beliau yang lebih mengerti kondisi kesehatan gigi anda dan tindakan apa saja yang diperlukan untuk menangani keluhan yang anda rasakan saat ini. Demikian informasi yang dapat kami berikan,semoga bermanfaat Salam Tim Redaksi Klikdokter PULPA POLYP RABU, 27 MEI 2009 PULPA POLYP PADA GIGI ANAK Yang dimaksud dengan pulpa polyp adalah suatu peradangan pulpa yang produktif dari jaringan pulpa yang berforasi, keadaan ini ditandai dengan terbentuknya jaringan granuler tanpa epithel. Jadi pada chrinic hyperplastica pulpitis sebagai akibat reaksi tubuh terhadap rangsangan kronis dan lemah. Terutama kelainan ini terlihat pada anak-anak atau dewasa muda 10-16 tahun. Gigi yang tersering kena adalah Molar. PERJALANAN PENYAKIT PULPA POLYP Pulpa polyp berawal dari terjadinya proses karies yang meluas dari email ke dentin, akan di bentuk dentin sklerotik oleh oposisi mineral intra dan interdentin tubular, serta dentin reparative atau dentin tersier yang disekresikan oleh sel pulpa tipe mesenkim yang berdiferensisi menjadi odontoblas baru. Kualitas dan jumlah dentin tersier bergantung pada kedalaman dan kedalaman perluasan lesi karies. Makin cepat proses lesi, makin sedikit dan
makin tak teratur pembentukan dentin reparative, bahkan mungkin tidak terbentuk sama sekali. Informasi local yang bersifat ringan dapat terlihat pada pulpa mulai saat karies memasuki dentin, tetapi inflamasi yang jelas tidak terlihat sampai lesi menembus dentin kira-kira 0,5mm dari pulpa. Sampai pasa tahap ini, gigi akan memberikan gejala inflamasi pulpa reversible yang klasik, yaitu kepekaan terhadap rangsangan, panas, dingin, dan manis. Namun keadaan ini sering dilaporkan tanpa gejala. Selama pulpa belum terserang, ekskavasi karies dan restorasi kavitas dapat mengembalikan kesehatan pulpa. Jika proses karies berlangsung lebih cepat dari pada pembentukan dentin reparative,pembuluh darah pulpa akan melebar dan terlihat sel inflamasi yang melebar, terutama di daerah yang bersebelahan dengan tubuli dentin yang terlibat (tahap transisionil). Jika karies tetap tidak dirawat, akhirnya pulpa akan terbuka. Pulpa akan bereaksi dengan adanya infiltrasi sel inflamasi akut, dan radang pulpa (pulpitis) kronis akan menjadi akut. Abses kecil dapat terbentuk di bawah daerah perforasi, dan kemudian akan terbentuk rangkaian sel-sel inflamasi kronis jauh dari pusat iritasi. Pulpa yang tersisa mungkin tidak mengalami inflamasi (pulpitis parsialis kronik dengan aksaserbasi akut). Maka terbentuklah jaringan yang disebut pulpa polyp. PERJALANAN PULPA POLYP Reversible Pulpitis Irreversible pulpitis Hyperplastik Pulpa polyp PEMERIKSAAN VISUAL Pada pemeriksaan visual di dapat keadaan - Pulpa terbuka, ada penonjolan terbentuk daging keluar dari kamar pulpa berwarna merah tua, permukaan kasar/tak licin/bertitik-titik, mudah berdarah, bahkan kadang-kadang jelas menonjol keluar dari cavity. Kadang-kadang tonjolan tersebut sedah sedemikian besar, sehingga mengganggu pada penutu mulut sekali pun pada permukaan polyp ini hanya sebesar jarum pentul - Permukaan pulpa polyp tidak dilapisi epitel PENATALAKSANAAN PULPA POLYP
Therapy pulpa polyp pada gigi anak-anak tidak sama dengan therapy pada gigi dewasa, pada gigi anak jika usia anak masih belum waktunya untuk tumbuh gigi dewasa pengganti, maka dilakukan perawatan pada gigi anak dengan cara teknik perawatan : I. Premedikasi - Antibiotic - Analgetik II. Dilakukan - Eksterpasi D IP OS KA N O LEH P U LP A P O LYP D I 01.48 JANGAN ANGGAP REMEH GIGI BERLUBANG Friday, 09 March 2012 16:06
PENDAHULUAN Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang atau karies dalam istilah kedokterannya. Gigi berlubang merupakan alasan utama hilangnya gigi pada usia muda. Keluhan sakit gigi akibat gigi berlubang berdampak terhadap menurunnya produktivitas kerja penderitanya. Gigi berlubang sering dianggap sepele, namun akibat yang di timbulkannya dapat mengganggu akitivitas sehari-hari seperti rasa sakit, bau mulut dan gusi bengkak serta bila infeksinya meluas dapat berakibat fatal. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Gigi berlubang mempunyai akibat yang fatal jika kita tidak diobati atau ditambal, karena akan mengakibatkan infeksi gigi menjadi meluas (abses) dan menjadi sarana masuknya kuman penyakit yang dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru, jantung dan otak yang dapat menyebabkan kematian. Saat ini gigi berlubang telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Penelitian tim Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007 bahwa 71% masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi berlubang. Diperkirakan 90% anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Di USA karies gigi merupakan penyakit kronis pada anak yang
sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies gigi juga merupakan penyebab atas hilangnya gigi pada anak-anak. Sekitar 29- 59% orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies. Namun jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan terapi florida. Sebagian besar masyarakat belum mengetahui bahaya yang akan timbul akibat gigi berlubang sehingga mereka banyak yang tidak peduli dengan keadaan giginya. PENYEBAB DAN MEKANISME GIGI BERLUBANG Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika menemukan penyebab karies disebabkan oleh bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam dan kondisi asam inilah yang membuat lubang kecil pada email gigi. Saat lubang terjadi pada email gigi, belum merasakan sakit atau nyeri. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar dan melubangi dentin. Pada saat itulah akan terasa linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada pulpa gigi sehingga mulai merasakan nyeri atau sakit gigi. Bila proses ini berlanjut akan terjadi matinya sel saraf sehingga rasa sakitnya hilang. Pada tahap ini, biasanya orang sering mengabaikan, padahal ketika sel saraf mati, proses kerusakan di dalam gigi terus berjalan sampai ke tulang penyanggah gigi. Proses ini akan berlangsung sampai gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi. Selain itu ada beberapa hal yang mempengaruhi terbentuknya gigi berlubang antara lain : permukaan gigi (celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies karena menjadi tempat yang sering terselip makanan), sisa makanan yang tertinggal di mulut dalam waktu lama, gangguan produksi air liur (penderita kencing manis), obat-obatan anti histamin, akibat terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel kelenjar liur, kebiasaan merokok, kebiasaan pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. TANDA DAN GEJALA : Tanda awal dari karies adalah tampak sebuah daerah yang berkapur (spot putih) di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Selanjutnya warnanya berubah menjadi tampak coklat. Proses tersebut dapat reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah spot coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Gejala gigi berlubang umumnya berupa sakit gigi, gigi menjadi sensitiv setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin serta terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi. KOMPLIKASI : Apabila gigi berlubang tidak segera di tambal maka akan mengakibatkan infeksinya yang semakin dalam lalu menjalar kedalam rongga syaraf dan menyebabkan timbulnya abses
diujung akar gigi. Abses gigi adalah kumpulan nanah yang diakibatkan dari infeksi yang terjadi pada rongga syaraf gigi yang rasa sakitnya sangat luar biasa. Jika masih terus terjadi infeksi pada rongga syaraf gigi maka gigi berlubang akan mengakibatkan beberapa penyakit diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tanggalnya gigi yang berlubang tadi Sepsis (peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi) Facial cellulitis (penyebaran infeksi kedalam jaringan lunak) Osteomyelitis of the jaw (infeksi kedalam tulang rahang gigi) Abses otak (infeksi pada otak) Peradangan jantung Pnemonia (radang paru-paru)
PENANGANAN : Langkah yang umumnya diambil dokter gigi adalah menambal gigi yang rusak, bila lubangnya belum terlalu besar. Tetapi bila pasien merasakan sakit gigi, proses penambalan tidak dapat langsung dilakukan. Dokter gigi akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau akan mematikan saraf gigi agar pasien tidak tersiksa dengan rasa sakitnya. Pada kunjungan selanjutnya barulah gigi akan dibersihkan dan ditambal sementara, penambalan secara permanen dilakukan pada kunjungan berikutnya lagi. Bila lubang terlalu besar dan tidak memungkinkan untuk ditambal, gigi harus dicabut. Sama seperti proses penambalan gigi, maka gigi juga tidak dapat langsung dicabut saat gigi masih terasa sakit. Hal ini disebabkan saat kita merasakan sakit gigi, maka obat anestesi tidak dapat menembus akar gigi, sehingga saat dicabut akan menyebabkan sakit yang luar biasa. Proses pencabutan gigi baru bisa dilakukan saat gigi sudah tidak terasa sakit. Jadi pencabutan gigi adalah tindakan terakhir apabila kerusakan yang terjadi terlalu besar dan struktur gigi yang tersisa tidak dapat diperbaiki lagi PENCEGAHAN : Di bawah ini beberapa langkah yang perlu dilakukan diantaranya : 1. Membiasakan sikat gigi dengan benar terutama setelah makan, sebelum tidur dan sehabis makan atau minum yang manis 2. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride 3. Gantilah sikat gigi minimal 3 bulan sekali agar tetap aman pada saat menyikat gigi 4. Membatasi konsumsi makanan manis dan lengket seperti permen, coklat dan minuman yang memiliki kadar gula sangat tinggi seperti sirup dan soda 5. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu 6. Konsumsi vitamin C untuk menjaga kesehatan gusi 7. Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali 8. Membersihkan sisa makanan pada sela-sela gigi dengan menggunakan dental floss minimal sehari sekali.
9. Berkumur-kumurlah setelah makan agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi. 10. Hindari penggunaan tusuk gigi karena akan membuat celah antar gigi semakin besar atau bisa juga menyebabkan luka pada bagian gusi. 11. Konsumsi makan makanan berserat karena akan membuat gigi menjadi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang. 12. Jangan makan atau minum yang manis sebelum tidur KESIMPULAN : Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar. Untuk mencegah hal tersebut segeralah ke dokter gigi Prepared by dr Novie Hediyani, MKK REFERENSI
1. http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang 2. http://www.infogigi.com/228/bahaya-gigi-berlubang.html 3. http://www.infogigi.com/498/proses-terjadinya-lubang-di-gigi.html 4. http://www.tanyapepsodent.com/node/32893 5. http://alumni11.clubme.net/t298-permasalahan-gigi-gigi-berlubang 6. http://suaraterbaru.com/cara-mengatasi-gigi-berlubang/kesehatan/ 7. http://mediaonlinenews.com/kesehatan/tips-mencegah-gigi-berlubang 8. http://carahidupsehat.info/cara-mencegah-sakit-gigi.html 9. http://gigisehatbadansehat.blogspot.com/2008/07/kematian-akibat-gigi-berlubang.html 10. http://adproindonesia.multiply.com/journal/item/141?&;show_interstitial=1&u=%2Fjou rnal%2Fitem 11. http://www.pdgionline.com/v2/index.php?option=com_content&;task=view&id=73&Itemid=1 12. http://jasmineflowers026.blogspot.com/2011/05/bahayanya-gigi-berlubangterhadap.html 13. http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi < Prev Next >
Dental Granuloma dan Terapinya diposting oleh gilangrasuna-fkg pada 14 December 2011 di Catatan Kecil Tentang Gigi - 0 komentar
Mari memasuki mode harfiah, kata dental berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan gigi, katagranul/granula berasal dari jaringan granulasi, dan imbuhan oma identik dengan pembengkakan, jadi, secara harfiah sederhana, dental granuloma adalah pembentukan jaringan granulasi secara berlebihan sebagai respon rangsangan infeksi gigi (untuk anda yang tidak setuju dengan definisi ini, memang dipersilahkan untuk membaca diktat anda kembali, dan menggunakannya sebagai pegangan hidup praktek anda, karena definisi disini digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran saya saja.. hehe..). Dari 4 kondisi kelainan periapikal yang dapat terjadi sebagai manifestasi infeksi pulpoperiapikal (sekedar mengingat kembali, ada 4 kondisi yang mungkin terjadi ketika infeksi mencapai jaringan periapikal, bisa jadi Dental granuloma, Abses periapikal, Kista, atau Osteomyelitis), dental granuloma adalah kondisi yang paling ringan dan paling sedikit menimbulkan gejala yang mengganggu, bahkan mungkin pasien sendiri tidak sadar bahwa ia mengidap (jiiiaaahhh mengidap AIDS emang??) iya deh iya.. memiliki dental granuloma. Saluran pulpa yang sempit menyebabkan drainase yang tidak sempurna pada pulpa yang terinfeksi, namun dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan menyebar kearah jaringan periapikal secara progresif (Topazian, 2002). Ketika infeksi mencapai akar gigi, jalur patofisiologi proses infeksi ini dipengaruhi oleh jumlah dan virulensi bakteri, ketahanan host, dan anatomi jaringan yang terlibat. Pada kondisi host yang cukup baik, dan kebetulan memang virulensi bakteri yang menginfeksi rendah, seringkali menciptakan kondisi yang disebut dental granuloma ini. Bagaimana prosesnya? Seperti yang kita ketahui, proses keradangan akan selalu menjadi pasukan garda depan dalam mengeliminasi sesuatu yang dianggap akan membahayakan sel, jaringan, atau lebih luasnya lagi; tubuh. Sesuatu ini sering kita sebut sebagai jejas. Proses keradangan dibagi menjadi 2 kondisi; akut dan kronis. Ada juga beberapa diktat yang menyebutkan 3 kondisi; akut, subakut, dan kronis. Dalam kondisi dental granuloma ini, proses keradangan yang terjadi adalah keradangan kronis. Keradangan kronis bisa terjadi pada kondisi infeksi dengan virulensi bakteri ataupun jumlah bakteri yang rendah, serta kemampuan tubuh / host dalam mengatasi infeksi tersebut dalam kondisi yang baik. Yang terjadi pada bakteri bervirulensi rendah ini ketika memasuki regio periapikal adalah terhentinya aktivitas bakteri secara terputus-putus (nyambung-ngganyambung-ngga), akibat respon keradangan kronis yang mekanismenya berupa aktivasi selsel radang kronis untuk mengeliminasi bakteri, disertai pembentukan pembuluh darah baru, dan pembentukan jaringan granulasi di regio yang terlibat. Dental granuloma (bagi yang pernah melakukan / pernah melihat ekstraksi gigi dengan dental granuloma di apeks giginya) berbentuk kurang lebih seperti bakso kasar/buah anggur,
bergranul-granul, kadangkala terlihat agak putih, atau bisa jadi berlumuran darah berwarna merah gelap. Proses terbentuknya dental granuloma; sederhananya, mari membayangkan sebuah apeks gigi, dan dari foramen apikalnya keluarlah seekor bakteri (seekor.. padahal untuk mampu merusak jaringan, dibutuhkan banyak bakteri, sederhananya, inilah salah satu kondisi yang menurunkan virulensi bakteri, yaitu kalah jumlah), sejak awal kedatangannya, bakteri ini sudah dihadang oleh sel radang kronis, lalu dieliminasilah dia.. lalu berikutnya terbentuklah pembuluh darah baru di daerah yang sempat didatangi bakteri tadi (hal ini lumrah adanya, karena setiap bakteri memiliki enzim yang memang tetap saja mampu merusak jaringan) dengan tujuan agar transpor nutrisi dan oksigen dapat berlangsung kembali dengan baik, sehingga proses repair jaringan dapat terjadi. Untuk melindungi pembuluh darah baru tadi, yang notabene rapuh karena memang masih muda, maka dibentuklah jaringan granulasi yang tersusun atas jaringan ikat, agar mampu melindungi pembuluh darah baru tadi dalam melakukan perannya sebagai media perantara perbaikan jaringan. Seharusnya, proses infeksi berhenti sampai disini, namun virulensi yang rendah bukan berarti jumlah (kuantitas) bakteri yang sedikit saja, bisa jadi jumlah (kuantitas) bakteri yang cukup banyak, namun kemampuan (kualitas) mereka untuk merusak jaringan yang menurun. Mari membayangkan kembali apeks gigi diatas, bedanya, kali ini sudah ada satu bundel jaringan granulasi yang terbentuk akibat adanya invasi bakteri tadi. Eh.. ternyata ada lagi bakteri yang keluar dari apeks gigi.. cukup banyak pula.. dan terulanglah fase keradangan kronis yang sama seperti yang dijelaskan diatas, sehingga terbentuklah jaringan-jaringan granulasi baru yang ber-bundel-bundel. Eh.. ada lagi bakteri yang turun dari apeks.. lalu segera proses keradangan kronis menghadang dan terulang kembali pembentukan jaringan granulasinya.. karena proses infeksi ini bersifat terputus-putus dan kualitasnya ringan, maka proses keradangan ini akan berjalan secara terus menerus pula, dan menghasilkan bentukan berupa semacam buah anggur di apikal gigi yang disebut dental granuloma. Biasanya dental granuloma dapat berkembang karena adanya karies besar dan perforasi dalam jangka waktu yang lama, mungkin pernah sakit, namun hanya diberikan terapi anti nyeri, saat nyeri mereda, alih-alih pergi ke dokter gigi untuk merawat giginya, tapi dibiarkan saja karena merasa kondisi badannya saat itu memang sehat-sehat saja. Hal-hal semacam ini sebenarnya tidak saja memungkinkan terbentuknya dental granuloma, tapi bisa juga menjadi abses, kista, atau osteomyelitis, tergantung interaksi dari host, agent, dan environment-nya. Bagaimana terapi dental granuloma? Biasanya dilakukan ekstraksi dengan maksud mengeliminasi penyebab utamanya yaitu karies besar yang mengandung banyak bakteri perusak, lalu dilanjutkan dengan melakukan kuretase di sekeliling soket terutama daerah apikal gigi. Terima Kasih! Jangan berhenti belajar, anak bangsa! Salam Sejawat. PULPITIS HIPERPLASTIK KRONIS (PULPA POLIP)
Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epitelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama. Secara histopatalogis, permukaan polip pulpa ditutup epitelium skuamus yang bertingkattingkat. Polip pulpa gigi decidui lebih mungkin tertutup oleh epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat atau berstrata daripada polip pulpa pada gigi permanen. Epitelium semacam itu dapat berasal dari gingiva atau sel epitel mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi jaringan granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskular, muda dan berisi neutrofil polimorfonuklear, limfosit dan selsel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epitel. Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten dan stimulus tingkat rendah yang kronis. Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bakterial sering mengadakan stimulus. Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala kecuali selama mastikasi apabila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan. Usaha perawatan harus ditujukan pembuangan jaringan polipoid diikuti oleh ekstirpasi pulpa, asalkan gigi dapat direstorasi. Jika massa pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau ekskavator sendok, perdarahan dapat dikendalikan dengan tekanan kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa diambil seluruhnya dan suatu dresing formokresol ditumpatkan berkontak dengan jaringan pulpa radikular.