Anda di halaman 1dari 15

1

A. JUDUL Konversi dan Karakterisasi Limbah Serat Kelapa Sawit (Fiber Cake) dengan Acid Hydrolisis Via Hydrothermal Treatment sebagai Bahan Baku Bioetanol.

B. LATAR BEL AKANG MASALAH Akibat dari meningkatnya konsumsi bahan bakar pada masa sekarang yang menyebabkan ketergantungan yang besar terhadap sumber energi minyak, membuat sumber bahan bakar yaitu minyak bumi semakin menipis. Untuk itu perlu adanya pengembangan sumber energi alternatif lain dari sumber yang diperbaharui yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak bumi. Salah satunya adalah penggunaan etanol sebagai penganti bahan bakar cair dan gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan serta menguntungkan secara ekonomi. . Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan penyebaran hampir di seluruh pulau di Indonesia, termasuk Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan sangat berpotensi dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit. Luas area tanaman kelapa sawit di Kalimantan Selatan mencapai 50.166 Ha, terdiri dari perkebunan Rakyat 107.118 Ha, Perkebunan Besar Swasta 237.769 Ha, dan Perkebunan Besar Negara 4.865 Ha (Anonim1, 2012). Dalam pengolahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), industri penghasil CPO menghasilkan limbah, antara lain limbah serat kelapa sawit (fiber cake). Pabrik minyak kelapa sawit mengeluarkan hasil samping sebanyak 0,70 ton meter kubik serat, 0,35 ton meter kubik tempurung dan 1,1 ton meter kubik tandan kosong untuk menghasilkan 1 ton meter kubik minyak sawit mentah (Rosdanelli dan W.R.W. Daud, 2004). Palm kernel press cake (PKC) yang merupakan residu dari dari esktraksi palm oil mengandung sekitar 7-9% glukosa dan 30-35% karbohidrat (Dsterhft et al., 1991; Knudsen et al., 2007). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sluiter, dkk (2006) tentang pembuatan bioetanol dari palm kernel press cake (PKC) dengan metode hidrolisis enzim dan fermentasi, menggunakan variasi waktu pada proses

hidrolisis. Hasil optimum dicapai pada waktu 113 jam dengan kadar glukosa sebesar 53% dan pada fermentasi didapat kadar etanol sebesar 52%. Penelitian lainnya yang telah dilakukan (Houda et al., 2009) tentang optimasi kadar xylose dari ampas tebu menggunakan metode hydrothermal treatment dengan variasi suhu dan waktu, hasil optimum pada suhu 170 oC dengan waktu 2 jam dan kadar xylose yang di dapat sebesar 78%. Xuebin Lu et al., 2009 telah menggunakan metode hydrothermal pretreatment tentang optimasi pengaruh konsentrasi katalis H2SO4 dan waktu terhadap kadar glukosa untuk menghasilkan bioetanol, dengan hasil optimum pada konsentrasi H2SO4 1% dan waktu 10 menit dengan kadar glukosa sebanyak 68% dan kadar etanol hasil fermentasi sebesar 67%. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kadar optimum glukosa dari hasil hidrolisis dengan metode hydrothermal treatment menggunakan variasi konsentrasi katalis H2SO4 dan suhu, hasil yang didapatkan kemudian di fermentasi untuk mendapatkan bioetanol.

C. RUMUSAN MASALAH Dengan mengetahui potensi dari kandungan serta kelapa sawit, maka dapat di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Selain itu dapat mengurangi limbah produksi CPO (Crude Palm Oil) dengan menambah nilai guna material tersebut. 1. Bagaimana pengaruh suhu dan konsentrasi asam sulfat pada proses hidrolisis terhadap kadar glukosa yang dihasilkan dengan menggunakan hydrothermal treatment? 2. Mengkonversi kandungan glukosa yang dihasilkan menjadi bioetanol dengan fermentasi mikroba jenis Saccharomyces cerevisiae.

D. TUJUAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap proses hidrolisis dengan hydrothermal treatment. 2. Menentukan suhu yang optimum pada proses hidrolisis untuk mendapatkan konsentrasi glukosa yang besar. 3. Menkonversi larutan glukosa yang dihasilkan menjadi bioetanol dengan proses fermentasi mikroba.

E. LUARAN YAN DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan pada penelitian yang akan dilakukan ini adalah dapat mengurangi limbah yang diproduksi pada pabrik pengolahan CPO (Crude Palm Oil), dapat memberikan nilai ekonomis pada limbah serat kelapa sawit dari hasil samping pengolahan industri CPO dan memberikan informasi tentang biokonversi serat kelapa sawit menjadi etanol dengan proses fermentasi mikroba jenis Saccharomyces cerevisiae.

F. KEGUNAAN Penelitian ini mempunyai kegunaan untuk memberikan sumbangan pemikiran bahwa limbah serat kelapa sawit berpotensi menghasilkan etanol yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif, sebagai informasi tentang metode untuk meningkatkan nilai ekonomis dari limbah serat kelapa sawit dan memberikan informasi mengenai manfaat limbah serat kelapa sawit untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. G. TINJAUAN PUSTAKA Limbah padat yang dihasilkan oleh industri pengolahan kelapa sawit terdiri atas tandan kosong kelapa sawit (20-30 %), serat (10-20 %) dan tempurung /cangkang (7-9 %) (Naibaho, 1996). Komponen utama yang terdapat dalam tandan kosong kelapa sawit ialah selulosa dan holoselulosa. Kandungan air dalam serat tandan kosong (fiber cake) ini juga tinggi, lebih daripada 0,96-1,46 asas kering

(Rosdanelli dan W.R.W. Daud, 2004). Lignoseluosa mengadung selulosa dan hemiselulosa yang dibatasi oleh lignin. Selulosa dan hemiselulosa, kedua polimer ini membangun rantai panjang membentuk gula monomer, yang mana setelah di pretreatment dan dihidrolisis dapat di konversi menjadi glukosa untuk memproduksi bioenergi/biomassa dengan menggunakan proses fermentasi mikroba (Karakashev et al., 2007). Hydrothermal treatment pada biomassa dilakukan berdasarkan penggunaan air dengan suhu berkisar 150-230 oC. Untuk pengolahan lignoselulosa pada produksi biomasa (Laser et al., 2002). Proses ini memberikan pilihan untuk mendapatkan produk dari proses hidrolisis dengan bahan baku utama berupa hemiselulosa atau turunannya dan solid pulp yang memiliki kandungan selulosa dan lignin (Van Walsum et al., 1996; Garrote et al., 1999). Reaksi antara karbohidrat dengan air berlangsung sangat lambat, maka untuk memperecepat reaksinya diperlukan penambahan katalisator. Penambahan katalisator ini berfungsi untuk memperbesar keaktifan air, sehingga reaksi hidrolisis tersebut berjalan lebih cepat. Katalisator yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam nitrat, dan asam klorida (Aga dkk., 1973). Dalam proses hidrolisis biasanya dipakai asam klorida dan asam sulfat. Namun asam sulfat mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada asam klorida sehingga asam sulfat mampu mendestruksi bahan baku menjadi selulosa. Persamaan reaksi hidrolisis : C6H10O5 + H2O
(Selulosa) (air)

C6H12O6
(glukosa)

(2.1) (Anomim2, 2009).

Pada umumnya bahan dasar yang mengandung senyawa organik terutama glukosa dan pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi bioethanol (Prescott and Dunn, 1959). Mikroba yang biasa diharapkan aktif dalam perubahan glukosa menjadi etanol adalah khamir dari spesies Saccharomyces cerevisiae. Proses

fermentasi ini dilakukan minimal selama 24 jam, tetapi biasanya dilakukan 3-4 hari (Crueger, 1984). Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah: C6H12O6
(Glukosa)

2 C2H5OH + 2CO2
(etanol)

(2.2) (Sudarmadji K., 1989).

Suhu

optimum

bagi

pertumbuhan

Saccharomyces

cereviseae

dan

aktivitasinya adalah 25-35 oC (Prescott and Dunn, 1959).

Volume starter yang

ditambahkan 3-7% dari volume media fermentasi. Jumlah volume starter tersebut sangat baik dan efektif untuk fermentasi serta dapat menghasilkan kadar alkohol yang relatif tinggi (Monick, J. A., 1968). Penambahan volume starter yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari volume fermentasi (Prescott and Dunn, 1959).

H. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini di lakukan dengan skala laboratorium yang didasari dengan metode acid hidrolisis dengan memanfaatkan serat kelapa sawit (fiber cake) yang didapat dari PT. Kahuripan Inti Sawit industri CPO ( Crude Palm Oil ) sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dengan proses fermentasi dengan menggunakan biakan murni Saccharomyces cerevisiae yang diperoleh di laboratorium Dasar MIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Tempat penelitian akan dilakukan di laboratorium Operasi Teknik Kimia yang berada pada Progam Studi Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru dan di laboratorium Dasar MIPA Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. H.1. Alat dan Bahan H.1.1. Alat Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah reaktor hidrotermal, botol semprot, neraca analitik, gelas ukur, gelas beker, gelas arloji, hot plate, corong, termometer, erlemeyer, oven, sudip, selang dan gabus.

H.1.2. Bahan Bahanbahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah serat kelapa sawit (fiber cake), Saccharomyces cerevisiae, aquadest, kertas saring, kertas lakmus, H2SO4 pekat, NaOH, indikator PP, indikator metil biru, fehling A, fehling B, air kapur, air, aluminium foil dan malam (lilin). H.2. Prosedur Penelitian H.2.1. Persiapan Bahan Baku Serat kelapa sawit (fiber cake), dicuci bersih kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3-4 hari. Serat kelapa sawit (fiber cake) yang sudah kering digiling kemudian dihaluskan dan mengayaknya hingga mencapai ukuran 60 mesh. H.2.2. Acid Hidrolisis Treatment Serat kelapa sawit (fiber cake) yang telah dihaluskan kemudian dicampur dengan aquadest dengan perbandingan 5% w/v dalam 30 mL air, setelah itu

dilakukan acid hidrolisis treatment dengan reaktor hidrotermal menggunakan katalis H2SO4 dengan variasi konsentrasi 1%, 2% dan 3 % v/v dan variasi suhu 130 oC, 150
o

C, 170 oC selama 2 jam. Larutan yang didapat kemudian disaring dengan kertas

saring, hasil penyaringan kemudian diambil padatannya sedangkan larutan hasil filtrasi dianalisis dengan menggunakan metode fehling untuk diketahui kadar glukosa. H.2.3. Proses Fermentasi Ekstrak hasil hidrolisis sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam erlemeyer sebagai starter, kemudian ditambahkan 90 mL aquadest. Setelah itu dipanaskan campuran ekstrak tersebut hingga suhu 80 oC selama 10 menit, didinginkan hingga suhu 30 oC. Kemudian ditambahkan biakan murni Saccharomyces cerevisiae ke dalam erlemeyer dengan gabus yang telah dilubangi sebagai tempat termometer, diinkubasi selama 4 jam pada suhu 37-38 oC. Dimasukkan 10 mL starter ke dalam sisa campuran ekstrak fiber cake sebanyak 20 mL, Diukur pH pada suhu campuran awal, kemudian menutup erlemeyer dengan gabus yang telah dilubangi untuk selang, pada bagian ujung selang yang lain dimasukkan ke dalam air kapur (pada gelas beker)

kemudian bagian sambungan pada erlemeyer dan gabus ditutup dengan malam (lilin). Diinkubasi dan dibiarkan proses fermentasi berlangsung selama 3 hari.

Dry fiber cake 60 mesh

SEM XRD

Dry fiber cake (5% w/v) dalam 30 mL air

Acid treatment dengan katalis H2SO4 (1%, 2%, 3% v/v) T= 130 oC, 150 oC, 170 oC t= 2 jam

Filtrasi

Padatan

SEM XRD

Larutan

Analisis kadar glukosa

Fermentasi dengan yeast Saccharomyces cerevisiae T = 30 oC, t = 3 hari, pH= 4 Volume 30 mL

Produk

Analisis kadar ethanol (GC)

Gambar H. 1 Skema proses acid treatment terhadap serat kelapa sawit (fiber cake) sebagai bahan baku pembuatan etanol.

H.3. Variabel Eksperimen H.3.1.Variabel tetap Variabel tetap dalam penelitian ini adalah waktu yang digunakan pada saat acid hidrolisis treatment yaitu 2 jam dan kondisi operasi pada saat fermentasi yaitu pH = 4, pada T = 30 oC dengan waktu 3 hari.

H.3.2. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suhu hidrolisis yang dilakukan yaitu 130 oC, 150 oC, 170 oC dan konsentrasi H2SO4 yang digunakan yaitu 1%, 2%, 3% v/v. H.4. Karakteristik dan Analisis sampel a. Melakukan analisis kadar air pada Serat kelapa sawit (fiber cake) yang telah di dapat dari data perusahaan PT. Kahuripan Inti Sawit industri CPO (Crude Palm Oil) sebesar 6.74% w/v. b. Melakukan analisis kandungan glukosa dengan metode Fehling c. Analisis kandungan etanol, dengan menggunakan GC (Gas Chromathogaphy). d. SEM (Scanning Electron Microscope), dilakukan untuk mengetahui struktur dan morfologi sampel sebelum dan sesudah treatment. e. XRD (X-Ray Diffraction), dilakukan untuk mengetahui struktur kristal dari sampel sebelum dan sesudah treatment.

I. JADWAL PENELITIAN Tabel I.1 Penjadwalan Kegiatan Penelitian Bulan No Kegiatan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3. 3. 4. 5. Studi literatur Pemesanan alat dan bahan Uji coba peralatan Persiapan alat dan bahan Percobaan Analisis dan pengolahan data 6. Penyusunan laporan

J. RANCANGAN BIAYA Berikut adalah rancangan biaya yang diperlukan dalam melakukan penelitian: Tabel J. 1 Bahan Habis Pakai Harga satuan (Rp) 5.000/L 500/mL 500/g 400.000 500/mL 500/mL 4.000/g 25.000/g 25.000/meter 10.000 50.000/kotak Jumlah (kg atau L) 50 liter 1 liter 250 g 100 mL 100 mL 50 g 50 g 2 3 2 Total Biaya (Rp) 250.000,00 500.000,00 120.000,00 400.000,00 50.000,00 50.000,00 200.000,00 1.250.000,00 50.000,00 30.000,00 100.000,00 Rp 3.000.000,00

No.

Komponen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Aquadest H2SO4 NaOH Saccharomyces cerevisiae Fehling A Fehling B Indikator PP Indikator metil biru Kertas saring Malam (lilin) Aluminium foil

Tabel J.2 Peralatan Penunjang Penelitian No. 1 2 Komponen Sewa laboratorium Sewa peralatan laboratorium 3 Uji SEM Harga satuan (Rp) 700.000,00/bulan 1.000.000,00/bulan 250.000/sampel Lama sewa 60 hari 60 hari 7 Biaya (Rp) 1.400.000,00 2.000.000,00 1.750.000,00

10

4 5 6

Uji XRD Uji GC Pengiriman sampel

250.000/sampel 200.000/sampel 200.000

7 5 1 Total

1.750.000,00 1.000.000,00 200.000,00 Rp. 8.100.000,00

Tabel J.3 Biaya Lain-Lain No. 1 2 3 4 5 6 Komponen Kertas A4 Tinta print Penjilidan laporan Penggandaan laporan Akomodasi Dokumentasi Harga satuan (Rp) 36.000/rim 25.000/buah 20.000/laporan 20.000/laporan 100.000 Jumlah 3 4 5 5 Total Biaya (Rp) 108.000,00 100.000,00 100.000,00 100.000,00 242.000,00 100.000,00 Rp.750.000,00

Tabel J.4 Rekapitulasi Komponen Bahan Habis Pakai Peralatan Biaya Lain-Lain Total Biaya Rp. 3.000.000,00 Rp. 8.100.000,00 Rp. 750.000,00

Rp. 11.850.000,00

K. DAFTAR PUSTAKA
Aga, I.B, Wamijati, S, & Arifin, S. 1973, "Karbonasi tempurung kelapa disertai penambahan garam dapur" Forum teknik, jilid 3, no 1, hal. 23-25, UGM, Yogyakarta. Anonim1. 2012. Luas areal dan produksi perkebunan. http://bkpmd.kalselprov.go.id/

11

Diakses tanggal 12 oktober 2012 Anonim2, 2012. Pengolahan Serbuk Kayu Menjadi Etanol Dengan Proses Fermentasi . http://www.scribd.com/FutagozaGirl/PENGOLAHAN-SERBUK KAYU-MENJADIETANOL-DENGAN-PROSES-FERMENTASI.html Diakses tanggal 1 September 2012. Crueger, W. dan A, Crueger. 1984. Biotechnology a Textbook of Industrial Microbiology. Science Tech, Inc: Madison. Dsterhft EM, Voragen AGJ, Engels FM. Nonstarch polysaccharides from sunflower (Helianthus annuus) meal and palm kernel (Elaeis guineenis) meal preparation of cell-wall material and extraction of polysaccharide fractions. J Sci Food Agic 1991;55:41122. Garrote, G., Domnguez, H., Paraj, J., 1999. Hydrothermal processing of lignocellulosic materials. Holz. Roh. Werkst. 57, 191202. Karakashev, D., Thomsen, A.B., Angelidaki, I., 2007 . Anaerobic biotechnological approaches for production of liquid energy carriers from biomass. Biotechnol. Lett. 29, 10051012 Laser, M., 2002. A comparison of liquid hot water and steam pretreatments of sugar cane bagasse for bioconversion to ethanol. Fuel and Energy Abstracts 43, 243 244. Lu, X.B., Zhang, Y.M., Liang, Y., Yang, J., Zhang, S.T., Suzuki, E., 2008. Kinetic studies of hemicellulose hydrolysis of corn stover at atmospheric pressure. Korean J. Chem. Eng. 25, 302307. Monick, J.A., Alcohols, Reinhold Book Corporation, New York, 1968, pp. 40, 52. Naibaho, Ponten M. 1996. Teknologi pengolahan kelapa sawit, Medan: Pusat penelitian kelapa sawit. Prescott, S. G and C. G. Dunn, 1959, Industrial Microbiology. McGaw-Hill Book Company, New York. Rosdanelli, Daud, W.R.W. Through drying of oil palm empty fruit bunches (EFB) fiber using superheated steam. In drying 2004, Silva, M.A., Rocha, S.C.S., Mujumdar A.M., eds.; University of Campinas: Campinas, Brazil, 2004; 2027-2034 Van Walsum, G.P., Allen, S.G., Spencer, M.J., Laser, M.S., Antal, M.J., Lynd, L.R., 1996. Conversion of lignocellulosics pretreated with liquid hot water to ethanol . Appl. Biochem. Biotechnol. 57 (58), 157170. Sudarmadji. S., Haryono. B., dan Suhardi, 1989, Mikrobiologi Pangan, PAU Pangan dan Gizi Universitas Gaja Mada, Yogyakarta.

12

K. LAMPIRAN Ketua Nama NIM Pendidikan Prodi / Semester Fakultas Perguruan Tinggi Tempat, tanggal lahir Alamat : Rahayu Khairunnisa : H1D1009018 : S1 : Teknik kimia / VII : Teknik : Universitas Lambung Mangkurat : Banjarmasin, 28 April 1991 : JL. Simpang Jahri Saleh Komp. Mahligai Sejahtera No. 9d RT. 30/ RW. 002 Banjarmasin Karya ilmiah yang pernah dibuat: Ketua

Rahayu Khairunnisa NIM. H1D109018 Anggota I Nama : Isna Febri Dini H. NIM : H1D1009047 Pendidikan : S1 Prodi / Semester : Teknik kimia / VII Fakultas : Teknik Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat Tempat, tanggal lahir : Pelaihari, 18 Februari 1991 Alamat : Jl. Sri Rejeki RT. 16/IIIB, Panggung, Pelaihari Karya ilmiah yang pernah dibuat: Anggota 1

Isna Febri Dini H. NIM. H1D109047 Anggota II Nama NIM Pendidikan Prodi / Semester Fakultas : Wuri Roro Arimbi : H1D109048 : S1 : Teknik kimia / VII : Teknik

13

Perguruan Tinggi Tempat, tanggal lahir Alamat

: Universitas Lambung Mangkurat : Purworejo, 26 Februari 2012 : Jl. Jend. Basuki Rahmat RT. 4 No. 40 Tanjung, Tabalong Karya ilmiah yang pernah dibuat: Anggota 2

Wuri Roro Arimbi NIM. H1D109048 Anggota III Nama : Fatimah NIM : H1D109060 Pendidikan : S1 Prodi / Semester : Teknik kimia / VII Fakultas : Teknik Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat Tempat, tanggal lahir : Kayu Bawang, 15 Juni 1991 Alamat : Jl. Irigasi kayu bawang RT 04 Gambut Karya ilmiah yang pernah dibuat: Anggota 3

Fatimah NIM. H1D109060 Anggota IV Nama NIM Pendidikan Prodi / Semester Fakultas Perguruan Tinggi Tempat, tanggal lahir Alamat : Sharah Sadiah : H1D111012 : S1 : Teknik kimia / III : Teknik : Universitas Lambung Mangkurat : Sukabumi, 29 Agustus 1994 : Jl. Ir. PM. Noor RT. 06/02 Kelurahan Sei. Ulin Banjarbaru Utara. Karya ilmiah yang pernah dibuat: Anggota 4 Sharah Sadiah NIM. H1D111012

14

Biodata Dosen Pembimbing Nama Lengkap : Iryanti Fatyasari Nata, S.T., M.T., Ph.D NIP : 19730113 200003 2 001 Pangkat/ Golongan : Penata Tk. I/IIId Jabatan Fungsional : Lektor Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Kimia Pergurunan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat Alamat Instansi : Program Studi Teknik Kimia UNLAM Jl. A. Yani Km. 36, Telp. (0511) 7404878 Tempat/ Tgl. Lahir : Samarinda, 13 Januari 1975 Alamat Rumah : Komp. Pinus Baru Jl. Sriwijaya No. 31, RT 02 RW 01 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Alamat e-mail : yanti_tkunlam@yahoo.com Riwayat Pendidikan : 1. Sarjana Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Malang, 1997. 2. Magister Teknik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2001. 3. Doctor of Philosophy, National Taiwan University of Science and Technology, 2011. Bidang Keahlian : Bioteknologi dan Biomaterial Simposium/Seminar/Workshop 2012 5th International Conference on Industrial Bioprocesses, 7-10 Oktober, Taipei, Taiwan, 2012 Taiwan Society of Chitin and Chitosan Annual Conference, 13 Juli, Keelung, Taiwan. 2012 9th World Biomaterials Congrress, 1-5 Juni, Chengdu, China. 2012 International Conference on BioChemical Engineering, 24-25 May, Taipei,Taiwan. 2011 58th Taiwan Institute of Chemical Engineers Annual Meeting, 24-25 November, Tainan, Taiwan. 2010 The 13th Asia Pacific Confederation of Chemical Engineering Congress, APCChE, 5-8 Oktober, Taipei, Taiwan. 2007 Chemical Engineering Short Course, University of Sydney, 23 April-14 Juni, Australia. Publikasi Ilmiah 2012 Iryanti Fatyasari Nata, Steven Sheng-Shih Wang, Tsai-Mao Wu, Cheng-Kang Lee, -Chitin Nanofibrils for Self-sustaining Hydrogels Preparation via Hydrothermal Treatment, Carbohydrate Polymers, 90, 1509-1514(SCI). Iryanti Fatyasari Nata, Steven Sheng-Shih Wang, Tsai-Mao Wu,

2012

15

2011

2011

2010

2010

2007

2008

2006

Cheng-Kang Lee, Carbonaceous hydrogels base on Hydrothermal Carbonization of Glucose and Chitin nanofibers, Soft Matter, 8, 35223525 (2012)(SCI). Iryanti Fatyasari Nata, Nermeen S. El-Safory, Cheng-Kang Lee, Carbonaceous Materials Passivation on Amine Functionalized Magnetic Nanoparticles and Its Application for Metal Affinity Isolation of Recombinant Protein, ACS Applied Materials & Interfaces, 3(9), 3342-3349 (SCI). Iryanti Fatyasari Nata, Sureshkumar Manthiriyappan, Cheng-Kang Lee. One-pot preparation of amine-rich magnetite/bacterial cellulose nanocomposite and its application for arsenate removal, RSC Adv, 1, 625-631(SCI). Iryanti Fatyasari Nata, Giyanto W. Salim, Cheng-Kang Lee, Facile preparation of magnetic carbonaceous nanoparticles for Pb2+ ions removal Journal of Hazardous Materials 183 (1-3), 853-858 (SCI). Iryanti Fatyasari Nata, Cheng-Kang Lee, Novel carbonaceous nanocomposite pellicle based on bacterial cellulose, Green Chemistry, 12(8), 1454-1459 (SCI). Chairul Irawan, Iryanti Fatyasari Nata, Hutagamissufardal, Class Discipline Approach and Task Management to Improving Learning Quality, Teaching and Learning Journal, 14 (1), 56-64. Iryanti Fatyasari Nata, Chairul Irawan, Isna Syauqiah, Applied Base on Computer: Visio Technical on Chemical Industrial Process Course, Teaching and Learning Journal, 15 (1), 70-77. Iryanti Fatyasari Nata, Chairul Irawan, Separation Acetone from acetone-ethanol-water-n-butane mixture with Distillation Column on Atmosferic Condition, UGM Yogyakarta, Media Teknik Journal, 2, 25.

Banjarbaru, Oktober 2012

Iryanti Fatyasari Nata, S.T., M.T., Ph.D NIP. 19750113 200003 2 001

Anda mungkin juga menyukai