Modul 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengolahan informasi statistik mempunyai sejarah jauh ke belakang sejak awal peradaban manusia. Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data statistik untuk mendapatkan informasi mengenai banyak hal, misalnya pajak, perang, hasil pertanian, dan bahkan pertandingan atletik. Adanya perkiraan kemungkinan yang terjadi juga mulai diterapkan pada kehidupan sehari-hari, termasuk yang terjadi juga mulai diterapkan pada kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perkiraan perang, hanya dua kemungkinan yaitu menang atau kalah. Hal ini mengawali lahirnya teori probabilitas. Di zaman yang modern ini, aplikasi teori probabilitas juga semakin aplikatif. Artinya, semakin banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satu contohnya ialah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Brawijaya yang memperkirakan kemungkinan hasil studinya, lulus atau tidak. Oleh karena itu, mempelajari teori probabilitas sangat bermanfaat, baik untuk sekarang maupun hari esok. 1.2 Batasan Praktikum Batasan- batasan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah: 1. 2. Memutar bingo sampai 40 kali. Pengambilan studi kasus harus di sekitar kampus Universitas Brawijaya.

1.3 Tujuan Praktikum Tujuan dari dalam pelaksanaan praktikum ini adalah: 1. 2. 3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi peluang, permutasi, dan kombinasi. Untuk mengetahui cara perhitungan peluang, permutasi dan kombinasi. Untuk mengetahui dan memahami aplikasi serta studi kasus tentang peluang, permutasi, dan kombinasi. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini adalah: 1. 2. 3. 4. Praktikan dapat mengetahui perhitungan peluang. Praktikan dapat membedakan permutasi sebagian, keliling, dan berkelompok. Praktikan dapat membedakan kombinasi menyeluruh dan sebagian. Praktikan dapat membedakan permutasi dan kombinasi.

21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Peluang 2.1.1 Definisi Peluang Teori probabilitas merupakan cabang ilmu matematika yang dipergunakan dan yang mempelajari tentang tingkah laku dari faktor-faktor untung-untungan.Faktor untung-untungan biasanya dihubungkan dengan pengertian tentang kemungkinan atau peluang (probabilitas).Hal itu disebabkan hasilnya tidak mutlak sehingga hanya dapat dinyatakan kemungkinan atau tingkat kepastian timbulnya suatu kejadian.Kemungkinan atau tingkat kepastian tersebut tidak dapat diduga dengan pasti tetapi dapat dianalisis atas dasar logika ilmiah. 2.1.2 Ruang Sampel Sebuah ruang sampel S yang berhubungan dengan suatu percobaan adalah sebuah kelompok yang mempunyai ketentuan tiap unsur dari S. Tiap unsur dari S menyatakan satu hasil percobaan dan tiap hasil percobaan harus sesuai dengan satu dan hanya satu unsur.Jadi ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan atau kejadian. Ruang sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk diagram pohon atau tabel. Kumpulan dari semua kejadian dari eksperimen statistik disebut dengan ruang sampel, dinotasikan dengan S. Ruang sampel dari eksperimen melempar mata uang adalahS = {H,T} Dimana: H dan T bersesuaian dengan muka (head) dan belakang (tail). Contoh: Suatu eksperimen melempar koin kemudian melempar sekali lagi. Bila yang muncul pertama adalah muka, jika yang muncul belakang diteruskan dengan melempar dadu, maka ruang sampelnya adalah S = {HH,HT,T1,T2,T3,T4,T5,T6} 2.1.3 Pengolahan Terhadap Kejadian 2.1.3.1 Irisan Dua Kejadian Irisan dua kejadian adalah kejadian yang mencakup unsur-unsur kejadian dari kejadian satu dengan kejadian lainnya sekaligus. Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan AB. Unsur-unsur ini dapat diperinci menurut kaidah A B = {x|x P ( A B ) = P(A) X P(B A) A dan x B}, sedangkan lambang berarti adalah anggota atau termasuk dalam. Irisan dua kejadian dapat dicari dengan cara

Gambar 2.1 Irisan Dua Kejadian Sumber :Agus Soehianie, 2011

22

2.1.3.2 Kejadian Saling Terpisah Kejadian saling terpisah adalah kejadian yang tidak memiliki unsur-unsur yang persekutuan.Kejadian saling terpisah dilambangkan dengan A B = . Artinya, antara kejadian satu dengan kejadian lainnya tidak memiliki unsur persekutuan atau saling terpisah. Contoh: A = {1,3,5} dan B= {2,4,6}, maka A B = 2.1.3.3 Paduan Dua Kejadian Paduan dua kejadian merupakan gabungan antara unsur kejadian satu dengan unsur kejadian lainnya.Paduan dua kejadian dilambangkan dengan A B. Paduan dua kejadian dapat dicari dengan cara P ( A B ) = P(A) + P(B) P(A B) Contoh: A = {1,3,5} dan B= {2,4,6}, maka A B = {1,2,3,4,5,6}

Gambar 2.2 Gabungan Dua Kejadian Sumber : Agus Soehianie, 2011

2.1.3.4 Komplemen suatu kejadian Komplemen dari sebuah kejadian A adalah himpunan semua kejadian yang bukan A. Komplemen kejadian A ditulis sebagai A (A bar). Peluang dari sebuah kejadian dan komplemennya selalu berjumlah 1 (sebuah kejadian bisa terjadi atau tidak terjadi). P(A) + P(A) = 1 P(A) = 1 P(A) Contoh: ketika melempar dadu bermata 6, peluang untuk tidak mendapat 5 adalah P(5) = 1 - P(5) P(5) = 1 - 1/6 P(5) = 5/6

Gambar 2.3 Komplemen Suatu Kejadian Sumber: Agus Soehianie, 2011

2.1.3.5 Kejadian bersyarat Persyaratan (conditioning) adalah suatu tindakan yang memadukan antara pengetahuan dan keyakinan dimana derajat keyakinan akan adanya suatu kejadianberdasarkan kejadian lain yang sudah terjadi. Untuk dua kejadian A dan B, peluang bersyarat dari A, adalah peluang A dimana B telah terjadi (atau tidak terjadi). Peluang bersyarat A dimana B didefinisikan sebagai, P(A | B)= (2-1) 23

Sumber: Agus Soehianie, 2011

Jika kejadian A dan B saling bebas (independen), P(A B) = P(A)P( B). Sehingga,

P(A | B) = P(A) P(B | A) = P(B)

Jika kejadian A dan B saling terpisah, P(A B) = 0. Sehingga, jika P(B) > 0, maka P(A | B) = 0. 2.2 Kaidah Bayes Teorema Bayes adalah suatu rumusan matematika yang sederhana yang digunakan untuk peluang bersyarat. Sesuai dengan probabilitas subjektif, bila seseorang mengamati kejadian B dan mempunyai keyakinan bahwa ada kemungkinan B akan muncul, maka probabilitas B disebut probabilitas prior. Setelah ada informasi tambahan bahwa misalnya kejadian A telah muncul, mungkin akan terjadi perubahan terhadap perkiraan semula mengenai kemungkinan B akan muncul. Probabilitas untuk B sekarang adalah probabilitas bersyarat akibat A dan disebut sebagai probabilitas posterior. Teorema Bayes merupakan mekanisme untuk memperbaharui probabilitas dari prior menjadi probabilitas posterior. 2.2.1 Permutasi Permutasi merupakan susunan dari semua/sebagian unsur suatu himpunan dengan memperhatikan urutan unsur. 2.2.2.1 Permutasi Menyeluruh Permutasi menyeluruh adalah penyusunan seluruh objek ke dalam suatu urutan tertentu.Misalnya urutan penyusunan dari kumpulan 3 angka: 123, 231, 312, 321, 132, 213. Komposisi tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus matematis:
nPn=

Sumber: Agus Soehianie, 2011

(2-2)

2.2.2.2 Permutasi sebagian Permutasi sebagian adalah penyusunan sebagian objek dalam suatu urutan tertentu pada suatu kelompok yang terdiri atas tanpa pengulangan. Contoh: dari 3 angka, 1, 2 dan 3, banyak cara untuk membentuk 3 angka tersebut menjadi bilangan bernilai puluhan (2 angka) adalah: 12, 23, 32, 21,13 dan 31 (terdapat 6 cara). Komposisi tersebut dapat dicari dengan rumus matematis:
nPr =

objek yang berbeda kemudian diambil sekaligus sebanyak

(2-3)

Sumber: Agus Soehianie, 2011

24

2.2.2.3 Permutasi Keliling Permutasi keliling adalah penyusunan suatu kelompok objek yang tersusun secara teratur dalam sebuah lingkaran.Sejumlah cara:
1 4 2 3 3 2 4 1 2 3 1 4 34 21 4 1 32 1 2 4 3

objek yang berbeda dapat disusun secara teratur pada

sebuah lingkaran dalam. Contoh: penyusunan 4 angka secara melingkar dapat dilakukan dengan

Komposisi tersebut dapat dicari dengan rumus matematis: (2-4)


Sumber: Agus Soehianie, 2011

2.2.2.4 Permutasi Data yang Berkelompok Apabila terdapat suatu kelompok yang terdiri dari n obyek dimana n1 merupakan kumpulan obyek yang sama (tidak dapat dibedakan) , n2merupakan kumpulan obyek yang lain yang sama dan seterusnya hingga n kumpulan obyek sama dan ni + n2 + ... + nk = n, maka jumlah permutasi dari n obyek yang meliputi seluruh obyek diatas adalah ( )= (2-5)
Sumber: Agus Soehianie, 2011

Contoh : berapa banyak kata dapat disusun dari kata DESEMBER? Penyelesaian : banyaknya huruf = 8, banyaknya E = 3 P= = = 6720
Sumber: Agus Soehianie, 2011

2.2.3Kombinasi Didalam kombinasi urutan tidak diperhatikan, jadi apabila komponennya sama meskipun urutannya berbeda, kombinasi ini tetap dianggap sama, misalnya AB = BA. 2.2.3.1Kombinasi Menyeluruh Kombinasi menyeluruh adalah penyusunan semua objek ke dalam suatu tempat dengan urutan yang tidak diperhatikan. Komposisi yang mungkin dapat dicari dengan :
nCn

Sumber: Agus Soehianie, 2011

=1

(2-6)

contoh : Di dalam sebuah kantong terdapat 5 bola biru dan 4 hijau. Tentukan banyak cara untuk mengambil 4 bola dari kantong tersebut jika keempat bola tersebut terdiri dari 2 bola biru dan 2 bola hijau. Soal tersebut dapat kita kerjakan dengan cara sebagai berikut. Untuk mengambil 2 dari 5 bola biru ada 5C2 , sedangkan untuk mengambil 2 bola dari 4 bola hijau ada 4C2.

25

2.2.3.2Kombinasi Sebagian Kombinasi sebagian adalah penyusunan obyek ke dalam suatu tempat dan urutan tidak diperhatikan. Jumlah kombinasi dari suatu kelompok yang terdiri dari n obyek yang berbeda yang kemudian diambil sekaligus sebanyak r tanpa pengulangan, maka akan dieperoleh cara sebanyak :
nCr

(2-7)

Sumber: Agus Soehianie, 2011

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Diagram Alir Praktikum Diagram alir praktikum peluang, permutasi, dan kombinasi adalah sebagai berikut:
Mulai

Permainan Bingo dan Studi kepustakaan kasus permutasi dan kombinasi

No Memutar Bingo dan meletakkan sesuai nomornya Dokumentasi Studi kasus untuk permutasi dan kombinasi

Apakah Sudah mendapat 40 Bingo Yes Pengolahan data (Peluang, Permutasi, Kombinasi)

Analisis data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Peluang

27

Mulai

Studi kepustakaan kasus permutasi dan kombinasi

Permutasi sebagian (Parkir Mobil Dosen dan Karyawan)

Permutasi menyeluruh (Urutan Presentasi Peserta iSMEC)

Permutasi keliling (Penyusunan panitia OPTIMASI Putri saat evaluasi)

Permutasi data berkelompok (Aturan tempat duduk peserta iSMEC)

Kombinasi sebagian (Penyusunan pembagian kelompok praktikum SRK)

Pengolahan data (Peluang, Permutasi, Kombinasi)

Analisis data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Permutasi dan Kombinasi

3.2 Alat dan Bahan Praktikum 3.2.1 Alat dan Bahan Praktikum Peluang Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum peluang adalah sebagai berikut: 1. 2. Permainan Bingo. Alat Tulis.

3.3 Prosedur Praktikum Prosedur praktikum yang dilakukan adalah prosedur praktikum peluang dan prosedur praktikum permutasi dan kombinasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab dibawah ini. 3.3.1 Prosedur Praktikum Peluang Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Mempersiapkan permainan bingo. Memutar tuas pada bingo sampai mengeluarkan 40 bola angka. Melihat angka yang muncul. Dicatat pada lembar pengamatan. Melakukan pengolahan data. 28

3.3.2 Prosedur Praktikum Permutasi dan Kombinasi Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Mencari suatu studi kasus tentang permutasi dan kombinasi yang berada di lingkungan sekitar. Melakukan pengolahan data. Menarik kesimpulan dan saran.

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berasal dari lingkungan sekitar Teknik Industri Universitas Brawijaya. Data yang telah terkumpulnya selanjutnya diolah dan diselesaikan dengan metode permutasi dan kombinasi. 4.1.1 Data Peluang

Data peluang diperoleh dari pemutaran bingo sampai mengeluarkan 40 bola.Kemudian, data diolah secara manual dan dihitung peluang muncul sisi kiri, sisi kanan, angka genap, dan angka ganjil. Berikut merupakan data peluang permainan bingo.

Gambar 4.1 Lembar Pengamatan Bingo

4.1.2 Data Permutasi dan Kombinasi Berikut ini merupakan data yang berasal dari studi kasus di lingkungan Teknik Industri: 1. Permutasi Sebagian Studi kasus dalam permutasi menyeluruh berupa tempat parkir untuk dosen dan karyawan di depan GTTI tersedia hanya untuk 2 mobil. Sedangkan, dosen dan karyawan TI yang membawa mobil ada 4 orang.Sehingga dari 4 populasi hanya dapat diambil oleh 2 sampel untuk mengisi parkiran. Berikut daftar dosen yang membawa mobil:
Tabel 4.1 Daftar Dosen yang Membawa Mobil

No. 1. 2. 2.

Dosen/Karyawan Dra. Murti Astuti, MS. Lalu Tri Wijaya Nata Kusuma, ST.

No. 3. 4.

Dosen/Karyawan Oke Oktavianty, S.Si., MT. Remba Yanuar Efranto, ST., MT.

Permutasi Menyeluruh Studi kasus dalam permutasi sebagian berupa penyusunan urutan maju presentasi hari pertama iSMECs melalui pengundian.Dari populasi 10 peserta iSMECs akan diundi group dari setiap Universitas mana yang akan maju presentasi pertama sampai terkahir. Dari pengundian ini akan dilihat berapa kemungkinan terbentuknya urutan untuk maju presentasi. Data peserta iSMECs adalah sebagai berikut:

30

Tabel 4.2 Daftar Peserta iSMECs

No. 1. 2. 3. 4. 5. 3. Permutasi Keliling

TIM Provo (ITS) Samsul (UI) Gamba Osaka (UGM) Supermind (ITS) Metris (UKI)

No. 6. 7. 8. 9. 10.

TIM Uresii Tensai (ITB) SAP (ITS) Concerta (UGM) Clarity (UKI) Kano67 (UB)

Studi kasus dalam permutasi keliling berupa penyusunan posisi panitia probinmaba TI yang akan mengelilingi maba saat kegiatan evaluasi. Akan dipilih 30 orang panitia sebagai pengevaluasi. Berikut data nama-nama panitia probinmaba TI.
Tabel 4.3 Daftar Nama Panitia Probinmaba TI Putri

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4.

Nama Rifka (center) Ririt Nimas Ais Lintang Ratih Rety Dinas Aini Wildha

Ket. A B C D E F G H I J

No. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nama Sabrina Yuki Nela Nikita Fighi Rasyidah Tita Aisyah Fina Nurus

Ket. K L M N O P Q R S T

No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nama Triya Oky Tika Brisky Gisti Oliv Ariel Dian Fiki Didi

Ket. U V W X Y Z A B C D

Permutasi Data Berkelompok Studi kasus dalam permutasi data berkelompok berupa penyusunan aturan tempat duduk peserta iSMECs dari masing masing groupnya untuk kegiatan lomba sesi tanya jawab. Dari 30 peserta pada 10 group ini akan ditentukan posisi duduknya. Berikut daftar nama peserta iSMECs.
Tabel 4.4 Daftar Nama Peserta iSMECs

TIM Provo (ITS) Samsul (UI) Gamba Osaka (UGM) Supermind (ITS) Metris (UKI) Uresii Tensai (ITB) SAP (ITS) Concerta (UGM) Clarity (UKI) Kano67 (UB)
Be

I Mansur (P1) Aldianto (Sa1) Jhennery Afri (G1) Rangga Chrisna (Su1) Nicholas I (M1) Anggoro B (U1) Sofyan Fahmi (S1) Aliza Ardana (Co1) Harries W (C1) Suryo Hadi Wira (K1)

Anggota II Hasyim (P2) Anna Felicia K. (Sa2) Agus Pahala S (G2) FX I K Ardi (Su2) Duray Philip R (M2) Aprima Dheo D (U2) Maria Khristina (S2) Hasna K (Co2) Clarissa Christy (C2) Nastiti Puji L (K2)

III Iftitah Yuki (P3) Muhammad H (Sa3) Bene Dionysius (G3) Aristya P (Su3) Candy Yo (M3) Rafika Pratiwi (U3) Annisa (S3) M. Diba (Co3) Cynthia Giovany (C3) Irvan Fauzi F (K3)

5.

Kombinasi Sebagian Studi kasus dalam kombinasi sebagian berupa penyusunan pembagian anggota kelompok praktikan SRK.Dari 67 putra dan 116 putri akan dipilih 2 putra dan 4 putri dalam 1 kelompok. 31

4.2. Pengolahan Data Berikut akan dijelaskan mengenai pengolahan data peluang serta data permutasi dan kombinasi. 4.2.1 Peluang Sebanyak 40 bola hasil putaran bingo terdapat 19 bola angka genap dan 21 bola angka ganjil. Selain itu, terdapat 22 bola angka sisi kiri dan 18 bola angka sisi kanan. Berikut ini merupakan rekap data yang kami dapatkan dari percobaan pemainan bingo.
Peluang Angka Sisi Kiri (A) Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Data Peluang Peluang Peluang Muncul Angka Sisi Kanan (B) Angka Genap (R) Peluang Muncul Angka Ganjil (S)

Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Peluang Angka Genap dan Angka Ganjil Angka Sisi Angka Sisi Kiri (A) Kanan (B) Angka Genap (R) 9 10 19 Angka Ganjil (S) 13 8 21 22 18 40

4.2.2 Pengolahan Terjadinya Peristiwa Apabila diputar bingo sebanyak 40 kali dengan asumsi tiap putaran akan mengeluarkan angka yang berbeda-beda, maka probabilitas: Irisan Kejadian: 1. 2. 3. 4. P ( A R ) = P(A) X P(R A) = P ( A S ) = P(A) X P(S A) = P ( B R ) = P(B) X P(R B) = P ( B S ) = P(B) X P(S B) =

Paduan Dua Kejadian: 1. 2. 3. 4. P ( A R ) = P(A) + P(R) P(A R) = P ( A S ) = P(A) + P(S) P(A S) = P ( B R ) = P(B) + P(R) P(B R) = P ( B S ) = P(B) + P(S) P(B S) =

Probabilitas Bersyarat: 1. 2. 3.

= = = 32

4. 5. 6. 7. 8.

= = = = =

4.2.3 Data Permutasi 4.2.3.1 Data Permutasi Sebagian Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh dari daftar dosen/karyawan TI yang membawa mobil, diketahui n unsur dalam kasus ini berjumlah 4 dengan pengambilan n unsur sejumlah 2.Dalam hal ini n unsur sejumlah 2 merupakan pengambilan sebagian dari n unsur yang berjumlah 4. Banyak cara parkir yang dapat diolah adalah sebagai berikut:

Berikut adalah susunan parkir yang mungkin terjadi:


Tabel 4.7 Kemungkinan Parkir Dosen/Karyawan yang Terjadi

No. 1 2 3 4 5 6

Dosen 1 Pak Remba Pak Remba Pak Remba Bu Murti Bu Murti Bu Murti

Dosen 2 Bu Murti Bu Oke Pak Tri Pak Remba Bu Oke Pak Tri

No. 7 8 9 10 11 12

Dosen 1 Bu Oke Bu Oke Bu Oke Pak Tri Pak Tri Pak Tri

Dosen 2 Pak Remba Bu Murti Pak Tri Pak Remba Bu Murti Bu Oke

4.2.3.2 Data Permutasi Menyeluruh Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh dari daftar peserta iSMECs diketahui n unsur dalam kasus ini berjumlah 10 tim, maka dapat diolah sebagai berikut:

Berikut ini contoh 10 susunan alternatif:


Tabel 4.8 Susunan Alternatif Urutan Presentasi No.

1 1 2 3 4
Provo Provo Provo Provo

2
Samsul Samsul Samsul Samsul

3
Metris Metris Clarity Clarity

4
SAP Clarity SAP Metris

Maju Presentasi 5 6
Clarity SAP Metris SAP Supermind Supermind Supermind Supermind

7
UT UT UT UT

8
Kano67 Kano67 Concerta Conserta

9
GO Concerta Kano67 GO

10
Concerta GO GO Kano67

33

No.

1 5 6 7 8 9 10
Provo Provo Provo Provo Provo Provo

2
Samsul Samsul Metris Metris Metris Metris

3
SAP SAP SAP SAP Samsul Samsul

4
Clarity Metris Clarity Samsul Clarity SAP

Maju Presentasi 5 6
Metris Clarity Samsul Clarity SAP Clarity Supermind Supermind Supermind Supermind Supermind Supermind

7
UT UT GO GO GO GO

8
GO GO UT UT Kano67 Kano67

9
Kano67 Concerta Concerta Kano67 UT Concerta

10
Concerta Kano67 Kano67 Concerta Concerta UT

4.2.3.3 Data Permutasi Keliling Pengolahan data didasarkan atas data dari Panitia Probinmaba TI, dimana data sebanyak X. Ada 1 orang yang hanya bisa berada pada posisi center depan. Penempatan posisi panitia evaluasi probinmaba TI adalah sebagai berikut: P = (30 1) ! = 29 ! = 8,84176 x 1030
Tabel 4.9 Susunan Alternatif Urutan Panitia Probinmaba No. Urutan 1 ACDBEDFJKLMAGRTSCZUBHNPQIOWVXY 2 AOPGCHTUXFBHALQDZIBHKNMDCWEVJ 3 ACOPDKLMBBJAWQZXVCHIGTSUDRFEYN 4 ASDFBGHJKLZXCVDBNMQAWERTDYUIOP 5 AZQWSXBCDERFVDBGTYHNMCJUIKKLPOA 6 APOICUYTAREWQLKJHGDFDSMNBVCXBZ 7 AMLPDKOIJNCBHUBYYGVCFTRDXZASEWQ 8 ALKOPMIJNUCHBYGAVTDFCBRDXESZQW 9 AZAXCVBNBMLKJJHCGFDSOPDQWERTYUI 10 AQWAERTBYUIOCPLKJHGDFDSMNBVCXZ

4.2.3.4 Data Permutasi Data Berkelompok Pemutasi data berkelompok merupakan penyusunan posisi duduk peserta iSMECs dari setiap group-nya. Sehingga, pengolahan data dapat dilakukan sebagai berikut:

cara Berikut ini merupakan 3 susunan tempat duduk yang mungkin terjadi:
No. 1 2 3 4 5 6 Tabel 4.10 Susunan Alternatif Urutan Posisi Duduk Peserta ISMECs Urutan C1 C3 C2 Su2 Su1 Su3 Sa2Sa1Sa3 S3S2 S1 K1 K2 K3 G2 G3 G1 Co1 Co2 Co3 M3 M2 M1 U1 U2 U3 P2 P3 P1 Su2 Su3 Su1 Sa1 Sa2 Sa3 C2 C3 C1 K3 K2 K1 G3 G2 G1 Co1 Co2 Co3 U3 U2 U1 P2 P1 P3 M3 M2 M1 S1 S2 S3 K3 K2 K1 P1 P2 P3 U3 U2 U1 S2 S1 S3 C3 C1 C2 Co1 Co2 Co3 Su1 Su2 Su3 Sa1 Sa2 Sa3 M2 M3 M1 G2 G3 G1 Su2 Su1 Su3 G2 G3 G1 C1 C2 C3 Co3 Co2 Co1 K2 K3 K1 M3 M2 M1 P1 P2 P3 Sa1 Sa2 Sa3 U2 U3 U1 S2 S3 S1 G1 G2 G3 M2 M3 M1 P3 P2 P1 K1 K2 K3 U3 U2 U1 Su2 Su3 Su1 Sa3 Sa2 Sa1 S1 S2 S3 Co1 Co2 Co3 C3 C2 C1 M1 M2 M3 P2 P3 P1 G2 G3 G1 U2 U3 U1 Sa1 Sa2 Sa3 Su3 Su2 Su1 S2

34

7 8 9 10

S3 S1 C1 C2 C3 Co3 Co2 Co1 K1 K2 K3 Sa2 Sa3 Sa1 Su3 Su2 Su1 M1 M2 M3 C1 C2 C3 P2 P3 P1 K3 K2 K1 G2 G3 G1 U1 U2 U3 S2 S3 S1 Co2 Co1 Co3 S2 S3 S1 G2 G3 G1 G2 M1 M2 M3 P1 P2 P3 U1 U2 U3 K1 K2 K3 Co1 Co2 Co 3 Su1 Su2 Su3 C1 C2 C3 Sa3 Sa2 Sa1 Sa1 Sa2 Sa3 G1 G2 G3 K3 K2 K1 M2 M3 M1 U2 U3 U1 C1 C2 C3 P3 P2 P1 Su2 Su3 Su1 S1 S2 S3 Co2 Co3 Co1 Co1 Co2 Co3 S2 S3 S1 Su3 Su2 Su1 K3 K2 K1 M1 M2 M3 U2 U3 U1 C1 C2 C3 P1 P2 P3 Sa3 Sa2 Sa1 G1 G2 G3

4.2.4

Data Kombinasi

Studi kasus dalam kombinasi sebagian berupa banyaknya jumlah putra dan putri pada satu kelompok Statistik dan Rekayasa Kualitas. Dari 183 praktikan SRK 2012 yang dibagi menjadi 67 laki-laki dan 116 perempuan, diambil 2 laki-laki dan 4 perempuan untuk dibentuk kelompok. Berikut merupakan kemungkinan yang terjadi: Putra:

Putri:

Total susunan kelompok yang mungkin terjadi:

Berikut ini 10 susunan kelompok yang mungkin terjadi:


Tabel 4.11 Kemungkinan Susunan Kelompok Praktikum SRK

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Putra Christophorus Wildan Gatut D Agus Salim Anang R M Afif Helmi H Akbar W N Hendry Pungky P Imam Dimas Johny Norray L A Fanani Youngky R Wendryk Fakhrizal Luri Anom Athif N Triya A Brisky M Rona A Nikmah A Indah A Adinda S Ryanti S Shinta M Rifka F Olifa C Tita H Mershanita F Zahrina Z Dessy N Dena L Annisa C Nazila H Dinda A Hariti S Desita N

Putri Aulia Rahma Dearma E Adistya E Fitria N Chindy E Wildha A Fidyah M Dian D Tabita D Dewi W Aliffia Y Fanny N Fighi F Nikita A Agnes N Dwi Ayu M Lintang K Aisah D Venty I Nur Aini A

35

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari berbagai hal yang telah dianalisis dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. 2. Fungsi peluang, permutasi, dan kombinasi adalah untuk mengetahui kemungkinan pada suatu kejadian. Dalam permutasi, terdapat 5 studi kasus yaitu yang pertama permutasi menyeluruh dimana banyak cara menentukan maju presentasi peserta iSMECs mulai yang pertama sampai dengan yang terakhir ada cara, yang kedua permutasi sebagian dimana banyak cara untuk parkir di parkiran dosen/karyawan TI ada 12 cara, yang ketiga permutasi keliling dimana banyak cara penyusunan panitia dalam evaluasi Probinmaba TI ada 8,84176 x 1030 cara, yang keempat permutasi data berkelompok dimana banyak cara dalam menentukan tempat duduk bagi peserta iSMECs ada 3. cara. Dalam kombinasi, diambil satu studi kasus yaitu kombinasi sebagian dimana banyak cara dalam menentukan satu kelompok SRK yang terdiri dari 2 putra dan 6 putri dari populasi 67 putra dan 116 putri ada 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan dalam praktikum Modul II Teori Probabilitas ini adalah sebagai berikut: 1. Penjelasan mengenai prosedur praktikum dan target yang harus dicapai dalam praktikum dapat dijelaskan lebih awal sebelum praktikum. Sehingga praktikan dapat dengan jelas mengetahui tujuan dalam pengerjaan laporan praktikum peluang. 2. Ruang lingkup untuk studi kasus praktikum permutasi dan kombinasi sebaiknya diperluas, agar tidak terjadi kesamaan ide-ide dari setiap kelompok. cara.

36

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuisioner 2
    Kuisioner 2
    Dokumen2 halaman
    Kuisioner 2
    Bidenisa Yulfarida Siswoyo
    Belum ada peringkat
  • IDEF0 Fastfood
    IDEF0 Fastfood
    Dokumen1 halaman
    IDEF0 Fastfood
    Bidenisa Yulfarida Siswoyo
    Belum ada peringkat
  • Jawaban No 5
    Jawaban No 5
    Dokumen9 halaman
    Jawaban No 5
    Bidenisa Yulfarida Siswoyo
    Belum ada peringkat
  • Re Kling
    Re Kling
    Dokumen28 halaman
    Re Kling
    Bidenisa Yulfarida Siswoyo
    Belum ada peringkat