Anda di halaman 1dari 1

Sabtu, 14 Maret 2009 BACAAN RENUNGAN PAGI

KERAH YANG KERAS DAN KESELAMATAN


“Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang
tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereke sendiri dan
membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka !”. 2 Korintus 10:12

Kasih karunia Yesus memotivasi dan memberikan kekuatan kepada kita untuk bertumbuh menjadi
seperti Dia. Kalau roh membenarkan diri atau suka menghakami ditonjolkan, maka kita dapat merasa
pasti bahwa diri sendiri telah menyingkirkan Yesus ke samping. Roh semacam itu tidaklah jauh dari umat
Allah, seperti yang diilustrasikan oleh peristiwa lucu yang melibatkan pemuka Advent, James White.

Juni 1844, James White yang berusia 22 tahun menghadirkan Konferensi Advent di Poland, Maine,
dimana ada sekitar 40 orang percaya sedang mengadakan pertemuan. Udara sangat panas, dan
pakaian White sudah menjadi kotor karena menempuh perjalanan jauh.

James tercengan ketika mendengar doa yang diucapkan Pdt. H, “Oh Tuhan, kasihanilah saudara
White. Dia itu sombong, dan akan dihancurkan kecuali dia membuang rasa sombongnya. Tunjukkanlah
pengasih kepadanya. Oh Tuhan, dan selamatkanlah dia dari kesombongan.. Sadarkanlah dia, Tuhan, dan
jadikanlah dia rendah hati. Kasihanilah dia. Berikan pengasihan.” Doa itu masih berlanjut beberapa
waktu lamanya.

Ketika Pendeta H selesai berdoa, semua yang hadir duduk dengan berdiam diri. White kemudian
berkata, “Saudara H saya khawatir anda menceritakan yang salah kepada Tuhan. Anda mengatakan
bahwa saya ini sombong. Hal ini, saya pikir tidaklah benar. Jadi mengapa mengatakan hal ini kepada
Tuhan?... Sekarang tuan, kalau saya memang sombong,... Tolong periksalah saya secara keseluruhan.
Apakah itu sepatu bot yang penuh dengan tambalan ini? Mantelku yang lusuh? Baju dalam yang sebentar
lagi harus dibuang. Celana panjamg yang penuh debu? Ataukah topi lama yang sedang saya pakai?

Pendeta H. Memastikan saudara White, bahwa bukan hal-hal itu penyebabnya. Tetapi dia berkata
bahwa simbol kombongan saudara White adalah pada kerah bajunya yang keras yang terbuat dari
bahan linen yang sedang dipakainya. Segera White menjelaskan bahwa bajunya kotor karena
perjalanan, dan ada seorang saudari yang baik menawarkan diri untuk mencucinya. Saat yang sama dia
meminjamkan baju suaminya yang terbuat dari linen dengan kerah yang keras. Untuk itu Pendeta H.
Sekali lagi bertelut dan berdoa, ”Oh Tuhan, saya telah berdoa untuk saudara White, dan dia merasa
tidak senang terhadap saya kerena hal itu. Tunjukkanlah pengasihan kepadanya! Berikanlah pengasihan!”

Inilah pengalaman White yang pertama mengenai kefanatikan. Ketika dia menulis tentang peristiwa
ini beberapa tahun kemudian, “Untuk melihat kekasaran, kekerasan hati manusia yang terdapat dalam
sifat dasarnya, hanya sedikit lebih lembut dari seekor buaya, dan moral serta kerohaniannya sama
miskinnya dengan seekor hyena, yang mengucurkan air mata kemunafikan untuk menimbulkan efek, guna
membangkitkan kegembiraan di dalam diri orang suci yang mengerikan.”

Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi

PEMUDA ADVENT INDONESIA


e-mail : pemudaadventindonesia@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai