Anda di halaman 1dari 2

Perang Libya, Kematian OBL dan Harga Minyak Dunia

Libya merupakan salah satu kawasan yang menjadi pemasok minyak mentah dunia yang cukup besar. Dapat dilihat dari persentasenya yakni sekitar 30% kebutuhan kebutuhan minyaj dunia. Jadi apabila terjadi krisis minyak di Libya, maka akan sangat mempengaruhi harga minyak dunia. Sekarang ini telah terjadi gejolak di Libya, dimana tentara sekutu terus melancarkan serangan ke wilayah Libya. Kini selain Amerika Serikat, Prancis dan Inggris, Italia pun ikut melakukan serangan udara ke kawasan ini yang tujuannya untuk melumpuhkan keuatan militer dari Presiden Moammar Gaddafi. Kecaman terhadap serangan yang dianggap sepihak ini mulai bermunculan. Tidak hanya dari negara-negara sekitar Libya, Timur Tengah atau negara Afrika lainnya bahkan warga Amerika pun turut mengkritik aksi militer yang dinilai tidak perlu karena menyebabkan banyak kerugian. Namun Gaddafi sendiri sudah menegaskan bahwa ia akan melakukan serangan berlanjut karena ia menilai serangan yang dilakukan tentara sekutu merupakan serangan yang tidak beralasan. Dampak kemelut di Libya ini tidak hanya menyebabkan kerugian bagi rakyat sipil Libya saja, melainkan berdampak juga pada dunia. Pasalnya seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Libya memasok sekitar 30% pasokan minyak mentah dunia, akan mengakibatkan pasokan minyak terganggu, dimana sebelumnya harga pangan juga melonjak karena perubahan iklim global. Hal ini mengakibatkan angka kemiskinan di dunia akan meningkat. Perang Libya dikhawatirkan dapat mempengaruhi harga mentah minyak dunia hingga mencapai level tertinggi, yaitu US$ 140 per barel seperti yang pernah terjadi pada tahun 2008. Pada 30 April 2011, harga minyak sudah sampai di angka US$ 114 per barel. Angka ini dikhawatirkan akan terus meningkat karena pemimpin Libya Moammar Gaddafi bersumpah akan terjadi perang panjang saat sekutu melakukan serangan militer pada negara yang tergabung dalam OPEC tersebut. Selain itu perang ini juga dikhawatirkan akan menghentikan produksi minyak mentah dunia sebesar 1,6 juta barel per hari. Disamping perang Libya, bencana alam tsunami yang terjadi di Jepang dan Radiasi yang terjadi sebagai dampak tsunami Jepang di PLTN Fukushima, Jepang juga sedikit mempengaruhi harga minyak dunia. Dengan meningkatnya pasar modal beberapa waktu lalu, seiring sikap optimis Jepang memperbaiki kondisi radiasi yang terjadi, para analisis menyatakan permintaan energi di negara ekonomi terbesar ketiga ini akan menurun dan bertahan pada batas di atas harga minyak. Namun jika Jepang gagal dalam hal ini maka penggunaan energi di Jepang akan beralih dari nuklir menjadi minyak yang juga akan mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia. Permintaan yang besar terhadap minyak dunia tentu harus diimbangi dengan kenaikan harga. Kabar lainnya yang menyangkut harga minyak dunia adalah mengenai kematian pemimpin jaringan Al Qaeda Osama Bin Laden. Tewasnya Osama yang diumumkan oleh presiden AS Obama pada Minggu malam waktu setempat melalui konfrensi pers kepada seluruh masyarakat AS. Kematian Obama mengakibatkan menguatnya Dollar AS terhadap Poundsterling dan Euro. Selain itu, tewasnya Osama memangkas harga minyak dan emas pada senin 2 Mei 2011. Harga minyak turun lebih dari 3%, sekitar US$ 4 per barel. Namun

penurunan ini kan berumur pendek jika pasokan minyak dari Libya masih terganggu. Minyak mentah untuk pengiriman Juni turun US$ 4,22 menjadi serendah US$ 121,67 per barel. Penurunan itu terjadi karena adanya pengurangan premi risiko yang walaupun terbilang kecil. Tidak hanya minyak mentah saja yang mengalami penurunan, spot emas turun menjadi hampir US$ 1.540 per troy ounce setelah sebelumnya mencapai rekor tinggi baru US$ 1.575,79. Kemudian harga perak jatuh 10% ini merupakan penurunan yang paling signifikan sejak akhir 2008. Hal ini meningkatkan marjin untuk perdagangan berjangka. Perak ditawarkan US$ 45,00 per troy ounce. Kematian Bin Laden akan menyediakan setidaknya beberapa bantuan sementara untuk tekanan pad harga komoditas secara umum. Selepas dari penurunan harga minyak yang diprediksikan hanya sesaat itu, konsumsi minyak dunia oleh para konsumen, khususnya pengguna kendaraan bermotor pun semakin meningkat. Bagaimana tidak, di Indonesia saja peningkatan penjulan bahan bakar jenis premium semakin meningkat dari hari ke hari. Selain itu harga bahan bakar berjenis Pertamax semakin melambng harganya sehingga membuat penduduk tingkat menengah ke bawah tidak sanggup untuk membelinya. Selain itu, peningkatan konsumsi bahan bakar juga terjadi akibat peningkatan penjualan kendaraan bermotor khususnya mobil pada beberapa produsen mobil. Maka apa yang harus dilakukan? Tidak hanya pemerintah yang harus bersususah payah untuk menekan harga minyak dunia. Melainkan seluruh penduduk juga harus ikut serta dalam upaya menekan harga minyak dunia. Selama masih terjadi perang di Libya, kerusuhan di Timur Tengah dan krisis energi di Jepang, kita harus mampu menghemat penggunaan bahan bakar. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan dan cara ini sudah banyak disarankan bahkan dimuat dalam mediamedia umum. Kita juga berdoa agar perang Libya, kerusuhan Timur Tengah dan krisis energi Jepang cepat berakhir sehingga krisis minyak dunia dapat diantisipasi.

Anda mungkin juga menyukai