Anda di halaman 1dari 12

1. Pengkajian A. IDENTITAS Nama Umur Agama Suku/bangsa Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Alamat : Tn.

X : : : : : : :

B. Riwayat Kesehatan Keluhan utama Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan yang lalu dan keluarga Hepatitis B (lebih banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukan perjalanan yang kronis), hepatitis C,

hepatitis virus A, dll. Riwayat Aktivitas Sehari-hari Aktivitas Pemenuhan Nutrisi Cairan Sebelum MRS Anoreksia, toleran tidak MRS

terhadap

makanan/tidak adapat mencerna

dan mual muntah. Pemenuhan Eliminasi tidur-istirahat Aktivitas Ketergantungan

Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Merokok: tidak Minum-minuman keras/ alkhohol: iya Obat-obatan terlarang: tidak Data Psikologis, sosiologi dan spiritual

C. Pemeriksaan fisik a. Status kesehatan umum Lesu Kemunduran mental Bicara lambat/tak jelas

b. Kepala c. Muka d. Mata Mata kuning

e. Telinga f. Hidung g. Mulut dan Faring h. Leher i. Thoraks Paru : takipnea, pernafasan dangkal, hipoksia, bunyi

nafas tambahan, ekspansi paru terbatas (asites). Jantung j. Abdomen Nyeri abdomen disertai pembesaran hati :

(Pembesaran hati dapat ke atas mendesak diafragma dan ke bawah. Hati membesar sekitar 2-3 cm, dengan konsistensi lembek dan menimbulkan rasa nyeri bila ditekan) dispepsia kronis atau diare (karena Obstruksi portal dan asites)

asites (karena hipoalbuminemia dan resistensi garam dan air) Varises gastroentestinal (biasanya pada 25% pasien dan

hematemesis esofagus)

ringan/varises

lambung

k. Inguinal-Genitalia-Anus l. Atropi testis ginekomastia

Ekstrimitas Edema pada kaki (karena hipoalbuminemia dan resistensi garam dan air)

m. Sistem integument Ikterus

D. Pemeriksaan Penunjang Urine terdapat urobilnogen juga terdapat bilirubin (pada

penderita ada ikterus) ekskresi Na dalam urine berkurang (Pada penderita dengan asites) Tinja kenaikan sterkobilinogen Darah anemia yang ringan hipokromik (Bilamana pernah perdarahan gastrointestinal) likopeni bersamaan dengan adanya trombositopeni Tes Faal Hati globulin menaik anemi penderita mengalami kadar

albumin menurun (N= 3,55,0 g/dL)

USG/CT scan

Ukuran Porta, ascites.

hati,

kondisi

v.

splenomegali,

2. Diagnosa 1) Pola napas tidak efektif b.d ekspansi paru terganggu 2) Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi 3) Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d proses inflamasi pada hati 4) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d rasa penuh pada abdomen 5) Resiko perdarahan

3. Intervensi 1) Pola napas tidak efektif b.d ekspansi paru terganggu Tujuan : Setelah dilakukannya asuhan keperawatan

selama 1x24 jam, pola napas klien dapat efektif. Kriteria hasil : o RR normal, yaitu antara 16-20x/menit o Tidak ada retraksi dada o Klien tampak rileks INTERVENSI Monitor jumlah RASIONAL pernapasan Mengetahui perkembangan klien. Atur posisi pasien pada posisi Mengurangi semifowler tekanan status pernpasan

klien dengan observasi TTV

abdominal pada diafragma dan memungkinkan

pengembangan thoraks dan ekspansi maksimal. paru yang

Anjurkan pasien tidak terlalu Mengurangi banyak aktifitas Kolaborasi pemasangan liter/menit

kebutuhan

metabolik dan oksigen pasien dengan Membantu oksigen 3 penggunaan oksigenasi. pasien dengan terapi

2) Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi Tujuan: Setelah dilakukan askep 3x24 jam, klien

menunjukan status keseimbangan cairan yang lebih baik. Kriteria Hasil: o Nilai laboratorium albumin mengalami kenaikan

(Normal: N= 3,5-5,0 g/dL) o Edema berkurang o Asites berkurang INTERVENSI Ukur masukan dan haluaran, timbang BB tiap hari dan catat peningkatan lebih dari 0,5 kg/hari. RASIONAL Menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya perpindahan cairan dan respon terhadap terapi. Ukur lingkar abdomen Menunjukkan akumulasi cairan (asites) diakibatkan oleh kehilangan protein plasma/cairan kedalam area peritoneal. Anjurkan pasien untuk turah baring bila ada asites. Dapat meningkatkan posisi rekumben untuk diuresis.

Awasi albumin serum dan

Penurunan albumin serum

elektrolit khususnya kalium dan natrium.

mempengaruhi tekanan osmotik koloid plasma, mengakibatkan pembentukan edema.

Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi.

Natrium mungkin dibatasi untuk meminimalkan retensi cairan dalam area ekstravaskuler, pembatasan cairan untuk memperbaiki pengenceran hiponatremia.

Berikan plasma albumin (TE 3x 500 cc/8 jam) sesuai terapi

Albumin mungkin diperlukan untuk meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam kompertemen vaskuler sehingga meningkatkan volume sirkulasi efektif dan penurunan terjadinya asites.

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan dan diet.

Peningkatan pemahaman dapat meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam program perawatan.

Monitor hasil pemeriksaan natrium, kalium serum.

Hiponatremi dapat diakibatkan dari kelebihan cairan (dilusi) atau ketidakmampuan ginjal

untuk menyimpan natrium. Hiponatremi menunjukkan defisit cairan tubuh total. Kekurangan ekskresi ginjal dan atau retensi selektif kalium untuk mengeksresikan kelebihan ion hidrogen (memperbaiki asidosis) menimbulkan hiperkalemia Kolaborasi pemberian Diuretik (furosemid 1 X 40 mg intravena (sesuai terapi) Untuk melebarkan lumen tubular dari debris, menurunkan hiperkalemia, dan meningkatkan volume urin adekuat

3) Gangguan rasa nyaman:nyeri b.d proses inflamasi pada hati Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam, rasa nyeri pada pasien dapat terkontrol dan berkurang. Kriteria Hasil: o Melaporkan pengurangan rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman pada abdomen o Ekspresi wajah pasien lebih rileks INTERVENSI RASIONAL kebutuhan dan melindungi

Pertahankan tirah baring ketika Mengurangi pasien mengalami gangguan metabolik rasa nyaman pada abdomen Ajarkan manajemen hati

nyeri, Dapat mengurangi rasa nyeri dapat lebih

seperti teknik distraksi. Jangan dengan beri teknik napas dalam.

mengontrol rasa nyeri. Napas

dalam dapat meningkatkan tekanan intra abnominal. Kolaborasi dengan dokter Kemungkinan nyeri sudah

untuk penggunaan analgesik tidak bisa di batasi dengan yang tak mengandung efek teknik manajemen nyeri nonhepatotoksi. Tunjukkan penerimaan klien pada tentang nyeri farmako. klien Membuat pasien percaya dan respon memudahkan (Akui kolaborasi kita untuk pasien rasa

terhadap nyeri, penuh

dengan

adanya dengan ungkapan nyerinya) Monitor

Dengarkan untuk perhatian nyeri. tentang

memanajemen

klien

skala

nyeri

pada Untuk mengetahui perubahan

pasien dengan interval waktu dan kemajuan dari tindakan tertentu. yang telah dilakukan, dan untuk merencanakan

tindakan selanjutnya.

4) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d rasa penuh pada abdomen Tujuan: setelah dilakukan askep 6x48 jam, klien menunjukan perbaikan adanya status gizi Kriteria Hasil: o Menunjukan peningkatan BB progresif dengan

dengan nilai laboratorium normal INTERVENSI Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori RASIONAL Memberikan informasi tentang kebutuhan defisiensi. Bandingkan perubahan status Lipatan trisep berguna dalam pemasukan

cairan, riwayat BB, ukuran kulit trisep.

mengkaji perubahan massa otot dan simpanan lemak subkutan.

Bantu pasien untuk makan, jelaskan tipe diet. Beri pasien makan bila mudah lelah, pertimbangkan pilihan makanan yang disukai. Beri pasien makan sedikit tapi sering

Diet yang tepat penting untuk penyembuhan bila keluarga terlibat dan makanan yang disukai mungkin makan lebih baik. Buruknya toleransi terhadap makan banyak mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen.

Berikan perawatan mulut sering dan sebelum makan.

Pasien cendrung mengalami luka dan perdarahan gusi dan rasa tidak enak pada mulut dimana menambah anorexia.

Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi dalam kalori dan karbohidrat sederhana rendah lemak dan tinggi protein.

Makanan tinggi kalori di butuhkan pada kebanyakan pasien yang pemasukannya dibatasi, karbohidrat memberikan energi yang siap pakai, lemak diserap dengan buruk karena disfungsi hati dan mungkin memperberat

ketidaknyamanan abdomen, protein diperlukan untuk perbaikan kadar protein serum untuk menurunkan edema dan untuk meningkatkan regenerasi sel hati.

5) Resiko perdarahan Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam, terjadi pengurangan resiko perdarahan dan tidak terjadi perdarahan. Kriteria hasil: o Tidak memperlihatkan adanya perdarahan yang nyata dari traktus GI o Memperlihatkan TTV yang normal ataupun mendekati normal (N: TD 120-130/90, RR 16-20x/menit, Nadi 80100x/menit) o Pasien dan keluarga melakukan tidakan untuk

mencegah trauma INTERVENSI Monitor feses RASIONAL yang Memungkinkan deteksi

diekskresikan memeriksa

untuk perdarahan dalam trakturs GI warna,

konsistensi, dan jumlah. Monitor perdarahan Monitor dokumentasikan dengan interval manifestasi Ekimosis, epitaksis, ptekiae, dan perdarahan gusi. dan Merupakan dasar dan bukti TTV adanya waktu hipovolemia syok dan

tertentu. Jaga dan edukasi klien serta Meminimalkan keluarga agar pasien tenang perdarahan dan membatasi aktivitasnya Kolaborasi vitamin K pemberian Meningkatkan seperti pembekuan terjadinya

yang dengan memberikan vitamin larut lemak yang diperlukan untuk mekanisme

diresepkan

pembekuan darah.

4. Evaluasi 1) Pola napas tidak efektif b.d ekspansi paru terganggu S: klien mengatakan sudah tidak susah dan tidak sesak untuk bernapas O: RR normal, yaitu antara 16-20x/menit, Tidak ada retraksi dada, Klien tampak rileks. A: tujuan tercapai P: pertahankan kondisi klien

2) Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi S:O: Nilai laboratorium albumin dalam batas normal, Edema berkurang, Asites berkurang. A: tujuan tercapai P: teruskan asuhan keperawatan sampai keseimbangan cairan klien benar-benar tercapai, dari hasil lab maupun tada-tanda klinis

3) Gangguan rasa nyaman:nyeri b.d proses inflamasi pada hati S: pasien melaporkan rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman pada abdomen berkurang. O: Ekspresi wajah pasien lebih rileks

A: tujuan tercapai P: pertahankan kondisi klien dan lanjutkan asuhan keperawatan sampai rasa nyeri pada skala nyeri yang ringan.

4) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d rasa penuh pada abdomen S: pasien mengatakan nafsu makannya bertambah O: peningkatan BB progresif dengan dengan nilai laboratorium normal A: tujuan tercapai P: teruskan asuhan keperawatan sampai BB pasien norma dengan nilai laboratorium normal

5) Resiko perdarahan S: pasien ataupun keluarga mengatakan telah menghindari tindakan-tindakan yang dapat menyebaabkan trauma. O: Tidak memperlihatkan adanya perdarahan yang nyata dari traktus GI, Memperlihatkan TTV yang normal ataupun

mendekati normal (N: TD 120-130/90, RR 16-20x/menit, Nadi 80-100x/menit) A: tujuan tercapai P: pertahankan kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai