Anda di halaman 1dari 9

Sayyidatun Nisa 240110100097 FAKTOR-FAKTOR EROSI

Ketergantungan manusia terhadap tanah terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan terhadap lingkungan yang akan mendorong kemerosotan sumberdaya tanah, baik mutu maupun jumlahnya. Kemerosotan ini seperti ditunjukkan oleh laju erosi yang semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya pengendalian erosi yang berlangsung. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya erosi yang terjadi. Besarnya laju erosi dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan Universal Soil Loss Equation (USLE). Untuk mendukung perhitungan besarnya laju erosi yang terjadi, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi erosi, dampak erosi yang ditimbulkan, klasifikasi erosi, dan batas toleransi erosi. Pada prinsipnya erosi merupakan proses penghancuran dan pelapukan partikel-partikel tanah, dan perpindahan pertikel tersebut akibat adanya erosi vetransport agent seperti air dan angin . Pada daerah beriklim tropika basah seperti sebagian besar daerah di Indonesia, penyebab utama terjadinya erosi yaitu air hujan, sedangkan tenaga penggerak erosi yang lain seperti angin dan gleytser kurang begitu dominan. Menurut Sitanala Arsyad (1989:30), erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu antara lain air atau angin. Erosi oleh angin disebabkan oleh kekuatan angin, sedangkan erosi oleh air ditimbulkan oleh kekuatan air. Kekuatan perusak air yang mengalir di atas permukaan tanah akan semakin besar dengan semakin panjangnya lereng permukaan tanah. Tumbuhan-tumbuhan yang hidup di atas permukaan tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah menyerap air dan memperkecil kekuatan butir-butir perusak hujan yang jatuh, serta daya disperse dan angkutan aliran air diatas permukaan tanah. Perlakuan atau tindakan-tindakan yang diberikan manusia terhadap tanah dan tumbuh-tumbuhan diatasnya akan

Sayyidatun Nisa 240110100097 menentukan kualitas lahan tersebut. Berdasarkan asasnya dapat disimpulkan bahwa erosi merupakan akibat interaksi antara faktor-faktor iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, dan campur tangan manusia (pengelolaan) terhadap lahan, yang secara deskriptif dinyatakan dalam persamaan seperti di bawah ini: E=f(i,r,v,t,m) Keterangan: E = besarnya erosi, i = iklim, r = topografi, v = tumbuh-tumbuhan, t = tanah, m = manusia.

Faktor-faktor di atas ada yang dapat diubah oleh manusia, dan ada juga yang tidak dapat diubah oleh manusia. Faktor erosi yang dapat diubah oleh manusia antara lain : tumbuhan yang tumbuh di atas tanah (V), sebagian sifat tanah (t) yaitu kesuburan tanah, ketahanan agregat dan kapasitas infiltrasi tanah dan satu untur topografi (r) yaitu panjang lereng. Sedangkan faktor-faktor yang tidak dapat diubah oleh manusia antara lain: iklim (i), tipe tanah, dan kecuraman lereng. 1. Iklim Faktor iklim yang penting dalam proses erosi curah hujan dan suhu. Karena curah hujan dan suhu tidak banyak berbeda di tempat-tempat yang berdekatan, maka pengaruh iklim terhadap sifat-sifat tanah baru dapat terlihat jelas bila dibandingkan daerah-daerah yang berjauhan dan mempunyai iklim yang berbeda nyata. Pengaruh iklim dalam proses erosi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung misalnya dalam proses pelapukan, pencucian, translokasi, dan lain-lain. Sedangkan pengaruh tidak langsung terutama adalah melalui pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetasi. .Sifat hujan yang terpenting yaitu curah hujan, intensitas hujan dan distribusi hujan akan menentukan kemampuan hujan untuk menghancurkan butirbutir tanah serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Curah hujan dalam

Sayyidatun Nisa 240110100097 suatu waktu mungkin tidak menyebabkan erosi jika intensitasnya rendah. Demikian pula bila hujan dengan intensitas tinggi tetapi terjadi dalam waktu singkat. Hujan akan meninmbulkan erosi jika intensitasnya cukup tinggi dan jatuhnya dalam waktu yang relative lama. (Wani Hadi Utomo, 1989:22). Sitanala Arsyad memberikan klasifikasi intensitas hujan sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi Intensitas Hujan No. 1 2 3 4 5 6 Intensitas Hujan (mm/jam) 05 5 10 11 25 26 50 51 75 Lebih dari 75 Klasifikasi Sangat rendah Rendah Sedang Agak tinggi Tinggi Sangat tinggi

Sumber: Sitanala Arsyad (1989:73)

Menurut Wischmeier dan Smith (1958), energi kinetik hujan yang mempengaruhi erosi dapat dihitung dengan persamaan : E = 210 + 89 log I Dimana E = energi kinetik dalam metrik ton-meter/ha /cm hujan dan i adalah intensitas hujan dalam cm/jam. Sedangkan terdapat juga suatu perhitungan energi kinetik saat hujan maksimal dalam waktu 30 menit yaitu sebagai berikut. EI30 = E (I30.10-2) Dimana : EI30 = interaksi energi dengan intesitas maks. 30 menit E = energi kinetik selama periode hujan dalam metrik ton-meter/ha /cm hujan I30 adalah intensitas maksimum dalam cm/jam

Berdasarkan penelititan Lenvain (1975) dan Bols (1978) pula, diketahu hubungan antara I30 dengan curah hujan tahunan (R) yaitu : EI30 = 2,34R1,98

Sayyidatun Nisa 240110100097 Namun, bila yang tersedia data curah hujan bulanan, maka nilai erosovitas hujan bulanan (RM) dapat dihitung dengan menggunakan rumus Bols (1978) sebagai berikut : EI30 (RM) = 6,119 (Rain)m 1,21 . (days)m-0,47 . (Max.P)m 0,53 Keterangan : RM = erosivitas hujan bulanan (Rain)m = curah hujan bulanan (cm) (days)m = banyaknya hari hujan setiap bulan (Max.P)m = hujan harian maksimum (cm)

2.

Topografi Topografi yang ditampilkan oleh suatu daerah aliran sungai (DAS) akan

mempengaruhi proses berlangsungnya erosi. Menurut Chay Asdak (1995:IX-452) kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor penting untuk terjadinya erosi, karena faktor-faktor tersebut menentukan besarnya kecepatan air larian. Memperkuat pendapat di atas, Wani Hadi Utomo (1989:36) menegaskan bahwa kemiringan lereng dan panjang lereng adalah dua unsure topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Curamnya lereng akan memperbesar energi angkut air. Selain itu dengan makin miringnya lereng, maka jumlah butir-butir tanah yang dipercik ke bawah oleh tumbukan air semakin banyak. Panjang lereng dihitung dari dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik di mana air masuk kedalam pangkal aliran atau dimana kemiringan lereng berkurang sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran air berubah. Tanah dibagian bawah lereng mengalami erosi lebih besar dari pada dibagian atas lereng karena semakin kebawah, air terkumpul semakin banyak dan kecepatan aliran juga meningkat sehingga daya mengerosinya besar.

Sayyidatun Nisa 240110100097

Gambar 1. Lereng Dua titik yang berjarak 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10%. Kecuraman lereng 100% jika dinyatakan dalam bentuk derajat maka nilainya adalah 45o. Menurut Zingg (1940), cara untuk menghitung berat tanah yang tererosi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut. X = CSm Dimana : X = berat tanah terosi, C = konstanta, S= kemiringan lerang (%), m = konstanta lerang Menurutnya pula, semakin curam suatu lereng maka akan nada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu : 1. Memperbesar jumlah aliran permukaan 2. Mempercepat aliran permukaan 3. Memperbesar energi angkut aliran permukaan 4. Jumlah butir-butir tanah yang terpercik kebagian bawah lereng semakin banyak Dalam suatu lereng pula, beberapa koponen yang menjadi faktor-faktornya yaitu panjang lereng, konfigurasi kereng, dan arah lereng. Panjang Lereng Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik di mana air masuk kedalam saluran atau sungai, atau sampai

Sayyidatun Nisa 240110100097 kemiringan lereng berkurang demikian rupa sehingga kecepatan aliran air berubah. Menurut Zingg (1940) nilai besarnya erosi juga dapat dihitung dengan memperhatikan komponen panjang lereng pula yaitu dengan persamaan : X = C.S1,4L1,6 Dimana : X = besarnya erosi, C = konstanta yang besarnya tergantung kapasitas infiltrasi tanah, beberapa sifat fisik tanah , intesitas dan lamanya hujan, S = kecuraman lerang (%) dan L = panjang lereng (kaki)

Konfigurasi Lereng Lereng permukaan tanah berbentuk cembung (konvek) atau cekung (konkav). Erosi lembar lebih besar terjadi pada permukaan lereng cembung dari pada permukaan cekung. Sedangkan pada permukaan cekung cenderung terbentuk erosi alur atau parit. Lereng permukaan tanah tidak selalu seragam kecuramannya. Sehingga memungkinkan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.

Arah Lereng Di belahan bumi bagian utara lereng yang menghadap kearah selatan mengalami erosi lebih besar daripada yang menghadap ke uatara. Tanah-tanah pada lereng yang menghadap ke selatan sedikit kandungan organik dan lebih mudah terdispersi karena pengaruh sinar matahari.

3.

Vegetasi Menurut Chay Asdak, 1995:IX-452, pengaruh vegetasi pentup terhadap

erosi antara lain sebagai berikut: 1).Melalui fungsi melindungi. 2).Menurunkan kecepatan air larian. 3).Menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya, dan 4).Mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air. Vegetasi mempunyai peranan penting dan sangat berpengaruh terhadap erosi di

Sayyidatun Nisa 240110100097 suatu tempat. Dengan adanya vegetasi tanah dapat terlindung dari bahaya kerusakan tanah oleh butiran hujan (Saifudin Sarief, 1986:65). Pada dasarnya tanaman mampu mempengaruhi erosi karena adanya beberapa hal yaitu antara lain: 1) Intersepsi air hujan oleh tajuk dan adsobsi melalui energi air hujan, sehingga memperkecil erosi, 2) Pengaruh terhadap struktur tanah melalui penyebaran akar-akarnya, 3) Pengaruh terhadap limpasan permukaan, 4) Peningkatan aktifitas mikroorganisme dalam tanah, 5) Peningkatan kecepatan kehilangan air karena transpirasi (Wani Hadi Utomo,1989:36). Vegetasi juga dapat menghambat aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi, selain itu juga penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penyerapan air melalui vegetasi).

Gambar 2. Pengaruh Vegetasi Terhadap Erosi

4.

Tanah Tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda.

Kepekaan erosi tanah adalah mudah tidaknya tanah tererosi. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah antara lain : (1) Sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitasair, (2) Sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan (SitanalaArsyad,1989:96). Adapun sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah.

Sayyidatun Nisa 240110100097 Tekstur Tekstur adalah ukuran dan proporsi kelompok ukuran butir-butir primer bagian mineral tanah. Terbagi menjadi liat (clay), debu (silt) dan pasir (sand). Tanah bertekstur kasar (pasir atau pasir berkerikil) mempunyai kapasitas infiltrasi tinggi, tanah bertekstur pasir halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi cukup tinggi, akan tetapi jika terjadi aliran permukaan maka butir-butir halus akan mudah terangkat. Tanah mengadung liat dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan terjadinya aliran permukaan erosi yg tinggi.

Struktur Struktur adalah ikatan butir primer kedalam butir sekunder atau agregat. Terdapat 2 aspek struktur yang penting yaitu: 1. Sifat fisika-kimia liat 2. Adanya bahan pengikat butir-butir primer sehingga terbentuk agregat yang mantap

Bahan Organik Bahan organik berupa daun, ranting dan sebagainya yang belum hancur yang menutupi permukaan tanah merupakan pelindung tanah terhadap kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh.

Sifat Lapisan Tanah Tanah yang dalam dan permeabel kurang peka terhadap erosi daripada tanah yang permeabel tetapi dangkal.

Kesuburan Tanah Perbaikan kesuburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan memperbaiki penutupan tanah dan lebih banayak sisa tanaman yang kembali ke tanah.

Sayyidatun Nisa 240110100097 5. Manusia Kepekaan terhadap erosi selain dipengaruhi oleh faktor alam juga dipengaruhi oleh faktor manusia. Bahkan manusialah yang merupakan faktor penentu apakah tanah yang diusahakan akan merusak atau tidak berproduksi atau justru sebaliknya menjadi baik akibat pengelolaan tanah yang tepat (Sitanala Arsyad, 1989:104). Kesalahan manusia dalam mengelola lahannya akan menyebabkan intensitas erosi semakin meningkat seperti penggundulan hutan di DAS hulu sehingga menyebabkan erosi dan kerusakan tata air. Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik bagi manusia karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya, penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat mempengaruhi banjir.

Anda mungkin juga menyukai