Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUBUNGAN ANTARA BELAJAR DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

DISUSUN OLEH DAVID NOVALDI IX2

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 25 PEKANBARU 2012

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianNya serta kesehatan, sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan judul HUBUNGAN ANTARA BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR.


Penulis membuat makalah ini untuk dapat memenuhi nilai ujian praktek Bahasa Indonesia. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan ide, bimbingan, motivasi serta arahan, baik secara langsung mapunun tidak langsung. Bantuan ini tersebut datang dari guru Bahasa Indonesia, orang tua, serta dorongan dari teman-teman dan kerabat, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini menjelaskan tentang fungsi Hubungan antara belajar dengan prestasi belajar, keuntungan dan hambatan-hambatan bagi pelajar. Makalah ini disusun berdasarkan bahan-bahan yang telah disesuaikan dengan topik atau judul dari makalah ini. Sehingga penulis dapat menyimpulkan isi-isi dari bahan makalah dan dimasukkan kedalam makalah ini. Demikian makalah ini penulis susun. Mudah-mudahan dapat bermanfaat serta membantu dalam proses belajar-mengajar di bidang Bahasa Indonesia terutama di lingkungan SMP Negeri 25 Pekanbaru.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1 1.4 Metode Penelitian .................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Manfaat Belajar untuk Meningkatkan Prestasi. ....................................................... 4 2.2 Hambatan-Hambatan Dalam Belajar. ....................................................................... 4 2.3 Cara Mengatasi Hambatan Belajar untuk Peningkatan Belajar. ............................... 5 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan ................................................................................................................... 6 3.2 Saran ......................................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi cara belajar siswa aktif merupakan suatu fenomena, terlepas dari besar kecilnya kadar keaktifan siswa dalam belajar tersebut. Fenomena adanya cara belajar siswa aktif, perlu digunakan untuk lebih mengembangkan potensi-potensi belajar siswa. Cara belajar siswa aktif perlu dikembangkan, karena cara belajar siswa aktif secara aktual, dapat meningkatkan kadar kreatifan siswa, merupakan suatu kenyataan yang baru muncul dalam belajar mengajar memerlukan suatu penanganan khusus, terutama terhadap sifat konservatif para guru pada umunya. Semua metode dalam proses belajar mengajar dapat mengaktifkan siswa. Bagaimanapun, cara belajar duduk-dengar-catat-hafal=DDCH tetap mengandung keaktifan siswa. Cara belajar siswa aktif (CBSA) menuntun keaktifan siswa dalam kadar yang lebih besar, kalau mungkin sampai 100%. Untuk itu perlu adanya penataan bahan, pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, alat evaluasi dan sebagainya, inklusif terhadap penyusunan satuan pelajaran dan yang lebih jauh lagi terhadap organisasi kurikulum. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan antara belajar dengan Peningkatan Prestasi belajar siswa. Tujuan Penulisan Cara Belajar Siswa Aktif bukan metode, juga bukan sasaran, melainkan strategi yang di tempuh dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan secara optimal dengan kata lain CBSA adalah suatu usaha untukmencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Proses belajar mengajar dengan CBSA adalah cara nelajar yang akan menggantikan

1.3

belajar secara duduk-dengar-catat-hafal (DDCH) yang pada umunya masih dipakai setiap jenjang pendidikan. Sampai saat sekarang, CBSA dalam integrasinya pada Proses Kegiatan Belajar Mengajar baru sampai pada taraf Uji Coba yang diselengggarakan di sekolah-sekolah di beberapa kecamatan, antara lain di Kecamatan : Cianjur Kota, Cugenang, Dan Pagelaran Kabupaten Cianjur (Jawa Barat), yang kemudian tahun 1986 diperluas di Sumatera Utara dan di Mataram (Nusa Tenggara Barat). Sekolah-sekolah CBSA dalam Proses Belajar Mengajar memerlukan persiapan yang matang, disamping sikap mental guru juga persiapan yang bersangkutan dengan kurikulum, satuan pelajaran, media, buku sumber, dan sebagainya. Melaksanakan CBSA dalam Proses Mengajar secara sederhana sekalipun, tidak lepas dari persiapan tadi. Misalnya dengan metode Tanya jawab yang diorganisasikan dengan baik, di mana guru mempersiapkan bahan dan pertanyan-pertanyan yang bersifat pemahaman untuk menggiring siswa ke dalam bahan baru serta menggali dan mengaktifkan siswa kea rah pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Kata CBSA yang lebih tinggi didapati pada metode diskusi, di mana guru hanya bertindak sebagai pengarah dan pembimbing. Guru sebagai pengaruh dalam metode diskusi memerlukan persiapan yang lebih baik di bandingkan dengan perispan pada CBSA dengan Tanya jawab, CBSA yang paling tinggi kadar keaktifannya adalah pada metode mencari dan menemukan (discovery and inquiry). Misalnya, anak mengikuti lomba ilmiah LIPI yang pada hakikatnya merupakan hasil penelitian si anak itu sendiri, sehingga menemukan sesuatu yang baru. Pada UJI COBA CBSA di Kabupaten Cianjur yang dilaksanakan adalah CBSA dengan menggunakan metode melalui pengelompokan siswa. 1.4 Metode Penelitian Teori belajar berdasarkan psikologi belajar, terlihat adanya keharusan untuk aktivitas anak, misalnya :

1) Menurut Ilmu Jiwa Daya : Otak manusia terdiri dari berbagai daya yang harus dikembangkan. Daya-daya itu harus dilatih. 2) Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi : Belajar mengikuti teori S-R (stimulus-respon). Guru mengajarkan pelajaran (S), siswa menyerap pelajaran yang diberikan (R) dengan berbagai cara. - Stimulus (S) akan member arah terhadap respon (R) yang baik, karena itu Tanya jawab merupakan bagian interegral dalam proses belajar mengajar. - Berdasarkan teori ini, lahir hokum yang di sebut : Law of Readyness, Law of Exercise, dan Law of Effect. 3) Menuntut Gestalt Psikologi (Teori Organisme) : - Bahwa anak merupakan keseluruhan antara jasmani dan rohani. - Bahwa belajar itu berdasarkan pengalaman, yaitu interaksi antara anak dengan lingkungan. Untuk memperoleh pengalaman itu aktivitas merupakan syarat mutlak dalam belajar. - Teori ini melahirkan hokum : Law of Smilarity, Law of Proximity, Law of Closule, Law of Good Continustion. Berdasarkan tinjauan teori-teori belajar tersebut di atas, dapatlah disusun suatu defenisi Cara Belajar Siswa Aktif secara operasional sebagai berikut : Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah Proses Belajar Mengajar yang menggunakan berbagai metode, yang menitik beratkan kepada keaktifan dan melibatkan berbagai potensi siswa baik yang bersifat fisik, mental, emosional, maupun inteklektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan wawasan kognitif, afektif, dan psikimotor secara optimal.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 1) Manfaat Belajar untuk Meningkatkan Prestasi. Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabatnya sebagai manusia. Atas Dasar itu maka hakikat pendidikan adalah interaksi manusiawi, mebina dan mengembangkan potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat, sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan individu, ada dalam kesimbangan antara kebebasan subjek didik dengan kewibawaan guru, dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Setiap individu atau anak didik berbeda kemampuannya, individu atau anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif kreatif, dan dinamis dalam menghdapi lingkungannya. Anak didik mempunyai motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Adany keberanian siswa mengajukan pendapatannya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada siswa lainnya. Kegiatan belajar siswa bervariasi : ada kegiatan yang sifatnya bersamasama dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan secara kelompok dalam bentuk diskusi, dan ada pula kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh setiap siswa secara mandiri.

2)

3)

4)

2.2

Hambatan-Hambatan Dalam Belajar. Cara belajar siswa aktif atau CBSA merupakan salah satu upaya pembeharuan pendidikan di Indonesia. Adanya pembeharuan pendidikan, didorong oleh berbagai masalah kependidikan secara nasional, secara lain : - Masalah pemerataan pendidikan. - Masalah relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat. - Masalah kualitas/mutu pendidikan. - Masalah efisiensi pendidikan.

2.3

Cara Mengatasi Hambatan Belajar untuk Peningkatan Belajar. Keempat masalah itu, masing-masing tidak berdiri sendiri melainkan berkaitan satu sama lain. Masalah yang pertama, untuk tingkat sekolah dasar hampir dapat diatasi dengan jalan mendirikan bangunan-bangunan SD disetiap pelosok dalam tanah air, tinggal menunggu pada tingkat sekolah lanjutan, baik tingkat pertama maupun tingkat atas. Satu hal yang tidak dapat cepat teratasi adalah pengadaan tenaga pengajar untuk sekolah-sekolah yang bangunannya telah ada perlu mengadakan Cross Program tenaga kependidikan dengan mengangkat kelulusan yang bukan keluaran sekolah guru, seperti lulusan STM, dengan mendapatkan sedikit bekal pengetahuan keguruan. Pengajaran yang diberikan di bangku sekolah, seperti tidak relevan dengan tuntutan lapangan kerja di masyarakat sehingga timbul berbagai pernyataan mengenai lulusan yang tidak siap pakai. Salah satu cara mengatasi hal tersebut diatas antara lain dengan adanya program pilihan di tingkat SLTA (SMA). Penyempurnaan kurikulum itu juga merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Masalah relevansi pendidikan erat hubungannya dengan kualitas pendidikan, jenjang pendidikan yang lebih tinggi sering menunjuk mutu pendidikan yang rendah terhadap jenjang pendidikan bawahannya, sekalipun mereka tahu, mutu lulusannya yang berkualitas kurang ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melaksanakan CBSA dan keterampilan proses sebagaimana tuntutan kurikulum yang disempurnakan, yang memungkinkan potensi anak berkembang secara optimal.

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan, maka penulis menyimpulkan : Keinginan, keberanian, menampilakan minat, kebutuhan dan masalahnya. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar. Menampilkan berbagai usaha atau kekreaktifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya Kebebasan atau kelulusan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lainnya (kemandirian belajar) Kegiatan belajar siswa yang tidak terbatas di dalam kelas juga diluar kelas Siswa meimiliki motivasi yang kuat serta keleluasan mengembangkan cara belajar masing-masing

3.2

Saran Berdasarkan makalah, maka penulis menyarankan : Semoga dengan buku ini siswa bisa mengembangkan cara belajar dan meningkatkan prestasinya Supaya siswa menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sampai mencapai keberhasilan Agar siswa memiliki motvasi untuk belajar yang baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Drs.H, 1978, Didaktik Metodik, Semarang : CV . Toha Putra. Anderson, Richard C, 1959, Learning in Discussion, Harvard : Educational Review. Bloom, Benyamin, 1954, Taxonomy of educational Objective, Classification of Educational Goals, New York : Longman, Inc. Bistok, AS, 1985, Pernanan Guru dalam Keterampilan Proses, Jakarta : Media Komunikasi No. 11, Depdikbud RI. Dekker, Nyoman, 1948, CBSA Konsep Dasar, Jakarta : Depdikbud RI. Depdikbud Cianjur, 1984, Pola Kegiatan Belajar Mengajar, Cianjur : Depdikbud Cianjur. Depdikbud Cianjur, 1984, Proyek Pengembangan Supervisi di Sd, Depdikbud Cianjur Cianjur :

Depdikbud RI, 1981, Model Pengembangan Kurikulum Jakarta : Depdikbud. Djudi, Drs, 1988, Didaktik Metodik, Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Garmezy, Kimble, 1963, Principle of General Psychology, New York : Ronald Pres.

Anda mungkin juga menyukai