Anda di halaman 1dari 1

Peraturan Perundang-Undangan mengenai pelabelan produk pangan pada Negara Indonesia dan Eropa berbeda secara penulisannya, namun

secara konten kurang-lebihnya sama. Perbedaan penulisan ada pada sistematikanya. Peraturan Perundang-Undangan pelabelan makanan pada Negara Eropa sangat sistematis karena tertuang dalam satu Undang-Undang yang memuat lampiran-lampiran yang berkaitan. Undang-Undang tersebut, beserta lampirannya diamandemen bersama-sama sehingga kesesuaiannya tetap terjaga. Sedangkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia terpisah-pisah satu sama lain, dan amandemennya tidak dilakukan bersamaan, sehingga singkronisasinya kurang. Konten dari kedua Undang-Undang tersebut hampir sama, hanya saja ada beberapa perbedaan yang terlihat jelas seperti, keterangan kandungan gizi tidak wajib disertakan pada kemasan produk pangan di Indonesia jika tidak mengandung kandungan tertentu, sedangkan di Eropa hal itu diwajibkan. Selain itu keterangan kadar alkohol pada produk pangan di Eropa wajib disertakan, dimana Indonesia tidak melakukan hal itu, karena perbedaan kebudayaan. Di Eropa makanan dan minuman beralkohol adalah hal yang biasa, sedangkan tidak di Indonesia. Hali inilah yang mendasari perbedaan lain dari aturan pelabelan produk pangan di kedua Negara ini, yakni adanya kewajiban menyertakan keterangan halal di kemasan produk pangan Indonesia. Secara keseluruhan memang perundang-undangan tentang pelabelan produk pangan di Eropa lebih sistimatis dan konsisten. Namun nilai tambah dari peraturan perundang-undangan mengenai pelabelan pada kemasan produk pangan di Indonesia adalah lebih padat dan aturannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai