SAMBUNGAN
SERAHKAN BUKTI : Nampak kuasa hukum Bupati Dompu Drs H Bambang M Yasin saat menyerahkan bukti surat pada persidangan perkara hutang piutang Pemda.
JAKARTA- Nasib setengah juta lebih tenaga honorer kategori II (K II) kian terkatung. Dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi II DPR kemarin (26/2), Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) mengoreksi jadwal pengangkatan honorer K II menjadi CPNS. Usai rapat Sekretaris Kemen PAN-RB Tasdik Kinanto menuturkan jika di rencana kegiatan (time table) awal, pengangkatan tenaga honorer K II melalui ujian tulis dilaksanakan pada Juli tahun ini. Tetapi dengan perkembangan saat ini, pelaksanaan yang realistis mungkin Oktober, tutur dia. Tasdik menjelaskan jika banyak sekali kendala yang mereka hadapi untuk merealisasikan pengangkatan tenaga honorer K II tersebut. Diantara yang paling mencolok adalah belum disepakatinya anggaran pengangkatan
tenagah honorer K II menjadi CPNS oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Jajaran DPR sendiri gemas melihat perjalanan pengangkatan tenaga honorer K II yang ngambang ini. Akhirnya dalam pertemuan kemarin, DPR menekan pemerintah supaya bisa mencairkan anggaran untuk pengangkatan tenaga honorer K II paling lama Maret depan. Keputusan dari Komisi II ini akan kita bawa untuk menekan Kemenkeu supaya bisa menggarkan uang untuk pengangkatan honorer K II, ujar Tasdik. Estimasi sementara Kemen PAN-RB menyebutkan jika anggaran untuk mengangkat tenaga honorer K II menjadi CPNS mencapai Rp 148 miliar. Tasdik menuturkan jika mereka telah menghadap Ditjen Anggaran Kemenkeu pada 14 Februari lalu. Hasilnya secara prinsip perlu dilakukan optimasi anggaran yang sudah ditetapkan. Sebagai pemenang uang, pasti selalu bilangnya ini apa tidak bisa ditekan biayanya, papar Tasdik. Kemen PAN-RB
sendiri hingga saat ini masih belum berencana menurunkan biaya pengangkatan tenaga honorer K II tersebut. Pertimbangan utama mereka adalah beban orang tenaga honorer K II sangat banyak. Jika dipaksa harus ada penghematan, pos anggaran yang dikepras adalah untuk honor panitia dan mengurangi biaya perjalanan dinas. Pada intinya Tasdik menuturkan jika jadwal pengangkatan tenaga honorer K II ini bisa berjalan mulus asalkan ada anggarannya. Sebaliknya jika anggarannya masih belum bisa dikeluarkan Kemenkeu, program pengangkatan menjadi tersendat. Tasdik juga menuturkan karena keterbatasan sarana dan prasarana, maka ujian tulis untuk tenaga honorer K II dijalankan secara manual yakni menggunakan lembar jawaban komputer (LJK). Penetapan standar kompetensi dasar (KD) akan dijalankan bersama perguruan tinggi negeri yang direkomendasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Wakil Ketua Komisi II DPR
Ganjar Pranowo menuturkan, kinerja pemerintah untuk menuntaskan tanggung jawab pengangkatan tenaga honorer K II harus terus dikawal. Sebab jadwalnya sering berubah-ubah. Ini membuat masyarakat bingung, tandasnya. Dia mencontohkan jika pada jadwal yang telah diserahkan ke Komisi II DPR menyebutkan jika uji publik nama-nama tenaga honorer K II yang berhak ikut tes tulis akan diuji publik pada Februari ini. Tetapi nyatanya hingga mau penghujung Februari, uji publik itu tidak keluarkeluar, katanya. Selain itu Ganjar juga mengatakan, awalnya pemerintah menargetkan jika jadwal ujian tulis untuk mengangkatan tenaga honorer K II dijalankan pada Maret atau April. Tetapi nyatanya berubah menjadi Juli dan kemudian berpotensi diundur lagi menjadi Oktober. Sekarang yang kita tuntut itu adalah kepastikan jadwalnya dulu. Itu sudah membuat masyarakat tenang karena ada kepastian, jelas dia. (wan/jpnn)
PKS Ancam...
Sambungan dari Halaman 1 Pengadilan Tinggi (PT) Mataram. Informasi kita terima, M Noer Jafar juga kalah pada PT, ujarnya. Seharusnya kata anggota dewan Kabupaten Bima ini, sejak awal M Noer Jafar melepas jabatan politiknya, karena saat ini dia bukan lagi kader PKS Karena telah disepakati dari awal, Noer Jafar. Kami berharap Pak Noer dengan legowo menerima keputusan itu, imbuhnya. Muhammad Yakin, warga PKS asal Desa Samili, Kecamatan Woha mengecam sikap M Noer Jafar yang dinilainya tidak konsisten dengan kesepakatan yang dibuat. Sejak awal M Noer Jafar dan Yunus Yusin sepakat masing-masing dua tahun setengah duduk sebagai anggota dewan. Kalau M Noer Jafar masih ngotot juga, kami akan laporkan ke Polisi, ancamnya. Seharusnya kata dia, dengan kesepakatan awal maupun surat pemecatan dari partai, cukup bagi M Noer Jafar menyadari posisinya saat ini. Kalau M Noer Jafar tetap tidak mau di PAW, saya pastikan ratusan warga Desa Samili akan turun demo, tandasnya. M Noer Jafar SH dikonfirmasi terkait persoalan itu mengaku, belum menerima informasi tentang kekalahannya ditingkat banding. Kalau itu benar katanya, dia masih akan menempuh upaya hukum ke Mahkamah Agung (MA). Saya akan ajukan kasasi, tegasnya. Dia enggan berkomentar banyak terkait persoalan itu. Yang pasti katanya, akan terus menempuh jalur hukum untuk mempertahankan haknya. (rul)
Keluarga Eja...
Sambungan dari Halaman 1 ujar Baharudin, paman almarhum pada Radar Tambora di rumah duka, Rabu (27/2) kemarin. Diakuinya, langkah awal telah dilakukan pihak keluarga untuk memprotes tewasnya Eja. Antara lain, dengan Pengacara Muslim Indonesia (PMI). Kemudian, melaporkan kepada Komisi III DPR RI. PMI sudah menyatakan kesiapannya untuk mengawal kasus ini. Begitu juga dengan Komisi III DPR RI. Bahkan, mereka akan membentuk Panja untuk mengusut tewasnya Eja, terangnya. Selain itu, pihak keluarga juga akan melaporkan kasus penembakan Eja kepada Komnas HAM. Kami serius untuk mempersoalkan kasus ini. Bahkan, kalau masih ada pihak diatas Komnas HAM yang bisa mengungkap masalah ini. Maka, akan kami adukan, tegasnya. Baharudin merasa yakin, Eja bukan terduga teroris pelarian Poso maupun ikut terlibat dalam jaringan lain yang selama ini menjadi incaran Mabes Polri. Hal itu dibuktikan, dari keseharian Eja yang tidak pernah merantau keluar daerah. Jangankan ke Poso. Pergi ke Bima saja almarhum tidak pernah, ungkapnya. Selama ini, diakuinya, untuk membantu ekonomi keluarga Eja bekerja sebagai pelayan Bakso milik Haris di Desa Oo Kecamatan Dompu. Pekerjaan itu, sudah menjadi keseharian Eja sejak putus sekolah akibat terhimpit masalah ekonomi. Eja pernah bersekolah di SMKN 1 Woja. Namun hanya berjalan hingga kelas 2 saja. Ia putus sekolah karena keterbatasan ekonomi orang tua. Makanya, ia memilih bekerja sebagai pelayan Bakso untuk membantu ekonomi keluarga, terangnya. Sejak bekerja sebagai pelayan Bakso, Eja memang sudah tidak lagi tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia tinggal di kediaman majikannya di Desa Oo. Eja yang merupakan putra kedua dari pasangan suami istri , Zikra dan Suharni ini, selain dikenal sebagai sosok pendiam. Ia juga cukup rajin beribadah. Eja orangnya pendiam. Ia juga rajin salat, ujar Herman salah seorang teman seumuran Eja di kampung halaman. (cr-sau)
Pemakaman Jenazah...
Sambungan dari Halaman 1 membuktikan adanya organ tubuh jenazah yang hilang, maka perlu dilakukan otopsi ulang, ujar Kapten Iswan salah seorang keluarga Jenazah. Keluarga janazah akan melakukan pemakaman, setelah mendapat bukti medis yang akan dijadikan sebagai acuan untuk menempuh upaya hukum lebih lanjut. Sebelum ada hasil otopsi, jenazah tidak akan kami kuburkan, tegasnya. Sejumlah perwakilan keluarga diantaranya, orang tuanya Zikra, Jakariah paman almarhum dan Anggota DPRD Kabupaten Dompu, Hj Nurlaila Khairunisyah yang juga punya hubungan kekeluargaan dengan almarhum, melakukan pertemuan dengan Kapolres Dompu, AKBP Benny Basir Warmansyah. Keluarga almarhum menuntut pihak Kepolisian supaya dapat mengeluarkan rekomendasi keberangkatan jenazah menuju RSUP untuk dilakukan otopsi kembali. Namun, tuntutan keluarga sempat dihambat lantaran Kapolres tidak bisa mengambil keputusan dengan alasan harus minta ijin atasan. Kami harus berkoordinasi dulu dengan atasan untuk memutuskan hal ini, kata Benny. Akibat lambannya respon aparat Kepolisian, pihak keluarga kesal dan langsung meninggalkan Mapolres Dompu. Hasil pertemuan dengan Kapolres diceritakan perwakilan keluarga kepada ratusan warga yang sejak pagi menunggu. Tidak puas dengan jawaban Kapolres, warga langsung mengambil inisiatif untuk melakukan aksi pemblokiran jalan raya lintas Sumbawa. Pemblokiran ini kami lakukan sebagai bentuk protes atas sikap Kepolisian yang tidak memberikan rekomendasi kepada keluarga almarhum untuk melakukan otopsi, ujar salah seorang warga dari ratusan masa yang memadati jalan raya tersebut. Kegiatan pemblokiran jalan dengan menggunaan rumah jaga, batu, tumpukan kayu dan bambu itu, dilakukan sekitar pukul 14.40 wita. Tidak ada satupun kendaraan roda dua maupun roda empat dibiarkan melintas di jalur tersebut. Kondisi ini praktis memaksa arus kendaraan dari dan menuju Kota Dompu dialihkan ke jalan H Abubakar Ahmad. Sekitar pukul 16.00 warga baru membuka akses jalan tersebut. Itupun setelah ada surat rekomendasi dari Kapolres Dompu yang mengijinkan pihak keluarga melakukan otopsi kembali. Didampingi keluarga, jenazah almarhum langsung dibawa dengan ambulance menuju RSUP di Mataram. Sementara itu, sejak tiba di Kabupaten Dompu pukul 22.40 wita dengan menggunakan ambulance RSUP NTB, ratusan warga menyambut kedatangan janazah Sirajudin. Meski diguyur hujan lebat, namun tidak menyurutkan warga untuk menyaksikan langsung kedatangan janazah almarhum. Bahkan, hingga pukul 01.00 wita warga masih terlihat cukup banyak di rumah duka. Warga berharap malam itu, mayat bisa dibuka dalam peti sehingga dengan leluasa bisa melihat kondisi almarhum. Namun pihak keluarga tidak mengijinkan. Kita buka mayatnya besok pagi saja, ujar Jakariah salah seorang keluarga almarhum. Pada pagi hari warga yang datang juga terlihat cukup banyak. Isak tangis keluarga dan kerabat seakan tidak terhenti di rumah duka. Bahkan, terlihat beberapa orang anggota JAT juga datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada janazah. Suasana tambah ramai ketika sekitar pukul 10.00 wita jenazah almarhum mulai dibuka dalam peti mayat. Kuburan almarhum yang sudah digali lebih awal sejak Minggu (24/ 2) lalu, terpaksa disiasati warga dengan memasukan batang pisang. Hal itu, dilakukan untuk menunggu kesiapan jenazah. Kalau kata orang tua dulu, tidak baik membiarkan kosong liat lahat. Makanya, kita siasati dengan memasukan batang pisang, sambil menunggu kesiapan jenazah dikuburkan, ujar Ahmad salah seorang warga. (cr-sau)
Identitas Aktor...
Sambungan dari Halaman 1 Ceritanya, video tersebut disebarkan oknum Rd. Sebelum video itu sebar, RMI sempat menyinggung ada video mesum di HP miliknya kepada Rd. Namun, saat Rd minta untuk ditunjukan, Rm enggan perlihatkan. Mereka ini tetanggaan, tutur Lurah Jati Baru. Beberapa waktu kemudian, saat RMI numpang cas di rumah Rd. Kesempatan itu, digunakan Rd mengobati rasa penasarannya. Kemudian dia mengotak atik HP milik RMI. Alhasil, ditemukan video yang diperankan RMI. Video ini kemudian disebarkan ke teman-temannya yang lain, ujarnya. Namun, untuk pihak Rd dan RMI sudah sepakat untuk tidak saling tuntut. Karena, Rd sudah membayar ganti rugi kepada RMI dengan memberikan uang sebesar Rp 2 juta. Sehingga, keduanya tidak mempermasalahkan penyebaran video tersebut. Uang itu untuk membersihkan nama baik, ujarnya. Menurut informasi yang dia terima, kedua oknum pemeran video tersebut akan dinikahkan Kamis besok (hari ini, Red). Namun, kepastian informasi itu belum bisa dia pastikan. Karena, sampai kemarin pagi dia belum menerima surat pemberitahuan. Kan harus ada surat rekomendasi dari kelurahan, tegasnya. Sementara itu, masyarakat setempat sangat kecewa dengan beredarnya video tersebut. Apalagi melibatkan warga kelurahan Jati Baru. Tasrif mengaku, baru pertama kali perbuatan memalukan seperti itu terjadi di kelurahan Jati Baru. Namun demikian warga tidak menanggapi kasus ini secara berlebihan. Tidak ada yang sampai ributribut, imbuh Tasrif. Selain warga, dia sebagai pimpinan kelurahan juga merasa sangat malu dan menyesali kejadian itu. Apalagi, sejumlah warga atau pelajar Jati Baru yang berada diluar daerah menghubunginya. Mereka menanyakan kebenaran informasi itu. Karena video itu sudah masuk ke internet, akunya. Sementara itu, RMI juga merasakan akibat perbuatannya. Perempuan yang dulu dikenal sangat ceria dan humoris ini, kini hanya berdiam diri di rumah. Tidak banyak bergaul dan merasa dirinya dikucilkan oleh warga. (rul)
Ini Pembunuhan...
Sambungan dari Halaman 1 tuntaskan hingga mendapatkan keadilan, bahkan kalau ada alamat tuhan kamipun akan kesana, tandas Baharuddin ditengah kerumunan ratusan massa di rumah duka Dusun Worobaka Desa Baka Jaya Kecamatan Woja Dompu NTB siang kemarin. Dari kronologis yang dikaitkan dengan tuduhan Polri terhadap Eja Baharuddin memastikan bahwa keponakanya bukanlah teroris. Pemuda yang tidak menamatkan sekolah di SMK itu hanyalah seorang pelayan bakso dan diyakini belum mengerti apa-apa. Karena itu tindakan densus 88 adalah pembunuhan terhadap anak manusia, ulasnya. Baharuddin meminta maaf kepada keluarga dan warga atas penundaan pemakaman yang sedianya dilaksanakan pada Rabu (27/2) siang kemarin. Sebab setelah jenazah dibuka untuk dimandikan ternyata banyak kejanggalan yang terdapat ditubuh jenazah terutama ada bekas jahitan yang membelah perutnya. Kalau diotopsi atas persetujuan siapa, tanyanya. Pihaknya terpaksa mengambil langkah hukum atas kejanggalan yang ada, terutama untuk membuktikan bahwa keponakanya bukanlah teroris seperti yang dituduhkan. Selain itu agar tidak ada lagi korban-korban lain yang berjatuhan tanpa prosedur yang benar. Sementara suasana di rumah duka sejak pagi didatangi oleh ratusan warga yang ingin melihat dari dekat mayat Sirajuddin alias Eja serta ingin ikut dipemakaman. Tapi karena ditunda terpaksa warga hanya duduk-duduk dan pulang. (am) Sambungan dari Halaman 1 saan Negeri Bima, Edi Tanto Putra SH mengaku, telah mendapatkan data awal tentang pelaksanaan proyek bencana alam oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima tersebut. Bahkan Jaksa katanya sudah sempat melakukan pemantauan pada beberapa titik proyek itu. Kalau soal kita mengusut pekerjaan proyek itu, tanpa laporan pun bisa dilakukan, karena Jaksa memiliki fungsi pengawasan, katanya pada Radar Tambora. Hanya saja, untuk memulai