Anda di halaman 1dari 22

BAB III KERANGKA KONSEP Pada bab ini akan membahas mengenai kerangka konsep,hipotesis dan definisi operasional.

A.Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus.Konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur melainkan hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan istilah variable(Notoadmojo,2010).Kerangka konsep pada penelitian ini untuk meneliti hubungan antara variabel bebas(independen)dengan variabel terikat(dependen). 1.Variabel bebas(independen) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat(dependen),Alimul Azis,2007).Dalam penelitian ini,variabel tersebut adalah:pengetahuan,pendidikan,umur,pendapatan dan frekuensi sumber informasi. 2.Variabel terikat(dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas.Variabel ini dapat bergantung pada variabel bebas(Alimul Azis,2007).Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah perilaku pencegahan penyakit malaria.

Kerangka konsep untuk menggambarkan korelasi antara kedua variabel: Variabel Independen Pengetahuan Pendidikan Umur Pendapatn Frekuensi Sumber Informasi B.Definisi Oprasional N o 1 Variabe Definisi l Konseptual Prilaku Suatu respon organism atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek (Notoatmojo,200 7) Definisi Cara Ukur Operasion al Respon Mengisi berupa kueisioner tindakan seseorang dalam melakukan pencegaha n penyakit malaria Skal a Ukur Kueisoner,juml 1.kurang baik Ordi ah pertanyaan bila nal sebanyak 15 <median(43) pertanyaan 2.baik bila dengan median (43) jawaban selalu,sering,k adangkadang,dan tidak pernah. Pemahama Mengisi Kueisioner,jum 1.kurang baik Ordi n kueisioner lah pertanyaan bila <median nal masyaraka sebanyak 20 (80) t meliputi pertanyaan 2.baik bila pengertian dengan pilihan median (80) ,tandadan jawaban benar cara-cara atau salah penjegaha n penyakit malaria Pendidikan Mengisi Kueisioner 1.rendah(<SM Ordi formal kueisioner A), nal terakhir 2.tinggi( SM yang A) diselesaika n oleh masyaraka t di Alat Ukur Hasil Ukur Variabel Dependen

Prilaku Pencegahan Penyakit Malaria

Penget ahuan

Pendidi kan

Hasil dari tahuyang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telingaterhadap objek tertentu(Notoatm ojo,2010) Proses mengubah sikap dan tata laku seseorang maupun kelompok dalam usaha

Sumber Media atau Inform sarana untuk asi mendapatkan informasi

Umur

Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Pendap Perolehan uang atan yang diterima dalam 1 bulan

Larantuka Frekuensi sumber informasi yang diperoleh responden tentang penyakit malaria baik melalui media massa,med ia cetak,peny uluhan kesehatan Selisih tahun pada saat penelitian dengan tahun kelahiran pada masyaraka t Kecamatan Larantuka Perolehan yang diterima sesuai dengan kinerja

Mengisi Kueisioner 1.kurang (<3) kueisioner yang berisi 2.cukup( 3) pertanyaan frekuensi sumber informasi yang diperoleh dengan nilai 1 untuk jawaban <3,nilai 2 untuk jawaban 3

ordi nal

Mengisi Kueisioner kueisioner

1.Dewasa muda(17-20 tahun) 2.Dewasa menengah(20 -40 tahun) 3.Dewasa tua(41-65 tahun)

Ordi nal

Mengisi Kueisioner kueisioner

1.rendah bila Ordi <850.000 nal rupiah 2.tinggi bila 850.000 rupiah

C.Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan penelitian(Nursalam,2008).Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hal1:Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku pencegahan penyakit malaria.

Hal2:Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria Hal3:Ada hubungan antara umur dengan prilaku pencegahan penyakit malaria. Hal4:Ada hubungan antara frekuensi sumber informasi dengan prilaku pencegahan penyakit malaria. Hal5:Ada hubungan antara pendapatan dengan prilaku pencegahan penyakit malaria.

BAB IV METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif,dengan pendekatan cross Sectional .Cross Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen pada suatu saat dinilai secara simultan,jadi tidak ada tindak lanjut(Nursalam,2008)

B.Populasio dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur.jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 196 orang. Rumus penentuan besar sampel: Z=1,96(tingkat kepercayaan penelitian:95%) P=15% D=presisi(5%=0,05) 1=probabilitas maksimal n=Z21- /2p(1-p)/d2 n=(1,96)2 x0,15(1-0,15)/(0,05)2=196

Mengingat terbatasnya waktu,dana,dan tenaga maka tidak semua penduduk Kecamatan Larantuka diteliti sebagai obyek penelitian.Untuk mendapatkan sampel digunakan cluster sampling .Cluster sampling adalah cara sampling dengan memilih populasi homogeny misalnya populasi kabupaten,kecamatan,kelurahan.Penentuan populasi ini dilakukan dengan memilih salah satu dari total kelurahan yang ada di suatu kecamatan untuk mewakili populasi kecamatan tertentu yang dipilih secara acak (Notoatmodjo,2010).Berdasarkan teknik cluster sampling,peneliti memilih salah satu kelurahan dari 15 kelurahan yang ada di Kecamatan Larantuka dimana total populasi dalam kelurahan yang dipilih mencukupi jumlah responden yang dibutuhkan untuk penelitian ini yakni Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao.Kriteria inklusi

untuk sampel yang dipilih yakni masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao,berusia antara 17-65 tahun,memiliki kemampuan membaca dan menulis. C.Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Larantuka,Kabupaten Flores Timur.Penentuan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu peneliti dapat memperoleh data dan responden dengan lebih mudah dan menurut peneliti tempat penelitian ini dapat dijangkau selama proses penelitian berlangsung karena penelitian dilakukan pada masa liburan pergantian semester. D.Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012.Persiapan penelitian yaitu penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2011,pelaksanaan penelitian yaitu mengadakan penelitian di lapangan pada bulan Februari tahun 2012,dan penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Juli tahun 2012. E.Etika Penelitian Etika Penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek yaitu menjamin data-data dan jawaban responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan untuk kepentingan lain yang dapat merugikan responden. Adapun etika penelitian ini adalah: 1.Informed consent(tanda persetujuan) Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.pada responden bersedia,peneliti meminta untuk menandatangani surat persetujuan penelitian,sedangkan responden yang menolak untuk diteliti,peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.Setelah memberikan penjelasan,lembar persetujuan diberikan pada responden yang akan diteliti yang memenuhi criteria. 2.Anonymity(tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan dan privasi dari masing-masing obyek,dalam lembar pengumpulan data peneliti tidak mencantumkan nama responden tetapi lembar tersebut diberikan nomer kode.

3.Confidentiality(kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden dijamin oleh peneliti,hanya sekelompok data tertentu yang akan disajikan dan dilaporkan sebagai hasil riset. F.Alat Pengumpul Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kueisioner yang dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep yaitu variabel independen yang diberikan kepada masyarakat yang dijadikan sampel penelitian yang isinya terdiri atas. 1.Kueisioner A berisi data demografi yakni usia,pendidikan,pendapatan,dan sumber informasi yang diperoleh. 2.Kueisioner B berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban Benar(B) dengan nilai 1 atau Salah(S) dengan nilai 0 berbentuk sekala Gutman. 3.Kuesioner C berisi pertanyaan untuk mengetahui perilaku masyarakat mengenai pencegahan penyakit malaria dengan pilihan jawaban Selalu,Sering,Kadang-kadang,atau tidak pernah dengan rentang nilai 1 sampai 4.Instrument penelitian disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kepustakaan.Kueisioner yang dipakai untuk mengungkap variabel perilaku berbentuk sekala Likert,yang berupa sejumlah pernyataan dengan sejumlah pilihan jawaban yang berisi tingkat kesetujuan subyek terhadap pernyataan yang diajukan. G.Uji Kuesioner Sebelum pengumpulan data dilakukan,terlebih dahulu dilakukan uji coba kueisioner yang bertujuan mendapatkan validitas dan realibilitas keuisioner dan kemungkinan dilakukan revisi terhadap isi kueisioner .Uji coba ini bertujuan untuk memastikan semua pertanyaan yang adadalam kueisioner dapat dimengerti,diterima oleh responden,dan sistematis.Hasil uji coba kueisioner yang reliable adalah dengan memiliki crosbach alpha>0,60(Nugroho,2005).Uji kueisioner yang dilakukan juga membutuhkan responden,tetapi responden untuk penelitian dan uji kuisoner harus berbeda yakni tidak boleh orang yang sama.Untuk menentukan responden uji kueisioner juga dilakukan cluster sampling,yaitu memilih secara acak 1 dari jumlah yang ada di Kecamatan Larantuka.Kelurahan yang diambil untuk uji kueisioner berbeda dengan untuk penelitian.Dari uji kueisioner yang dilakukan peneliti memperoleh hasil croshbach alpha=0,6878 yang berarti hasil uji kueisioner reilabel.Peneliti juga melakukan uji validitas pada pertanyaan-pertanyaan dan diperoleh r Corrected>r table(0,439).

H.Metode Pengumpulan Data Adapun kegiatan pengumpulan data dilaksankan melalui prosedur sebagai berikut: 1.Meminta surat rekomendasi dari STIK Sint Carolus Jakarta untuk permintaan izin penelitian kepada Kepa Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur. 2.menyerahkan surat permohonan ijin penelitian yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan kepada kepala Dinas Kabupaten Flores Timur. 3.Melakukan pendekatan ke bagian tempat penelitian dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian. 4.melakukan pendekatan kepada 3 orang untuk membantu peneliti dalam melakukan pengumpulan data sebagai asisten peneliti dan menjelaskan tentang surat persetujuan menjadi responden. 5.Peneliti bersama asisten peneliti menjelaskan tentang surat persetujuan menjadi respondendan meminta responden untuk menandatangani surat persetujuan serta menciptakan hubungan saling percaya dengan tujuan agar responden menjawab dengan sejujurnya dalam pengisian kueisioner yang diberikan. 6.Waktu pengumpulan data dimulai pada awal bulan Februari tahun 2012 sampai akhir bulan Februari tahun 2012.Alokasi waktu yang diperlukan: Minggu pertama dalam bulan Februari melakukan uji coba kueisioner. Minggu kedua ,ketiga dan keempat peniliti mulai mengumpulkan data. 7.Kueisioner atau formulir pengisian atau formulir pengisian yang telah diisi dikumpulkan dan akan diteliti kelengkapannya oleh peneliti dan asisten peneliti. Bila kuisioner belum lengkap maka harus dilengkapi saat itu juga dan bila sudah lengkap peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden.

I.Teknik analisis data 1. Pengolahan data Setelah data dari responden diperoleh, peneliti mengelola data masuk. Pengolahan data dilakukan dalam lima tahap yaitu:

a. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner sudah lengkap (semua pertanyaan sudah terisi jawabannya), jelas (jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca), relevan (jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan), konsisten (apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten). Setelah semua kuesioner dikumpulkan, peneliti mengecek kelengkapan jumlah kuesioner, semua pertanyaan sudah diisi dengan jawaban dari responden, jawaban yang diberikan jelas dan dimengerti oleh peneliti. b. Koding Peneliti memberikan kode pada setiap jawaban yang telah terkumpul dalam kuesioner untuk memudahkan dalam proses pengolahan data selanjutnya. Variabel perilaku pencegahan : Jawaban Pertanyaan Positif: Selalu bernilai 4, sering bernilai 3, Kadang-kadang bernilai 2 dan Tidak pernah bernilai 1 Jawaban Pertanyaan Negatif: Selalu bernilai 1, sering bernilai 2, Kadang-kadang bernilai 3 dan Tidak pernah bernilai 4 c. Sorting Peneliti mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Peneliti mengelompokkan sesuai variabel. Untuk variabel umur, peneliti mengelompokkan dalam 3 kategori yakni 17-20 tahun, 21-40 tahun, dan 41-65 tahun. Variabel pendidikan dikelempokkan dalam 2 kategori yakni pendididkan tinggi (SMA), dan pendidikan rendah (<SMA), variabel sumber informasi dikelompokkan dalam 2 kategori yakni kurang (<30 dan cukup (3), variabel pendapatan tinggi (850.000) dan rendah (<850.000), variagel tingkat pengetahuan baik dan kurang baik, variabel perilaku pencegahan penyakit malaria dalam kategori baik dan kurang baik. d. Cleaning Peneliti memeriksa kembali data yang telah dimasukkan ke dalam computer. Datanya tepat dan tidak terdapat kesalahan. e. Entry Data yang telah dikoding, diolah dengan menggunakan bantuan computer. Peneliti melakukan pengolahan data dengan program spss 16.

2.

Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Analisis univariat Analisis univariat digunakan tuntuk mengetahui gambaran distribusi dan persentase tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen. b. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji htubungan antara variabel independen (tingkar pengetahuan, pendidikan, umur, pendapatan, dan frekuensi informasi) dan variabel dependen (perilaku pencegahan penyakit malaria). Penelitian ini menggunakan ujian statistic chi-squere. Dasar dari uji ini untuk mengetahui apakah ada hubungan bermakna secara statistic atau membandingkan dengan frekuensi yang diambil dengan frekuensi yang diharapkan Secara teori Chi-square dipergunakan untuk menguji hipotesis. Pada table Chi-square ditentukan derajat kebebasan atau degree of freedom yaitu df= (b-1) (k-1), di mana: b = jumlah baris dalam table k = jumlah kolom dalam table silang adapun rumus dari Chi-square adalah: X = (O-E) E

Keterangan : O = observasi E = hasil yang diharapkan / ekspectant k = jumlah kolom b = jumlah baris Nilai O adalah dari tiap kolom. Nilai E dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Nilai E = Jumlah total baris dan jumlah total kolom Jumlah seluruh data P = 5%(0,05).

Langkah selanjutnya adalah menentukan daerah-daerah penolakan hipotesis dengan mencari harga Chi-square pada table distribusi Chi-square dengan level signifikan yang telah ditentukan dengan derajat kebebasan

BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai hasil pengumpulan dan analisis data dari bulan Februari sampai Juni 2012 yang sudah dilaksanakan di kelurahan Puken Tobi Wangi Bao Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner selama 3 minggu pada masyarakat di kelurahan Puken Tobi Wangi Bao. Hasil penedlitian diananlisis dalam dua bagian yaitu analisis univariat statistik deskriptif dilakukan untuk menampilkan distribusi frekuensi dan persentase pada setiap variabel dan analisi bivariat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria. A. Gambaran lokasi penelitian 1. Gambaran tentang Kecamatan Larantuka Kecamatan larantuka merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Flores Timur. Secara umum, gambaran untuk Kecamatan Larantuka adalah sebagai berikut : Luas wilayah Kecamatan Larantuka adalah16.924 Ha dengan batas-batas : Utara : Kecamatan Ile Mandiri Selatan : Selat Larantuka Timur : Kecamatan Ile Mandiri Barat : Kecamatan Ile Mandiri, Kecamatan Tanjung Bunga dan Kecamatan Titehena Keadaan tanahnya berbukit-bukit dengan kesuburan tanah yang kurang memungkinkan untuk pengembangan tanaman pertanian dan lebih cocok untuk tanaman perkebunan. Wilayah Kecamatan Larantuka terbentang pantai dengan rawa-rawa dengan tanaman bakau di sepanjang pantai. Kepadatan penduduk Kecamatan Larantuka sebesar 236,60 per Km dengan luas wilayah 133,28 Km dan jumlah penduduk sebanyak 37.348 jiwa. Insiden penyakit malaria berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Larantuka diketahui yakni terdapat 15.276 kasus selama tahun 2009, 5953 kasus selama tahin 2010 dan 1234 kasus yang diketahui smapai dengan bulan September 2011.

B. Hasil penelitian 1. Analisis univariat a. Identifikasi usia masyarakat Kecamatan Larantuka Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia di kecamatan Larantuka

Usia Responden 17-20 Tahun 21-40 Tahun 41-65 Tahun Total

N 87 96 13 196

% 44,4 % 49 6,6 100

Pada tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan rentang usia 21-40 tahun (49%) dan selebihnya pada tesponden dengan usia 17-20 tahun (44,4%) b. Identifikasi pendidikan masyarakat Kecamatan Larantuka Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan Tingkat pendidikan di kecamatan Larantuka

Usia Responden Rendah (<SMA) Tinggi (SMA) Total

N 41 155 196

% 20,9 79,1 100

Pada tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan frekuensi sumber informasi yang kurang (58,7%)

c. Identifikasi sumger informasi terkait penyakit malaria yang diperoleh responden Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan frekuensi sumber informasi terkait penyakit malaria yang diperoleh masyarakat di Kecamatan Larantuka

Usia Responden Kurang (<3) Cukup (3) Total

N 115 81 196

% 58,7 41,3 100

Pada tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan frekuensi sumber informasi yang kurang (58,7%) d. Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Larantuka Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan Tingkat pengetahuan terkait penyakit malaria di kecamatan larantuka

Usia Responden Kurang baik (<80,0) Baik (80,0) Total

N 71 125 196

% 36,2 63,8 100

Pada tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden yang berpengetahuan baik (63,8%). Titik potong yang digunakan untuk variabel pengetahuan adalah median (80%)

e. Identifikasi tingkat pendapatan masyarakat Kecamatan Larantuka Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan Tingkat pendapatan di Kecamatan larantuka

Usia Responden Rendah (<850.000) Tinggi (850.000) Total

N 71 125 196

% 36,2 63,8 100

Pada Tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden dengan tingkat pendapatan tertinggi (63,8%) f. Identifikasi perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kecamatan Larantuka Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan perilaku pencegahan penyakit malaria di kecamatan Larantuka

Usia Responden Rendah (<SMA) Tinggi (SMA) Total

N 41 155 196

% 20,9 79,1 100

Pada tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar terdapat pada responden terlihat bahwa responden yang berperilaku baik (53,1%). Titik potong yang digunakan untuk variabel perilaku adalah median (43) 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen)

a. Hubungan antara usia masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria Tabel 5.7 Distribusi usia dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larunka Perilaku pencegahan kurang baik Baik N % N % 38 48 6 92 43,7 50 46,2 46,9 49 48 7 104 56,3 50 53,8 53,1 Total N 87 96 13 196 % 100 100 100 100 0,692 p value

Usia 17-20 tahun 21-40 tahun 41-65 tahun Total

Pada tabel 5.7 terlihat responden usia 17-20 tahun diperoleh 43,7% berperilaku kurang baik dan sebanyak 56,3% berperilaku baik , kelompok usia 21-40 tahun diperoleh 50% yang berperilaku baik dan sebanyak 50% yang berperilaku kurang baik, sedangkan kelompok usia 41-65 tahun diperoleh 46,2% berperilaku kurang baik dan 53,8% berperilaku baik. Proposi perilaku kurang baik dari kelom pok usia 21-40 tahun lebih besar ( 50% ) dibandingkan dengan kelompok usia 17-20 tahun (43,7%) dan kelompok usia 4165 tahun (46,2%). hasil uji satistik dengan chi-squere diperoleh nilai P sebesar 0,692 (p>0,05) ayng artinya tidak terdapat hubungan bermakan anbatara usia masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria di Kecamatan Larantuka. b. Hubungan pendidikan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakatKecamatan Larantuka.

Tabel 5.8 Distribusi pendidikan dengan perilaku encegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka Perilaku pencegahan Pendidikan kurang baik Baik N % N % Rendah 21 51,2 20 48,8 (< SMA ) Tinggi 71 45,8 84 54,2 ( SMA ) 92 46,9 104 53,3 Total

Total N 41 155 196 % 100 100 100

p value

Pada tabel 5.8 terlihat responden dengan pendidikan <SMA diperoleh 48,8% yang berperilaku baik dan 51,2% yang berperilaku kurang baik. Sedangkan responden dengan pendidikan SMA diperoleh 54,2% yang berperilaku baik dan 45,8% yang berperilaku kurang baik. Proporsi perilaku kurang baik masyarakat dengan pendidikan <SMA lebih besar (51,2%) dibandingkan dengan masyarakat dengan pendididkan SMA (45,8%). Dari hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,659 (p>0,05), yang artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria di Kecamatan Larantuka. c. Hubungan frekuensi sumber informasi dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka.

Tabel 5.9 Distribusi sumber informasi dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka

Perilaku pencegahan Pendidikan kurang baik Baik N % N % Kurang 52 45,2 63 54,8 (< 3) Cukup 40 49,4 41 50,6 ( 3 ) 92 46,9 104 53,1 Total

Total N 115 81 196 % 100 100 100

p value

0,667

Pada tabel 5.9 terlihat responden dengan sumber informasi <3 diperoleh 45,2% yang berperilaku kurang baik dan 54,8% yang berperilaku baik. Sedangkan denagan sumber informasi 3 diperoleh 49,4% yang berperilaku kurang baik dan 50,6% yang berperilaku baik.

Proporsi perilaku kurang baik pada masyarakat yang memperoleh sumber informasi <3 lebih kecil (45,2%) dibandingkan dengan sumber informasi 3 (49,4%). Dari hasil uji statistic dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,667 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara frekuensi sumber informasi dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka. d. Hubungan pendapatan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kecamatan Larantuka.

Tabel 5.10 Distribusi pendapatan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka Perilaku pencegahan Pendidikan kurang baik Baik N % N % Rendah 21 51,2 20 48,8 (< 850.000) Tinggi 71 45,8 84 54,2 ( 850.000) 92 46,9 104 53,3 Total

Total N 41 155 196 % 100 100 100

p value

Pada tabel 5.10 terlihat masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah diperoleh 59,2% yang berperilaku kurang baik dan 40,8% berperilaku baik. Sedangkan yang dengan pendapatan tinggi diperoleh 40% yang berperilaku kurang baik dan 60% yang berperilaku baik. Proporsi perilaku kurang baik pada masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah lebih besar (59,2%) dibandingkan dengan tingkat pendapatan tinggi (40%). Dari hasil uji statistic dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,015 (p<0,05%), yang artinya ada gubungan bermakna antara tingkat pendapatan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka.

e. Hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kecamatan Larantuka.

Tabel 5.11 Distribusi pengetahuan masyarakat dengan perilaku pencegahan penyakit malaria di Kecamata Larantuka Perilaku pencegahan Pengetahuan kurang baik Baik N % N % Kurang baik 41 57,7 30 42,3 (< 80 ) Baik 51 40,8 74 59,2 ( 80 ) 92 46,9 104 53,3 Total

Total N 71 125 196 % 100 100 100

p value

0,033

Pada tabel 5.11 terligat masyarakat dengan tingkat pengetahuan kurang baik diperoleh 57,7% yang berperilaku kurang baik dan 42,3% yang berperilaku baik. Sedangkan untuk masyarakat dengan tingkat pengetahuan baik diperoleh 40,8% yang berperilaku kurang baik dan ada 59,2% yang berperilaku baik. Proporsi perilaku kurang baik pada masyarakat dengan pengetahuan kurang baik lebih besar (57,7%) dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik (40,8%). Dari hasil uji statistik dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,033 (p<0,05), yang artinya ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di Kecamatan Larantuka

BAB VI PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Responden penelitian ini adalah warga masyarakat Kecamatan Larantuka yang diambil pada salah satu kelurahan sebanyak 196 orang yang berusia antara 17 tahun samapai dengan 65 tahun. Pada penelitian ini akan dilihat dari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit malaria pada masyarakat di kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur. Pada bab ini peneliti akan menguraikan tentang hasil penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini. A. Pembahasan Hasil 1. Analisis Univariat a. Gambaran karakteristik usia masyarakat kecamatan Larantuka, sebagian besar masyarakat yang berusia antara 21-40 tahun dengan persentase sebesar 49%. Siagian dalam Notoatmojo (2006) mengatakan semakin meningkat usia akan menimbulkan kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dalam menentukan perilaku b. Gambaran karakteristik pendidikan masyarakat Kecamatan Larantuka, sebagian besar masyarakat berpendidikan SMA 79,1%. Masyarakat kecamatan Larantuka sebagian besar sudah mengenyam pendidikan SMA. Dalam penelitian dengan 196 responden di kecamatan Larantuka dapat disimpulkan sebagian besar responden telah menempuh sekolah dasar sehingga informasi baik tenetang pencegahan atau penanganan penyakit malaria lebih mudah didapat dan dimengerti baik itu informasi dari pendidikan formal maupun informal c. Gambaran frekuensi sumber informasi yang diperoleh masyarakat Kecamatan Larantuka, sebanyak 58,7% yang memperoleh <3 sumber informasi. Dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara jumlah responden yang memperoleh informasi 3 dengan responden yang memperoleh informasi <3. Menurut beberapa warga masyarakat wilayah Kecamatan Larantuka mereka sangat kurang memperoleh informasi terkait kesehatan pada umumnya dan penyakit malaria pada khususnya untuk dapat diakses oleh masyarakat. Masyarakat cenderung memperoleh informasi dari media cetak dan elektronik. Semakin banyak informasi yang

diterima oleh seseorang baik melalui media atau massa atau media elektronika atau media wawancara dengan narasumber maka akan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang dan mampu menentukan perilaku hidup sehat (Nursalam, 2001). d. Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat kecamatan Larantuka, sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait dengan penyakit malaria (63,8%) namun masih ada pengetahuan responden yang masih rendah yaitu sebanyak 36,2%. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu jauh antara jumlah responden yang memeiliki pengetahuan baik dengan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik, ini dapat dilihat dari perbandingannya sebesar 27,6%. Indicator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya presentase kelompok responden atau masyarakat yang mengetahui tentang variabel-variabel atau komponenkomponen kesehatan. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang penyakit malaria, maka semakin kecil pula kemungkinan orang tersebut menderita (Notoatmodjo,2005) e. Gambaran tingkat pendapatan masyarakat Kecamatan Larantuka, yang memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 63,8% dan sebanyak 36,2% dengan tingkat pendapatan rendah.

Anda mungkin juga menyukai