Anda di halaman 1dari 102

KONAS PERALMUNI MAKASSAR 2008

WORKSHOP HIV
SAMSURI DJAL DJ AUZI , BUDI SETI ABUDI AWAN,
EVY YUNI HASTUTI
Tn AD, 30 tahun
Diantar keluarga kegawat darurat karena tidak sadar
sejak 4 jam
Pasien mulai sakit sejak 1 minggu sebelumnya.
Awalnya mengeluh demam tidak tinggi disertai
dengan sakit kepala yang tidak menghilang ketika dengan sakit kepala yang tidak menghilang ketika
diberi obat oleh dokter dekat rumahnya
Sejak tiga hari pasien mengalami lumpuh sebelah
Kejang kejang sebelum masuk rumah sakit
Pasien tidak mau makan 3 hari karena nyeri
menelan
Pemeriksaan fisik: GCS 13, TD 120/80, N 110, P 18, S
37
0
C, pupil isokor, refleks cahaya +/+
Hemiparesis kiri
5555/3333
Tn AD, 30 tahun
5555/3333
Pemeriksaan mulut
Apa anamnesis yang penting
ditanyakan?
1. Riwayat stroke
2. Riwayat hubungan seksual
3. Riwayat penggunaan narkoba suntik
4. Riwayat tes HIV sebelumnya
5. Riwayat infeksi THT
6. Riwayat infeksi tuberkulosis
Tn AD, 30 tahun
Pernah menggunakan narkoba suntik
Menikah 5 tahun
1 orang anak usia 3 tahun
Istri saat ini sedang hamil 5 bulan Istri saat ini sedang hamil 5 bulan
Riwayat infeksi tuberkulosis tidak diketahui
Pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan
1. Tes darah perifer rutin
2. CT scan kepala
3. Hitung CD 4
4. HIV test
5. Punksi lumbal
6. Tes Mantoux
7. Serologi toksoplasma
8. Rontgent toraks
9. Swab jamur di mulut
10. HIV RNA (viral load)
Hasil tes
HIV reaktif
Foto toraks : normal
Toxoplasma IgG positive
DPL : Hb 12,0 leukosit 7000 tr 140rb
SGOT 68 SGPT 69, Ur 15 Cr 0.5
CD4: 45 sel/mm3 (10%)
CT scan kepala
Lesi otak multipel
Edema serebral
Diagnosis Banding penyebab gangguan
kesadaran
1. Toxoplasma encephalitis
2. Bacterial abscess
3. Tuberculoma
4. CNS lymphoma 4. CNS lymphoma
5. Cryptococcoma
6. Astrocytoma
7. PML
8. Histoplasma infection
Diagnosis
Ensefalitis toksoplasma
Kandidiasis orofaring
HIV stadium IV
Terapi empirik yang sebaiknya diberikan
1. Antibiotik spektrum luas ???
2. Antitoksoplasma ??
1. Pirimetamin: dosis awal 200 mg, dilanjutkan 3 x 25 mg po
2. Klindamisin; dosis 4 x 600 mg po
Asam folinat: 10-20 mg po 3. Asam folinat: 10-20 mg po
3. Antijamur ??
1. Topikal : nistatin
2. Sistemik : fluconazol 150-200 mg
4. Kortikosteroid: deksametason 4 x 5 mg iv??
5. Kotrimoksasol 1 x 960 mg??
TATALAKSANA KOMPLIKASI OPORTUNISTIK INTRAKRANIAL PADA AIDS
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
HIV seropositif, CD4 < 200 sel/uL
Demam, Sefalgia, Kesadaran menurun, Klinis infeksi/SOL intrakranial
Manifestasi klinis suatu proses intrakranial yg progresif
CT / MRI: Lesi fokal Otak YA TDK
ALGORITMA - 1
2 minggu
A
Th Toksoplasma
B
Th TBC
Responsif Gagal
Evaluasi ulang
Klinis, radiologik, lab
Pungsi Lumbal Kriptokokkus, TB,
Bakterial, etiologi lain
TB, Tokso, Bakterial,
CMV, PML,
Limfoma, etiologi lain
Biopsi Otak
Sub Bag Neuro-Infeksi Departmen Neurologi FKUI - RSCM
Tanda Neurologi Fokal
TATALAKSANA KOMPLIKASI OPORTUNISTIK INTRAKRANIAL PADA AIDS
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
HIV seropositif, CD4 < 200 sel/uL
Demam, Sefalgia, Kesadaran menurun, Klinis infeksi/SOL intrakranial
Manifestasi klinis suatu proses intrakranial yg progresif
ALGORITMA - 2
TANPA CT SCAN / MRI
ADA
TIDAK
Tanda Peningkatan TIK
2 minggu
A
Obat Tokso
B
Obat TBC
Responsif Gagal
Bila sebelumnya mendapat terapi tokso
tambahkan obat TBC, demikian pula sebaliknya
Tanda Peningkatan TIK
ADA TIDAK
Pungsi
Lumbal
TBC di
organ lain
ADA TIDAK
Obat TBC
Terapi sbg kripto tu. bila
serologi darah positif
Atau terapi sbg infeksi
bakterial
Sub Bag Neuro-Infeksi Departmen Neurologi FKUI - RSCM
Dua minggu sesudah terapi
Pasien menunjukkan perbaikan, dan dipulangkan
dalamterapi:
O Pirimetamin, klindamisin, asamfolinat
Hasil lab:
DPL ulang Hb 12,3 leukosit 4500 tr 153rb DPL ulang Hb 12,3 leukosit 4500 tr 153rb
Fungsi hati ulang SGOT 45 SGPT 50
CD4 45 sel/mm3 (10%)
Viral load tidak ada dana
HBsAg negatif
Anti-HCV positif
Indikasi antiretroviral?
(AZT atau d4T) + 3TC + (NVP atau EFV)
Lini pertama (WHO)
AZT + 3TC + NVP AZT + 3TC + NVP
d4T + 3TC + NVP
* EFV tidak dianjurkan pd
d4T + 3TC + NVP
AZT + 3TC + EFV*
d4T + 3TC + EFV*
* EFV tidak dianjurkan pd
ibu hamil, tu trimester 1
AZT + 3TC: Duviral
NVP: Neviral
AZT: Reviral
d4T: Staviral
3TC: Hiviral
EFV: Efavir
Yang ada
di Indonesia
Antiretroviral yang akan diberikan ?
AZT+3TC+NVP (duviral neviral)
d4T+3TC+NVP (stavir hiviral neviral)
AZT+3TC+EFV (duviral efavir)
d4T+3TC+NVP (stavir hiviral efavir) d4T+3TC+NVP (stavir hiviral efavir)
Dosis???
Duviral 2 x 1 tablet
Neviral 1 x 1 tablet selama 14 hari, kemudian dinaikkan 2 x 1
Tn AD, 30 tahun
Dua minggu setelah terapi antiretroviral
Pasien mengalami mual-mual yang membaik dengan
sendirinya
Hb 12, leukosit 3400, trombosit 140rb
SGOT 45 SGPT 55
Apakah ada perubahan terapi?

40
50
60
70
80
%

o
f

t
o
t
a
l

o
n

A
R
T
One adverse
event
More than one
adverse event
MSF Khayelitsha project - adverse events
0
10
20
30
40
Time on HAART in months
%

o
f

t
o
t
a
l

o
n

A
R
T
adverse event
0 - 3 3 - 6 6 - 9 9 -12
Pemantauan efek samping
Anemia: ec AZT
O Faktor risiko:
advanced disease
riwayat anemia sebelumnya
Pemakaian obat mielosupresif lain
Onset: bisa muncul minggu 1-2, lebih banyak bulan O Onset: bisa muncul minggu 1-2, lebih banyak bulan
2-4
Mual-muntah: AZT, NVP
O Efek samping tersering: > 40%
O Onset: awal terapi
O Terapi simtomatik, hindari rokok, alkohol, dan
makanan yang merangsang lambung
O rehidrasi
Pemantauan efek samping
Alergi: rash sd SSJ/TEN: krn NVP, EFV
O NVP:
Kejadian: 27% (Pokdisus 2006)
Faktor risiko: alergi obat
Onset: median 14 hari, bisa sampai 90 hari Onset: median 14 hari, bisa sampai 90 hari
Tidak semua dihentikan: 50% bisa perbaikan
Kelainan kulit + salah satu (ggn fs hati atau demam)
Pikirkan kemungkinan alergi obat lainnya
Escalating dose: 200 mg 14 hari pertama
O EFV:
Kejadian lebih jarang
Onset: dalam 2 minggu pertama terapi
Pemantauan efek samping
Gangguan fungsi hati: NVP, EFV
O Faktor risiko: hepatitis C, obat hepatotoksik lain
O Onset: 12 minggu pertama
O Monitor lebih ketat jika ada faktor risiko O Monitor lebih ketat jika ada faktor risiko
Drowsiness: EFV
O Onset: dalam minggu pertama
O Minum sebelum tidur
O Biasanya menghilang tidak lama kemudian
Pemantauan efek samping
Neuropati perifer: akibat d4T, ddI
O Faktor risiko: defisiensi vit B12, pengguna alkohol, DM,
pengguna obat neurotoksik lain
O Dose related O Dose related
O Kesemutan, parestesi, rasa terbakar, distal tangan dan
kaki, terutama malam hari
O Timbul perlahan setelah beberapa bulan terapi
Pemantauan penggunaan ARV dewasa
Tn AD, 30 tahun
Satu bulan sesudah terapi ARV:
O Keluhan mual berkurang
O Hb 11.7 leukosit 4500 trombosit 141000
O SGOT 45 SGPT 56
O Terapi klindamisin diturunkan 4 x 300 mg, pirimetamin 1 x 25 O Terapi klindamisin diturunkan 4 x 300 mg, pirimetamin 1 x 25
mg
Tn AD, 30 tahun
Dua bulan sesudah terapi
ARV:
O Pasien mengeluh demam dan
kemerahan di tubuh, disertai luka
di mulut di mulut
O Hb 11.8 leukosit 4000 trombosit
138000
O SGOT 150 SGPT 160
O Apakah perlu perubahan terapi?
Pokdisus 2004
Tn AD, 30 tahun
Tiga bulan sesudah terapi ARV:
O Pasien merasa tiba-tiba lemas dan tidak kuat bekerja
O Kelainan kulit sudah perbaikan
O Hb 9.0 leukosit 2000 trombosit 110000
O Apakah ada perubahan terapi? O Apakah ada perubahan terapi?
SUBSTITUTIONS FOR INTOLERANCE
AZT
Nevirapine
d4T
Efavirenz
Stopping drugs with different half lives
D
r
u
g

c
o
n
c
e
n
t
r
a
t
i
o
n
Last Dose
Day 1 Day 2
0 24 48 36 12
Time (hours)
D
r
u
g

c
o
n
c
e
n
t
r
a
t
i
o
n
Zone of potential replication
IC
90
IC
50
MONOTHERAPY
S. Taylor et al. 11th CROI Abs 131
Pemantauan keteraturan minumobat
Adherens: > 95% obat diminum dengan benar
Pemantauan:
O Anamnesis
O Pill count
Meningkatkan adherens:
O Informasi yang baik
O Efek samping
O Regimen simpel
O Dukungan keluarga, buddies, konselor, dll
O Alat bantu: dosis dan jadwal tertulis, kotak obat,
alarm
O Perpendek interval jadwal kunjungan
O depresi
5 0
6 0
7 0
8 0
9 0
%

p
a
s
i
e
n

d
e
n
g
a
n

k
e
b
e
r
h
a
s
i
l
a
n

v
i
r
o
l
o
g
i
k

Kepatuhan dan keberhasilan virologis
0
1 0
2 0
3 0
4 0
%

p
a
s
i
e
n

d
e
n
g
a
n

k
e
b
e
r
h
a
s
i
l
a
n

v
i
r
o
l
o
g
i
k

9 5 9 0 - 9 5 8 0 - 9 0 7 0 - 8 0 < 7 0
% K e p a t u h a n
Keberhasilan terapi
Kriteria klinik:
Peningkatan berat badan
Gejala berkurang
Menurunnya frekuensi/beratnya infeksi oportunistik Menurunnya frekuensi/beratnya infeksi oportunistik
Kriteria imunologik (CD4)
Kriteria virologik:
viral load undetectable setelah 6 bulan terapi
Perlu ditekankan
ARV tidak bisa menyembuhkan, namun
meningkatkan kualitas hidup
Once started, the drugs can not be stopped
Arti viral load undetectable Arti viral load undetectable
Kegagalan terapi
Kriteria klinik:
Timbul kembali infeksi oportunistik lama
Timbul infeksi oportunistik atau kanker terkait HIV baru
HIV wasting syndrome, prolonged febris, infeksi HIV wasting syndrome, prolonged febris, infeksi
rekurens
Kriteria imunologik (CD4)
Kembali ke awal/lebih rendah
Turun >50% CD4 tertinggi selama terapi, setelah
menyingkirkan penyebab lain
Kriteria virologik (jika mungkin)
LPV/r
Kegagalan terapi
Rujuk untuk pertimbangan pemberian ARV
lini ke-2
LPV/r
TDF ddI/FTC
Available drugs and dosage
ARV Drug PACK DOSAGE
Tenofovir
(TDF)
300 mg/tab 300 mg / day
Didanosine
(ddI)
100 mg/ tab 400 mg / day (250 mg / day if <60 kg)
(250 mg / day if w TDF) (ddI)
Emtricitabine
(FTC)
200 mg/cap
(250 mg / day if w TDF)
200 mg/h
Lopinavir/rito
navir (LPV/r)
133.3/33.3
mg/cap
400 mg/100 mg /12 hrs , (533 mg/133
mg /12 hrs if combine w EFV or NVP)
Tn AD, 30 tahun
Menikah 5 tahun
1 orang anak usia 3 tahun
Istri saat ini sedang hamil 5 bulan:
O Anti-HIV reaktif
O CD4 215 sel/mm3
Bagaimana mencegah penularan HIV ke bayi?
Pencegahan Pencegahan Penularan Penularan
HIV HIV dari dari Ibu Ibu ke ke Anak Anak HIV HIV dari dari Ibu Ibu ke ke Anak Anak
Kasus HIV pada perempuan
Makin lama makin meningkat:
O Klinik Pokdi:
2004-2005: 12%
2006-2007: 24%
Sebagian besar usia reproduksi Sebagian besar usia reproduksi
<21
21-30
31-55
>55
Kusmayanti RR. Pokdisus 2008
US, Eropa, Afrika: 12-24%
Padian NS, JAMA 1991; 266:1664-7; de Vincenzi. NEJM 1994;331:341-6.
Brazil: 43%
Guimaraes, et al. Am J Epidemiol 1995;142:53848
Uganda: 45%
Penularan Penularan HIV HIV pada pada pasangan pasangan
Uganda: 45%
Quinn, et al. N Engl J Med 2000;342:9219
Thailand: 44% (suami-istri)
Tonayabutra, et al. JAIDS 2002; 29:275-83
Indonesia: 58% (suami-istri)
Sri Agustini, et al. Pokdisus AIDS FKUI, unpublished
Risiko Risiko transmisi transmisi HIV HIV
Hubungan seksual:
O anal 0.1-3%
O vaginal 0.1-0.2%
Kecelakaan tusukan jarum: 0.3%
Transfusi: 90% Transfusi: 90%
Dari ibu ke anak : 30-45% (tanpa intervensi)
Hipotesis penularan HIV dari 100 orang ibu
HIV positif
100
98
2 3
80
15
75
5
70 tak terinfeksi
5
95
Bayi
berisiko
Bayi terinfeksi
HIV
30 terinfeksi
6 bulan 36 mg
Awal
kehamilan
Akhir
kehamilan
Awal
postpartum
akhir
postpartum
persalinan
Mekanisme Penularan HIV dari Ibu ke
Anak / Bayi
Infeksi melewati plasenta
Persalinan
ASI
Sumber Infeksi
Darah Ibu
Placenta
Cairan Amnion
Sekresi Cervicovaginal
ASI
Rute Infeksi
Sirkulasi Umbilical
Kulit
Mukosa membran
Sal. Pencernaan
Sal. Pernapasan
Simonds RJ, 2000
Faktor yang mempengaruhi penularan HIV Faktor yang mempengaruhi penularan HIV
Faktor ibu
HIV-1 RNA (viral load)
CD4 rendah
Infeksi lain, Hepatitis C, CMV, bacterial vaginosis
IDU
Faktor obstetrik Faktor obstetrik
Ketuban pecah dini/korioamnionitis
Kadar HIV servikovaginal
Persalinan normal: episiotomi
Prosedur invasif: vakum. forseps
Faktor bayi
Prematur
Risiko penularan meningkat sesuai dgn viral load Risiko penularan meningkat sesuai dgn viral load
20
25
30
35
40
45
t
r
a
n
s
m
i
s
s
i
o
n

r
a
t
e
0
5
10
15
<1000 1000-
10.000
10001-
50000
50001-
100000
>100000
HIV viral load
t
r
a
n
s
m
i
s
s
i
o
n

r
a
t
e
Women & Infants Transmission Study (WITS) N Engl J Med 1996;334:1627-32
Prevention of Mother to Child
Transmission (PMTCT)
Intrauterin Intrauterin intrapartum intrapartum pascapersalinan pascapersalinan
Intervensi Intervensi
Antiretrovirus
(ARV)
ARV
SC
Bayi: ARV
Susu formula
International perinatal HIV studies
ACTG 076
Thai/CDC
Retro-CI
Transmission rate
FF
7.6
9.5
15
PHPT LL
6.5
4.7
PHPT LS
PHPT
1.9
Retro-CI
DITRAME
PETRA-A
PETRA-B
PETRA-C
HIVNET012
SAINT
NVAZ
AZT AZT+3TC NVP
BF
15
17
8
12
19
12
10
15
16
MALAWI
Acquisition of Antiretroviral Resistance in Women
Following PMTCT Antiretroviral Prophylaxis
67%
39%
50%
75%
%

w
i
t
h

R
e
s
i
s
t
a
n
c
e
NVP 3TC AZT
24%
17%
15%
39%
12%
0%
3%
11%
2%
2%
0%0%
0%
25%
%

w
i
t
h

R
e
s
i
s
t
a
n
c
e
H
I
V
N
E
T

0
1
2
T
H
A
I
P
A
C
T
G

3
1
6
S
A
I
N
T
A
N
R
S

0
7
5
P
E
T
R
A

A
P
E
T
R
A

B
/
S
A
I
N
T
P
A
C
T
G

0
7
6
P
A
C
T
G

1
8
5
T
h
a
i
P
E
T
R
A

A
P
E
T
R
A

B
/
S
A
I
N
T
A
N
R
S

0
4
9
SEMUA ibu hamil dengan HIV harus
mendapatkan ARV pencegahan
ARV pada ibu hamil:
O Kontraindikasi:
Teratogenik: Efavirenz, hydroxyurea, zalcitabine
Efavirenz tidak diberikan pada trimester pertama Efavirenz tidak diberikan pada trimester pertama
Hati-hati pemberian Efavirenz pada wanita usia subur
O Hati-hati: Stavudine dan didanosine
O Yang sering digunakan:
Reviral (AZT) Neviral (NVP)
Duviral (AZT+3TC)
Staviral (d4T)
Hiviral (3TC)
Memulai terapi ARV pada ibu hamil
Memenuhi indikasi
obati infeksi oportunistik dahulu
pertimbangan kesiapan
bukan hanya HIV
Hepatitis B
Hepatitis C
Infeksi lain: penyakit menular seksual Infeksi lain: penyakit menular seksual
Penggunaan narkoba
Pencegahan dan tatalaksana terintegrasi
dengan PMTCT
Kondisi ibu hamil HIV positif
Yunihastuti E. Medical complication of HIV infected pregnant women. PDPAI meeting 2008
Infeksi oportunistik berat
tuberculosis, tmsk TB milier (5 kasus)
Diare kronik (2 kasus)
toxoplasma encephalitis (1 kasus)
Esophageal candidiasis (1 kasus) Esophageal candidiasis (1 kasus)
Yunihastuti E. Medical complication of HIV infected pregnant women. PDPAI meeting 2008
Masalah medis lain (n=85)
HCV co-infection (32.1%)
HBV co-infection (7.5%)
Infeksi saluran kemih (12,9%)
Infeksi genital (32,9%)
O lymphogranuloma venereum(1)
O Candida (7) O Candida (7)
O Infeksi bakteri (5)
O Kondiloma akuminata(1)
O Leukorea, tidak dijelaskan (20)
Skizophrenia (1)
Ketergantungan opiat (2)
thalassemia minor (1)
Yunihastuti E. Medical complication of HIV infected pregnant women. PDPAI meeting 2008
Terapi ARV vs Pencegahan
Terapi ARV (CD4 <350): kombinasi terapi untuk:
Terapi HIV bagi ibu sendiri, sesuai guideline ARV
SEMUA ibu hamil dengan HIV harus
mendapatkan ARV pencegahan
Terapi HIV bagi ibu sendiri, sesuai guideline ARV
dewasa
Sekaligus pencegahan penularan kepada bayi
Seumur hidup
ARV pencegahan (PMTCT) (CD4>350): hanya untuk
pencegahan penularan kepada bayi
PREVENTION MOTHER-TO-
CHILD TRANSMISSION
(PMTCT)
BUDI SETI ABUDI AWAN
SUBBAGI AN ALERGI - I MUNOLOGI
BAGI AN I LMU KESEHATAN ANAK FKUP- RSHS
Suami
Seks tanpa kondom
dengan perempuan
lain (PSK)
Pengguna narkoba
suntikan
(jarum tak steril, pakai
Tertular HIV ! Tertular HIV !
lain (PSK)
(jarum tak steril, pakai
bergantian)
Hubungan seks
tanpa
kondom
dengan
istri
Istri Istri
Tertular Tertular
HIV ! HIV !
Istri hamil dengan
HIV/AIDS
Bayi berisiko
tertular HIV
PMTCT secara komprehensif menggunakan
empat prong:
Prong O : Mencegah terjadinya penularan HIV
pada perempuan usia reproduktif;
PMTCT Komprehensif
Prong O : Mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan pada ibu HIV positif;
Prong O : Mencegah terjadinya penularan HIV
dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang
dikandungnya;
Prong O : Memberikan dukungan psikologis,
sosial dan perawatan kepada ibu HIV
positif beserta bayi dan keluarganya.
Perempuan Usia Reproduktif
Cegah Kehamilan tak Direncanakan
HIV Positif
Perempuan HIV Positif
Hamil
Alur Upaya PMTCT Komprehensif Alur Upaya PMTCT Komprehensif
Cegah Penularan HIV
HIV Negatif
Tidak Hamil
Cegah Penularan HIV ke Bayi
Dukungan Psikologis & Sosial
Hamil
Perempuan Hamil HIV Positif
Bayi HIV Positif Bayi HIV Negatif
Tidak Hamil
PRONG
PENCEGAHAN PENULARAN HIV PADA PEREMPUAN
USIA REPRODUKSI
1
BB
A A
(ABSTINENSI),
artinya absen seks
ataupun tidak
(Be Faithfull),
artinya bersikap
PENCEGAHAN PRIMER (PRIMARY
PREVENTION)
Langkah dini Mencegah penularan HIV
pada bayi
Konsep Konsep
ABCD ABCD
CC
BB
D D
A A
ataupun tidak
melakukan hubungan
seks bagi orang yang
belum menikah
artinya bersikap
saling setia kepada
satu pasangan seks
(tidak berganti-ganti)
(Condom),
artinya mencegah penularan
HIV dengan memakai
kondom. Kondom harus
dipakai oleh pasangan seks
yang salah satu diantaranya
telah diketahui terinfeksi
HIV
(Drug No),
artinya dilarang
menggunakan Narkoba
PRONG
PENCEGAHAN KEHAMILAN YANG TIDAK
DIRENCANAKAN PADA IBU HIV POSITIF
2
Salah satu cara efektif untuk mencegah terjadinya
penularan HIV dari ibu ke bayi adalah dengan mencegah
kehimilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif
usia reproduksi.
Apapun cara kontrasepsi yang dipilih untuk mencegah
kehamilan, setiap berhubungan seks dengan pasangannya
harus menggunakan kondom.
usia reproduksi.
Hal yang dibutuhkan adalah layanan konseling dan tes
HIV sukarela (VCT) dan saran kontrasepsi yang aman
dan efektif.
PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU
HAMIL HIV POSITIF KE BAYI
3
PRONG
2
Inti dari intervensi pencegahan penularan HIV dari ibu ke
bayi.
Pemberian obat
antiretroviral
Persalinan yang
aman
2
1
5
4
3
Layanan konseling dan
test HIV secara sukarela
(VCT)
aman
Konseling dan
pemberian makanan
bayi
Pelayanan kesehatan
ibu dan anak yang
komprehensif
BENTUK INTERVENSI
KONSELING DAN TES HIV SECARA
SUKARELA (VCT)
2
1
Satu-satunya cara untuk mengetahui status HIV melalui tes darah
Sukarela
Rahasia
4
3
Adanya
konseling
sebelum
dan
sesudah tes
Adanya persetujuan
tertulis (Informed Consent)
SYARAT
TES
DARAH
PEMBERIAN OBAT ANTIRETROVIRAL
(ARV)
ARV dapat diberikan kepada semua ibu yang sedang hamil
sesuai dengan kondisi ibu
Tujuan:
Mengoptimalkan kesehatan ibu
Mengurangi risiko penularan HIV ke bayi dengan cara
menurunkan kadar HIV serendah mungkin (profilaksis)
ARV Profilaksis pada Bayi
=Pilihan dan lamanya bergantung pada protokol
PMTCT yang digunakan
=Harus memperhatikan dosis dan efek samping
=Harus memantau adherence
ARV Profilaksis Pada Bayi ARV Profilaksis Pada Bayi
Zidovudine (AZT)
2 mg/kgBB/kali tiap 6 jam
mulai hari pertama (umur <12 jam) selama 4-6 minggu
Untuk semua bayi lahir dari ibu HIV (+)
Modifikasi PHPT-2 Thai 2004 pada non-breastfed baby, Jourdain et al, NEJM 2004;351:229-40
mulai hari pertama (umur <12 jam) selama 4-6 minggu
Nevirapine (NVP)
2 mg/kgBB
1 kali pada usia 48-72 jam pertama
PERSALINAN YANG AMAN
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa
operasi seksio sesaria akan mengurangi risiko
penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar 50-66% penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar 50-66%
KONSELING DAN PEMBERIAN MAKANAN BAYI
Ibu HIV positif untuk tidak menyusui bayinya dan
menggantikannya dengan susu formula
FFeasible easible
(mudah dilakukan) (mudah dilakukan)
AAffordable ffordable
(terjangkau) (terjangkau)
AAcceptable cceptable
(mudah diterima) (mudah diterima)
(terjangkau) (terjangkau)
SSustainable ustainable
(berkelanjutan) (berkelanjutan)
SSafe afe
(aman penggunaanya) (aman penggunaanya)
AFASS AFASS
Skenario Pemberian ARV untuk
Mengurangi Risiko Penularan HIV dari Ibu
ke Bayi ke Bayi
SKENARIO 1
Odha hamil yang belum pernah
menggunakan antiretrovirus sebelumnya
Pemeriksaan klinis, CD4, viral load (jika mampu) untuk
menilai apakah ARV hanya untuk pencegahan perinatal atau
untuk ibunya sendiri
Pemeriksaan laboratorium minimal darah perifer lengkap &
fungsi hati sebelum pemberian ARV
Pemeriksaan skrining infeksi oportunistik
SKENARIO 1A
Ibu Indikasi ARV
(ODHA masuk stadium AIDS atau
CD4 <350 sel/L)
SKENARIO 1B
Ibu Belum Indikasi ARV
(ODHA belum masuk stadium
AIDS atau CD4 >350 sel/L)
SKENARIO 2
Odha yang sedang mendapatkan
ARV dan hamil
Jika kehamilan diketahui setelah trimester I, terapi
ARV sebelumnya diteruskan, sebaiknya dengan
menyertakan AZT
Jikakehamilan diketahui pada trimester I, ODHA
diberikan konselinG tentang keuntungan dan
risiko ARV pAda trimester pertama
Jika ODHA memilih menghentikan ARV selama
trimester I, semua obat harus dihentikan untuk
kemudian diberikan secara simultan setelah
trimester I untuk mencegah resistensi obat
SKENARIO 3
Odha hamil datang pada saat
persalinan dan belum mendapat ARV
SKENARIO 4
Bayi dari ibu Odha datang
setelah persalinan, sedangkan
ibu belum mendapatkan ARV
selama kehamilan
Skenario Pemberian ARV untuk Mengurangi Risiko Skenario Pemberian ARV untuk Mengurangi Risiko
Penularan HIV dari Ibu ke Bayi Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
IBU
ARV dimulai setelah trimester 1 (minggu
ke-12-14), paling lambat minggu ke-36
Konseling pra ARV untuk penggunaan
ARV seumur hidup
regimen: AZT 300 mg + 3TC 150 mg
(Duviral 2 x 1 tab) + NVP (Neviral 1 x 1
tablet 2 minggu pertama, kemudian 2 x 1
tablet seterusnya jika dapat ditoleransi)
Pemantauan:
Hb tiap 2 minggu untuk memantau
anemia karena AZT
fungsi hati tiap 2 minggu untuk
memantau hepatotoksisitas akibat
NVP
erupsi alergi obat akibat NVP
Sebelum operasi / mulai ada tanda
melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam, dosis obat lain
seperti biasa
Persalinan: seksio sesarea
Pasca persalinan:
tetap menggunakan Duviral dan Neviral
seumur hidup
IBU
Konseling pra ARV untuk penggunaan
ARV teratur untuk pencegahan penularan
transmisi perinatal
regimen: AZT 300 mg (Reviral/Antivir 2 x 1
tab dimulai minggu ke-28, maksimal
minggu ke-36
Pemantauan:
Hb tiap 2 minggu untuk memantau
anemia karena AZT
Sebelum operasi/mulai ada tanda
melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam + NVP 200 mg
(Neviral) beberapa saat sebelum
puasa/melahirkan
Persalinan: seksio sesarea
Pasca persalinan:
ARV tail-off
AZT 300 mg + 3TC 150 mg (Duviral 2 x 1
tab) selama 7 hari.
Sesudah itu ARV dihentikan
Pemantauan CD4 setiap 3 bulan setelah
melahirkan
IBU
ARV dimulai setelah trimester 1 (minggu
ke-12-14), paling lambat minggu ke-36
regimen: AZT 300 mg + 3TC 150 mg
(Duviral 2 x 1 tab) + NVP (Neviral 1 x 1
tablet 2 minggu pertama, kemudian 2 x 1
tablet seterusnya jika dapat ditoleransi)
Pemantauan:
Hb tiap 2 minggu untuk memantau
anemia karena AZT
fungsi hati tiap 2 minggu untuk
memantau hepatotoksisitas akibat
NVP
erupsi alergi obat akibat NVP
Sebelum operasi/mulai ada tanda
melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam, dosis obat lain
seperti biasa
Persalinan: Seksio sesarea
Pasca persalinan:
tetap menggunakan Duviral dan Neviral
seumur hidup
IBU
Sebelum operasi/mulai ada tanda
melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam + NVP 200 mg
(Neviral) beberapa saat sebelum
melahirkan
Persalinan: Seksio sesarea
Pasca persalinan:
ARV tail-off
AZT 300 mg + 3TC 150 mg (Duviral
2 x 1 tab) selama 7 hari.
Sesudah itu ARV dihentikan
Segera setelah persalinan, ibu
menjalani pemeriksaan seperti
CD4+ untuk menentukan apakah
ARV akan dilanjutkan seumur hidup
IBU
menjalani pemeriksaan seperti
CD4+ dan pemeriksaan skrining
infeksi oportunistik untuk
menentukan pengobatan
selanjutnya dan apakah ibu
sudah mempunyai indikasi
penggunaan ARV
BAYI
Tidak mendapat ASI
AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 6
minggu
NVP dosis tunggal 2 mg/kgBB dalam usia 48-72 jam
SKENARIO 1
Odha hamil yang belum pernah
menggunakan antiretrovirus sebelumnya
Pemeriksaan klinis, CD4, viral load (jika mampu) untuk menilai
apakah ARV hanya untuk pencegahan perinatal atau untuk
ibunya sendiri
Pemeriksaan laboratorium minimal darah perifer lengkap &
fungsi hati sebelum pemberian ARV fungsi hati sebelum pemberian ARV
Pemeriksaan skrining infeksi oportunistik
SKENARIO 1A
Ibu Indikasi ARV
(ODHA masuk stadium AIDS
atau CD4 <350 sel/L)
SKENARIO 1B
Ibu Belum Indikasi ARV
(ODHA belum masuk stadium AIDS
atau CD4 >350 sel/L)
IBU
ARV dimulai setelah trimester 1 (minggu ke-12-14), paling lambat minggu ke-36
Konseling pra ARV untuk penggunaan ARV seumur hidup
regimen: AZT 300 mg + 3TC 150 mg (Duviral 2 x 1 tab) + NVP (Neviral 1 x 1 tablet 2
minggu pertama, kemudian 2 x 1 tablet seterusnya jika dapat ditoleransi)
Pemantauan:
Hb tiap 2 minggu untuk memantau anemia karena AZT
fungsi hati tiap 2 minggu untuk memantau hepatotoksisitas akibat NVP
erupsi alergi obat akibat NVP
SKENARIO 1A
Ibu Indikasi ARV
(ODHA masuk stadium AIDS atau CD4 <350 sel/L)
erupsi alergi obat akibat NVP
Sebelum operasi / mulai ada tanda melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam, dosis obat lain seperti biasa
Persalinan: seksio sesarea
Pasca persalinan:
tetap menggunakan Duviral dan Neviral seumur hidup
BAYI
Tidak mendapat ASI
AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 4-6 minggu
NVP dosis tunggal 2 mg/kgBB dalam usia 48-72 jam pertama
Skenario 1: Ibu datang antepartum, belum pernah mendapat
terapi ARV
Pemeriksaan klinis, CD4, (+ viral load jika mampu)
Ibu SUDAH indikasi ARV seumur hidup (CD4<350 sel/mm
3
):
Stl trimester 1 6 minggu
AP AP IP IP
Stl trimester 1 6 minggu
ZDV/d4T + 3TC
NVP
ZDV/d4T +
3TC NVP
Bayi:
ZDV 2mg/kg/6j +
NVP dosis tunggal 2
mg/kg pada usia 48-72
jam
ASI (-)
PP PP
Ibu
SC sangat
dianjurkan
ZDV/d4T+ 3TC+
NVP
IBU
Konseling pra ARV untuk penggunaan ARV teratur untuk
pencegahan penularan transmisi perinatal
regimen: AZT 300 mg (Reviral/Antivir 2 x 1 tab dimulai minggu
ke-28, maksimal minggu ke-36
Pemantauan:
Hb tiap 2 minggu untuk memantau anemia karena AZT
Sebelum operasi/mulai ada tanda melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam + NVP 200 mg (Neviral) beberapa saat
SKENARIO 1B
Ibu Belum Indikasi ARV
(ODHA belum masuk stadium AIDS atau CD4 >350 sel/L)
AZT 300 mg tiap 3 jam + NVP 200 mg (Neviral) beberapa saat
sebelum puasa/melahirkan
Persalinan: seksio sesarea
Pasca persalinan:
ARV tail-off
AZT 300 mg + 3TC 150 mg (Duviral 2 x 1 tab) selama 7 hari.
Sesudah itu ARV dihentikan
Pemantauan CD4 setiap 3 bulan setelah melahirkan
BAYI
Tidak mendapat ASI
AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 4-6 minggu
NVP dosis tunggal 2 mg/kgBB dalam usia 48-72 jam pertama
Pemeriksaan klinis, CD4, (+ viral load jika mampu)
Ibu BELUM indikasi ARV (CD4 > 350 sel/mm
3
)
mg 28-36 6 minggu
Skenario 1: Ibu datang antepartum, belum pernah mendapat
terapi ARV
AP AP IP IP
mg 28-36 6 minggu
ZDV 2x300 mg
ZDV 300 mg/3
jam +
NVP 200 mg
Bayi:
ZDV 2mg/kg/6j +
NVP dosis tunggal 2
mg/kg pada usia 48-72
jam
ASI (-)
PP PP
Ibu
SC sangat
dianjurkan
Duviral 2x1 7 hari
SKENARIO 2
Odha yang sedang mendapatkan ARV
dan hamil
Jika kehamilan diketahui setelah trimester I, terapi ARV sebelumnya diteruskan,
sebaiknya dengan menyertakan AZT
Jika kehamilan diketahui pada trimester I, ODHA diberikan konseling tentang keuntungan
dan risiko ARV pAda trimester pertama
Jika ODHA memilih menghentikan ARV selama trimester I, semua obat harus dihentikan
untuk kemudian diberikan secara simultan setelah trimester I untuk mencegah resistensi
obat
IBU IBU
ARV dimulai setelah trimester 1 (minggu ke-12-14), paling lambat minggu ke-36
regimen: AZT 300 mg + 3TC 150 mg (Duviral 2 x 1 tab) + NVP (Neviral 1 x 1 tablet 2
minggu pertama, kemudian 2 x 1 tablet seterusnya jika dapat ditoleransi)
Pemantauan:
Hb tiap 2 minggu untuk memantau anemia karena AZT
fungsi hati tiap 2 minggu untuk memantau hepatotoksisitas akibat NVP
erupsi alergi obat akibat NVP
Sebelum operasi/mulai ada tanda melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam, dosis obat lain seperti biasa
Persalinan: Seksio sesarea
Pasca persalinan:
tetap menggunakan Duviral dan Neviral seumur hidup
BAYI
Tidak mendapat ASI
AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 4-6 AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 4-6
minggu
NVP dosis tunggal 2 mg/kgBB dalam usia 48-72 jam
pertama kehidupan
Skenario 2: Ibu datang antepartum dalam
ARV
Kehamilan diketahui setelah trimester 1:
ARV diteruskan, regimen mengandung AZT, tdk EFV
Kehamilan diketahui sebelum trimester 1:
Konseling, jika ibu memilih stop sementara, dilanjutkan
setelah trimester 1
Stl trimester 1 6 minggu
AP AP IP IP
Stl trimester 1 6 minggu
ZDV/d4T+3TC+N
VP
ZDV/d4T+3TC+
NVP
Bayi:
ZDV 2mg/kg/6j +
NVP dosis tunggal 2
mg/kg pada usia 48-72
jam
ASI (-)
PP PP
Ibu
SC sangat
dianjurkan
ZDV/d4T+3TC+NVP
SKENARIO 3
Odha hamil datang pada saat persalinan dan
belum mendapat ARV
IBU
Sebelum operasi/mulai ada tanda melahirkan:
AZT 300 mg tiap 3 jam + NVP 200 mg (Neviral) beberapa saat sebelum
melahirkan
Persalinan: Seksio sesarea
Pasca persalinan: Pasca persalinan:
ARV tail-off
AZT 300 mg + 3TC 150 mg (Duviral 2 x 1 tab) selama 7 hari.
Sesudah itu ARV dihentikan
Segera setelah persalinan, ibu menjalani pemeriksaan seperti CD4+
untuk menentukan apakah ARV akan dilanjutkan seumur hidup
BAYI
Tidak mendapat ASI
AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 4-6 minggu
NVP dosis tunggal 2 mg/kgBB dalam usia 48-72 jam pertama
Skenario 3: Ibu datang intrapartum, belum ARV
IP IP
6 minggu
ZDV 300 mg/3
jam
PP PP
Ibu
ZDV 3TC,
menunggu evaluasi
jam
NVP 200 mg
tunggal
Bayi:
ZDV 2mg/kg/6j +
NVP dosis tunggal 2
mg/kg pada usia 48-
72 jam
ASI (-)
SC sangat
dianjurkan
Segera setelah melahirkan:
Periksa klinis, CD4, (+ viral load jika mampu) untuk
menentukan indikasi ARV selanjutnya
menunggu evaluasi
SKENARIO 4
Bayi dari ibu Odha datang setelah persalinan,
sedangkan ibu belum mendapatkan ARV selama
kehamilan
IBU
menjalani pemeriksaan seperti CD4+ dan pemeriksaan
skrining infeksi oportunistik untuk menentukan
pengobatan selanjutnya dan apakah ibu sudah pengobatan selanjutnya dan apakah ibu sudah
mempunyai indikasi penggunaan ARV
BAYI
Tidak mendapat ASI
AZT 2 mg/kgBB/6 jam mulai usia 6 jam sampai 4-6 minggu
NVP dosis tunggal 2 mg/kgBB dalam usia 48-72 jam pertama
Skenario 4: Datang setelah melahirkan
6 minggu
Bayi:
PP PP
Bayi:
ZDV 2mg/kg/6j +
NVP dosis tunggal 2
mg/kg pada usia 48-72
jam
ASI (-)
Segera setelah melahirkan (ibu):
Periksa klinis, CD4, (+ viral load jika mampu) untuk
menentukan indikasi ARV selanjutnya
Perkiraan Risiko dan Waktu
Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
10-20% 10-15%
25-45%
5-10%
Sumber: Pedoman Nasional PMTCT
10-20% 10-15%
25-45%
5-10%
Risiko penularan HIV
dari ibu ke bayi bisa
dikurangi dari
VCT
Pemberian ARV pada saat
kehamilan & persalinan
dikurangi dari
25 - 45% menjadi
1-2%
kehamilan & persalinan
Operasi caesar
Pemberian susu formula,
kepada bayi yang dilahirkan
Tn AD, 30 tahun
1 orang anak usia 3 tahun
Bagaimana mendiagnosis HIV pada anak dan bayi
yang baru dilahirkan?
Apa yang harus dilakukan pada kedua anaknya?
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
YANG KOMPREHENSIF
=Bayi yang lahir dari ibu HIV positif memerlukan
pemantauan dan perawatan kesehatan yang teratur
=Ibu, pasangannya, dan keluarganya memerlukan
informasi yang tepat mengenai cara perawatan dan
pemantauan kesehatan
Rekomendasi WHO/UNAIDS:
Kotrimoksazol
4-5 mg/kgBB/hari satu hari sekali
Pencegahan Pneumocystis carinii
Pneumonia (PCP)
4-5 mg/kgBB/hari satu hari sekali
mulai usia 6 minggu 6 bulan
Memerlukan pemantauan adherence
Rekomendasi (1 kali/hari)
Kotrimoksazol 4-5 mg/kg
Berat Badan Larutan 8mg/mL
Tablet dewasa
(SMX 400mg,TMP 80mg)
3 - 4.9 kg 2 mL/hari
5 - 6.9 kg 3 mL/hari
7 - 9.9 kg 4 mL/hari 1/2 tab
10 - 11.9 kg 5 mL/hari 1/2 tab
12 - 14.9 kg 7 mL/hari 1 tab
= Imunisasi diperlukan untuk melindungi bayi-bayi
yang terekspos HIV
= Prinsip umum:
tidak memberi vaksin hidup bila terdapat gejala
IMUNISASI
tidak memberi vaksin hidup bila terdapat gejala
infeksi HIV
= Untuk negara endemis dan sumber daya terbatas,
BCG diberikan pada usia dini (mulai 0 bulan)
Jadwal Imunisasi
BCG Yes No BCG
DPT
OPV
Measles
Hepatitis B
Yellow Fever
Tetanus Toxoid
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
No
Yes
No
Yes
Yes
No
Yes
= Dilakukan secepatnya
= Konseling pra dan pasca tes
= Menurut panduan yang berlaku dan perasat
Pemeriksaan Status Bayi
= Menurut panduan yang berlaku dan perasat
yang tersedia
= Manfaatkan/buat jejaring pemeriksaan
Diagnosis Infeksi HIV pada Bayi
== Pemeriksaan PCR DNA HIV Pemeriksaan PCR DNA HIV
== Pemeriksaan PCR RNA HIV Pemeriksaan PCR RNA HIV
== Biakan virus HIV Biakan virus HIV
Uji Diagnosis Virus HIV Uji Diagnosis Virus HIV
== Biakan virus HIV Biakan virus HIV
== Pemeriksaan antigen p24 (>1 bulan) Pemeriksaan antigen p24 (>1 bulan)
Pemeriksaan yang dianjurkan: PCR DNA/RNA HIV
=Usia 48 jam
=Usia 1 2 bulan
=Usia 4 6 bulan
= Usia > 6 bulan
Bila IgG (-) 2X (Interval 1 bulan), Klinis (-)
bukan infeksi HIV
Bila Tidak Dapat Diperiksa PCR
IgG anti HIV
bukan infeksi HIV
= Usia 18 bulan
Bila IgG (-) dengan 3 metode berbeda, Klinis (-)
bukan infeksi HIV
Serologi Anti HIV pada Anak Serologi Anti HIV pada Anak
== Tidak dapat dipakai sebagai perasat Tidak dapat dipakai sebagai perasat
diagnosis infeksi HIV untuk bayi diagnosis infeksi HIV untuk bayi <18 <18
bulan bulan, karena ada transfer IgG dari ibu , karena ada transfer IgG dari ibu bulan bulan, karena ada transfer IgG dari ibu , karena ada transfer IgG dari ibu
==Bila (+) pada usia Bila (+) pada usia 18 bulan dianggap 18 bulan dianggap
infeksi HIV (+) infeksi HIV (+)
48 jam
Positif (3 metode
berbeda)
Positif Negatif (2x,
interval 1 bln)
Negatif
2X
Positif 2X
18 bulan
>6 bulan 4-6 bln
1-2 bln
IgG anti HIV PCR
HIV (-)
Klinis (-) Klinis (-)
berbeda)
interval 1 bln)
2X
Positif 2X
HIV (+)
+ +
Krogstad P. Diagnosis of HIV infection in children. Dalam: Zeichner SL,
Read JS (penyunting), Handbook of pediatric HIV care. Cambridge, 2006.
Bila Bayi Positif Tertular HIV
=Dukung ibu, dan keluarga
=Payungi dengan profilaksis PCP sampai
orangtua bersedia anaknya diberi ARV (bila orangtua bersedia anaknya diberi ARV (bila
ada indikasi)
=Ikuti panduan penanganan bayi/anak yang
tertulari HIV
Jadwal Kunjungan pemantauan bayi
Saat
lahir
10 hr 4 mgg 6 mgg 2 bln 3 bln 4 bln 6 bln 9 bln 12
bln
18
bln
BB/PB
Nutrisi F F F F F F F F-SF F-SF F-SF
ARV profilaksis
Kotrimoksasol
Imunisasi
HepB
OPV
BCG
HepB
OPV
DTP
HIB
OPV
DTP
HIB
OPV
DTP
HepB
HIB
Campak OPV
DTP
HIB
Hb/Ht
PCR RNA/DNA
IgG anti HIV
Keterangan: BB = Berat Badan PB = Panjang Badan F = Susu Formula SF = Makanan Padat
Hb = Hemoglobin HT = Hematokrit PCR RNA/DNA = Polymerase Chain reaction RNA/DNA
= Jadwal kunjungan disesuaikan dengan bayi
sehat lainnya (klinik bersama)
= Tidak boleh ada pelabelan HIV = Tidak boleh ada pelabelan HIV
= Mengikuti jadwal bayi sehat lain
(penimbangan, vitamin A, dll)
= Kewaspadaan universal tetap dilakukan
Prong Prong
Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan
kepada ibu HIV kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya positif beserta bayi dan keluarganya
(PMTCT (PMTCT Plus) Plus)
Dukungan Psikologis Dukungan Psikologis
Konseling Konseling
Dukungan spiritual Dukungan spiritual
Dampingan sahabat Dampingan sahabat
Dukungan masyarakat Dukungan masyarakat
Perawatan Medis Perawatan Medis
Terapi profilaksis Terapi profilaksis
Terapi ARV Terapi ARV
Terapi infeksi oportunistik Terapi infeksi oportunistik
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
4
Dukungan HAM & Hukum Dukungan HAM & Hukum
Mengurangi Mengurangi
stigma/diskriminasi stigma/diskriminasi
Peran aktif Odha Peran aktif Odha
Dukungan Sosioekonomis Dukungan Sosioekonomis
Dukungan material Dukungan material
Income generating/micro Income generating/micro- -credit credit
Dukungan gizi Dukungan gizi
Dukungan masyarakat Dukungan masyarakat Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Tes CD Tes CD44, VL , VL
IBU HIV POSITIF,
BAYI DAN
KELUARGANYA
S T A D I U M I
(ASYMPTOMATIC)
-Asimtomatis
-Limfadenopati generalisata
persisten
S T A D I U M I I
(MILD)
-Hepatosplenomegali persisten yang tidak
diketahui
sebabnya
-Erupsi papular yang gatal
-Infeksi virus wart ekstensif
-Moluskum kontagiosum ekstensif
-Ulserasi oral berulang
-Pembesaran kelenjar parotis persisten yang tidak
diketahui penyebabnya
-Lineal gingival erythema
-Herpes zoster
-URTI kronis atau berulang (otitis media,
otorrhoea,sinusitis, tonsilitis
-Infeksi jamur pada kuku
S T A D I U M I I I
(ADVANCED)
- Malnutrisi sedang yang tidak diketahui
penyebabnya
dan tidak berespon terhadap terapi baku
-Diare persisten yang tidak diketahui penyebabnya
( 14 hari )
-Demam persisten yang tidak diketahui
penyebabnya
(> 37,5C), intermiten atau terus menerus,
selama
> 1 bulan
-Kandidiasis oral persisten ( > usia 6 minggu )
-Oral hairy leukoplakia (OHL)
-Gingivitis / periodontitis ulseratif nekrotik akut
-Tuberkulosis kelenjar limfe
-Tuberkulosis paru
-Pneumonia bakterial berat yang berulang
-Pneumonitis interstitial limfoid simtomatis (LIP)
-Infeksi HIV kronis yang berhubungan dengan
penyakit
paru termasuk bronkiektasis
-Anemia (< 8 g/dl), netropenia (<500/mm) atau
S T A D I U M I V
(SEVERE)
-Malnutrisi berat yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak
berespon
dengan terapi baku
-Pneumonia pneumocistis
-Infeksi bakteri berat yang berulang (empiema, piomiositis,
infeksi
tulang/sendi, meningitis), tetapi tidak termasuk pneumonia
-Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau kutaneus > 1
bulan atau
infeksi pada organ visera)
-TB ekstra paru
-Sarkoma kaposi
-Kanididasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
-Toksoplasmosis SSP (setelah periode neonatal)
-Ensefalopati HIV
-Infeksi CMV; retinitis atau infeksi CMV yang mengenai
organ lain, dengan onset usia > 1 bulan
-Kriptokokosis ekstrapulmonal (termasuk meningitis)
-Mikosis endemik diseminata (histoplasmosis ekstra paru,
koksidiomikosis)
-Kriptosporidiosis kronis (dengan diare)
PROTOKOL PEMBERIAN ANTIRETROVIRAL INISIAL
PADA BAYI & ANAK YANG TERINFEKSI HIV
Pemeriksaan
CD4: tidak ada
Pemeriksaan
CD4: ada
Pemeriksaan CD4: tidak
ada
Pemeriksaan CD4: ada
trombositopenia kronik (< 50.000/mm)
-Kriptosporidiosis kronis (dengan diare)
-Isosporiasis kronis
-Infeksi mikobakterium non tuberkulosis diseminata
-Limfoma non hodgkin serebral atau sel B
-Leukoensefalopati multifokal progresif
-HIV yang berhubungan dengan kardiomiopati atau nefropati
TIDAK
DITERAPI
TERAPI ARV
TERAPI ARV
REGIMEN TERAPI ARV
REGIMEN 2 NRTI PLUS 1 NNRTI:
a
[ A (II) ]*
AZT
b
+ 3TC
c
+ NVP
d
/ EFV
e
d4T
b
+ 3TC
c
+ NVP
d
/ EFV
e
ABC + 3TC
c
+ NVP
d
/ EFV
e
* Tingkat rekomendasi EBM
a Penggunaan AZT, d4T, ABC, dengan 3TC merupakan beberapa kombinasi
nukleotida yang dapat digunakan
b AZT tidak boleh dikombinasi dengan d4T
c Jika tersedia, FTC dapat digunakan sebagai pengganti 3TC pada anak > 3 bulan
d Pemberian NVP harus lebih berhati-hati pada remaja perempuan post pubertas,
denga hitung sel CD4 absolut terendah > 250/mm
3
e EFV tidak direkomendasikan untuk anak < 3 tahun dan tidak boleh diberikan
pada
remaja perempuan post pubertas yang hamil trimester I atau yang aktif secara
seksual dan tidak mendapat kontrasepsi
D O S I S
Lamivudine (3TC)
4mg/kg/dosis tiap 12 jam Max: 150
Usia<30 hari: 2 mg/kg/dosis tiap 12 jam;
Usia 30 hari: 4 mg/kg/dosis tiap 12 jam BB>50 kg: 150 mg
tiap 12 jam
Nevirapine (NVP)
Dosis induksi (14 hari pertama) : dosis maintenance
Dosis maintenance : dosis target 160-200 mg/m2 tiap 12 jam
Dosis anak BB 14-24,9 kg : 1 tablet pagi hari dan tablet malam
Dosis pencegahan MTCT : 2 mg/kg/dosis, diberikan cuma 1x,
dalam 72 jam setelah lahir
TERAPI ARV
11 bulan 12 bulan
TB **
LIP
OHL
Trombositopenia
Zidovudine (AZT [atau ZDV])
Usia > 6 mgg: Oral:180-240 mg/m2/dosis, tiap 12 jam Max:300mg/dosis
Stavudine (d4T)
BB<30 kg: 1 mg/kg/dosis tiap 12 jam
BB>30kg: 30 mg/dosis tiap 12 jam
Abacavir (ABC)
<16 tahun atau <37,5 kg: 8 mg/kg/dosis tiap 12 jam
>16 thn atau 37.5 kg: 300 mg/dosis tiap 12 jam
Efavirenz (EFV),
19.5 mg/kg/hari (syr) or 15 mg/kg/hari (kaps/tab); BB> 40 kg, 600 mg
1x/hari

Anda mungkin juga menyukai