Anda di halaman 1dari 40

Peduli Sanitasi KABUPATEN MALANG

Menuju Prioritas

Percepatan Pembangunan Sanitasi

Publikasi ini diterbitkan oleh ESP atas dukungan dana USAID

TIM PENGARAH Nugroho Tri Utomo (BAPPENAS) Handy B. Legowo (Pengembangan PLP-PU)

POKJA SANITASI KABUPATEN MALANG Badan Perencanaan Pembangunan Daerah SKPD Cipta Karya dan Tata Ruang SKPD Kesehatan Badan Lingkungan Hidup

TIM PENYUSUN ESP Regional Jawa Timur: Agus Hernadi Ristina Aprillia Forka IATPI Mutual Desain: Deisy D. (Konsep & tulisan) Edmond Mangatur (Pengarah seni) M. Reynaldi (Desain grafis)

Bagian Pembangunan

KONTRIBUTOR SUBSTANSI: Lilik Sulistyowati, Agus Sugianto Dwi Siswahyudi, Koderi Renung Rubiyatadji, Soekadi Mochtar, Anwari Ika, Gunawan Wibisono Cholil, Eli Umiyati FOTO: ESP Regional Jawa Timur, Winces, Deisy D.

Pengantar
Terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan di Kabupaten Malang, seperti sambang desa untuk melihat langsung keadaan masyarakat, program kemitraan, cara untuk melestarikan lingkungan, air bersih, sumber-sumber mata air dan lain sebagainya. Intinya adalah mendidik masyarakat supaya setiap sumbersumber dan potensi yang tersedia tetap terjaga dan terawat. Buku ini diterbitkan dalam rangka mengajak seluruh pihak

encana Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Kabupaten Malang, yang sudah dituangkan dalam rencana kerja pemerintah daerah yang disusun

Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Malang, memuat beberapa program unggulan seperti lingkungan, pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, serta masalah kependudukan. Dari sekian pembangunan itu, lingkungan yang akan mendapat perhatian, agar jangan sampai terjadi sesuatu yang merusak ekosistem lingkungan di wilayah Kabupaten Malang. Prioritas pembangunan air minum dan sanitasi di Kabupaten malang, khususnya pelayanan air minum sudah mencapai 80%, di mana 20% merupakan pelayanan dari PDAM dan 60% lainnya dilayani dengan sistem air minum yang dikelola masyarakat perdesaan, sehingga masih ada sekitar 20% masyarakat yang harus ditangani agar dapat menikmati air bersih. Terkait dengan kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Malang, pemerintah berupaya agar ada kesadaran yang tinggi dari masyarakat, juga perlu dilakukan penegakan disiplin serta pembinaan agar mereka dapat mengerti masalah lingkungan dan kesehatan. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka perbaikan kualitas pelayan air bersih perdesaan yaitu dengan melakukan pembinaan secara terus menerus dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, PDAM dan Dinas Kesehatan. Beberapa program yang dilaksanakan terkait perbaikan kualitas manajenen pengelolaan air bersih perdesaan seperti WSLIC, PPK dan lain sebagainya. Berbagai kegiatan terus dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga di luar pemerintah untuk mendorong tingkat partisipasi aktif dari segenap lapisan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan penyehatan lingkungan.

untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan dan penyelenggaraan sanitasi. Buku ini berisi tentang visi dan misi pembangunan sanitasi Kabupaten Malang, memuat rencana pembangunan sanitasi ke depan, program pembangunan, hingga tahapan pelaksanaannya, juga berbagai praktik terbaik di tingkat komunitas. Pemerintah Kabupaten Malang sangat terbuka terhadap bantuan dan kerjasama agar percepatan pembangunan bidang air minum dan sanitasi di Kabupaten Malang dapat segera terealisasi sehingga masyarakat dapat segera terlayani.

Bupati Malang

Sujud Pribadi

masih menggunakan sarana di rumah tangga masing-masing, berupa kakus dengan atau tanpa septic tank yang memadai secara teknis maupun kesehatan. Hasilnya malah lebih dari 70% sumur-sumur penduduk perkotaan terindikasi tercemar air tinja, ditunjukkan dengan adanya kandungan bakteri e-coli. Jumlah insiden penyakit akibat sanitasi buruk, seperti diare, tipus, dan muntaber masih tergolong tinggi di Asia. Air buangan dari kakus yang masih cukup banyak dibuang langsung ke sungai dan badan air lainnya menyebabkan sungaisungai kita di perkotaan makin tidak layak untuk kehidupan biota air, terus memburuk secara estetika, dan makin mahal untuk diolah sebagai sumber air minum kita. Dan kita masih saja tidak peduli. Masih terlalu banyak dari kita yang menganggap sanitasi adalah urusan pribadi, sehingga sepenuhnya menjadi tanggung jawab rumah tangga. Pembiayaan untuk investasi dan pelayanan sanitasi publik selama 30 tahun terakhir ternyata hanya sedikit lebih dari Rp. 200,- per kapita per tahun, jauh dibawah kebutuhan ideal yang mencapai Rp. 53.000,- per kapita per tahun. Upaya kita semua untuk mencapai target MDG pada tahun 2015 baru diimbangi dengan kemampuan dan kemauan kita mengalokasikan dana sekitar Rp. 500 milyar per tahun, sekedar 10% dari kebutuhan Rp. 5 trilyun per tahun. Sesuatu yang selama ini ternyata telah menyebabkan negara kita kehilangan hampir 56 trilyun rupiah per tahun, setara 2,1% PDB, berupa kerugian keuangan dan ekonomi, langsung maupun tak langsung. Sungguh ironis.

elayanan sanitasi perkotaan di Indonesia saat ini masih sangat minim. Baru 3 % penduduk dilayani dengan sistem sanitasi yang aman dan sehat. Sebagian besar

Tapi apakah memang tidak ada yang peduli untuk membiayai sanitasi? Kenyataannya banyak negara donor, lembaga donor internasional, NGO, bahkan pihak dunia usaha yang telah menyatakan minat untuk membantu pembiayaan sanitasi. Syarat yang mereka ajukan umumnya adalah adanya rencana yang rinci, matang, dan telah disepakati pihak-pihak yang terkait dengan urusan penyediaan pelayanan sanitasi. Ini masalahnya. Masih sedikit kota-kota kita yang sudah siap dengan rencana sanitasi yang komprehensif, terkoordinasi, dan siap untuk diimplementasikan secara signifikan. Di satu sisi kita butuh dana sanitasi yang besar dan ada pihak-pihak yang bersedia membantu, namun di sisi lain kita ternyata belum siap untuk benar-benar memulai investasi sanitasi skala besar. Untuk itu upaya Kabupaten Malang untuk menyusun Strategi Sanitasi Kotanya sangat dihargai. Kita perlu perencanaan sanitasi perkotaan yang baik dan atas prakarsa kota sendiri sebagai dasar penyusunan rencana implementasi selanjutnya. Penyajian SSK secara populer tapi cukup memberi gambaran lengkap akan permasalah dan upaya pembangunan sarana dan pelayanan sanitasi di kota ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait akan peluang pembiayaan sanitasi yang ada. Untuk Kabupaten Malang sendiri, buku ini diharapkan dapat memberikian kesadaran mengenai pentingnya upaya penanganan sanitasi secara lebih signifikan karena sanitasi yang baik mempengaruhi langsung kesehatan, bahkan kesejahteraan masyarakatnya.

Direktur Permukiman dan Perumahan Selaku Ketua Tim Teknis Pembangunan Sanitasi

Budi Hidayat

ii

iii

Daftar Isi:
GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALANG
1 3 Kabupaten Malang, Menyimpan Berjuta Potensi Hidrologi Kbanupaten Malang

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG


4 6 7 9 10 11 12 13 Pelayanan Sanitasi Kabupaten Malang, Masih Terus Dikembangkan Tinjauan Umum Kondisi Sanitasi Di Indonesia Pengelolaan Persampahan Kabupaten Malang Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Kabupaten Malang Pengelolaan Drainase Pengelolaan Air Bersih Teknologi Pengisian Biogas Ke Tabung Elpiji Kisah Keberhasilan: Stop Buang Sampah Ke Sungai

RENCANA KE DEPAN
14 15 16 17 18 19 20 21 23 Masa Depan Sanitasi Kabupaten Malang : Visi, Misi, Sasaran, Strategi Sasaran Pembangunan Sanitasi Kabupaten Malang Program Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Malang Program Pengembangan Pengelolaan Dan Pelayanan Persampahan Program Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Program Pengembangan Penyediaan Air Bersih Program Pengembangan Drainase Lingkungan Kebijakan Sudah Ada, Implentasinya Di DInas Masing-Masing Terus Melanjutkan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang AMPL

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA


24 26 28 30 Desa Curung Rejo Aktif Mengelola Sanitasi Berbasis Masyarakat Partisipasi Kader Lingkungan, Sukseskan Program Pengelolaan Sampah Masyarakat Karang Rejo RW VI: Impian Wujudkan MCK ++ Makin Mendekati Kenyataan Sanitasi Harus Dianggap Fundamental Dan Menjadi Prioritas

iv

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALANG

Kabupaten Malang,

Menyimpan Berjuta Potensi


Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang merupakan daerah pegunungan dan perbukitan, hanya sedikit yang merupakan daerah datar. Rata-rata berada pada ketinggian 600 meter dpl (di atas permukaan air laut). Empat gunung yang sudah diakui dan dikenal secara nasional terdapat di Kabupaten Malang, satu diantaranya yaitu Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 3.676 m dpl. Kabupaten Malang terletak di antara 112o 17 sampai 122o 57 Bujur Timur dan 7o 55 sampai 6o 35 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Malang bagian selatan berlokasi di pesisir laut selatan atau samudra Indonesia. Posisi ini menjadikan Kabupaten Malang menyimpan potensi bahari yang cukup besar. Berdasarkan kondisi topografinya Kabupaten Malang dapat digolongkan dalam beberapa wilayah dataran. Dataran rendah

erdasarkan data SUSENAS pada tahun 2003, Kabupaten Malang mempunyai luas wilayah terluas kedua di Jawa Timur, yaitu 353.065,62 Ha, dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil pendataan tahun 2004, sekitar 2.284.352 jiwa.

1 1

tersebut dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di kecamatan-kecamatan sekitarnya. Mata pencaharian penduduk di pusat kota masing-masing Kecamatan tersebut sebagian besar di bidang jasa dan perdagangan. Beratus tahun yang lalu, kabupaten Malang merupakan wilayah yang strategis pada masa pemerintahan kerajaankerajaan. Beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa kerajaan kecil lainnya, seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci pada hari Jum`at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember 760. Tanggal inilah yang dijadikan dengan ketinggian 250-500 m dpl, daerah dataran tinggi, daerah perbukitan kapur, daerah lereng Gunung KawiArjuno dengan ketinggian 500 3.300 m dpl, daerah lereng tengger semeru di bagian timur dengan ketinggian antara 500 3.600 m dpl. Terletak 85 km sebelah selatan Surabaya, Kabupaten Malang dikenal sebagai daerah tujuan wisata di Jawa Timur. Seperti obyek wisata yang berhubungan dengan alam sekitar seperti Gunung Bromo, Air Terjun Coban Rondo, Air Terjun Coban Pelangi dan sebagainya. Tak ketinggalan Wisata Budaya yang berhubungan dengan sejarah dan budaya Kabupaten Malang, seperti Candi Singosari, Candi Badut, serta tempattempat ritual seperti Pesarean Gunung Kawi. Beberapa kecamatan dengan kepadatan penduduk cukup tinggi, yaitu lebih dari 1.000 jiwa per km2, ternyata juga merupakan kecamatan berpotensi di Kabupaten Malang, yaitu Kecamatan Turen, Bululawang, Gondanglegi, Sumberpucung, Pakisaji, Dau, Lawang dan Singosari. Kecamatan-kecamatan patokan hari jadi Kabupaten Malang. Sejak tahun 1984, di Pendopo Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin dianjurkan berpakaian khas daerah Malang.
Jumlah wilayah administratif: 33 Kecamatan, 389 Desa/Kelurahan, 3.138 Rukun Warga (RW), dan 14.346 Rukun Tetangga (RT). Dari seluruh desa/ kelurahan yang ada, 12 di antaranya berstatus kelurahan dan sisanya 377 berstatus Desa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Malang tahun 2003 rata-rata baru mencapai 753 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi di Kecamatan Pakis dan Kepanjen yaitu sekitar 2000 jiwa per km2 Kabupaten Malang dikelilingi enam kabupaten dan samudra Indonesia, yaitu: Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang dan Pasuruan, Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

2 2

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALANG

Hidrologi

Kabupaten Malang

ungai-sungai yang mengalir mempunyai pengaruh yang besar bagi perekonomian yang agraris yaitu

Kali Brantas Kali Konto Kali Lesti Kali Amrong Kali Metro

Beberapa bendungan yang ada di Kabupaten Malang keberadaannya sangat vital, baik untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi teknis maupun sebagai sumber bahan baku air bersih untuk masyarakat dan industri, seperti Bendungan sengguruh, Bendungan Karangkates, Bendungan Selorejo.

3 3

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Pelayanan Sanitasi Kabupaten Malang, Masih Terus Dikembangkan

embangunan bidang sanitasi di Kabupaten Malang masih dalam upaya untuk mendapatkan prioritas. Pengelolaan air limbah domestik menekankan penanganan kelangkaan sumber air akibat pencemaran air limbah domestik

pada sumber air baku. Di wilayah Kabupaten Malang banyak terdapat sumber air baku seperti Bendungan Karangkates (Bendungan Sutami), Bendungan Sengguruh dan Bendungan Selorejo. Ketiganya mensuplai kebutuhan air baku bagi pertanian dan air bersih di beberapa Kota maupun Kabupaten di Propinsi Jawa Timur. Saat ini diidentifikasikan adanya pencemaran di bendungan-bendungan tersebut sebagai akibat akumulasi dari air limbah rumah tangga dan sampah. SKPD Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang bertugas dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan serta penyediaan air bersih pedesaan. Pembangunan bidang air bersih dan sanitasi juga dilaksanakan oleh SKPD Dinas Kesehatan melalui program WSLIC, dan oleh SKPD LH-ESDM. Pelayanan air bersih di tingkat perkotaan setingkat IKK dilaksanakan oleh PDAM.

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Selama ini pelayanan air limbah domestik di masyarakat relatif masih minim. Banyak masyarakat masih menggunakan sungai sebagai sarana untuk mandi cuci kakus, menggunakan tangki septik untuk pengolahan setempat, dan belum ada pengolahan tinja yang tuntas. Air limbah dari mandi cuci kakus masih dibuang ke perairan terbuka tanpa melalui sistem pengolahan terlebih dahulu. Pelayanan persampahan masih sebagian, diprioritaskan pada daerah perkotaan, sehingga kurang menyentuh daerah pedesaan. Penanganan sarana air hujan melalui penyediaan sarana drainase yang baik belum dilakukan, fungsi pembangunan drainase hanya bersifat darurat. Penyediaan dan pelayanan air bersih yang dilakukan oleh PDAM diprioritaskan pada daerah perkotaan setingkat IKK, saat ini baru menjangkau di 23 IKK. Demikian juga penyediaan air bersih pedesaan masih menjangkau beberapa desa. Diprioritaskan pada desa-desa yang dekat sumber air (mata air) dengan sistem grafitasi.

Hasil SUSENAS menunjukkan bahwa pada tahun 2003, kualitas rumah di Kabupaten Malang secara umum cukup memadai. Bahkan tidak kurang dari 96% dari total rumah tangga sudah bisa menikmati penerangan listrik PLN. Namun demikian dari aspek kebersihan, masih terdapat sekitar 10% rumah tangga tanpa sanitasi atau sekitar 56.000 rumah tangga. Penduduk di Kabupaten Malang yang tidak mempunyai akses terhadap air bersih juga masih cukup tinggi, yaitu mencapai 36 %. Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari, 33,15% penduduk memperolehnya dengan pompa dan 40,61% memperolehnya dari sumur terlindungi. Ada juga yang memperoleh air bersih dari air kemasan, ledeng, sumur tak terlindungi dan mata air.

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Tinjauan Umum Kondisi Sanitasi Indonesia


Sanitasi adalah sarana atau sistem yang berfungsi menjaga kebersihan terutama dari kotoran yang timbul akibat aktivitas manusia. Definisi sanitasi di Indonesia termasuk penanganan air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan.

Konstruksi dan pengoperasian tempat pengelolaan limbah terhitung mahal, memiliki septic tank individu di setiap rumah tangga juga bukan solusi, maka harus ada upaya untuk mencoba sistem sanitasi masyarakat terpadu. Basah Hernowo, Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas.

- Lebih dari 12% penduduk perkotaan Indonesia sama sekali tidak memiliki akses ke sarana jamban (SUSENAS 2004). - Menurut Departemen Kesehatan, diare merupakan salah satu penyebab utama 50 dari 1000 bayi yang lahir di Indonesia, meninggal sebelum usia lima tahun. - Laporan Asian Development Bank menyebutkan, pencemaran air di Indonesia berpotensi menimbulkan kerugian 45 triliun rupiah lebih per tahun atau 2,2% GDP negara.

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Pengelolaan Persampahan

Kabupaten Malang
ari 33 kecamatan di Kabupaten Malang, baru 23 yang sudah mendapat pelayanan persampahan. Bisa dikatakan prosentase pelayanan persampahan

D
Malang.

diberi tanggung jawab terhadap kebersihan daerah dengan wilayah yang telah ditetapkan. Konsekuensinya, sarana alat angkut sampah dan sarana lahan Tempat Pembuangan Akhir harus memadai. Permasalahan kebersihan di Kabupaten Malang akan semakin berat , dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang secara signifikan akan memberi dampak pada peningkatan jumlah volume sampah, sedangkan kapasitas daya tampung TPA yang ada semakin kecil. Pemerintah Kabupaten Malang menyadari betul hal ini dan sedang mengupayakan penanganan yang lebih serius dan khusus.

relatif kecil, yaitu 29,5 % (260 m3/hari) dari timbulan sampah perkotaan yang diperkirakan + 880 m3/hari. Masih banyak timbulan sampah yang belum terkelola secara baik dan benar, yaitu sekitar + 620 m3/hari, sebagai akibat dari kurangnya alat pengangkut sampah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten

Daerah pelayanan kebersihan di Kabupaten Malang pada dasarnya menyebar di seluruh Kabupaten. Lokasi dari masingmasing daerah pelayanan relatif berjauhan, sehingga dibagi dalam 6 Unit Pelaksana Teknis Dinas dan masing-masing Unit

Kendala utama yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Malang terutama : Masih minimnya alat angkut yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk operasional pengangkutan sampah setiap harinya. Terbatasnya lahan TPA sampah yang ada, termasuk daya dukung peralatan berat (bulldozer dan excavator) dan sarana pendukung lainnya Kurangnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam rangka penanganan pengelolaan persampahan, termasuk partisipasi dalam membayar restribusi sampah.
8

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Malang

ermasalahan air limbah di Kabupaten Malang sampai saat ini belum mendapat prioritas yang cukup tinggi, padahal akumulasi bahan pencemar akibat air limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik akan menjadi

masalah besar di masa yang akan datang. Di wilayah Kabupaten Malang banyak terdapat aset Nasional berupa waduk (Waduk Sutami dan waduk Selorejo) yang digunakan sebagai sumber air baku untuk berbagai kebutuhan, termasuk air bersih dan industri. Saat ini sedang diusahakan penanganan pengelolaan air limbah skala perkotaan yang lebih serius, khususnya pada daerah-daerah yang menjadi daerah tangkapan dari waduk-waduk yang merupakan reservoar air baku untuk air bersih.

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Pengelolaan Drainase
arah akses jalan dan bentuk permukaan tanah. Pada daerah-daerah tertentu saat hujan terjadi banjir sesaat, hal ini seharusnya tidak terjadi mengingat elevasi dari wilayah Kabupaten malang yang relatif bervariasi dan pada posisi elevasi yang relatif tinggi.

istem drainase yang ada di Kabupaten Malang pada umumnya masih berfungsi sebagai sistem saluran pembuangan air hujan dan air limbah rumah tangga. Bentuk dan jaringan dari sistem drainase yang ada mengikuti

10

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Pengelolaan Air Bersih

asih banyak masyarakat menggunakan sumbersumber air bersih yang belum memenuhi persyaratan. Belum ada konsep pelayanan air

bersih, baik skala perkotaan maupun perdesaan, padahal ini merupakan bagian penting guna menjawab permasalahan pelayanan air bersih. PDAM merupakan rekan kerja dari Dinas Permukiman dalam rangka pelayanan kebutuhan air bersih, yang pada umumnya meliputi pelayanan pada skala perkotaan. Program pengembangan air bersih merupakan program dari Pemerintah pusat yang saat ini banyak diluncurkan. Pelayanan air bersih perkotaan yang ditangani PDAM Kabupaten Malang, melalui 23 cabang PDAM yang menyebar diseluruh Kabupaten Malang. Jumlah sambungan rumah yang sudah terpasang 62.820 unit, dengan tingkat pelayanan sebesar 17% untuk seluruh Kabupaten Malang.

11

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Teknologi Pengisian Biogas Ke Tabung Elpiji


Bermula dari demam biogas, kini penduduk desa di lereng Semeru, Kecamatan Jabung, Kab. Malang tak tergantung lagi pada kayu bakar. Meski tak semua memiliki ternak sapi perah, penduduknya kini terbiasa memasak dari kompor dengan gas yang dihasilkan fermentasi kotoran ternak. Tengah tahun lalu, film sosial dokumenter yang mereka buat sendiri, mampu membuat mereka bangga pada desa, hutan dan lingkungan sekitarnya. Belakangan, seperti desa lainnya, gaung semangat konversi minyak tanah ke gas pun amat terasa di Argosari. Tabung gas hijau kekuningan BLT (bantuan langsung tunai) seberat tiga kilogram terlihat di hampir setiap rumah penduduk. Juga seperti di hampir semua tempat di seluruh negeri, distribusi gas eceran ini kerap tersendat atau bahkan beberapa saat menghilang dari pasar. Harga, jangan ditanya. Menjawab kondisi anomali di atas. Nanang dan Slamet Djahroni tertantang untuk lebih kreatif. Dengan hanya bermodal Rp 600 ribu, anak muda mantan kamerawan dan sutradara film sosial dokumenter desa ini mempelopori satu riset, sederhana namun penting. Mengganti isi tabung gas elpiji pertamina dengan gas methan dari fermentasi limbah ternak penduduk desa. Ya, instalasi biogas memang ramai di sini. Tapi tak semua penduduk punya sapi. Sama, hampir tiap rumah punya tabung gas BLT, tapi dengan apa kami mengisi?" cetus Nanang gusar. Dua pertanyaan dan kegusaran kedua alumni sekolah lapangan ESP itulah yang mendasari riset. Alur kerja yang mereka impikan sederhana saja. Mencangkok teknologi sederhana yang kerap dipakai pereparasi pengatur udara ruang (AC) yang dapat dipakai menguras dan mengisi gas freon. Kompresor mini mereka gunakan untuk mengosongkan udara dalam tabung gas. Dengan alat itu pula tabung mereka isi dengan gas methan (biogas). Alat dirangkai. Kompresor mini, kran dan beberapa pipa ukuran tertentu disambungkan untuk membersihkan dan kemudian diisi gas methan. Satu alat penting yang diperlukan Nanang dan beberapa kawan, manometer, yang berguna mengukur tekanan. "Takut meledak," jelas mereka. Hasilnya, tabung yang mereka isi dengan gas methan selama 4 menit mampu menghasilkan gas bertekanan 110 psi. Dari ukuran itu, tabung gas BLT mampu memasok nyala api kompor selama 30 menit. Masih harus disempurnakan, riset ini belum selesai. Kita masih harus terus mencoba dan berdiskusi dengan banyak pihak, agar temuan sederhana ini lebih sempurna," jelas Slamet gembira. Meski terbilang sederhana, upaya ini cukup menjanjikan, dan berguna bagi masyarakat luas. Ketersediaan gas yang murah dan mudah bagi penduduk Argosari semoga dapat lebih terjamin.

12

KONDISI SANITASI TERKINI DI KABUPATEN MALANG

Kisah Keberhasilan

Stop Buang Sampah ke Sungai!

ebuah pelatihan mengubah perspektif sebuah komunitas tentang pengelolaan sampah. Sekarang, mereka berdikari untuk menguatkan cara pandang baru itu.

Desa Jatirejoyoso terletak sekitar 25 kilometer sebelah selatan Kabupaten Malang. Lingkungan Jatirejoyoso jauh dari kesan padat dan kumuh, hampir setiap rumah memiliki pekarangan yang luas dengan air kali Metro, anak sungai Brantas mengalir di sana. Hidup dengan kondisi lingkungan yang nyaman seperti itu rupanya membuat warga kurang punya kepedulian terhadap maslah lingkungan hidup. Warga membuang sampah sesuka hati ke sungai atau membakarnya di pekarangan rumah. Mereka tidak sadar perilaku mereka selain berbahaya bagi kesehatan juga merugikan komunitas lain yang tinggal di hilir sungai Brantas. Tapi beberapa bulan terakhir, perilaku warga mulai berubah. Saya mulai jarang melihat orang membakar sampah atau membuang sampah di sungai. Mungkin karena sejak Januari lalu karang taruna mulai berinisiatif mengambil sampah kering di rumah warga secara gratis, kata Chabibah, 28 tahun, salah seorang pembina karang taruna. Awalnya banyak yang mengejek kegiatan ini, namun sejak ada pelatihan pengelolaan sampah yang diadakan oleh ESP dan Dinas Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang pada bulan April lalu, warga menjadi lebih terbuka terhadap ide-ide pengelolaan sampah alternatif, tambah Chabibah.

13 13

RENCANA KE DEPAN

Masa Depan Sanitasi Kabupaten Malang


VISI: TERWUJUDNYA KABUPATEN MALANG SEHAT MELALUI PENATAAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2015

MISI: Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas sanitasi Memberdayakan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarna sanitasi Melaksanakan penataan ruang yang bersih menuju masyarakat yang sehat Melibatkan peran serta perguruan tinggi, swasta , LSM dalam perencanaan dan pengembangan sanitasi Merealisasikan anggaran yang memadai untuk kegiatan sanitasi Meningkatkan kualitas SDA (sumber daya air) untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan Meningkatkan kualitas SDM di Bidang Sanitasi.

14

RENCANA KEDEPAN

Sasaran Pembangunan Sanitasi Kabupaten Malang


Anggaran Pendamping meningkat Dana partisipasi masyarakat maupun hibah meningkat Pelaksanaan peraturan baik pada aparatur maupun masyarakat Mempermudah akses masyarakat maupun stakeholder dalam memperoleh informasi Pembangunan PSS Sanitasi

15

RENCANA KE DEPAN

Program Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Malang


Meningkatkan dukungan anggaran pembangunan sanitasi Mengoptimalkan implementasi peraturan pendukung sanitasi Meningkatkan informasi sanitasi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana Sanitasi Melaksanakan pemetaan sanitasi Memfasilitasi kelompok masyarakat yang peduli sanitasi Memprioritaskan sanitasi sebagai program pembangunan Penyuluhan Budaya Bersih Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sanitasi

16

RENCANA KEDEPAN

Program Pengembangan Pengelolaan Dan Pelayanan Persampahan

Master Plan / Rencana Teknis dan Manajemen pengelolaan Kebersihan dan DED TPA Peningkatan dan pengembangan Tingkat pelayanan persampahan Peningkatan kualitas pelayanan Pengembangan alternatif pengolahan sampah Operasi & pemeliharaan prasarana dan sarana kebersihan dari pengumpulan s/d TPA Sampah Optimalisasi penarikan retribusi sampah Sosialisasi dan penyebaran informasi bidang persampahan
17

RENCANA KE DEPAN

Program Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domestik

Penyusunan Out line plan Air Limbah Skala kabupaten Malang dan Perkotaan Penyediaan sarana dan parasarana Air limbah (pengadaan truk tinja dan pembangunan IPLT) Program stimulan pembangunan sarana air limbah Sosialisasi dan penyebaran informasi bidang air limbah domestik Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui pemisahan dan pengurangan sampah dari sumbernya
18 18

RENCANA KEDEPAN

Program Pengembangan Penyediaan Air Bersih

Peningkatan dan pengembangan pelayanan air bersih perkotaan Peningkatan dan pengembangan pelayanan air bersih perdesaan Peningkatan kerja sama antar daerah di bidang air bersih Penyediaan PSD air bersih menunjang program strategis (Pariwisata, Industri, dll) Pemberdayaan masyarakat di bidang air bersih Penganan air bersih untuk kawasan rawan air bersih, terpencil, miskin
19

RENCANA KE DEPAN

Program Pengembangan
Drainase Lingkungan
Pembangunan drainase diprioritaskan untuk daerah dengan sanitasi buruk Pembenahan dan penambahan kapasitas

20

RENCANA KEDEPAN

Badan Perencanaan Kabupaten Malang Ir. Dwi Siswahyudi MT Kabid Sarana Prasarana & Pengembangan Wilayah BAPEKAB Malang

Kebijakan Sudah Ada, Implementasinya Di Dinas Masing-Masing

D
Badan Perencanaan Kabupaten Malang Ir. Dwi Siswahyudi MT

i dalam peningkatan infrastruktur sumber daya air, berbagai sasaran yang berkaitan dengan sanitasi di antaranya untuk meningkatkan pengendalian pencemaran air, peningkatan partisipasi masyarakat, peningkatan

koordinasi dan kerjasama antar instansi, hingga pemulihan kondisi sumber-sumber air. Misalnya dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sumber daya air, sehingga masyarakat tidak akan menebangi pohon-pohon. Pengolahan limbah domestik di perumahan-perumahan sudah dimasukkan rencana penataannya. Kawasan perumahan di kota sudah terbatas, nantinya Bapekab akan mengidentifikasi kecamatan-kecamatan yang sudah dekat dengan kota. Kami akui bahwa Pembuangan limbah di Kabupaten Malang, masih banyak yang langsung dibuang ke sungai. Inilah tantangan bagi kabupaten Malang, khususnya di daerah perkotaan, seperti di kecamatan Kepanjen atau Singosari. Kebijakan untuk kawasan kumuh, kami tata dulu kawasan tersebut, melalui perencanaan bentuk tipikal rumah-rumah, membuat master plan, mengidentifikasi rumah yang tepat, baru kemudian dibangun. Mengenai pembuangan sampah, kebijakan sudah kami buat, implementasinya ada di dinas masing-masing. Persampahan khususnya di perkotaan, sudah ditangani dinas kebersihan. Ada pemikiran nantinya di setiap desa, disediakan satu kendaraan untuk mengangkut ke TPA. Kalau bicara sampah di daerah-daerah pinggiran sungai, diperlukan sosialisasi untuk mengubah pola pikir masyarakat yang biasa membuang sampah ke sungai, agar tidak lagi mengotori sungai. Untuk itu Dinas Pengairan sudah membuat program pembersihan sungai-sungai.

21 21

Selanjutnya mengenai drainase, secara makro program kelembagaan sudah ada di Bapeda. Drainase difokuskan ke kota-kota, salah satu contoh adalah kota Kepanjen yang sudah kami buatkan outline plan drainase. Juga sudah ada koordinasi dengan daerah sekitar, misalnya melalui Gerakan Nasional Peduli Air, yang terkait beberapa SKPD, salah satu fungsinya adalah untuk melestarikan sumber air.

program-program kemitraan, juga ada program-program untuk mengatasi masalah kemiskinan. Sasarannya adalah sarana dasar fisik pedesaan, termasuk di dalamnya air bersih dan jalan. Peran swasta dibuka selebar-lebarnya, yang sudah berjalan misalnya dari BCA, juga pabrik rokok yang ikut memperbaiki sarana sanitasi lingkungan. Untuk ke depannya, kondisi yang ingin dicapai adalah sanitasi yang sehat, antara lain dengan sosialisasi untuk mengubah pola pikir lama yang ada di masyarakat, sehingga nantinya mau

Kiri: Kantor Bappeda Kab. Malang Kanan: Pendopo Kab. Malang

Ini berkaitan dengan visi Kabupaten Malang untuk mewujudkan masyarakat yang agamis, demokratis dan sejahtera. Dari sisi demokratis, sudah ada kebijakan Bupati yang membuka keran kemitraan. Masyarakat yang punya inisiatif pembangunan sanitasi, membuat proposal ke Bupati, kemudian pendanaan langsung turun ke masyarakat. Jadi mulai dari perencanaan hingga pengelolaan dilakukan oleh masyarakat. Dinas Cipta Karya yang akan menilai kelayakan dari program yang diajukan oleh masyarakat itu. Selain

menjaga kebersihan sumber air dan aliran sungai. Kabupaten Malang luas sekali, sehingga untuk mewujudkannya memang masih perlu waktu. Tapi kota-kota seperti Kepanjen, Singosari, Pakis maupun Tumpang, harus ditata segera sejak sekarang. Paradigma baru dalam pembangunan sanitasi adalah pengelolaan yang saling berkesinambungan, saling terintegrasi. Dengan pembangunan sanitasi yang baik, diharapkan seluruh masyarakat bisa mendapatkan air bersih, sehingga masyarakat bisa sehat dan lebih produktif.

22

RENCANA KEDEPAN

Renung Rubiyatadji Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang

Terus Melanjutkan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang AMPL

alam tugas pokok dinas Ciptakarya dan Tata Ruang, sudah mencakup program AMPL, kemudian drainase, penyehatan lingkungan, dan air limbah. Kami juga

Goals). Memang sebelumnya banyak program AMPL, tapi yang baru didengung-dengungkan mulai tahun 2005, masalah air bersih, air limbah, dan sampah. Sanitasi mulai kami kembangkan bekerjasama dengan USAID dalam pemberdayaan masyarakat. Selain menggunakan dana APBD, kami mencari dana di luar APBD, dana alokasi khusus maupun dana dari APBN. Langkah ke depan untuk mencapai target MDG, database akan kami buat, meliputi data base air bersih, persampahan, air limbah, juga drainase, supaya ada kejelasan. Kalau perkiraan kami masalah air bersih, sampai tahun 2015 target akan tercapai, tapi masalah sanitasi lainnya akan kami kejar. Kami rasa dalam waktu yang singkat, 2004-2009, program AMPL yang sebegitu banyak dalam lingkup kecil memang ada manfaatnya. Dalam organisasi Dinas Ciptakarya setidaknya punya pengalaman bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam bidang AMPL, dan ini akan terus kami lanjutkan. Nantinya kami ingin ada semacam pendidikan kepada organisasi, karena tenaga kami sendiri sangat terbatas. Mungkin capacity building sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keilmuan masalah-masalah AMPL pada personil pemerintah kabupaten.

menyusun renstra dinas. Visi kami adalah terciptanya tata bangunan dan lingkungan permukiman yang berkualitas, ini baru kami buat, dengan adanya perubahan struktur organisasi di pemerintahan Kabupaten Malang. Kalau kita lihat wilayah Kabupaten Malang sendiri cukup luas, sekitar 3500 km, mengenai air bersih, di perkotaan ada PDAM yang mengelola, tapi di pedesaan kita berdayakan masyarakat. Kemudian masalah persampahan, kami prioritaskan dulu di perkotaan. Tentang air limbah, banyak desa yang masyarakatnya masih menggunakan sungai untuk mandi, cuci dan kakus. Ini menjadi tantangan kami ke depan. Mulai tahun 2005, kami membuat program Sanimas bersama USAID, sudah membangun sarana yang bagus, tapi sebagian masyarakat belum mau menggunakan, masih enggan, lebih cenderung membuang limbah ke sungai. Ada juga kendala di organisasi kami sendiri, untuk tenaga sangat kurang, terutama tenaga di bidang AMPL. Kabupaten Malang secara tidak langsung harus mematuhi program yang ditujukan sesuai MDG (Millenium Development

23 23

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

Desa Curung Rejo Aktif Mengelola Sanitasi Berbasis Masyarakat

asyarakat desa Curung Rejo kini tak lagi membuang limbah sembarangan, karena sudah sadar betapa pentingnya sanitasi, semenjak hadirnya Sanitasi

program dilakukan di Cepokomulyo. Setelah ada tawaran lagi, masyarakat tetap antusias untuk ikut kompetisi. Dengan sistem yang difasilitasi BEST, kami bisa mendapatkan proyek tersebut. Sementara ini pengolahan limbah domestik sudah dinikmati oleh 103 KK. Limbah mandi, cuci, kakus, semuanya masuk jadi satu di induk pembuangan akhir limbah dengan sistem komunal. Sempat rencananya mau dibuatkan MCK++, namun kondisi di sini masyarakat tinggal agak berjauhan, lalu disepakati dengan musyawarah, yang dipilih adalah sistem IPAL komunal. Untuk menerapkan sistem IPAL komunal seperti ini, kendala di awal yaitu untuk penentuan lokasi. Akhirnya salah satu masyarakat menyediakan sebagian tanahnya untuk dijadikan induk pengolahan akhir limbah. Secara teknis

Berbasis Masyarakat. M. Kholil, Koordinator Sanimas Desa Curung Rejo berbagi cerita. Sebelum ada program sanitasi, sebagian besar masyarakat desa Curung Rejo belum sadar betapa pentingnya mengolah limbah domestik. Awalnya tahun 2006, program USAID masuk, yang dilakukan pertama adalah penjajakan kebutuhan masyarakat, apakah masyarakat siap bila ada proses tersebut. Waktu itu masyarakat cukup antusias. Pada saat ingin meraih program ini, ada 4 desa yang ikut berkompetisi yaitu Curung Rejo, Panarukan, Kelurahan Kepanjen dan Cepokomulyo. Ketika kompetisi itu kami mendapat nomor dua, sehingga

24

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

masyarakat dibantu LSM BEST, sehingga semua kendala bisa diatasi. Namun ada kendala lain yaitu masyarakat masih ada yang mandi, mencuci, dan membuang limbah di sungai. Untuk mengubah perilaku, kami berupaya lewat pertemuan rutin, jemaah tahlil, PKK, dan banyak lagi

meter terbentur batu yang sangat besar, akhirnya tidak bisa dilanjutkan. Untuk mengatasi masalah ini, Pemkab dan ESP memberikan fasilitas, ditambah dukungan dari masyarakat, maka bisa dilakukan kerjasama dengan PDAM.

pertemuan komunitas. Kader-kader lingkungan juga selalu mengadakan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan. Sudah 2 tahun terakhir, penyakit yang dulunya sering dialami warga, terutama diare menurun drastis di wilayah kampung ini. Dalam menjaga sanitasi, seluruh 103 KK bersama-sama mengumpulkan iuran sebesar Rp. 3000, untuk biaya perawatan, sudah termasuk perawatan IPAL komunal. Sementara ini sudah setahun tidak ada kendala dengan IPAL komunal. Mengenai air bersih, kami ada program untuk dibuat sumur, namun kendalanya biaya operasional masih mahal. Yang disepakati pembuatan sekitar 4 atau 5 titik sumur gali. Karena kendala teknis, saat menggali sudah di kedalaman 30

(Halaman Sebelumnya) Dari kiri ke kanan : M. Kholil, Kordinator Desa Curung Rejo, Batu bata degan bahan batu dari lumpur, IPAL tertutup, Ipal Terbuka

Untuk masalah persampahan, dengan pembinaan pusat pengolahan sampah, baik organik mapun anorganik, masyarakat yang membuang sampah sembarangan, sekarang berkurang. Berkat kerjasama ESP-USAID dan Pemkab, baik dana maupun prasarana, kini 100 KK sudah menangani sampah terpadu. Sampah kering ada yang dijual kembali, ada juga yang dibuat kerajinan, komposnya sebagian dipakai sendiri, sebagian dijual. Masyarakat saat ini sedang gemar menanam bunga, jadi kompos banyak dipakai sendiri. Akhirnya sampah yang dulu jadi masalah di rumah tangga, kini malah jadi sahabat.

25

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

Eli Umiyati

Partisipasi Kader Lingkungan, Sukseskan Program Pengelolaan Sampah


Kader Lingkungan Desa Curung Rejo diceritakannya dengan bersemangat. Pertama belajar bersama pembimbing dari ESP, lalu dilanjutkan studi banding ke desa Jambangan, Surabaya, untuk melihat cara mengolah sampah basah menjadi kompos dan belajar membuat kerajinan dari sampah kering. Berbekal pengetahuan ini ia akhirnya bisa mengajarkan tentang pengelolaan sampah kepada ibu-ibu PKK, seperti cara membuat tas dari bekas bungkus plastik atau taplak meja dari bekas sedotan air mineral. Untuk sampah kering, dipilah-pilah dulu antara beling, kertas, kardus, gelas plastik, kemudian dijual dengan harga berbeda-beda. Yang menguntungkan jika menjual plastik bekas gula, yaitu yang berwarna bening, sekilonya kira-kira Rp. 3300.

wal mulanya, Eli Umiyati mengikuti pelatihan di balai desa bersama dengan ESP. Ia lalu makin tertarik mengolah sampah basah menjadi kompos dan terus berkreasi menciptakan kerajinan dari sampah kering. Kiprah sebagai

26

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

Para ibu yang ikut belajar sangat senang mendapat ilmu pengolahan sampah, hingga ada juga yang mau ikut menjadi pengajar atau kader. Jumlah kader lingkungan di desa Curung Rejo ada sekitar 10 orang. Keluarga Eli sangat mendukung kegiatannya sebagai kader lingkungan, Eli pun berusaha selalu membagi waktu dengan baik. Dalam mengelola sampah, ia menyukai semua prosesnya, termasuk saat mengajar. Hasil pembuatan kompos warga, separuh dipakai sendiri, separuh lagi di setor ke Eli, untuk dijual jika ada yg membutuhkan. Dalam memberikan penyuluhan tentang sampah, pertamatama Eli menekankan bahwa sampah basah bisa dijadikan kompos, terutama untuk dipakai berkebun, misalnya menanam bunga atau cabe. Kemudian dilanjutkan penjelasan yang lebih detail. Misalnya tentang keranjang takakura, kardus atau komposter lainnya. Lalu merinci langkah-langkahnya, pertama membeli starter, yaitu kompos

yang sudah jadi untuk lapisan bagian bawah, biasanya dibeli dari toko-toko bunga. Kemudian mencari sisa makanan seperti sayur-sayuran di dapur, dirajang, masukkan wadah dan ditutup. Untuk biaya starter, jika tidak mampu bisa diupayakan bersama-sama. Dana bisa diambil dari hasil penjualan kompos yang sebelumnya. Awalnya ESP memberikan 50 buah takakura, lalu baru-baru ini ada pelatihan sehingga dibagikan lagi. Masyarakat sangat senang mendapat takakura, banyak yang langsung mencoba memakainya. Menurut Eli, semua orang yang dibimbingnya langsung bisa memakai takakura, karena caranya memang mudah. Hasilnya makin banyak tanaman bunga yang menghiasi pekarangan rumah warga desa, membuat suasana makin hijau dan asri.

27

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

MCK++ Menjawab Kebutuhan Sanitasi Masyarakat Kelurahan Cepokomulyo


Kepanjen yang memiliki sarana MCK++. Djoko Widodo, Kader Lingkungan Sanimas mengisahkan keterlibatan warga dalam mewujudkan MCK++ di daerah ini. Tanggapan masyarakat tentang adanya MCK ini positif sekali, Dulunya di daerah ini sudah ada MCK, tapi belum memadai. Pernah kami mengajukan jembatan untuk penghubung sebelah selatan sungai, tapi belum terlaksana karena masih terbentur anggaran, padahal swadaya masyarakat sudah 50%. Fondasi sudah ada, juga besi-besi, hanya masih kekurangan dana untuk pengelasan dan pengecoran, kami sudah mengajukan beberapa kali kemitraan, tapi belum ada realisasi sampai sekarang. Anggaran untuk MCK bisa didapatkan diantaranya dari APBN dan BORDA, dengan total seluruhnya 325 juta. MCK ini dibuat di tahun anggaran 2005-2006, selesai tahun 2006, memiliki 4 bilik untuk wanita dan 3 bilik untuk pria. Rencananya akan Masalah drainase yang masih terjadi, kadang-kadang ada limbah rumah tangga dialirkan ke sungai. Untuk saluran saat ini orang-orang yang membuang limbah atau mandi ke sungai agak berkurang. Warga yang memanfaatkan MCK ini adalah dari RT I, II, dan III ditambah bagian Utara jalan, sehingga hampir 300 orang. Karena di dekat MCK ada pasar loak, banyak orang yang hilir-mudik lalu memanfaatkan MCK ini. Ada 2 operator yang bertugas menjaga kebersihan, namun masyarakat kadang berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan, misalnya dengan kerja bakti.

ermula dari keinginan untuk menghindari warga membuang limbah atau mandi di sungai, kini Cepokomulyo menjadi salah satu kelurahan di

Djoko Widodo, Kader Lingkungan Sanimas

dikembangkan untuk kepentingan masyarakat, yaitu bersama LSM BEST akan menyalurkan biogas ke rumah-rumah. Untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar, kondisi air yang keluar dari MCK dijaga sehingga air yang keluar sudah bersih, layak untuk dibuang ke sungai.

28

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

drainase selalu dibersihkan agar tidak menjadi tempat berkumpul jentik-jentik nyamuk. Dari masyarakat selama ini tidak ada keluhan terhadap MCK, bahkan masyarakat merasa diuntungkan, misalnya ketika air PDAM mati, bisa memanfaatkan air dari MCK karena memakai sumur bor. Rencana berikutnya akan dibangun balai RW di atas MCK dan untuk itu gambarnya sudah disiapkan. Sebenarnya sudah ada balai RW tapi belum memenuhi syarat, sehingga dengan balai RW yang baru diharapan pelayanan untuk masyarakat bisa ditangani dengan lebih baik. Kami juga berharap untuk peningkatan kebersihan lingkungan di sini, sesuai dengan kondisi Kabupaten Malang yang baru memindahkan ibukotanya ke Kepanjen. Maman Hidayat Operator MCK Tugas hari saya adalah setiap untuk pengguna, semakin banyak gas yang dihasilkan. Kendalanya Cepokomulyo ini belum termasuk kota, bisa dikatakan kota kecil. Masyarakat sini kalau harus bayar MCK tiap hari mungkin berat juga, jadi penggunanya tidak terlalu banyak, mungkin tiap hari ada 100 orang, tapi untuk retribusi kirakira sekitar 30 orang yang membayar. MCK ini buka dari jam 5 pagi sampai jam 7 malam. Lokasi MCK ini berdekatan dengan pasar, tapi pengunjungnya tidak sebanyak MCK di kota besar seperti kota Malang. Kalau pengunjung MCK ini sebanyak pengunjung di kota besar, dalam satu tahun pun sudah bisa menghasilkan biogas untuk 10 rumah tangga. Lokasi untuk biogas berada di sebelah MCK, sekalian dibuatkan taman, selain untuk menjaga keamanan proses pembuatan biogas juga bisa menjadi sumber keindahan. Sumber air di MCK ini didapatkan dengan sumur bor sedalam 24 meter, airnya bagus dan bening. Kerusakan sarana di MCK hanya pada benda-benda yang dipegang tiap hari, seperti slot pintu atau kran. Yang lainnya sama sekali tidak pernah rusak, bangunannya juga bagus.

membersihkan kloset, lantai, juga merawat tanaman dan halaman. Kami memang sejak awal diingatkan kalau berani mendapatkan proyek ini, juga harus berani merawatnya. Kotoran yang keluar dari manusia bisa biogas menghasilkan biogas, rencananya yang dihasilkan akan disalurkan ke rumah-rumah terdekat dengan menggunakan pipa, tapi tidak bisa untuk jarak jauh, karena tekanannya terlalu rendah. Semakin banyak

29

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

Ir. Gunawan Wibisono, Dipl. SE, PhD Ketua LSM Altruis

Sanitasi Harus Dianggap Fundamental Dan Menjadi Prioritas Daerah

Ir. Gunawan Wibisono, Dipl. SE, PhD Ketua LSM Altruis

asalah sanitasi yang sangat mendesak untuk segera diselesaikan adalah air limbah, terutama yang berkaitan dengan kualitas air sungai, seperti sungai Brantas yang menjadi model, baik di tingkat regional, nasional,

maupun propinsi. Kini kondisi sungai di bagian hulu seperti di waduk Karangkates, atau Sengguruh sudah memprihatinkan. Di akhir 2008 diperkirakan sampai 20 ton ikan mati, sehingga harusnya semua pihak punya kepedulian, dan dalam hal ini pemerintah daerah harusnya tegas menegakkan peraturan. Yang terlihat adalah kurangnya kepekaan, dan minimnya tingkat keahlian SDM. Kondisi di hilir sungai lebih memprihatinkan lagi, saat ini PDAM Surabaya sangat kerepotan mendapatkan air baku air bersih yang memenuhi syarat. Penanganan Limbah domestik di Kabupaten Malang, saat ini yang dikembangkan adalah sistem komunal terbatas dan ada beberapa sistem Sanimas, seperti yang dilakukan ESP sudah cukup bagus. Harapannya ada bio digester, yang bisa menghasilkan gas. Untuk drainase, kondisi kabupaten Malang belum begitu mengkhawatirkan. Meskipun ini tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang biasabiasa saja. Banyak kota-kota besar di Indonesia yang penanganan drainasenya terlambat, Kabupaten Malang harus belajar banyak, hingga nanti tidak mengalami hal itu. Perlu diperhatikan bahwa penebangan pohon terjadi sudah kira-kira hampir 1 dekade, hal itu mengancam semua pihak. Sebagai contoh, tahun 2003 di Pujihardjo di Malang Selatan terjadi banjir besar, padahal sebelumnya area itu sangat hijau. Sampai saat ini penebangan tidak henti, walaupun sudah ada peringatan dari banyak pihak.

30

MASYARAKAT BICARA DAN BERUPAYA

Untuk masalah persampahan, yang pelu diperhatikan bahwa Kabupaten Malang punya lahan yang luas, sehingga dinas bisa kewalahan menanganinya. Saya kira untuk persampahan ini harusnya ada serius, studi yang sungguh-sungguh potensi sampah mengingat

menjadi energi sudah terbukti di manamana. Sebetulnya sudah ada beberapa studi yang fundamental, kami pernah membuat studi di TPA, karena TPA tersebut bisa mencapai 3000 m perhari. Kalau mencapai itu, pengelolaan untuk menghasilkan energi lebih mudah. masyarakat mengenai sanitasi masih sangat rendah. Padahal peran sanitasi untuk memajukan bangsa adalah pondasi, karena sistem utama yang menjadi dasar adalah lingkungan hidup. Apapun yang dibangun kalau mengabaikan pemeliharaan lingkungan hidup, semuanya akan runtuh. Sejauh Tinggal butuh kesadaran dari para pengambil kebijakan, supaya bisa menumbuhkan keseriusan dari pihak swasta. Memang pihak swasta yang mau terlibat sudah ada, tapi tidak terlalu banyak. Harus dicermati, persoalan sampah tidak melibatkan satu dinas saja, berulangkali kegagalan karena sistem yang kurang kondusif. Upaya-upaya sudah ada, tapi tidak berjalan mulus. Saya salut dengan pihak dari pusat, khususnya AMPL, Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, yang sangat peduli masalah sanitasi, berarti sebaiknya ada semacam AMPL di semua level. Harus ada yang berkomitmen, saya sendiri membentuk LSM, kami kirimkan satu orang yang dilatih oleh AMPL dalam rangka sanitasi. Peminatnya tidak begitu banyak, sangat terlihat bahwa sebetulnya animo ini peranan lembaga pendidikan dalam Memang di Kabupaten Malang masih di bawah itu, namun saat ini sudah banyak pihak yang memanfaatkan sampah, masyarakat pun bisa hidup sangat layak dengan mengelola sampah. Maka persampahan juga bisa dikelola profesional oleh lembaga pemerintah dan swasta. Terbukti bahwa 80% sampah yang ada, tidak bisa didaur ulang, ini berpotensi menjadi energi. mensosialisasikan hal itu masih bersifat temporer. Saya belum melihat satu sistem pendidikan yang memberikan program secara berkesinambungan mengenai ilmu lingkungan. Mudah-mudahan itu bisa masuk di level pendidikan paling rendah. Harapan ke depan, pemerintah daerah tidak memandang masalah sanitasi sebagai masalah sekunder, karena bagaimanapun kesehatan masyarakat menyangkut kinerja dari sumber daya manusia. Sanitasi harus dianggap sesuatu yang fundamental, menjadi prioritas dari daerah. Kami berharap pemerintah peduli, kalau belum bisa meningkatkan pengelolaan air limbah, air minum dulu. Kalau itu bisa dilakukan pemerintah daerah, maka dalam 10 tahun ke depan kita bisa jadi masyarakat yang bersaing di ASEAN.

31

32

www.esp.or.id
33

Anda mungkin juga menyukai