6/11/2011
6/11/2011
Tahap 3
Ekokardiografi 2 dimensi M Mode Doppler Collor flow mapping
Tahap 4
Kateterisasi jantung
6/11/2011
Klasifikasi PJB non sianotik berdasarkan radiologis dan EKG Aliran darah paru normal Hipertrofi ventrikel kanan Stenosis pulmonalis Stenosis mitral Hipertrofi ventrikel kiri Insufisiensi mitral Stenosis aorta
6/11/2011
Klasifikasi
Forum Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia, berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Soto dkk, DSV perimembran outlet, inlet, trabekular, konfluens DSV muskular posterior, trabekular, infundibular DSV subarterial (doubly commited subarterial) yang disebut juga tipe Oriental
6/11/2011
Klasifikasi
Berdasarkan fisiologinya DSV dapat diklasifikasikan DSV defek kecil dengan resistensi vaskular paru normal DSV defek sedang dengan resistensi vaskular paru bervarias DSV defek besar dengan peningkatan resistensi vaskular paru dari ringan sampai sedang DSV defek besar dengan resistensi vaskular paru yang tinggi.
NORMAL
DEFECT
LV
VSD
RV
Ventricle septum
6/11/2011
Defek kecil
Patofisiologi Sebagian kecil darah dari ventrikel kiri ke arteri pulmonalis Pembesaran ruang jantung minimal Bendungan paru minimal
Pemeriksaan fisik Pertumbuhan dan perkembangan normal
Auskultasi Bising holosistolik di tepikiri sternum bawah Kadang kadang dapat terdengar bising sistolik dini Bunyi jantung 2 normal Intensitas P2 normal.
Thoraks foto:normal
Defek sedang-besar
Patofisiologi Aliran darah dari venterikel kiri-kanan >> Ventrikel kanan tidak membesar Karena darah dari ventrikel kiri langsung dipompakan ke arteri pulmonalis pada saat sistolik. Hal ini yang membedakan dengan DSA.
EKG : Defek sedang: Hipertrofi ventrikel kiri Hipertrofi atrium kiri Defek besar: Hipertrofi vent kiri + kanan
Anamnesa & Pemeriksaan fisik Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Penurunan intolerasi latihan Infeksi paru berulang Gagal jantung Auskultasi Holosostlik murmur yang terdengar di tepi kiribawah sternum middiastolik rumble di apeks Bunyi jantung 2 terbelah menyempit intensitas P2 sedikit mengeras Kadang kadang terdengar klik ejeksi
Thoraks foto Pembesaran jantung Atrium kiri Ventrikel kiri arteri pulmonalis Corakan vaskular paru>
6/11/2011
Perjalanan alamiah
Menutup spontan Prolaps katup aorta Aneurisma septum membranasea Stenosis infundibulum Hipertensi pulmonal Penyakit vaskular paru
Anamnesa dan pemeriksaan fisik Sianosis Intolerasi latihan Auskultasi S2 tunggal, P2 mengeras
6/11/2011
Sebagian besar penderita DSV kecil menutup spontan pada 2 tahun pertama kehidupan. Penutupan lebih sering terjadi pada tipe muskular dibandingkan tipe perimernbran
6/11/2011
d. Stenosis infundibulum
Terjadi akibat reaksi hipertrofi otot infundibulum ventrikel kanan, sehingga akan menghambat aliran darah ke paru dan menyebabkan pirau dari kiri ke kanan melalui DSV berkurang sehingga penderita menunjukkan perbaikan
10
6/11/2011
e. Hipertensi pulmonal
Terjadi pada DSV besar Bila hal ini telah terjadi akan meningkatkan risiko operasi.
11
6/11/2011
Komplikasi DSV
1. Gagal jantung 2. Endokarditis
Terapi
Tergantung ukuran DSv dan tipe DSV Operasi Intervensi kardiologi
12
6/11/2011
DSV
Medikamentosa
gagal
Berhasil
Stenosis infundibulum
Hipertensi pulmonal
Mengecil
Menutup spontan
PVP (-)
PVP (+)
Kat jantung
FR<1,5
FR>1,5
13
6/11/2011
Sering ditemukan tanpa disertai kelainan jantung bawaan lain atau dengan Dengan kelainan jantung bawaan lain Terutama ditemukan pada penyakit jantung bawaan jenis duct dependent Misalnya
Atresia pulmonal Atresia trikuspid Transposisi arteri besar Pada kelainan ini kehidupan tergantung ada tidaknya duktus yang membawa aliran darah ke paru paru.
Insidensi
Sering ditemukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah. Terdapat pada kira-kira 5-10% dari seluruh penyakit jantung bawaan.
14
6/11/2011
Anamnesis
DAP kecil Asimptomatik DAP besar Gagal jantung kongestif gagal tumbuh Takipne
15
6/11/2011
Pemeriksaan Fisik
Peningkatan aktifitas prekordium. Trill pada saat sistolik dan teraba pada LSB atas. Pulsasi pembuluh darah perifer yang teraba keras dengan tekanan nadi yang lebar akibat peningkatan tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik Auskultasi
Komponen Pulmonal (P2) normal Bising kontinyu (machinery murmur) gr 1-4/6 terdengar jelas di area infraklavikularis kiri atau LSB atas
PDA besar Takikardi dan dispne terutama pada saat melakukan aktivitas Diastolic rumble pada daerah apeks P2 mengeras bila terdapat hipertensi pulmonal
PDA + penyakit obstruksi vaskular paru pirau dari kanan ke kiri Sianosis Sianosis diffferensial Sianosis terjadi hanya pada setengah tubuh bagian bawah
Pada bayi baru lahir atau bayi dengan pulmonal hipertensi bising sistolik kresendo pada LSB atas.
16
6/11/2011
Radiologi
Kardiomegali Corakan vaskular paru >> Eisenmenger: kardiomegali (-). Konus pulmonalis menonjol
TERAPI
Tidak diperlukan pembatasan aktivitas jika tidak terdapat hipertensi pulmonal. Profilaksis untuk infektif endokarditis
17
6/11/2011
Terapi medis
Indometasin
Pada bayi kurang bulan dapat diberikan indometasin/ibuprofen sebelum usia 10 hari; Indometasin
Dosis : 0,1-0,3 mg/kgBB i.v. tiap 8-24 jam Diberikan bila fungsi ginjal, hepar dan hematologik baik Tidak diberikan bila ditemukan
Hiperbilirubinemia, dengan bilirubin > 12 mg% Gagal ginjal, syok, EKN, perdarahan intrakranial, penyakit perdarahan, EKG menunjukkan iskemia miokardium.
Terapi medis
Ibuprofen
Ibuprofen
Dosis : Hari ke-1 Hari ke-2 dan 3 :10 mg/kgBB i.v. : 5 mg/kgBB i.v.
18
6/11/2011
Pada bayi cukup bulan penggunaan indometasin tidak efektif sehingga tidak dianjurkan
Dilakukan penutupan PDA dengan Kardiologi Intervensi (penutupan Non Bedah) Operasi (penutupan bedah)
Penutupan nonbedah
Dilakukan dengan
Coil atau Amplatzer Ductal Ocluder
19
6/11/2011
Amplazter
DAP
Nenonatus/bayi
Anak/dewasa
GJK (+)
GJK (-)
HP (-)
HP (+)
Prematur
Cukup bulan L R L R
Medikamentosa Indometasin
Medikamentosa
Kat jantung
Berhasil
Gagal
Berhasil
gagal
Reaktif
Non reaktif
Segera
Menutup spontan
Konservatif
20
6/11/2011
Prevalensi Lebih kurang 8% dari seluruh penyakit jantung bawaan Sebagian besar merupakan defek septum atrium sekundum
Klasifikasi
DSA sederhana
DSA sekundum
Defek pada septum dan di sekitar fossa ovalis
DSA kompleks
Merupakan bentuk dari defek endocardial cushion (Endocardial Cushion Disease/ECD) Sekarang dikenal sebagai defek septum atrioventrikular (DSAV) atau Complete Atrio Ventriculo Septal Defect ( Complete AVSD) atau dahulu dikenal sebagai AV canal
21
6/11/2011
22
6/11/2011
Anamnesa
Asimtomatis, terutama pada masa bayi dan anak kecil. Tumbuh kembang biasanya normal Pirau besar Gangguan pertumbuhan Sesak nafas Sering mengalami infeksi paru. Jarang terjadi gagal jantung pada masa bayi
Pemeriksaan fisik
Pada umumnya normal Komponen aorta dan pulmonal bunyi jantung II terbelah lebar (wide split) yang tidak berubah baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi (fixed split). Bising ejeksi sistolik terdengar di daerah pulmonal akibat aliran darah berlebih melalui katup pulmonal (stenosis pulmonal relatif atau stenosis pulmonal fungsional). Aliran darah yang memintas dari atrium kiri ke kanan tidak menimbulkan bising karena perbedaan tekanan atrium kanan dan kiri adalah kecil. Bising diastolik di daerah trikuspid (tricuspid diastolic flow murmur) terjadi akibat aliran darah yang berlebihan melalui katup trikuspid pada fase pengisian cepat ventrikel kanan dapat terdengar
23
6/11/2011
Foto toraks
Pada foto AP
Atrium kanan yang menonjol Konus pulmonalis yang menonjol. Pembesaran jantung ringan Vaskularisasi paru yang bertambah sesuai dengan besarnya pirau
Elektrokardiografi
RBBB menunjukkan terdapatnya beban volume ventrikel kanan. Deviasi sumbu QRS ke kanan (right axis deviation) pada defek septum atrium sekundum membedakannya dari defek primum yang menunjukkan deviasi sumbu ke kiri (left axis deviation). Blok AV derajat I (pemanjangan interval PR) terdapat pada 10% kasus defek sekundum
24
6/11/2011
Perjalanan Alamiah
Defek menutup spontan terjadi pada 40 % kasus ASD sekundum pada 4 tahun pertama. Defek mengecil Asimtomatik, jarang timbul gagal jantung pada masa bayi . Bila tidak di obati, gagal jantung dan hipertensi pulmonal dapat terjadi pada dewasa sekitar umur 20 dan 30. Aritmia atrium (flutter dan fibrilasi) dapat terjadi saat dewasa dengan atau tanpa operasi. Pada DSA murni, endokarditis tidak terjadi. Dapat terjadi bila terdapat defek lain. Cerebrovaskular accident, akibat embolisasi, jarang terjadi .
TERAPI
Medikal
Tidak diperlukan pembatasan latihan Tidak diperlukan profilaksis tehadap endokarditis infektif , kecuali bila terdapat prolaps katup mitral Terapi gagal jantung bila terdapat gagal jantung.
Operasi
25
6/11/2011
DSA
Observasi klinis
Bayi
Anak/dewasa
GJK (-)
GJK (+)
HP (-)
Hp (+)
Kat Jantung
Medikamentosa
PVP (-)
PVP (+)
FR < 1,5
FR > 1,5
Gagal
Segera
Re aktif
Non Reaktif
Konservatif
PJB sianotik
Identifikasi masalah Kelainan dengan ductus dependent Sianosis (HB reduced >5g%) Serangan sianosis Aliran darah paru >> Endokarditis Disfungsi miokard
26
6/11/2011
27
6/11/2011
28
6/11/2011
Abses otak
PJB sianotik,sebagai akibat desaturasi oksigen terjadi polisitemia disertai peningkatan hemoglobin Kadar oksigen yang rendah merupakan stimulan terhadap sumsum tulang Polisitemia dan viskositas darah yang rendah abses otak
Disfungsi miokard
Hipoksia yang lama akan menyebabkan disfungsi miokard ventrikel kanan maupun kiri Akan mempengaruhi hasil operasi, mis pemakaian alat bantu pernafasan yang lama dsb Sebaiknya terdeteksi sebelum dilakukan tindakan bedah
29
6/11/2011
Sianosis
Sianosis adalah warna kebiruan pada kulit dan mukosa membran akibat peningkatan hemoglobin reduced Tampak bila Hb reduced pada vena kutaneus > 5 g/dl Normal:
Hb reduced di venule 2 g /dl
Peningkatan Hb reduced
Desaturasi arteri Peningkatan ekstraksi oksigen di jaringan perifer
30
6/11/2011
Misal
Hemoglobin 15 g/dl Saturasi oksigen 80%
Desaturasi oksigen 20% Hb Reduced 20% x 15 g/dl= 3 g/dl Normal Hg reduced 2 g/dl Total Hb reduced 3 + 2 = 5 g/dl Tampak sianosis
Hb 15 g/dl Saturasi oksigen 90% Desaturasi 90% Hb reduced 10% X 15= 1,5 g/dl Total 2+1,5= 3,5 Tidak tampak sianosis Hb 6 g/dl Saturasi oksigen 50% Desaturasi oksigen 50% Hb reduced 50% x 6=3 tampak sianosis
Hb 6 g/dl Saturasi oksigen 80% Desaturasi oksigen 20% Hb reduced 20% x 6 g/dl= 1,2 g/dl Total1,2+ 3=4,2 Tidak tampak sianosis
Sianosis
Perifer Sentral Differential
31
6/11/2011
Sianosis sentral
Kadar hemoglobin tereduksi tinggi pada arteri, sehingga warna biru tampak disemua daerah, termasuk dijaringan dengan perfusi yang baik. Sianosis tampak pada daerah dengan perfusi yang baik lidah dan mukosa mulut Terjadi akibat desaturasi oksigen di arteri
Sianosis perifer
sianosis hanya tampak pada daerah dengan perfusi yang buruk, sedangkan daerah dengan perfusi yang baik sianosis tidak akan tampak. Daerah dengan perfusi kurang baik (ujung ujung jari atau kuku,daerah sirkumoral) tampak sianotik, sedangkan mukosa mulut tidak. Terjadi padakeadaan saturasi oksigen normal Misalnya:
Syok sirkulasi Hipovolemi Vasokonstriksi akibat kedinginan
Sianosis ringan sering terjadi pada bayi yang sama sekali normal.
32
6/11/2011
Tetralogy Fallot
VSD besar Obstrusi saluran keluar ventrikel kanan (Stenosis Pulmonal) yang dapat merupakan
stenosis infundibular (paling sering), stenosis valvular atau kombinasi dari keduanya
Tetralogy fallot
PS
VSD
33
6/11/2011
Hemodinamika
Tergantung
obstruksi saluran keluar ventrilkel kanan (stenosis a pulmonalis) arah dan besarnya pirau melalui Defek Septum Ventrikel
Stenosis ringan Pirau yang terjadi dari kirikanan Gambaran klinis menyerupai Defek Septum ventrikel. Sehingga disebut TOF asianotik atau `pink TOF`.
Defek Septum Ventrikel yang kecil dengan stenosis katup pulmonalis bukan merupakan TOF
34
6/11/2011
TOF asianotik
Terdapat pirau kiri-kanan yang ringan sampai sedang, dan tekanan sitolik ventrikel kanan sama dengan ventrikel kiri dan aorta. Terdapat perbedaan tekanan arteri pulmonalis dengan ventrikel kanan akibat adanya stenosis ringan pada arteri pulmonalis Akibat adanya stenosis a. pulmonalis maka pirau dari ventrikel kiri ke kanan akan berkurang sehingga ukuran jantung dan corakan vascular paru hanya sedikit meningkat
35
6/11/2011
Anamnesa
Sianosis tampak pada saat atau beberapa saat setelah lahir. Dyspneu pada saat melakukan aktivitas Squatting Serangan sianosis
36
6/11/2011
Murmur yang terdengar berasal stenosis a. pulmonalis dan dari pirau pada DSV
terdengar sepanjang tepi sternum kiri
37
6/11/2011
Pemeriksaan fisik
Sianosis
bervariasi derajatnya tergantung derajat obstruksi saluran keluar ventrikel kanan
38
6/11/2011
Foto toraks TOF asianotik Sulit dibedakan dengan Defek Septum Ventrikel kecil-sedang Yang membedakan, pemeriksaan EKG
TOF menunjukkan RVH Defek Septum Ventrikel menunjukkan LVH
39
6/11/2011
PERJALANAN ALAMIAH
Bayi dengan TOF asianotik secara bertahap akan menjadi sianosis dan yang telah menunjukkan sianotik menjadi lebih sianotik akibat bertambahnya obstruksi pada stenosis pulmonal Polisitemia.terjadi sekunder akibat sianosis Anemia defisiensi-besi yang relatif (hipokromik) Serangan sianosis Gangguan pertumbuhan dapat terjadi jika sianosis berat Abses otak dan trauma cerebrovaskular Infektif Endokarditis Koagulopati
40
6/11/2011
SERANGAN SIANOSIS
Merupakan komplikasi yang serius dari Penyakit Jantung Bawaan tipe sianotik MANIFESTASI KLINIS
Ditandai oleh suatu periode menangis, bernafas cepat dan dalam (hiperpne), sianosis makin bertambah, bising jantung menghilang, pasien terlihat lemas, dan bila berlanjut dapat terjadi kejang atau kesadaran menurun Biasanya terjadi pada pagi hari setelah menangis, makan, atau defekasi. Pada serangan sianosis yang berat dapat mengakibatkan kelumpuhan, kejang, trauma cerebrovaskular, bahkan kematian.
41
6/11/2011
Terjadi penurunan Po2 arteri dan peningkatan PCO2 yang mengakibatkan Ph darah menurun Asidosis akan menstimulasi pusat nafas dan mengakibatkan hiperpne Sehingga pompa negatif dinding thoraks akan lebih efisien yang mengakibatkan aliran balik vena sistemik meningkat yang selanjutnya dialirkan ke aorta akibat adanya DSV dan stenosis pulmonalis Terjadi penurunan saturasi O2 Arteri
42
6/11/2011
43
6/11/2011
Propanolol
Mengurangi laju jantung Mengurangi spasme infundibulum Meningkatkan tahanan pemb drh sistemik Menstabilkan reaktivitas pembuluh darah sistemik, sehingga mencegah penurunan tahanan pembuluh darah sistemik
Operasi
44
6/11/2011
89
45
6/11/2011
Dasar diagnosis
91
92
46
6/11/2011
Kriteria mayor Karditis Terjadi pada 50% kasus Biasanya terjadi pada 3 minggu pertama Diagnosis karditis memerlukan 1 dari 4 kriteria dibawah ini Bising jantung organic. Pemeriksaan ekokardiografi yang menunjukkan adanya AI atau MI saja tanpa adanya bising jantung organic tidak dapat disebut sebagai karditis Pericarditis ( friction rub, efusi pericardium, nyeri dada, perubahan EKG Kardiomegali pada foto toraks Gagal jantung kongestif
94
47
6/11/2011
Eritema marginatum
Merupakan bercak kemerahan yang berbatas tegas Kurang dari 10 % kasus Tidak gatal, tidak pernah ada di wajah Terutama pada badan dan anggota gerak bagian dalam proksimal Hilang jika terkena suhu dingin
95
Nodul subkutan
Pada 2- 10 % kasus, terutama pada kekambuhan Merupakan nodul yang keras, tidak nyeri, tidak gatal dengan diameter 0.2 2 cm Biasanya simetrik pada daerah ekstensor sendi, kepala, sepanjang tulang belakang berlangsung beberapa minggu
96
48
6/11/2011
Korea Sydenham
Pada 15 % kasus, terutama anak perempuan sebelum pubertas Dimulai dengan emosi yang labil dan perubahan kepribadian Gerakan spontan tanpa tujuan, disertai kelemahan otot, bicara cadel Disfungsi basal ganglia dan komponen neuron korteks
97
Bukti infeksi Streptoccus Beta hemolyticus goup A ASTO meningkat pada 80 % kasus. Atau kultur usap tenggorok +
98
49
6/11/2011
Dasar diagnosis
Highly propable 2 mayor atau 1 mayor + 2minor Disertai Bukti infeksi Streptoccus Beta hemolyticus goup A
ASTO meningkat kultur (+)
Doubtful diagnosis 2 mayor 1 mayor +2 minor Tidak terdapat Bukti infeksi Streptoccus Beta hemolyticus goup A ASTO meningkat kultur (+)
99
Perkecualian
Korea dapat merupakan manifestasi tunggal dari DR Karditis indolen dapat merupakan manifestasi tunggal Kadang kadang pasien dengan demam rematik rekuren tidak memenuhi criteria Jones
100
50
6/11/2011
Catatan
Tidak ada diagnosis spesifik untuk demam rematik. Hanya karditis yang menyebabkan kerusakan yang permanen. Korea dan arthritis biasanya menghilang tanpa menimbulkan kerusakan yang permanen
101
TERAPI
Tirah baring (lihat table) Eradikasi kuman Antiinflamasi Terapi terhadap gagal jantung Terapi terhadap Korea Sydenham
102
51
6/11/2011
Eradikasi kuman
Benzantine penicillin G
600.000 U IM untuk berat badan < 30 kg 1,2 juta U IM untuk berat badan > 30 kg. Juga berfungsi sebagai profilaksis dosis 1
103
Artritis Tirah baring Aktivitas dalam rumah Aktivitas diluar rumah Aktivitas penuh 1-2 minggu 1-2 minggu
52
6/11/2011
Antiinflamasi
Pada karditis ringan sampai sedang diberikan Asetosal (lihat table 1 dan 2) Prednison hanya diberikan pada karditis berat (lihat table 1 dan 2)
105
Prednison
Aspirin
1-2 minggu
2-4 minggu
6-8 minggu
2-4 bulan
Dosis:Prednison: 2 mg/kg/hari dibagi 4 dosis Aspirin: 100 mg/kg/hari, dibagi 4-6 dosis Dosis prednison di tappering off pada akhir minggu dimulai pemberian aspirin Setelah minggu ke 2 aspirin diturunkan, 60 mg/kg/hari
106
53
6/11/2011
Karditis minimal: kardiomegali ? Karditis sedang: kardiomegali ringan Karditis berat: kardiomegali + gagal jantung
107
108
54
6/11/2011
Pencegahan
Primer Sekunder
109
PENCEGAHAN Primer
Terapi penisilin untuk eradikasi streptokokus beta hemolitikus grup A selama 10 hari
110
55
6/11/2011
Pencegahan Sekunder
Pencegahan dilakukan dengan pemberian Benzantine penicillin G 600.000 U IM untuk berat badan < 30 kg, 1,2 juta setiap 4 minggu Pilihan lain
Penisilin oral V 125 250 2 kali sehari Sulfadiazin oral 0.5 gr sekali sehari untuk berat < 27 kg dan 1 gr sekali sehari untuk > 27 kg
111
Waktu Pencegahan Sekunder Diberikan pada pasien dengan demam rematik akut, termasuk korea tanpa penyakit jantung rematik Diberikan sampai usia 21-25 tahun pada pasien tanpa bukti kelainan katup, bukan pasien dengan risiko tinggi (guru, perawat dokter) Jika terdapat kelainan katup diberikan seumur hidup
112
56