Anda di halaman 1dari 4

PENATA LAKSANAAN KEDARURATAN TRAUMA KRANIO SEREBRAL A. Pasien dalam keadaan sadar (GCS = 15 ) a. Simple Head Injury i.

Tanpa deficit neurology perawatan luka ii. Pemeriksaan radiology hanya atas indikasi iii. Pasien dipulangkan & keluarga diminta observasi kesadaran bila curiga kesadaran menurun segera kembali ke RS b. Kesadaran Terganggu Sesaat i. Pasien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma sadar kembali saat diperiksa. ii. Dibuat foto kepala. iii. Rawat luka iv. Pasien pulang observasi bila curiga kesadaran menurun segera kembali ke RS B. Pasien dengan kesadaran menurun a. Trauma Kranio Serebral Ringan (GCS = 13 15) i. Perubahan orientasi tanpa deficit fokal ii. Dilakukan pemeriksaan fisik, rawat luka, foto kepala iii. Istrahat baring mobilisasi bertahap terapi simptomatik iv. Observasi minimal 24 jam di RS bila curiga hematoma skennig otak. Pasien tidak perlu dirawat jika : Orientasi (waktu, tempat) baik Gejala fokal neurology (-) Muntah, sakit kepala, fraktur kepala (-) Tempat tinggal dalam kota Ada yang bias mengawasi di rumah. b. Trauma Kranio Serebral Sedang (GCS= 8 12) Pasien dalam kategori ini bisa mengalami gangguan kardiopulmoner. Urutan tindakan : Periksa & atasi gangguan Airway, Breathing, Circulation. Periksa kesadaran, pupil, tanda fokal serebral & cedera organ lain. Bila curiga fraktur tulang servical & / tulang ekstremitas. Fiksasi leher dengan pemasangan kerah leher / fiksasi ekstremitas. Foto kepala / skenning kepala & bagian tubuh lain. c. Trauma Kranio Serebral Berat (GCS = 3 8)

i. Pasien dalam kategori ini biasanya disertai cedera multiple Bila ada fraktur servikal pasang / fiksasi leher. ii. Luka terbuka & perdarahan dirawat. iii. Pasien sering dalam keadaan hipoksi, hipotensi & hiperkapne akibat gangguan kardiopulmoner. Urutan Tindakan Menurut Prioritas: 1. Resusitasi jantung paru dalam tindakan ABC a. Jalan Napas (Airways) b. Pernapasan (Breathing) i. Kelainan Sentral disebabkan oleh depresi pernapasan dengan pola napas : 1. cheyne stroke 2. Central Neurogenic Hyperventilasi 3. ataxic ii. Kelainan Perifer disebabkan oleh : aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli paru, infeksi. Tindakan : - Berikan O2 10 15 lt/menit intermitten - Cari & atasi factor penyebab. - Kalau pakai pakai ventilator. c. sirkulasi (Circulation ) 2. Pemeriksaan fisik a. Kesadaran , tensi, nadi, pola & frekwensi respirasi, pupil (besar, bentuk dan reaksi cahaya) b. Deficit fokal serebral & cedera ekstra cranial. 3. Pemeriksaan radiology 4. Pemeriksaan laboratorium : analisa gas darah, Hb, Leukosit, Differential sel, Gula Darah sewaktu, ureum, kreatinin, elektrolit, albumin serum, trombosit. 5. Tekanan Intra Kranial meninggi (TIK) TIK normal : 0 15 mmHg TIK diatas 20 mmHg harus diturunkan dengan : - Hiperventilasi - Terapi diuretic o Diuretik Osmotik (manitol 20%) Dosis : 0,5 1 gr/kgBB dalam 30 menit (bolus) dilanjutkan 6 jam kemudian dengan dosis 0,25 0,5 gr/kgBB. o Loop diuretic Dosis : 40 mg/hr IV - Posisi tidur Bagian kepala ditinggikan 20 300 6. Keseimbangan cairan elektrolit

Yang dipakai NaCl 0,9%, ringer laktat jumlah sehari 1500 2000 ml. Setelah 3 4 hari dimulai makanan peroral melalui pipa nasogastrik. 7. Nutrisi : Kebutuhan - Kalori 25 30 Kcal/KgBB/Hr - Protein 1,5 2 gr/KgBB/Hr - Karbohidrat 75 100 gr/Hr (7,2 gr/KgBB/Hr) - Lipid 10 40 % kebutuhan kalori / hari Kebutuhan energi rata-rata pada cedera kranio serebral berat meningkat rata-rata 40%. 8. Neuroproteksi - Kalsium antagonis Nimodipin - Neuroproteksi : citikolin , pirasetam 9. Steroid Kortikosteroid diberikan pada kasus selektf, terutama pada kasus cedera kranioserebral berat. Pemberian kortikosteroid ini masih controversial. 10. Neurorestorasi / rehabilitasi Posisi baring dirubah setiap 8 jam . dilakukan tapotase toraks & ekstremitas digerakkan secara pasif untuk cegah dekubitus & pneumonia orthostatic. Komplikasi : - Kejang - Infeksi - Demam - Stress ulcer - Kelainan hematology (DIC) - Gelisah - Sesak napas - Aspirasi - Tromboemboli, emboli lemak - Edema pulmonum.
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE (GCS)

TAMPAKAN EYE OPENING

SKALA SPONTAN DIPANGGIL RANGSANG NYERI TIDAK ADA RESPONS ORIENTASI BAIK JAWABAN KACAU 4 3 2 1 5 4

NILAI

VERBAL RESPONSE

KATA-KATA TIDAK PATUT (INAPPROPRIATE) BUNYI TAK BERARTI INCOMPREHENSIBLE) TIDAK BERSUARA MOTOR RESPONSE SESUAI PERINTAH LOKALISASI NYERI REAKSI PADA NYERI FLEKSI (DEKORTIKASI) EKSTENSI (DESEREBRASI) TIDAK ADA RESPONSE (DIAM)

3 2 1 6 5 4 3 2 1

Total nilai antara 3 15 Penilaian GCS pada bayi berbeda terutama pada verbal yaitu - untuk nilai 5 : tersenyum, bergumam - nilai 4 : menangis, gelisah - nilai 3 : menjerit - nilai 2 : merintih - nilai 1 : tidak ada reaksi

Anda mungkin juga menyukai