Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Radiologi dalam Diagnosis Osteoartritis Abstak Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan

kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA. Prevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Pasien OA biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat dirasakan terus menerus sehingga sangat mengganggu mobilitas pasien. Kata Kunci : Osteoartritis, Diagnosis, Radiografis Kasus : Pasien wanita, usia 83 tahun, datang di poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri dibagian lutut kanan sejak 4 hari sebelumnya. Pasien merasa kedua lutut juga bengkak. Riwayat hipertensi, penyakit jantung dan DM disangkal. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan KU: baik, CM, Vital Sign : T : 130/80 mmHg, S : 37,5C, BB: 60Kg, N : 88x/menit, R : 19x/menit , TB: 165cm , : Kepala/leher dbn, Thorax dbn, Abdomen, Inspeksi : Distended, DS (-), DC (-), Palpasi normal, ekstremitas : pada genue dextra dan sinistra, ditemukan tanda pembengkakan. Diagnosis : Osteoartritis Pemeriksaan Radiologi pada Articulatio Genu dextra et sinistra : Osteoporotik systema tulang kedua articulation genue, tampak lesi opaq proyeksi soft tissue poplitea genue dextra, tampak spur formation patella, joint space menyempit, kesan : menyokong OA kedua articulation genue, peritendritis calcarea genue dextra.

Supel, DM (-), nyeri tekan (-), massa (-), Perkusi : Thympani , Auskultasi : Bising usus (+)

Diskusi : Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi dan adanya formasi tulang baru. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena OA. Paling berat akan menyerang sendi yang menahan berat badan seperti panggul, lutut dan tumit, serta sendi-sendi pada jari. Berdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi dua, yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik, yaitu OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan local pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasarkan oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolic, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama. Osteoarthritis primer lebih sering ditemukan disbanding OA sekunder. Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses ketuaan yang tidak dapat dihindari. Para pakar berpendapat bahwa OA ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolism kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas. Jejas mekanis dan kimia diduga merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago didalam cairan synovial sendi yang mengakibatkan terjadinya inflamasi sendi, kerusakan khandrosit dan nyeri. OA dutandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matrik makromolekul oleh khandrosit sebagai kompensasi perbaikan. OA terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodeling tulang dan inflamasi cairan sendi. Diagnosis OA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis. Pada sebagian besar kasus, radiografi pada sendi yang terkena osteoarthritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostic yang lebih canggih. Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah : Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang menanggung beban) Peningkatan densitas tulang subkandral Kista tulang, osteofit pinggir sendi dan perubahan struktur anatomi sendi

Semakin besar beban yang diterima semakin sempit celahnya, tulang menjadi parotik, korpus menjadi lebih pipih, pada korpus tumbuh penulangan baru (osteofit), bisa berupa lipping (

menjauhi diskus kearah korpus), spurformation ( kearah diskus seperti taji ayam ), bridging antara osteofit yang satu dengan yang lain. Hasil pemeriksaan laboratorium OA biasanya dalam batas normal, kecuali untuk OA generalisata yang harus dibedakan dengan osteoarthritis peradangan. Pada OA yang disertai peradangan, dimungkinkan viskositas menurun, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan dan peningkatan protein. Kesimpulan : Pemeriksaan radiologis pada pasien yang diduga dengan diagnosis osteoartritis sangatlah membantu, gambaran radiologis yang diberikan dapat membantu penegakan pasti diagnosis OA selain ditambahkan dengan beberapa gambaran klinis dan faktor resiko, seperti pada kasus ini dimana seorang wanita berusia 83 tahun, merasakan nyeri lutut dan terdapat pembengkakan dilutut. Referensi : Ghozali M, Rusdy : 2007. Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Pres. Yogyakarta Patel, Pradip R : 2007. Lecture Notes Radiologi. Edisi Kedua. Erlangga Medical Series Erlangga. Jakarta Soeroso, Jaewono, dkk : 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan FK UI. Jakarta ( Jilid II osteoarthritis hal 1195-1202 ) Penulis : Fatkhur Ruli M Q, Bagian Ilmu Radiologi, RSUD Saras Husada Purworejo, Jawa Tengah,2013

Anda mungkin juga menyukai