Grafik 14 Maret 2013-EDIT
Grafik 14 Maret 2013-EDIT
Dari grafik yang digambarkan, dapat disimpulkan bahwa waktu pengendapan yang diperlukan partikel dalam suatu suspensi dengan konsentrasi tertentu berbedabeda. Pada masing-masing grafik tersebut terlihat bahwa semakin rendah konsentrasi solid dalam suspensi maka semakin cepat pula waktu yang diperlukan untuk mengendap. Dari grafik terlihat bahwa ketinggian interface akan turun seiring dengan bertambahnya waktu sampai pada akhirnya ketinggian interface tersebut konstan. Penurunan ketinggian interface dari waktu ke waktu dikarenakan partikel-partikel yang terus bergerak ke dasar bejana sehingga terbentuk lapisan yang ketinggiannya menurun dari waktu ke waktu, sesuai dengan dasar teorinya bahwa gaya gravitasi lebih besar daripada gaya-gaya yang lain (gaya buoyancy dan gaya gesek). Ketinggian interface akan konstan ketika semua partikel telah mengendap seluruhnya dan pada saat inilah critical point tercapai dimana pada gelas ukur hanya terdapat dua layer. Pada keempat grafik di atas terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi untuk ukuran partikel yang sama, maka semakin tinggi pula tinggi interface nya pada waktu yang sama. Ini dikarenakan oleh konsentrasi yang semakin meningkat membuat gesekan-gesekan yang terjadi antar sesama partikel dan dinding bejana semakin besar. Hal ini terjadi pada kedua jenis ukuran partikel yang kami gunakan, yaitu: -70/+100 mesh dan -100/+140 mesh. Dari grafik III.I .1 dan Grafik III.I .3 terlihat bahwa pada konsentrasi yang sama dengan ukuran yang berbeda dari kedua grafik tersebut, ketinggian interface untuk ukuran partikel yang lebih besar yaitu: -70/+100 cenderung lebih rendah dari waktu ke waktu dibandingkan untuk ukuran partikel -100/+140. Hal ini disebabkan oleh ukuran partikel yang semakin besar akan mempercepat proses pengendapan. Dari analisa grafik yang dilakukan, diketahui bahwa percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori.
Pada percobaan ini floculant agent yang digunakan adalah Al2(SO4)3. Larutan yang diberi floculant agent akan mengalami koagulasi dimana terjadi peristiwa
penetralan pada partikel dan kemudian floculant agent mengion lalu ion Al3+ akan mengikat partikel bleaching earth yang bermuatan negatif sehingga terbentuk inti flok. Reaksi ionisasi floculant agent adalah sebagai berikut : Al2(SO4)3 + H2O Al3+ + 3OH- + H2SO4
Setelah proses koagulasi, terjadi peristiwa flokulasi yang merupakan peristiwa pengendapan dari gabungan inti-inti flok yang terbentuk, di mana inti flok yang terbentuk akan memiliki diameter yang lebih besar. Peristiwa koagulasi menyebabkan partikel menjadi lebih berpori, sehingga partikel banyak menyerap air dan menjadi lebih berat. Dengan diameter dan berat yang lebih besar, partikel akan makin cepat mengendap. Pada dasarnya, penambahan flokulan pada proses sedimentasi berpengaruh terhadap waktu pengendapan dan ketinggian interface. Pada konsentrasi, ukuran partikel, dan waktu yang sama, suspensi yang ditambah flokulan akan memiliki ketinggian interface yang lebih rendah. Bila ditinjau pada ketinggian interface yang sama, waktu pengendapan suspensi yang berflokulan akan lebih cepat dari pada suspensi tanpa flokulan. Pada grafik III.2.2, terlihat bahwa hasil percobaan yang didapat sesuai dengan dasar teori, namun pada grafik III.2.1, III.2.3, III.2.4, waktu pengendapan suspensi tiap menit antara yang tidak berflokulan dengan yang berflokulan hampir sama. Hal ini mungkin disebabkan oleh proses homogenisasi bleaching earth yang kurang sempurna dan penambahan flokulan yang ditambahkan sebelum larutan bleaching earth homogen sehingga proses koagulasi tidak berjalan sempurna.
Dari grafik III.3.1 sampai dengan III.3.4, terlihat bahwa ukuran partikel berpengaruh terhadap ketinggian interface dan waktu pengendapan. Pada konsentrasi, waktu, dan perlakuan (tanpa atau dengan flokulan) yang sama, suspensi dengan partikel yang berukuran lebih kecil akan memiliki ketinggian interface yang lebih
tinggi dan jika ditinjau pada ketinggian interface yang sama, suspensi dengan partikel yang berukuran lebih kecil akan memiliki waktu pengendapan yang lebih lama. Ini sesuai dengan teori di mana ada 3 gaya yang bekerja pada partikel, gaya drag dan bouyancy (arahnya ke atas), serta gaya gravitasi (ke bawah). Partikel yang lebih kecil ukurannya memiliki gaya gravitasi yang lebih kecil (berat partikel lebih kecil), sehingga resultan gaya ke bawah akan lebih kecil dibandingkan partikel dengan ukuran yang lebih besar. III.6 Hubungan antara (Z Z~)/(Zo Z~) terhadap Waktu
Gambar III.6.1. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada -70/+100 mesh tanpa flokulan
Gambar III.6.2. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada -100/+140 mesh tanpa flokulan
Gambar III.6.3. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada -70/+100 mesh dengan flokulan
Gambar III.6.4. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t pada -100/+140 mesh dengan flokulan
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai nilai (Z Z~)/(Zo Z~) = 0 pada variasi Co = 65 gr/l lebih lama dibandingkan pada variasi Co = 55 gr/l. Hal ini menunjukkan bahwa proses sedimentasi untuk konsentrasi yang tinggi lebih lama dibandingkan dengan konsentrasi yang rendah.
Gambar III.6.5. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan konsentrasi 55 gr/L pada 70/+100mesh
Gambar III.6.6. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan konsentrasi 550 gr/L pada 70/+100mesh
Gambar III.6.7. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan konsentrasi 55 gr/L pada 100/+140mesh
Gambar III.6.8. Grafik (Z Z~)/(Zo Z~) vs t dengan konsentrasi 65 gr/L pada 100/+140mesh
Dari grafik di atas dapat dilihat pengaruh flokulan terhadap proses sedimentasi yang berlangsung. Pada dasarnya, grafik untuk suspensi yang ada
flokulannya memiliki grafik yang terletak di bawah grafik suspensi tanpa flokulan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan ketinggian setiap waktunya lebih cepat dan lebih besar pada campuran suspensi yang menggunakan flokulan. Letak grafik untuk suspensi yang ada flokulan berada di bawah grafik yang tanpa flokulan terjadi pada Gambar III.6.5, namun pada Gambar III.6.6, III.6.7 dan III.6.8 grafik untuk suspensi yang ada flokulannya berada di atas grafik suspensi yang tidak ada flokulannya. Hal ini mungkin disebabkan karena pencampuran antara floculant agent dan bleaching earth dilakukan secara bersamaan, sebelum dilarutkan dalam air, sehingga campuran suspensi tidak homogen