Anda di halaman 1dari 33

BAB I LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama Umur : Ny.

Sj : 76 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat Agama Suku Pekerjaan No. RM : Ngadiwinatan RW.12 No.1282 : Islam : Jawa : Ibu Rumah Tangga : 01-18-00-00

Tanggal kunjungan puskesmas ngampilan : 09 Agustus 2012 B. Anamnesis Keluhan utama Riwayat Penyakit Sekarang : : sesak nafas

os merasakan sesak sudah sejak th 2000, merasa berat 1 bulan terakhir, sesak terutama timbul setelah beraktivitas seperti jalan kaki dan memasak. Sesak dirasakan membaik untuk duduk dan beristirahat atau tidur dengan menggunakan bantal tinggi. Keluhan lain :

batuk dahak berwarna putih busa sejak lama th 2000. tak kunjung sembuh, demam-, nyeri dada, penurunan nafsu makan-, penurunan BB -, keringat malam hari-. Riwayat Penyakit Dahulu : 1. TBC th 2000 pengobatan tuntas selama 1 tahun (dinyatakan sembuh oleh dokter) 2. Hipertensi + yang diketahui tahun ini

3. DM-, ginjal -, alergi -, asma-, merokok-. Riwayat Penyakit Keluarga : 1. Hipertensi : kakak pasien 2. Hipertensi+stroke : anak dari kakak pasien. 3. Asma, alergi, ginjal, DM disangkal.

Riwayat Personal Sosial Suami meninggal usia 70 th. Os tinggal bersama anak kedua dan cucu dari kakaknya. Kegiatan sehari-hari pasien adalah sebagai ibu rumah tangga, seperti mencuci, menyapu, memasak. Pasien tinggal dalam rumah berukuran 4x4m, ventilasi kurang, atap pendek, penerangan kurang, sanitasi kurang, kamar 2 buah, wc umum, pemukiman sempit. Hal yang paling mengganggu pikiran pasien adalah mengenai kabar anak pertamanya yang berusia 50 tahun yang tak ada berita dan tak pernah menghubungi selama 3 tahun terakhir, anak pertamanya tersebut bekerja di Jakarta berita terakhir yang pasien ketahui adalah di pabrik coklat. Terakhir pulang saat os sakit dan tak bisa melakukan kegiatan apapun. Sampai os pernah ke Jakarta ke rumah adiknya yang terakhir bersama cucunya untuk mencari tahu keberadaan dan kabar anak pertamanya, namun hal ini tidak membuahkan hasil. Sedangkan anak keduanya berusia 46 tahun, dia menderita penyakit jiwa. Os mengatakan anaknya tersebut pernah mondok di rumah sakit gracia beberapa tahun yang lalu, anaknya tersebut mengalami gangguan jiwa sejak usia 20 tahun. Kadang kumat, apabila kumat, dia mengamuk dan suka marah-marah. Namun, os mengatakan dia tidak membahayakan os dan cucunya. Pekerjaannya tidak tetap. Cucunya merupakan pencari nafkah di keluarga ini. Pekerjaannya sebagai pembuat piala. Dia memberikan uang perbulan untuk biaya makan, listrik, dan lain lain. Hubungan dengan cucu baik, akan tetapi terkadang cucu marah terutama apabila pulang kerja dan merasa capek. Cucu juga terkadang menyuruh os untuk melakukan sesuatu, saat os menolak, si cucu akan marah. Namun walau bagaimanapun, cucu pasien memiliki rasa

kasih sayang terhadap neneknya tersebut. Kadang dia membelikan sesuatu untuk nenknya saat sepulang bekerja. Ekonomi Pencari nafkah dalam keluarga ini adalah cucu pasien. Pasien biasanya mendapatkan uang kurang lebih Rp 50.000,00 per bulan ini digunakan untuk biaya listrik dan makan. Makanan yang sering dikonsumsi oleh pasien seperti contohnya adalah sayur lodeh, sayur sop, tahu, tempe. Os mengatakan tidak suka makanan yang mahal, daging-dagingan, dan ikan. Os juga mendapatkan santunan dari mushola yaitu uang Rp 20.000/bulan dan beras 2,5kg perbulan. Drai pabrik mangrove mendapatkan beras 2,5kg per bulan, dan dari pemerintah mendapatkan beras 10 kg per bulan. Os mengatakan keuangan ini dirasa kurang, akan tetapi berusaha dicukupkan dan hal tersebut bisa dilakukan. Agama Os di lingkungan sekitarnya dikenal baik, rajin beribadah dan mengikuti pengajian. Os juga sering mengikuti taraweh bersama, sholat dhuha, dan berdoa di setiap akhir sholat. C. Anamnesis Sistem Sistem syaraf pusat System respirasi : dalam batas normal : sesak, sering menggeh-menggeh, batuk.

Sistem cardiovascular : sering deg-degan Sistem Gastrointestinal Sistem Urinarius Sistem Reproduksi : dalam batas normal

: dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

Sistem Neuromuskular

Sistem integumentum : dalam batas normal

D. Pemeriksaan Fisik Kesan Umum : sedang, renta, tampak sesak, composmentis. Vital sign : TD = 170/100 mmHg saat home visit I N = 115x/m regular, isi dan tegangan cukup. RR = 26x/m

T = afebris Mata : conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, odem -/Leher : pembesaran lnn-, peningkatan jugular vein pressure -. Paru-paru : : massa-, gerakan ketertinggalan-, retraksi +. : fremitus taktil normal kanan-kiri. : sonor kanan-kiri. : ronkhi basah basal +/+, wheezing -/-. : : iktus kordis terlihat : iktus kordis teraba di SIC V agak ke kiri dari garis midclavicular

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Jantung Inspeksi Palpasi

sinistra teraba d= 3 cm. Perkusi batas jantung : 1) Kanan atas : SIC II linea para sternalis kanan :

2) Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanan 3) Kiri atas 4) Kiri bawah Auskultai : SIC II linea parasternalis kiri : SIC IV-V ke kiri linea midclavicular

: S1 murni S2 split , bising jantung-.

Abdomen

: : bentuk flat, massa-, sikatrik: peristaltic + : timpani, pekak beralih-, undulasi: nyeri tekan abdomen-, defans muscular-, nyeri tekan lepas-,

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

massa-, pembesaran-. Extremitas Sensibilitas : hangat+, odem-. : sama antara kanan-kiri

Refleks

: Extremitas atas Extremitas bawah 5-5-5-5 + +N +N

Kekuatan otot Tonus Klonus Reflek patologis Reflek fisiologis

5-5-5-5 +

E. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan Usulan pemeriksaan : Rontgen thorax dan EKG

F. Diagnosis banding Observasi dispneu DD : 1. Gagal jantung kronik dengan Hipertensi grade II 2. Atelektasis 3. Bronkitis kronik 4. Pneumonia 5. Asma 6. TBC

G. Aspek Biopsikososial Biologis Psikis Sosial Budaya : pengharapan terhadap anak pertamanya yang 3 tahun terakhir tak ada kabar ekonomi yang dirasa pas-pasan : dirasa kurang : sangat baik : baik Ekonomi : sering sesak, batuk lama.

Agama Lingkungan kurang.

: baik : kelayakan kurang, ventilasi kurang, sanitasi kurang, pencahayaan

H. Family Assesment Tools

i) Genogram Keluarga Ny. SJ 08 Agustus 2012

70 th

HT

Ny. SJ

HT, stroke.

HY 50 th
SJ

SMJ 46 th

Legend : HT : hipertensi St : stroke D : decision maker B : Bread winner

Sj : sakit jiwa

ii. Family map SMJ

SJ

Vi

iii. Family life cycle : aging family members iv. APGAR SCORE Penilaian Saya puas dengan Hampir tak pernah Kadang-kadang Hamper selalu

keluarga saya karena masing-masing anggota sudah keluarga menjalankan sesuai

kewajiban seharusnya Saya puas

dengan

keluarga saya karena dapat membantu solusi

memberikan terhadap

permasalahan saya hadapi Saya puas

yang

dengan yang keluarga untuk

kebebasan diberikan saya

mengembangkan kemampuan saya miliki Saya puas dengan yang

kehangatan/kasih sayang yang diberikan keluarga saya Saya waktu disediakan untuk kebersamaan Kriteria skor : 8-9 : fungsi keluarga sehat 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat 0-3 : sakit Pasien tergolong dalam kategori dengan fungsi keluarga kurang sehat. puas dengan yang keluarga menjalin

V. Family screem ASPEK SOSIAL SUMBER DAYA Interaksi antar pasien PATOLOGI

dengan keluarga baik Interaksi pasien dengan

masyarakat baik CULTURAL Keluarga pasien memiliki Tidak ada budaya menolong saling tolongdengan

masyarakat sekitar, pasien juga merasa nyaman lingkungannya RELIGIUS Pasien rajin sholat 5 waktu, Tidak ada dhuha, pengajian ECONOMY Mendapatkan bantuan dari Kurang mencukupi, barang mushola, pemerintah, dan berharga dirumah :TV. pabrik mangrove. Sumber penghasilan dari cucu EDUCATION Pengetahuan penyakit kurang MEDICAL Kesadaran untuk tinggi tentang Pendidikan rakyat berobat Pasien memilki KMS terakhir SD taraweh, dan di

I. Diagnosis holistic Gagal jantung kronik ec penyakit jantung hipertensi pada lansia 76 tahun dengan ekonomi kurang dengan fungsi keluarga yang kurang sehat.

J. Rencana Penatalaksanaan Kuratif Farmakologis : Pemberian kardiotonika supaya kontraksi jantung lebih efektif dan dikombinasikan dengan obat yang dapat menurunkan preload, seperti vasodilator, ACE-I, dan ARB. Non-farmakologis: posisi duduk, jangan terlalu kecapekan, istirahat cukup.

Promotif Menginformasikan kepada pasien tentang pengetahuan mengenai penyakitnya, hal-hal yang dapat memperburuk prognosis, sehingga pasien dapat ikut serta dalam penatalaksanaan penyakitnya secara mandiri.

Preventif Memberikan contoh tindakan pencegahan, seperti ; Diet dengan makanan sayur, kurangi garam, dan minyak. Olahraga teratur saat tidak dalam serangan Manajemen stress

Rehabilitatif Management stress Sering istirahat jangan terlalu capek Giatkan beribadah Selalu ingat kepada Allah, bersyukur, dan tawakal. Rutin control ke puskesmas.

BAB II PEMBAHASAN KASUS A. ANALISIS KASUS Pada pasien ini terdiagnosis sebagai gagal jantung kronik ec hypertensive heart disease. Dimana pemicu ynag dapat memperburuk keadaan adalah salah satunya tingkat stress pasien, Stress dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan cardiac output dan resistensi perifer, sehingga resistensi pembuluh darah makin besar dan hal ini akan memperburuk kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Dari anamnesis didapatkan sesak saat beraktivitas ringan, orthopneu, dan batuk berdahak putih busa yang tidak kunjung sembuh. Dari auskultasi paru-paru didapatkan ronkhi basah basal. Tekanan darah pasien juga 160/90 saat home visit yang kedua. B. HASIL KUNJUNGAN RUMAH Kunjungan rumah dilakukan selama tiga kali. Pertemuan pertama lebih menggali mengenai anamnesis tentang penyakit pasien sendiri, masalah yang mengganggu pikiran pasien dan lebih menggali ke kehidupan pribadi serta dilakukan pemeriksaan fisik. Pertemuan kedua dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki juga dilakukan edukasi dan observasi kondisi rumah. Pertemuan ketiga dilakukan edukasi dan menggali permasalahan yang dirasa kurang. i) Lokasi Alamat rumah pasien yaitu kampong ngadiwinatan RT 12 no.1282. Perumahannya padat, jarak antar rumah sangat sempit hanya bisa dilewati 1 orang, sekitar 1 meter. Jalan utama hanya bisa dilewati motor. ii) Kondisi rumah Ukuran rumah kira-kira 4x4m. Bangunan rumah memiliki dinding tembok, tidak bertingkat, dan atap yang pendek. Lantai rumah dibuat dari ubin, atap rumah dari genteng. Kerapian di dalam rumah kurang karena terdapat barang-barang yang berserakan dan terkesan kotor, seperti bantal. Terdapat kursi terbuat dari busa, tapi sudah rusak (njeblos). Kamar juga terlihat berantakan, bercampur barang-barang.

Kepemilikan barang di rumah antara lain : 1 buah kursi panjang, 1 meja, 1 televisi, 1 rak, 2 ranjang, 1 mesin jahit, dan peralatan dapur. iii) Pembagian ruangan Rumah pasie terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi. Sedangkan kamar pasien terdapat di tempat untuk lewat. iv) Pencahayaan Hanya terdapat 2 ventilasi yang terdapat di ruang tamu yaitu masing-masing berukuran kira-kira 1x0,5 m. Namun, cahaya yang masuk juga hanya sedikit karena jendela tersebut tertutupi oleh bangunan rumah sebelah yang lebih tinggi dan banyak barang yang menumpuk di sebelah jendela. Pencahayaan dari matahari dirasa kurang, tetapi pencahayaan dari lampu cukup. v) Sanitasi dasar (1) Sumber air bersih Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci berasal dari PAM. Jarak antara sumur dan septic tank sekitar 10m. (2) Jamban keluarga Pasien menggunakan kamar mandi umum yang digunakan bersama-sama dengan warga lain. Lokasinya berdekatan dengan rumah, bersih, dan terkesan mudah dibersihkan. (3) Saluran pembuangan limbah Limbah rumah tangga semua disalurkan ke kolam peresapan (4) Tempat sampah Sampah dikumpulkan di tempat sampah yang diletakkan di belakang rumah, dan setiap pagi diambil oleh petugas sampah. vi) Halaman Tidak terdapat halaman rumah vii) Kandang Tidak memiliki kandang viii) Kamar mandi

Satu kamar mandi yang digunakan bersama dengan warga lain.

C. PERANGKAT PENILAIAN KELUARGA (i) Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No Nama Kedudukan Jenis kelamin 1 S Anak kedua pasien 2 V Cucu dari P kakak pasien 3 SJ Pasien P 76 th SD Decision maker 20th SMA Pembuat piala Bread winner L 46 th SMP Tidak tetap Menderita jiwa sakit Umur Pendidikan Pekerjaan keterangan

(ii) Genogram Genogram ny. SJ dibuat pada tanggal 8 Agustus 2012. Dari genogram didapatkan bahwa kakak dan anak dari kakak pasien meninggal karena penyakit yang diderita yaitu Hipertensi dan Stroke. Sedangkan pasien tinggal serumah dengan anak yang kedua dan cucu dari kakaknya. Anak kedua ini menderita penyakit jiwa sejak usia 20 tahun dan pernah rawat inap di gracia selama 3x. Sedangkan cucu nya adalah sebagai pencari nafkah di keluarga ini. (iii)Nilai APGAR keluarga Dengan menggunakan criteria APGAR dapat didapatkan 5 fungsi pokok keluarga yang dapat mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga. Lima fungsi yang dinilai adalah : 1. Adaptasi Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam melaksanakan kewajiban masing-masing. Pada keluarga ini didapatkan skor 1, artinya kadang-kadang pasien puas, tapi kadang kecewa. 2. Kemitraan Dinilai dari kepuasan pasien dalam pemberian solusi permasalahan yang dihadapi oleh pasien. Skornya adalah 1, pasien sering bercerita

kepada anak kedua mengenai anak pertamanya, dan pasien cukup merasa lega saat bercerita, namun anaknya tidak memberikan solusi yang solutif. 3. Pertumbuhan Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan untuk mengembangkan diri. Skor disini adalah 2. 4. Kasih sayang Dinilai dari kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga. Skor disini adalah 1. Pasien merasakan kasih sayang yang diberikan oleh mereka adalah cukup, tapi masih dirasa kurang karena cucu kadang sibuk oleh kerjaan. 5. Kebersamaan Dinilai dari tingkat kebersamaan dalam membagi waktu dan ruang antar keluarga. Disini skornya adalah 2.

Total skor di rumah tangga pasien ini adalah 7, yang mana interpretasinya adalah sebagai berikut: 8-10 : fungsi keluarga sehat 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat 0-3 : fungsi keluarga yang sakit (iv) Family screem Dari alat family screem ini dapat dilihat sumber daya pasien. Secara social, budaya, agama, dan kesehatan, pasien ini termasuk memiliki sumber daya baik. Namun, dari segi ekonomi dirasakan kurang sekali, dari segi edukasi juga pasien hanya memiliki pendidikan akhir Sekolah rakyat.

D. IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi biologis dan reproduksi Pasien merupakan orang tua dari dua bersaudara. Dimana anak pertamanya sudah bekerja di Jakarta selama 3 tahun ini dan tidak ada kabar berita. Sedangkan anak keduanya tinggal serumah dan menderita

penyakit jiwa namun terkontrol. Fungsi reproduksi,pasien sudah tidak menstruasi. 2. Fungsi afektif Pasien hidup serumah dengan anak kedua dan cucu dari kakak. Tidak ada konflik dalam rumah tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa mereka sayang terhadap pasien. Namun, pasien sering ingat mengenai anak pertamanya. 3. Fungsi social Pasien dikenal baik oleh tetangganya. Seting mengikuti kegiatan di kampong, seperti pengajian, tarawih, solat duha bersama. 4. Fungsi ekonomi Pemenuhan kebutuhan keluarga bergantung pada cucunya yang bekerja sebagai pembuat piala dan bantuan dari mushola, pemerintah, dan pabrik mangrove. 5. Fungsi religi Keluarga ini menganut agama Islam. Pasien rajin menjalankan ibadah solat lima waktu dan terkadang solat sunah. 6. Fungsi pendidikan Pendidikan akhir pasien yaitu sekolah rakyat (SD) Kesimpulan : Fungsi keluarga terganggu pada kasih sayang dan ekonomi. E. IDENTIFIKASI PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU KESEHATAN KELUARGA 1. Penggunaan pelayanan kesehatan Pasien dan anaknya merupakan pasien rutin puskesmas ngampilan. Kesadaran untuk control adalah tinggi. 2. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan Keluarga pasien menggunakan kartu menuju sehat. F. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT No 1 2 Indicator Seluruh penghuni rumah tidak merokok Persalinan tenaga kesehatan Jawaban Ya Tidak

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

ASI eksklusif Imunisasi Balita ditimbang Sarapan pagi Makan buah dan sayur Ada kartu kepesertaan asuransi kesehatan Melakukan kebiasaan cuci tangan Melakukan kebiasaan gosok gigi Olahraga minimal 3x seminggu Jamban keluarga Air bersih bebas jentik

Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya

Tersedia tempat sampah di dalam dan di luar rumah Ya Sistem pembuangan air limbah Ventilasi Kepadatan Seluruh lantai di semen Ya Ya Ya Ya

Klasifikasi : Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 1-5 indikator Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 6-10 indikator Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 11-15 indikator Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban Ya antara 16-18 indikator Keluarga ini termasuk pada kategori sehat III. G. IDENTIFIKASI MASALAH KELUARGA DAN PERENCANAAN PEMBINAAN KELUARGA Penatalaksanaan pada pasien ini selain farmakologis juga penting untuk diperhatikan manajement stressnya supaya terjadi sinkronisasi sehingga terapi akan sukses. Perencanaan Terapi yang akan dilakuakn tercantum dalam table dibawah ini ;

No

Masalah dihadapi

yang Target

Pembinaan dilakukan Farmakologis

yang

Biologis : CHF dan Pasien hipertensi

digoxin,thiazide,CCB. Non farmakologis : posisi istirahat duduk, cukup,

jangan terlalu capek. 2 Pasien mengerti kurang Pasien dan keluarga mengenai Pola garam, Memberikan informasi penyakitnya, memperburuk prognosis. 3 Hal yang paling Pasien dan keluarga pikiran harapan Rajin beribadah dan berserah diri pada mengenai yang diet rendah sayuran.

penyakit yang diderita

mengganggu adalh

Allah SWT. Berpikir positive, perhatiannya alihkan kepada

terhadap anak pertama untuk bisa pulang

hal alin, seperti pergi ke masjid, mengikuti pengajian, dll. 4 Ekonomi yang kurang Pasien Perlu untuk selalu nikmat

mensyukuri

yang diberikan oleh Allah. Semua yang dimiliki hanyalah Menjelaskan di dunia titipan. bahwa

masih banyak orang

yang lebih menderita daripada pasien.

H. PELAKSANAAN PROGRAM Tanggal Kegiatan dilakukan Sambung rasa dan Pasien pengumpulan tentang pasien mempengaruhi perkembangan penyakit, anamnesis, pemeriksaan fisik, data Didapatkan beberapa perilaku yang Sasaran Hasil

keadaan yang

yang tidak sehat dan masalah psikis

dengan pola makan yang kurang tepat.

dan kelengjapan data dan menilai kondisi rumah, edukasi. Anamnesis kembali, Pasien dan anak mengeksplorasi fungsi keluarga, data, fisik, Pikiran yang paling mengganggu adalah mengenai pertamanya. anak

kelengkapan pemeriksaan

menilai factor resiko, menghadapai stressor Melibatkan dalam hidup. anak usaha

mengatasi stressor. Edukasi kelengkapan data dan Pasien Pola makan dan

mengenai

anaknya

yang menderita sakit

jiwa

I. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN HIDUP KELUARGA 1) Denah lokasi rumah

U
J l . magr ove
Rumah Ny. SJ

K H D a h l a n

Kampong ngadiwinatan

2) Denah rumah

rak Ruang tamu Tempat tidur ps

Kamar anak

Kamar cucu

dapur

J. DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA Gagal jantung kronik ec penyakit jantung hipertensi pada lansia 76 tahun dengan ekonomi kurang dengan fungsi keluarga yang kurang sehat.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Etiologi Hal-hal yang dapat menyebabkan gagal jantung diastolik yaitu : Coronary artery disease (CAD) CAD merupakan penyumbatan arteri koronaria yang menyebabkan penurunan aliran darah ke dalam otot jantung.CAD menyebabkan perlukaan pada otot jantung karena kurangnya aliran darah pada arteri koronaria atau karena kematian di berbagai area dari jantung karena serangan jantung akut sehingga melemahkan kerja otot jantung dan menyebabkan jantung tidak mampu lagi untuk memompa darah. Faktor resiko, yaitu : Merokok, Kolesterol tinggi, Diabetes, Obesitas, Riwayat keluarga mengalami CAD, Orang tua Kardiomiopati Merupakan suatu penyakit dari otot jantung.Pada kardiomiopati otot-otot jantung menjadi lemah dan hal ini dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah dengan baik. Faktor resiko kardiomiopati :Pemakai alcohol, Pemakai kokain, Penyakit infeksi, Diet kurang vitamin, Terpajan oleh racun kimia Hipertensi Biasa disebut dengan darah tinggi, yaitu merupakan peningkatan tekanan pada arteri. Jantung menjadi bekerja lebih berat untuk memompa darah dikarenakan adanya peningkatan tekanan darah, karena jantung bekerja terlalu berat lama-lama akan terjadi kelemahan pada otot-otot jantung yang mrenyebabkan terjadinya gagal jantung. Faktor resiko hipertensi :Riwayat keluarga yang mengidap hipertensi, Intake garam yang tinggi, Intake alkohol yang berlebih, Merokok Stenosis aorta Pembukaan katub aorta menyempit, hal ini menyebabkan penurunan aliran darah.Jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melewati aorta yang menyempit, hal ini menyebabkan otot-otot jantung menjadi lemah.

Faktor resiko stenosis aorta :Usia tua, Riwayat penyakit jantung rematik, Congenital bicuspid aortic valve Regugirtasi mitral Katup mitral tidak menutup dengan sempurna, hal ini menyebabkan kebocoran pada sisi jantung sebelah kiri.Peningkatan volume darah dan otot jantung yang melemah menyebabkan terjadinya gagal jantung. Faktor resiko regurgitasi mitral :Coronary artery disease (CAD), Prolaps katub mitral, Demam rematik, Infeksi pada jantung Myocarditis viral Merupakan infeksi virus pada otot jantung.Infeksi pada otot jantung mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah. Faktor resiko myocarditis viral :Terpajan oleh virus-virus tertentu Aritmia Merupakan irama jantung yang tidak teratur (irregular).Irama jantung yang tidak teratur menurunkan efektivitas jantung dalam memompa darah. Faktor resiko aritmia :Coronary artery disease (CAD), Pedisposisi genetic, Pemakaian kokain, Fungsi tiroid yang meningkat.

B. Klasifikasi 1. The American Heart Association (AHA)/American College of Cardiology (ACC) Stages of Heart Failure Klasifikasi ini lebih fokus pada progesitas dan kondisi yang memburuk dari waktu ke waktu. Sistem klasifikasi AHA/AAC berpindah dari stage yang satu ke stage yang lain berdasarkan progesivitas dari penyakit tersebut. Klasifikasi AHA/AAC : A : orang yang mempunyai resiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal

jantung tapi orang tersebut tidak mengalami kegagalan jantung atau kerusakan pada jantung. B : orang yang mempunyai kerusakan pasa jantung tapi tidak pernah menunjukkan

gejala gagal jantung, seseorang yang bisa mengalami serangan jantung

: orang dengan gejala gagal jantung yang disebabakan oleh adanya kerusakan

pada jantung, gejalanya meliputi sesak napas, mudah capek, dan ketidakmampuan dalam berolahraga. D : orang dengan gagal jantung berat dan gejala yang berat yang sulit untuk diatasi

dengan terapi yang standar.

2. The New York Heart Association (NYHA) Classification System Digunakan untuk mengklasifikasikan gejala dari penyakit jantung, termasuk gagal jantung.Gejala diklasifikasikan berdasarkan seberapa kuat kapasitas fungsional dari pasien (kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik). Pada klasifikasi NYHA, pasien bisa berpindah dari satu level ke level yang lain. Bila pasien berespon terhadap pengobatan makan klasifikasi akan menurun, sedangkan bila pasien tidak berespon pada terapi maka gejalanya akan memburuk dan stagenya akan meningkat.

Klasifikasi NYHA : o o 1 (mild) : tidak ada batasan pada aktivitas fisik, aktivitas fisik yang biasa

tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi maupun sesak napas 2 (mild) : sedikit pembatasan pada aktivitas fisik, membaik dengan

istirahat, tapi aktivitas fisik biasa dapat menimbulkan kelelahan, palpitasi dan sesak napas o 3 (moderate) : ditandai atau dibatasi dalam melakukan sktivitas fisik, membaik

dengan istirahat, namun dengan aktivitas yang sangat biasa dapat menimbulkan kelelahan, palpitasi dan sesak napas. o 4 (severe) : pembatasan yang ketat pada aktivitas fisik, selalu merasa tidak

nyaman apabila melakukan aktivitas fisik yang biasa. Gejala juga muncul pada waktu beristirahat. Bila melakukan sedikit aktivitas fisik, rasa tidak nyaman bertambah.

C. Gejala Gejala-gejala gagal jantung pada umumnya sama, baik pada penderita gagal jantung sistolik maupun gagal jantung diastolik. The heart failure society of america mengkategorikan gejala utama gagal jantung sebagai berikut :

o Fatigue (lemah) Penderita mengeluh lemah dan lelah sepanjang waktu.Hal ini disebabkan oleh karena jantung tidak memompa darah yang cukup untuk tubuh, darah terlebih dahulu memenuhi kebutuhan organ vital (jantung dan otak), organ-organ lain harus bekerja dengan jummlah darah yang seidikit. Dengan jumlah darah kaya oksigen yang sedikit menyebabkan badan menjadi lebih mudah capek. o Activities limited ( aktivitas yang terbatas) Pasien merasa susah untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. o Chest congestion (dada terasa sesak/ sesak napas) Pasien biasanya mengeluh mengalami batuk yang lama.Batuk bisa kering maupun berdahak dan bisa juga bercampur dengan darah, batuk bisa menjadi bertambah parah bila berbaring. Ketika cairan bocor menuju paru-paru, biasanya menyebabkan terjadinya batuk (merupakan cara paru-paru untuk mengeluarkan cairan dari paru). o Edema atau pembengkakan mata kaki Terjadi pembengkakan pada mata kaki, kaki, betis dan perut (asites).Hal ini disebabkann jantung tidak memompa darah secara efektif, darah dan cairan terkumpul disekitar tubuh. Adanya gaya gravitasi menyebabkan kebanyakan cairan terkumpul di kaki, mata kaki dan betis. o Shortness of breath (sesak napas) Sesak napas biasanya dirasakan setelah melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, maupun duduk tapi kadang bisa terjadi sewaktu pasien berbaring.Darah mengalir kembali dari jantung (mengalami regugirtasi).Hal ini mengakibatkan cairan bocor kedalam paru-paru, membuat pasien merasa sulit untuk bernapas.

Gejala lain yang dirasakan yaitu : o Kenaikan berat badan yang mendadak Biasanya lebih dari 2 pon dalam 1 hari atau 5 pon dalam 1 minggu.Penumpukan dari cairan yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya kenaikan berat badan yang mendadak. o Kenaikan vena jugularis pada leher o Nyeri dada

o Kenaikan detak jantung Kenaikan detak jantung merupakan mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh untuk mengimbangi kemampuan jantung dalam memompa darah yang melemah. o Kehilangan nafsu makan Cairan mengumpul di dalam hepar, hal ini menyebabkan hepar menjadi membesar dan lambung tidak dapat membesar dengan cukup.Hal ini menyebabkan pasien merasa perutnya kenyang setelah pasien makan dalam porsi yang sedikit. o Nokturia Pada siang hari darah ditarik dari ginjal untuk digunakan oleh organ dan jaringan lain, maka urine yang diproduksi menjadi sedikit. Namun ketika pasien berbaring, ginjal mendapatkan lebih banyak darah dan memproduksi urine lebih banyak.Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi bisa juga meningkatkan pengeluaran urine. Gejala dari gagal jantung pada wanita dan pria pada dasarnya sama, namun pada wanita dengan gagal jantung kronik lebih sering terjadi pembengkakan pada mata kaki (contohnya sepatu terasa sempit), sesak napas (merasa sesak ketika berbaring) dan peningkatan vena jugularis pada leher.

D. Diagnosis 1. Keluhan penderita berdasarkan tanda dan gejala klinis 2. Pemeriksaan fisik EKG untuk melihat ada tidaknya infark myocardia akut, dan guna mengkaji kompensaai sepperti hipertropi ventrikel 3. Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik pada penyakit jantung kotoner 4. Film X-ray thorak untuk melihat adanya kongesti pada paru dan pembesaran jantung 5. esho-cardiogram, gated pool imaging, dan kateterisasi arteri polmonal.utuk menyajikan data tentang fungsi jantung

E. Patofisiologi Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal.Tetapi pada gagal jantung denganmasalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi tergantung pada tiga faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload. Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot jantung. Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol. Penurunan kontraksi venterikel akan diikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohurmoral. Vasokonteriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah, sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan kontraksi jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera diatasi, peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga meknisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi istem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh jantung.Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan curah jantung pada tingkat normal atau hampir

normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pad kerj ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan berktivitas. Dengn berlanjutny gagal jantung maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif. Gagal Jantung Kiri: Kongestif paru terjadi pada venterikel kiri, karena venterikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang dapatterjadi meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (takikardi) dengan bunyi S3, kecemasan dan kegelisahan Gagal Jantung Kanan :Bila venterikel kanan gagal memompakan darah, maka yang menonjol adalah kongestif visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena jugularis (vena leher), asites (penimbunan cairan di dalam rongga peritoneal), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah

F. Terapi ACE inhibitor ACE inhibitor memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan jumlah air yang melewati ginjal, menurunkan tekanan darah. Hal ini membantu mengurangi gejala dari gagal jantung, termasuk pembengkakan pada betis dan sesak napas, memperbaiki kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan meminimalisir waktu yang dihabiskan dirumah sakit. ACE inhibitor juga sedikit demi sedikit melakukan perubahan pada jantung yang menyebabkan gagal jantung menjadi lebih buruk. ACE inhibitor bekerja lebih baik pada orang kulit putih daripada orang Afrika Amerika. Beberapa wanita tidak dapat mentoleransi efek samping dari ACE inhibitor, dan mungkin mungkin memerlukan penggantian obat yang mirip dengan ACE inhibitor yaitu Angiotensin Reseptor Blocker (ARB).

Beta-blocker Beta blocker bekerja dengan cara mengurangi denyut jantung dan mengurangi kekuatan dari setiap denut jantung, hal ini dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan pada jantung. Beta-blocker dapat mengurangi gejala, memperbaiki kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, dan dapat mengurangi progresivitas penyakit.Wanita yang mendapatkan pengobatan dengan menggunakan beta-blocker lebih sedikit masuk ke RS dan hidup lebih lama.Terdapat peringatan khusus pada wanita pengguna beta-blocker yang mempunyai riwayat asma dan penyakit paru. Diuretik Diretik atau yang biasa disebut dengan pil air, merupakan jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobari tekanan darah tinggi, gagal jantung dan penyakit lain dapat menybabkan penumpukan cairan di dalam tubuh, diuretik mengurangi jumlah air dalam tubuh dengan menstimulasi ginjal untuk mengeluarkan iar dan garam dengan cepat sebagai urine. Diuretik dapat mengurangi gejala yang disebabkan oleh penumpukan cairan seperti sesak napas dan pembengkakan pada kaki. Obat lain Selain obat-obat standar tersebut, masih banyak lagi obat yang digunakan pada berbagai jenis pasien.Obat-obat tambahan kadang diperlukan karena kadang pengobatan standar tidak cukup untuk mengontrol gagal jantung yang berat. Kadang digunakan agonis aldosteron, yaitu suatu jenis obat yang mirip dengan ACE inhibitor dan ARBs. Agonis aldosterondapat mencegah perubahan lebih lanjut pada struktur jantung pada pasien yang mengalami penurunan aliran darah jantung, mengurangi kebutuhan perawatan di rumah sakit dan memperbaiki ketahanan hidup. Seseorang dengan penyakit jantung lain, seperti penyakit arteri koroner, penyakit katub, atau atrial fibrilasi akan memakai aspirin untuk mengurangi resiko dari penggumpalan darah dan kerusakan jantung lebih lanjut yang dapat menyebabkan pemburukan pada gagal jantung.

Digitalis, merupakan obat yang dapat meningkatkan kekuatan kontraksi dari otot jantungdan menurunkan ritme jantung, merupakan obat lain yang dapat mengurangi gejala gagal jantung yang tidak respon dengan obat standar. Digitalis juga digunakan untuk mengobati pasien dengan gagal jantung dan atrial fibrilasi, gangguan irama jantung.Tetapi pemberian digitalis harus dihindari pada penderita dengan fungsi sistolik normal. Orang Afrika-Amerika yang mempunyai gejala lanjut walaupun sudah diberikan obat lain (seperti ACE inhibitor) mungkin mendapatkan keuntungan dengan pengobatan menggunakakn hydralazine dan isosorbit dinitrate. Obat ini dapat memperlebar pembuluh darah, menurnkan tekanan darah dan mengurangi tekanan pada jantung. Obat ini juga dapat digunakan pada pasien yang tidak toleransi dengan efek dari ACE inhibitor atau orang yang mempunyai masalah pada ginjal. o Perubahan gaya hidup Gagal jantung merupakan penyakit yang serius, penyakit sepanjang hidup yang dapat merubah gaya hidup penderita. Dengan pengobatan yang maksimal dan rehabilitasi gagal jantung, banyak penderita gagal jantung yang mampu kembali kepada kehidupan aktif. Keberhasilan lebih lanjut dapt diperoleh dengan membuat perubahan gaya hidup, akan lebih mudah mengontrol gejala gagal jantung. Pasien akan bisa memakan obat dengan dosis yang lebih rendah dan menghindari efek samping dari obat. Perubahan gaya hidup yang dianjurkan untuk wanita dengan gagal jantung meliputi : Diet rendah garam. Garam dapat menyebabkan penimbunan cairan ekstra seluler menjadi bertambah dalam tubuh. Membatasi jumlah cairan yang diminum untuk meminimalisir gejala gagal jantung yang disebabkan oleh penimbunan cairan (sesak napas dan bengkak) Memperhatikan berat badan dan memberitahu dokter apabila tiba-tiba didapatkan peningkatan berat badan yang tiba-tiba (merupakan tanda adanya pennumpukan cairan yang berlebihan dalam tubuh) Berolahraga untuk meningkatkan level kebugaran, mengurangi gejala, dan memperbaiki kualitas hidup.

Mengurangi berat badan apabila mengalami obesitas Berhenti merokok jika merokok Tidak meminum alkohol secara berlebihan. o Operatif

Ketika obat-obatan dan perubahan gaya hidup tidak cukup, berbagai macam alat dan prosedur dapat mengurangi gejala dan memperbaiki ketahanan hidup penderita. Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) Wanita dengan gagal jantung mengalami perubahan yang berbahaya pada ritme detak jantung.ICD adalah suatu alat yang dipasangkan di dada untuk memonitor dan bila perlu untuk memperbaiki kejadian dari ketidaknormalan ritme jantung yang serius yang dapat menimbulkan kematian mendadak.Ketika alat tersebut mendeteksi kelainan ritme jantung, pada percobaan pertama kecil, pacuan jantung energi rendah untuk mencoba mengembalikan ritme jantugn (cardioversi). Bila ritmenya mengancam jiwa, maka ICD akan mengirimkan elektrik shosk atau defibrilasi (yang dapat menimbulkan nyeri dan sangat tidak nyaman) untuk membuat ritme jantung kembali menjadi normal. Cardiac resynchronization theraphy Pada sekitar sepertiga pasien dengan gagal jantung diastolik dengan fungsi sistolik menurun dengan gejala sedang sampai berat, dua sisi jantung tidak berkontraksi secara bersamaan.Hal ini disebabkan penurunan sinyal elektrik yang mengontrol detak jantung, dan mengurangi efisiensi dari jantung dan embuat gejala gagal jantung menjadi semakin berat. Untuk membuat kedua ruang jantung bekerja bersama-sama lagi bisa dilaksanakan cardiac resymchronization theraphy (CRT), merupakan tipe spesial dari pacemaker yang disebut sebagai biventrikular pacemaker yang ditanam dalam dada.Tidak seperti pacemaker normal, biventrikulae pacemaker mengirim sinyal elektrik ke kedua bilik jantung untuk meyakinkan bahwa keduanya berkontraksi secara normal.

CRT

membantu

kerja

jantung

menjadi

lebih

efisien.Memperbaiki

kemampuan untuk berolahraga dan melakukan pekerjaan sehari-hari, meningkatkan kualitas hidup, dan membantu untuk bertahan hidup lebih lama. Pengobatan gagal jantung khusus Kebanyakan penderita gagal jantung diastolik memberikan respon yang baik kepada terapi medis dan prosedur dasar dan bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan kualitas hidup yang baik.Bagaimanapun di beberapa kasus, kemampuan jantung memompa darahtidak membaik dengan pengobatan dan memburuk dengan cepat.Biasanya pasien mempunyai gejala sesak yang bisa timbul pada saat istirahat, menghalangi untuk melakukan aktivitas biasanya dan membutuhkan mondok dirumah sakit yang lebih sering. Pada pasien ini pengobatan berfokus pada managemen retensi cairan untuk mengurangi gejala, sering dengan cara menaikkan dosis dari diuretik dan obat lain. Mereka mungkin menerima pengobatan lebih dari 4 (obat inotropik) yang dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung.Suplai oksigen dapat membantu

mengkompensasi ketidakmampuan untuk mendistribusikan oksigen secara efisien. Pengobatan terkhir yang dapat dilakukan bila tidak berespon dengan terapi yang lain adalah transplantasi jantung, walaupun hal ini hanya tersedia untuk sekitar 2500 pasien di USA per tahun. Left ventrikular assist device, merupakan alat yang ditanam dapat membantu pemompaan darah secara makanik, bisa digunakan ketika pasien menunggu dilakukan transplantasi.

G. Prognosis Mengobati kondisi tertentu yang menyebabkan gagal jantung mungkin dapat menstabilkan jantung, dan pada beberapa kasus, jantung dapat kembali keukuran dan kekuatan yang normal.Pasien harus selalu meminum obat secara teratur walaupun gagal jantung sudah teratasi.Walaupun sudah minum obat gejala gagal jantung bisa kembali dan pengobatan tambahan mungkin diperlukan. Di kebanyakan kasus, gagal jantung merupakan penyakit yang akan mengikuti penderita sepanjang hidupnya, dan membutuhkan pengawasan dengan cardiologist maupun

dokter umum. Pengobatan dapat mengurangi gejala dan jantung berevolusi menjadi lebih baik, banyak yang berumur panjang, menjalani hidup setelah didiagnosis gagal jantung.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta : Binarupa Aksara. pp: 1- 404. 2. Ghanie.A, 2006. Gagal jantung kronik. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi Jakarta. FKUI 3. Makmun L.H. 2010. Peran beta bloker dan ACE inhibitor pada gagal jantung.Dalam naskah lengkap penyakit dalam. FKUI 4. Kusumawidjaja. Patologi. Jakarta: FKUI 1996. pp: 110 16. 5. S. Silbernagl, F. Lang. 2007. Patofisiologi. Jakarta : EGC. pp: 176-249. 6. Joesoef, H. Andang; Setianti, Budhi. 2003. Hipertensi Sekunder. In: Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : FK UI. 7. Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology : From Cells to System. Alih bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC. 8. Cutler, Jeffrey A., et al. . 2008. Trends in Hypertension Prevalence, Awareness, Treatment, and Control Rates in United States Adults Between 1988 1994 and 1999 2004.http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/52/5/818. 9. Hermawan, Guntur. 2008. BED SIDE TEACHING. Surakarta : Kesuma

Anda mungkin juga menyukai