Anda di halaman 1dari 2

Perpustakaan Universitas Indonesia >> Laporan Penelitian Dikti

Studi pembuatan briket dari sampah plastik dan organik sebagai bahan bakar alternatif dan solusi reduksi sampah di Kota Surabaya.
Edy Wiyono
Deskripsi Dokumen: http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=133292&lokasi=lokal

-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak permasalahan lingkungan. Komponen sampah yang dominan adalah plastik dan sampah organik. Di kota besar seperti Surabaya sampah plastik mencapai 265 ton/hari, sampah organik mencapai 494 ton/hari. Sampah plastik mempunyai nilai kalori mencapai 8800 kalori/gram dan sampah organik mencapai 4500 kalori/gram (Listyanawati, 2008). Data tersebut menggambarkan potensi yang besar sebagai bahan baku briket. Disisi lain bahan bakar alternatif sangat dibutuhkan mengingat cadangan minyak semakin habis. Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama diketahui bahwa Potensi sampah segar Kota Surabaya yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan briket rata-rata sebesar 1281,29 ton/hari dengan komponen sampah organik sebesar 53,59% dan sampah plastik sebesar 15,44%. Deposit sampah yang ada di TPA Benowo untuk komponen organik mencapai 61,29% atau setara dengan 399.364 ton, sedangkan komponen plastik mencapai 19,72% atau setara dengan 128.495 ton. Sampah plastik dan sampah organik tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket. Komposisi briket yang dianggap layak adalah komposisi dengan kadar arang sampah oganik tidak melebihi 20% dengan ukuran butiran disarankan dipilih ukuran paling kecil yaitu 40 mesh untuk mempermudah proses penyalaan briket. Jika kegiatan pembuatan briket dijadikan kegiatan produksi masal maka total sampah segar yang dapat direduksi adalah sebesar 1257,22 ton/hari dengan pengurangan anggaran pengelolaan sampah sebesar 56,09 miliar/tahun, deposit sampah yang bisa dikurangi adalah sebesar 2.916.360 m3 sehingga bisa menghemat kebutuhan lahan sebesar 16,2 ha atau setara dengan 81,01 miliar. Potensi nilai carbon credit dari hasil pengelolaan lingkungan adalah sebesar Rp. 29.127.000,pertahun. Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kelayakan penggunaan briket sampah plastik dan organik sebagai energi alternatif ditinjau dari aspek ekonomis dan aspek kesehatan. Oleh sebab itu penelitian lanjutan di tahun kedua dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan produksi masal briket dari sampah plastik dan organik ditinjau dari aspek ekonomis dan kesehatan. Tujuan dari penelitian tahun kedua adalah 1. Mengetahui kelayakan ekonomis kegiatan pembuatan briket dari sampah plastik dan organik dengan parameter kelayakan ekonomis yang ditinjau adalah : Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), Break Event Point (BEP). 2. Mengetahui kandungan/senyawa berbahaya yang terkandung dalam asap briket pada waktu pembakaran 3. Mengkaji dampak penggunaan briket terhadap kesehatan manusia. Sampel sampah akan diambil dari Lahan Pembuangan Akhir sampah di Kota Surabaya. Dalam penelitian ini akan dilakukan variasi yaitu : sampah plastik campuran (jenis Polyethilene, Polypropilene dan High Density Poly Ethylene) dicampur dengan arang sampah organik sebagai pengisi sedangkan perekatnya adalah lem. Komposisi komponen sampah plastik dan arang

sampah organik akan divariasikan. Sebagai acuan adalah Permen ESDM No 47/2006 tentang Standar Kualitas Briket dan Kepmen LH No13/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

Anda mungkin juga menyukai