Bab Ii
Bab Ii
Ontologi Ontologi secara umum didefinisikan sebagai studi filosofis tentang hakikat ada (being), eksistensi, atau realitas, serta kategori dasar keberadaan dan hubungan mereka. Ontologi secara tradisional dianggap sebagai cabang utama
filsafat. Sebagai bidang kaian yang mempelajari tentang ada, ontology dibagi lagi menjadi dua subbidang yakni ontology (dalam arti khusus) dan metafisika. Metafisika berhubungan dengan obyek-obyek yang tidak dapat dijangkau secara inderawi karena obyek itu melampaui sesuatu yang bersifat fisik. Epistemologi Epistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji teori-teori tentang sumber sumber, hakikat, dan batas-batas pengetahuan. Dalam epistemologi terdapat empat cabang yang lebih kecil: 1) epistemologi dalam arti sempit, 2) filsafat ilmu, 3) meteodologi, dan 4) logika. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat yang mengkaji ciri-ciri dan cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan (science), dan Metodologi adalah cabang filsafat yang mengkaji cara-cara dan metode-metode ilmu pengetahuan memperoleh pengetahuan secara sistematis, logis, sahih (valid), dan teruji. Axiologi Axiologi adalah bidang filsafat yang mencoba menjawab pertanyaan Apa yang dilakukan manusia dan apa yang seharusnya dilakukan manusia? Axiologi mengkaji pengalaman dan penghayatan dari perilaku-perilaku manusia. Etika adalah cabang filsafat yang mengkaji nilai apa yang berkaitan dengan kebaikan dan apakah itu perilaku baik. Cabang ini meliputi apa dan bagaimana hidup yang baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik, dan menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup.
Aliran Filsafat Dalam perkembangan filsafat, berbagai aliran, berbagai isme bermunculan. Berikut adalah beberapa aliran yang cukup berpengaruh dalam sejarah perkembangan filsafat : a. Rasionalisme: aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber dari akal (rasio). b. Empirisme: aliran dalam filsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
c. Kritisisme: Aliran ini pada dasarnya adalah kritik terhadap rasionalisme dan empirisme. d. Idealisme: aliran yang meyakini pengetahuan adalah proses-proses mental ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya subyektif. e. Vitalisme: aliran filsafat yang memandang hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda mati f. Fenomenologi: aliran filsafat yang mengkaji penampakan (gejala-gejala) dan memandang gejala dan kesadaran selalu saling terkait
3. Alternatif Langkah Belajar Filsafat Secara ringkas, Kattsoff (2004:34-38) mengemukakan langkah-langkah umum yang disarankan dalam menganalisis dan sintesis: 1. Memastikan adanya masalah yang diragukan kesempurnaan atau
kelengkapannya. 2. Masalah umumnya terpecahkan dengan mengikuti dua langkah, yakni menguji prinsip-prinsip kesahihannya dan menentukan sesuatu yang tidak dapat diragukan kebenarannya (untuk menyimpulkan kebenaran yang lain). 3. Meragukan dan menguji secara rasional segala hal yang ada sangkut pautnya dengan kebenaran. 4. Mengenali apa yang dikatidakan orang lain mengenai masalah yang bersangkutan dan menguji penyelesaian-penyelesaian mereka. 5. Menyarankan suatu hipotesis yang kiranya memberikan jawaban atas masalah yang diajukan. 6. Menguji konsekuensi-konsekuensi dengan melakukan verifikasi terhadap hasilhasil penjabaran yang telah dilakukan. 7. Menarik simpulan mengenai masalah yang mengawali penyelidikan.